"Oh gitu ya kak, memang apa sih sampai kakak terkagum?", tanya Sofia ingin tahu, sifatnya yang kepo memang tak pernah hilang dan ya dia gampang sekali akrab walaupun dengan orang baru.
"Ini Nona, teman saya menunjukkan desain gaunnya yang telah jadi dijahit. Modelnya bagus membuat saya kagum begitu" jawab Sersi agak kaku, dia enggan memberitahu tadinya tapi sepertinya Nona Muda lebih bersahabat dan lebih friendly ketimbang pria diktator itu.
"Oh,masa sih? Boleh aku liat tidak? Aku ingin melihatnya, secantik apakah gaun itu?".
"Emm, boleh ini Nona.." Sersi pun menyerahkan ponselnya pada Nona Muda Sofia, menunjukkan foto gaun yang dikirimkan dari Cindy.
Dan terpampang lah gaun berwarna putih dan perpaduan warna ungu muda dengan berbagai hiasan lain yang mengkilap di gaun tersebut, membuat gaun ini terlihat cantik. Desainnya yang unik ini membuat Sofia juga terkagum dengan gaun ini, modelnya yang mengekspos punggung dan mengekspos bahu membuat gaun ini sempurna. Karena bagian yang mengekspos bahu dan punggung ada kain tipis yang transparan namun tetap elegan jika dipakai.
"Wah memang bagus ini, teman kakak desainer ya. Belum ada yang buat desain gaun seperti ini loh kak, bisa jadi gaun limited edition kalau disini bisa laku dengan harga mahal ini" ucap Sofia pada Sersi setelah melihat foto gaun tersebut.
"Teman saya bukan desainer Nona, dia hanya suka membuat desain-desain baju kala dia bosan."
"Oh, tapi ini bagus sekali. Teman kakak dimana, apa dia tinggal disini juga?".
"Tidak Nona, Cindy teman saya tinggal di Sicilia." jawab Sersi dengan sopan mengambil kembali ponselnya yang disodorkan Sofia.
"Oh begitu ya kak, hmm teman kakak hebat ya. Pasti gambar - gambar desainnya banyak dan bagus".
"Iya Nona, memang desain Cindy semuanya unik dan elegan" jawab Sersi tersenyum.
Setelahnya mereka Sersi dan Sofia, tak lagi mengobrol. Di sepanjang perjalanan menuju mansion diisi dengan keheningan karena kesibukan masing - masing. Sofia sedang bertukar pesan dengan temannya dan Sersi melihat ke arah luar jendela melihat gedung - gedung yang dia lalui.
Hari ini sebenarnya dia sudah rencana jika pulang sore hari nanti, dia akan pulang lebih awal dari kantor dan akan pulang ke apartemen untuk bermalas - malasan. Badannya terasa lelah dengan aktivitas hari ini, selain melakukan pekerjaannya yang menumpuk. Juga dia lelah menahan rasa kesal yang secara tiba - tiba suka datang.
Tak lama kemudian sekitar satu jam perjalanan dari Portland ke mansion tempat tinggal keluarga Rudwig, mereka Sofia dan Sersi telah sampai ke sana. Seketika Sersi kaget ketika dia memasuki perumahan elit di London ini, terlihat dari deretan rumah - rumah mewah yang berjejer disini. Rumahnya sangat besar dan bagus.
'Ternyata orang kaya rumahnya mewah besar begini', batin Sersi berucap ketika melihat rumah-rumah yang dia lewati sebelum masuk ke mansion keluarga Rudwig.
Dan Sersi tercengang kembali ketika dia berhenti di halaman rumah, dan melihat rumah mewah bak istana yang ternyata mansion keluarga Rudwig. Rumah paling luas dan besar, dari rumah rumah yang lain.
'Rumahnya besar sekali, sekaya itukah pria diktator itu' batinnya bersuara lagi.
"Silahkan Nona, sudah sampai" ucap Clark ketika pintu mobil sudah dia buka.
"Iya, terima kasih Clark" jawab Sofia.
Sofia pun turun bareng dengan Sersi, namun Sersi turun dari pintu yang lain tidak mengikuti Sofia. Dia tidak enak, dia hanya karyawan tidak sopan jika turun melalui pintu kiri yang dibukakan supir. Dia tidak ingin besar hati, jadi dia keluar dari sisi pintu lain.
Sersi berjalan ke arah bagasi mobil untuk mengambil tasnya, pada saat dia akan membuka pintu bagasi. Belum dia sentuh knopnya, bagasi sudah terbuka dengan sendirinya maka dari itu Sersi diam dan agak menjauh karena jika tidak bagasi itu akan mengenai badannya.
"Bagasinya otomatis Nona Sersi, saya bukakan dari sini dengan tombol. Biar saya bantu bawakan ke dalam" ucap Clark sudah berada di samping mobil hendak membawakan tasnya.
"Oh pantesan aku tidak tahu, eh jangan. Biar aku saja sendiri yang bawa, terima kasih Clark. Aku bawa sendiri saja".
"Baiklah Nona, jika anda ingin bawa sendiri" memberikan tas hitam itu ke Sersi.
Sersi pun membawa tasnya dan menggendongnya, menghampiri Sofia yang masih berdiri disana menatap fokus pada aipednya. Ketika dia berhasil menghampirinya Sofia, akhirnya mereka berdua pun masuk ke dalam mansion itu dan disambut oleh penjaga rumah karyawan kepercayaan Alden dan Alex yakni Marcus. Ketika sudah berada di depan pintu rumah mewah itu.
"Selamat Malam Nona Muda, dan Nona Sersi silahkan" ucap Marcus tersenyum ramah, dan mempersilahkan masuk tuan dan tamunya.
"Makasih pak, ayo kak!" jawab Sofia lalu kemudian mengajak Sersi masuk ke rumahnya.
"Iya Nona".
__________
Alexander yang sekarang sedang diperjalanan menuju Jepang juga tengah mempersiapkan strategi yang dirancang untuk membantu peperangan Jirosama yang akan dimulai besok malam.
Sesudah Alex menitipkan Sofia dan Sersi kepada Clark untuk menjaganya dan mengantarnya pulang, dia menelpon Samuel untuk menjemputnya dan langsung berangkat ke Jepang menaiki pesawat pribadinya.
"Samuel, Pierro bagaimana senjata baru kita dari Vierry. Dia mengirimkan berapa banyak?" tanya Alex pada kedua anak buahnya.
"Tuan Vierry mengirimkan amunisi rudal, laras panjang dan pistol. Ada total 2000 pcs senjata yang harus kita sebar Tuan." jawab Samuel.
"Iya Tuan, saya menyuruh Ken untuk mengedarkannya. Untuk menggantikan saya sementara ketika saya mengikuti peperangan nanti Tuan". Jawab Pierro.
"Baiklah, pastikan kerja Ken benar. Aku tidak mau sampai meninggalkan jejak sedikitpun".
"Iya Tuan, saya akan memberitahunya dan mengingatkannya pada Ken supaya hati - hati." Jawab Pierro lagi.
******
"Hai Tuan Alexander Rudwig yang terhormat. Ternyata kau datang ke negeraku, sungguh kehormatan yang besar!" ucap Jirosama pada Alex yang tak lain adalah temannya.
"Bagaimana dengan perencanaan perangmu besok malam? Kau sudah buat strategi yang bagus, dimana tempat perang itu terjadi?"
"Aku sudah membuat strategi dengan para anak buahku, tapi mungkin kita bisa berdiskusi kembali. Siapa tahu idemu lebih memungkinkan untuk memenangkan perang" jawab Jirosama tersenyum dan mengambil secangkir teh kemudian meminumnya.
"Peperangan akan kita lakukan di Kamakura kota pantai selatan Tokyo, lokasi disana cukup luas dan sepi untuk peperangan. Namun mungkin warga akan terkena imbas perang antar klanku nanti".
"Kamakura.. populasi disana sangat sedikit bukan. Kita jangan melakukan perang di dekat pemukiman, ubah lokasi agak jauh dari pemukiman dan mencari lokasi yang banyak terdapat pohon pohon kelapa yang akan berfungsi nantinya untuk strategi perangmu besok malam." tutur Alex mengutarakan pendapatnya.
"Hmm menurutmu strategi yang harus kita lakukan bagaimana?", tanya Jirosama penasaran pada ide misterius Alex ini.
Alexander pun hanya tersenyum, dan mengambil gelas kosong lalu menuangkan wine dan menenggaknya tandas.
"Kita lihat saja, bagaimana aku akan beraksi nanti!" jawab Alex pada Jirosama.
*******
Matahari terbit di langit Jepang, mengeluarkan sinar orange yang menerangi seluruh permukaan langit. Semua pasukan perang Jirosama dan pasukan Alex yang diboyong kemarin malam dari London membuat tempat kediaman Jirosama dipenuhi dengan lautan manusia yang akan siap berperang untuk nanti malam.
Kini mereka sedang mempersiapkan segala sesuatunya untuk nanti malam supaya lebih akurat dan mematangkan strategi yang akan mereka jalankan dipeperangan nanti. Jirosama dan Alexander yang turut serta berkumpul dibarisan paling depan, menyuarakan kobaran semangat perjuangan yang akan dilakukan nanti malam.
"Kita akan berperang nanti malam dengan strategi yang sudah kita persiapkan sejak awal, berjuanglah dengan sepenuh tenaga. Tidak mengenal lelah, dan jangan menyerah tetap hajar lawan sampai titik darah penghabisan. Kalahkan, kapak hitam!!" ucap lantang Jirosama pada seluruh pasukannya.
"Ya berjuang penuh, hidup Naga Emas." Jawab serempak seluruh pasukan Jirosama dan Alexander.
"Hidup Naga Emas".
Sisi gelap Alexander terasa hidup kembali, suasana ini baru kali ini lagi dia merasakan dirinya terasa kuat dan tak terkalahkan. Alexander sudah memakai kostum dan atribut perangnya yang lengkap melekat di seluruh tubuhnya, tak lupa juga topeng yang selalu dia gunakan dari dulu.
Alexander selalu bertindak rapih dan tanpa menunjukkan wajahnya. Identitasnya dia rahasiakan sampai sekarang, sehingga sindikit jaringan hitam tidak mengetahui bahwa Alexanderlah sang 'Pembunuh Hitam Senyap' itu. Karena Alex selalu memakai topeng ketika diberikan tugas oleh atasannya.
"Ayo kita berangkat ke medan perang, kita persiapkan diri untuk menghadapi peperangan nanti. Berangkat sekarang!!" perintah Jirosama kepada seluruh pasukan yang berjumlah ratusan orang tersebut.
"Siap berangkat semuanya!!" saut Kaze sekretaris perusahaan Jirosama sekaligus bodyguard setianya.
Akhirnya Jirosama, Alexander, Kaze, Samuel, dan Pierro juga seluruh pasukan yang ada mulai menaiki kendaraan mereka menuju tempat dimana peperangan tersebut akan terjadi. Deru mesin mobil saling bersahutan ketika mereka mulai melajukan kendaraannya. Suasana yang dipenuhi semangat ini membuat mereka percaya diri akan kemenangan mereka, tapi mereka tidak menyangka bahwa dipeperangan nanti akan terjadi kejutan yang mereka tidak sangka-sangka.
Sebab itulah sang 'Pembunuh Hitam Senyap Misterius' yang tak lain adalah Alexander, menyiapkan strategi cadangan karena telah mengetahui strategi rahasia musuh temannya itu.
******
Selang 2 jam perjalanan, pasukan perang dari pihak Jirosama telah sampai ke pantai Kamakura. Dan terlihatlah klan kapak hitam telah lebih dulu disana dan sudah berkumpul menunggu kedatangan sang Naga Emas.
Seluruh pasukan dibawah pimpinan Jirosama, mereka mulai menuruni kendaraan dan berjalan mendekati klan kapak hitam untuk perang adu kekuatan. Dibarisan paling depan Jirosama berdiri dengan sambil memegang pedang samurai ditangan sebelah kiri dan pistol ditangan sebelah kanan, disampingnya didampingi Kaze sang bodyguard yang bersiap siaga melindungi tuannya jika ada bahaya datang menjadi garda terdepan.
Sedangkan pria bertopeng yang memakai kostum perang sedemikian lengkap, disisi kiri dan kanan terdapat Samuel dan Pierro yang sudah siap siaga memegang pistol ditangannya masing - masing. Sedangkan Alexander mengandalkan senjata kebanggaannya yakni pistol glock dan pedang kecil sepanjang 20cm peninggalan sang kakek dulu.
"Jirosama!! Sudah sampai disini masa kejayaan Naga Emasmu, klanku lebih kuat dari klanmu. Kau akan mati ditanganku Jirosamaaa!!" teriak pimpinan klan kapak hitam.
Dia adalah Eren, yang merupakan saudara sepupunya sendiri. Karena iri dengan kekuasaan saudaranya, membuat Eren gelap mata sampai mengkhianati klan Naga Emas dan membangun klan kapak hitam untuk memusuhi klan Naga Emas.
"Kau jangan dulu berbangga hati Eren, lebih baik kita jangan sampai berperang. Kita bersaudara, kau hanya digelapkan oleh rasa irimu atas kekuasaanku. Kau terlalu gegabah Eren, aku menghormati orangtuamu" ucap Jirosama pada saudara sepupunya itu mencoba berbaik hati, karena bagaimanapun dia tetap saudara sepupunya sesusu pula. Makanya Jirosama menghormati kedua orangtua Eren.
"Persetan dengan omonganmu!! Seharusnya ibuku tidak usah mengurusmu, aku ingin menjadi orang nomor satu yang terkuat diwilayah negaraku. Bukan hanya jadi orang yang tidak terlihat, ataupun jadi yang kedua. Kau selalu mendapatkan yang lebih dariku, dan kau merenggut semuanya dariku Jirosama!! Matilah kau, majuu!!", ucap Eren mengepalkan tangan, lalu memerintah anak buahnya untuk maju mulai menyerang pasukan Jirosama.
Jirosama yang melihat pasukan Eren mulai menyerang, memerintahkan pasukannya pun untuk maju dan mulai menyerang.
"Semuanya serangg!!" Teriak Jirosama kemudian ikut maju ke depan menerjang musuh, terutama Eren. Dia berhadapan langsung menghadapi Eren yang tak lain adalah saudaranya sendiri.
Suara teriakan orang orang yang sedang berkelahi dan suara tembakan pistol yang saling bersahutan, membuat malam ini menjadi begitu mencekam di Kamakura. Suara itu sampai terdengar oleh penduduk sana, yang membuat suasana disana menjadi ketar ketir.
Jirosama membabad musuh dengan sangat cekatan sekali tebas menyayat dada dan perut musuh, Eren sudah terkena pedang samurai Jirosama namun dia masih tetap bertahan untuk menghadapi saudaranya itu. Dirinya dipenuhi ambisi dan emosi yang ingin melenyapkan sang Naga Emas tersebut.
Sedangkan Alexander, mengalahkan musuh dengan sangat cepat. Tangannya dengan lihai menusuk dan melukai musuh dengan cepat ke arah dada dan leher, membuat musuh terkapar dan kemudian tidak bergerak lagi. Sudah puluhan orang dia lumpuhkan dengan mudah, hingga Alexander tiba - tiba..
"Tyson, sekarang!!!" Teriak Alexander memerintah Tyson dari alat komunikasi yang mereka pakai ditelinga oleh pasukan Alexander.
Dan dari kejauhan terdengar suara ledakan mengarah ke tempat pasukan klan kapak hitam, sebuah peluru meriam melesat ke tempat kubu lawan dan terjadilah ledakan besar. Awan hitam pun membumbung ke atas langit, sesaat setelah ledakan terjadi.
Membuat orang - orang yang akan bersiap menembakkan rudal ke arah pasukan Jirosama yang sedang saling berkelahi, mati duluan di tempat karena kejelian sang pembunuh hitam senyap. Sebuah strategi rahasia Eren, yang akan merudal pasukan Jirosama oleh orang-orangnya yang bersembunyi dibalik batuan batuan besar yang ada dipantai kamakura.
Namun rencana itu pupus sudah, karena Alexander lebih dulu memerintah Tyson untuk menembakkan meriam. Manusia pun berjatuhan meninggal ditempat akibat peperangan, tembakan dan ledakan yang saling dilontarkan oleh kedua kubu. Namun kembali lagi kepada Jirosam dan Eren yang masih saja saling beradu kekuatan dengan tanpa henti.
Dua duanya sudah saling sama sama terluka, Eren sudah terluka banyak. Terlihat banyak luka sayatan di dada, perut, tangan dan pahanya akibat serangan dari pedang Samurai Jirosama. Sedangkan Jirosama terkena sayatan yang cukup besar di bagian punggungnya, namun tidak mengurangi semangatnya dalam menghadapi lawan.
"Eren, sudahilah peperangan kita. Kau sudah terluka banyak, aku tak ingin membunuhmu. Biarlah kita berdamai, asalkan kau berubah dan kita akan sama - sama menjadi orang yang akan disegani dinegara ini" ucap Jirosama saling berhadapan dengan Eren, dengan posisi menahan pedang Eren yang diarahkan kepadanya.
"Hahahaaaa kau pengecut Jirosama, ayo kita berlomba siapa yang akan lebih dulu mati. Aku atau dirimu yang akan mati duluan, orang yang akan disegani hanya aku seorang. Tidak denganmu! Hiaaah!!!".
Eren pun menyerang Jirosama kembali dengan membabi buta, mereka saling memukul, saling mengayunkan pedang, dan saling adu jurus kemampuan beladiri mereka. Gerakan mereka terlihat sama dan seimbang, karena memang mereka adalah murid satu angkatan dan memiliki guru beladiri yang sama.
Namun, karena Eren menyerang tanpa perhitungan dan dengan diringi emosi yang menggelapkan pikirannya. Membuat gerakannya terbaca oleh Jirosama, sehingga Jirosama dapat mengenali titik lemah Eren. Jirosama pun melompat dengan cantik diudara dengan ringan, dan mengayunkan pedangnya ke arah Eren. Pedangnya tepat menusuk ke punggung Eren, dan terdengarlah teriakan pilu Eren disertai darah yang mengucur deras dari luka punggungnya yang menganga lebar.
"AKKKKHHH" teriakan Eren menggema, ekspresinya melotot ketika pedang Jirosama berhasil menancap sempurna dipunggungnya.
Hingga detik kemudian, Eren mulai kehilangan kesadaran sekarat terkapar lemah, lalu tewas seketika karena kehabisan darah yang terus saja keluar.
"Maafkan aku Bibi Fengyue, Eren yang memulainya. Aku tidak bisa membuat klan menjadi terpecah belah, biarkan Eren menemanimu disurga sana. Maafkan aku!" ucap Jirosama pelan diiringi sedih melihat mayat Eren dibawah sana yang mengenaskan.
Dan seluruh pasukan kapak hitam berhenti melakukan penyerangan ketika melihat pemimpin mereka telah ditaklukkan. Hingga mereka pun pergi darisana, menghentikan peperangan dan bersumpah tidak akan melakukan perlawanan pada Klan Naga Emas. Maka kemenangan berpihak pada Jirosama, Klan Naga Emas yang hebat itu terdapat Alexander yang berada dibalik layar yang selalu satu langkah lebih maju dari musuh.
Alexander berdiri dengan gagah dari kejauhan melihat momen Jirosama membunuh saudara sepupunya sendiri oleh tangannya, dan Alexander merasa puas strateginya berhasil mengalahkan kubu lawan. Malam ini lumayan membuatnya menggebu, dirinya yang sudah lama tidak berjibaku dengan perang merasa dirinya lebih baik sekarang.
Kemenangan Naga Emas pun membuat riuh ramai pasukan, membanggakan sang pemimpinnya yang hebat. Mereka pun kembali ke kediaman Jirosama sesaat setelah perang usai sebelum kepolisian sampai ke tempat kejadian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments