16. Moment Pulang Kampung

Hari yang ditunggu said dan Tyas pun tiba, mereka berencana lahiran di kampung orang tua Tyas. Karena Tyas akan lebih merasa nyaman jika dekat dengan ibunya sendiri. Namun bukan berarti dia lupa akan mertuanya.

"Yank nanti malam kita USG ya? Aku Uda gak sabar lihat si adek di dalam" dengan wajah cerita Tyas mengatakan keinginannya pada suaminya.

"Emang gak cape yank? Mas si mau aja, tapi apa gak besok aja?" Tolak said halus. Dia hanya ingin istrinya lebih fit, karena mereka baru sampai jam 10 pagi.

"Kan Uda istrahat tadi mas? Yah. Kamu disini cuma ada waktu 6 hari lagi, jangan nyia-nyiain waktu" rengek Tyas pada suaminya.

"Iya iya? Ya Uda telepon bang Kris dulu kamu, biar kita ada yang nemenin. Kan mereka yang tahu tempatnya" usul said.

Kris adalah Abang ketiga dari Tyas, sudah lama menikah dengan seorang janda kembang, namun belum dikaruniai anak, hingga pada akhirnya mereka mengadopsi seorang anak perempuan. Namun begitu keluarga mereka tidak pernah membeda-bedakan. Hilda istri Kris juga menyayangi putri angkatnya seperti putrinya sendiri.

Tiba dihalaman klinik bersalin, Said menemani istrinya masuk kedalam. Lalu disusul dengan Hilda dan Kris dibelakangnya.

Mereka disambut oleh resepsionis, dan mengisi formulir. Akhirnya mereka menunggu sebentar sesuai dengan antrian. Tidak lama nama Tyas dipanggil.

Tyas berjalan lalu membuka pintu ruangan lalu berbaring di kasur pasien. Lalu dokter memberikan gel dingin keperut Tyas, dia kaget saat gel menyentuh kulitnya.

"Wahhhh anak pertama ya buk?" Ucap sang dokter pria.

"Iya dok?" Jawab Tyas dengan senyuman.

"Anaknya lincah ya buk? Kita lihat keseluruhannya dulu ya buk.. ehmm Alhamdulillah semuanya lengkap tanpa kurang suatu apapun ya buk.  Kita kebagian otak ya buk. Alhamdulillah sangat baik buk, semoga jadi anak yang cerdas ya? Plasentanya bagus, air ketuban juga bagus, posisi juga bagus. Oke.. sekarang kita lihat wajahnya lebih dekat ya buk? Wah lebih mirip ke ayahnya ni kayaknya buk?" Tutur dokter tersebut satu persatu.

"Ehmm jenis kelaminnya apa ya dok" ucap said penasaran.

"Oh iya lupa? Ehmm insyaallah perempuan pak, semoga pemeriksaan saya tidak salah." Dokter membalas dengan kata yang sangat lembut.

"Alhamdulillah. Yes yes" ucap said didalam ruangan, sehingga membuat semuanya tertawa.

"Memang minta perempuan ya pak?" Tanya dokter kembali pada said.

"Iya pak memang pengennya perempuan dulu" ucap said penuh semangat.

"Baik kalau begitu, saya resepkan vitaminnya ya buk, pak" ucap kembali sang dokter.

Setelah mereka selesai USG, Mereka memutuskan untuk pergi ke cafe tempat biasa Tyas nongkrong sama temannya waktu masih kerja di toko. Biarpun murah tapi rasa gak murahan. Begitulah dia memberikan nilai tempat favoritnya.

"Enak kan mas?. Ini itu tempat favorit aku mas," ucap Tyas dengan mulut yang masih mengunyah makanan.

"Iya yank? Pinter kamu cari tempat kalau sol makanan. " Jawab Tyas menimpali pertanyaan istrinya.

"Tapi aku masih heran mas? Sering makan jajan tapi bobot gak naik. Eh Uda nikah Mala begini" kini mulut Tyas sudah mengerucut.

"Tapi kamu tambah cantik Lo yank? Aku Mala lebih suka yang sekarang" puji said untuk istrinya.

"Ya kamu kan memang sukanya sama yang bahenol kaya Riska " Rajuk Tyas.

"Nah kan mulai...." Jawab said.

Lalu mereka saling diam dan menikmati pesanan masing-masing. Said tidak ingin mlawan ucapan istrinya karena takut terjadi salah paham. Sementara Tyas juga tidak ingin banyak curiga, karena takut membuat said bosan.

Setelah selesai makan, mereka berbincang-bincang sambil menikmati suasana orang yang berlalu-lalang.

"Mas besok kita kerumah ibuk ya?" Tyas membuyarkan lamunan suaminya.

"Kita kan baru sampai dirumah mamak yank? Emang kamu gak ada capeknya, 2 jam Lo yank kalau naik motor." Khawatir said pada istrinya.

" Kamu gak lama Lo mas disini?  Mau kapan lagi coba, setelah kamu pulang, aku sendiri harus dirumah mamak sampai melahirkan kan, aku cuma gak mau lupa orang tua mas. Orangtua kamu itu juga kan orang tua aku" sanggah Tyas kekeh.

"Ya Sudah terserah kamu baiknya gimana? Mas ngikut aja" balas said.

"Enak ya mas kalau dikampung begini. Berasa plong gitu dadanya. Hilang gitu kesalnya, capeknya, dartingnya" Tyas merasa lega dengan keadaannya yang sekarang.

Said yang mendengar penuturan istrinya diam membisu tidak berani menjawab perkataan istrinya. Dia masih merasa bersalah dengan apa yang terjadi oleh Tyas istrinya.

Heeeemmmm huuuuuu said mengeluarkan nafasnya kasar.

"Kenapa mas?" Tanya Tyas yang sudah memperhatikan suaminya.

"Gak apa-apa yank, mas cuma merasa gagal buat nyenangin kamu" mata said berkaca-kaca saat berkata pada istrinya.

Tyas tidak tahan dengan perkataan suaminya langsung membuang muka.

"Uda yuk pulang. Mas ini lebay? Jangan drama disini, gak enak. Yuk lah Uda malam juga kan" ucap Tyas. Dia berucap dengan kata yang sedikit meledek agar suasana tidak terlalu tegang.

Karena baginya sudah cukup dia merasakan ketegangan saat hidup berdampingan dengan kakak iparnya faedah.

"Ya Uda yuk? Dipakai dulu jaketnya yank? Dingin." Said memakaikan jaket untuk istrinya.

"Makasih mas" ucap Tyas tersenyum.

Said hanya mengangguk dan memberikan senyum termanisnya.

Mereka pulang dengan laju santai, karena Tyas ingin menikmati suasana malam di daerahnya.  Pohon dipinggir jalan yang sengaja ditanam terasa lebih indah karena dihiasi lampu disepanjang jalan.Tyas memeluk suaminya dari belakang dengan erat, lalu sesekali said melihat lkebelakang demi melihat wajah manis istrinya, dan sesekali mengelus lembut lutut istrinya. Siapa sangka hal kecil tersebut justru membuat hati Tyas terenyu.

"Ih senyum-senyum, baper ni?" Ledek said dari arah depan.

"Ih apaan si mas, kePDan kamu mas." Bantah Tyas, sambil mengerucutkan bibirnya.

"Ohhh awas kalau sudah sampai rumah, mas makan kamu yank? Laper mas ni lihat bibir sayank begitu" goda said.

Tyas yang mendengar langsung menutup mulutnya rapat-rapat.

"Mesum banget ini" kini Tyas sudah mencubit pinggang suaminya. Said justru merasa geli dengan cubitan Tyas.

"Yank entar kita jatuh, ih kamu ni." Said berusaha mencekal tangan istrinya.

Sungguh momen yang paling indah semenjak mereka menikah. Mereka seperti baru terlahir kedunia dan menghirup udara segar. Selama menikah Tyas belum pernah merasakan moment ini, ya walaupun hal kecil, namun jika hati tidak dalam keadaan tertekan, maka hal positif pasti datang.

"Eh mas ingat gak kamu, malam pertama ketemu karung goni" Tyas mengingatkan malam pertama mereka.

"Ingatlah yank! Gara-gara gagal malam pertama jadinya ketemu si parmen, pake karung goni lagi"  ucap said dengan nada jengkel.

"Hahah" tawa Tyas dari arah jok motor belakang"Eh temen kamu si Dikia pa kabar dia ya mas, sama cewek togel" ingat Tyas kejadian lama.

"Kabarnya dia gak dapat nomor tu cewek yank? Jadi bayar taruhan dia sama si Yudi" jawab said.

"Hahahaha, lagian agresif banget dia mas? Sama kayak kamu" ledek Tyas kembali.

"Aku bukan agresif yank?" Sanggah said.

"Terus apa!" Jawab Tyas.

"Mesum. soalnya kalau aku mesum, wajahmu juga keliatan mesum" ucap said tanpa dosa.

"Enak aja bilang mesum!!" Tolak Tyas.

"Iyalah kan ayank sering gak tahan" goda said pada istrinya.

"Apaan sih."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!