"Oh itu punyaku. Sini, aku susah dapatinnya ni" ucap Diki sambil mengambil kertas ditangan Tyas.
Tyas hanya menaikkan satu alisnya, memandang aneh ke arah Diki teman dari suaminya.
"LAAAAA apaan ni, diprank aku." Gerutu Diki kesal.
Dengan cepat said memungut kertas yang sengaja dibuang temannya. Tidak berapa lama said tertawa besar sambil memukul bahu temannya.
"Kenapa si mas, minta nomor tog*l darimana si, nomornya aneh" ucap Tyas bingung.
Said yang masih tertawa mencoba menjelaskan.
"Gini Lo yank, si Diki naksir cewek, pekerja juga di Indomaret. Dari awal datang sampai akhir ngerayu aja kerjanya, pakek maksa pulak dia minta nomor cewek itu. Gak taunya yang dikasih kayak gitu" lagi lagi said gak bisa menahan tawanya.
Diki spontan menoyor kepala said.
"Coba lihat." Ucap Yudi salah satu teman said yang juga ikut menginap.
[0452 coba buka CD anda. Nomor togel sudah tertera]
"Hahahaha kau agresif kali, coba kutengok CDmu, pake nomor rupannya" ucap Yudi.
"Kalian tengok besok ya?" Ucap Diki percaya diri.
Itulah Diki Dimana terlihat ada wanita cantik, maka dengan percaya diri dia merasa akan cepat diterima. Beda lagi dengan Yudi yang pembawaannya sedikit lebih tenang dan tidak banyak bicara.
Malam itu pun mereka akhiri dengan beristirahat, walaupun dalam hati masing-masing menyimpan sesuatu yang mungkin orang lain tidak ketahui.
----------------
05:30 Tyas bangun dari tidurnya. Lalu ia memandangi wajah suaminya yang masih terlelap, dia masih belum menyangka bisa berjodoh dengan orang yang sangat sempurna di hatinya. Dia beranjak turun lalu membantu keluarga yang sedang menyiapkan sarapan. Didapur benar-benar sibuk dengan kegiatan masing-masing, yang disiapkan juga tidak kalah banyak seperti acara resepsi. Karena keluarga said akan pamit pulang pagi itu juga, belum lagi adat di daerah khas Sumatera selesai resepsi ada acara pembubaran panitia, dan memasak makanan 2 jenis. 1 makanan yang sudah pasti ada seperti Bubur Sum-Sum (Bubur sum-sum diharuskan ada selesai acara resepsi) dan yang kedua makanan berkuah segar, seperti bakso, mie SOP, soto, atau mie ayam. Yang nantinya akan dibagikan kepada orang yang ikut membantu acara resepsi tersebut.
"Yas, yuk bantu hidangin makanan ke ruang tamu, biar pada sarapan semua. Keluarga said juga mumpung sudah pada bangun dan mandi. " Ucap Surti ibu dari Tyas.
"Iya Mak?" (Mamak itu ibu. Disumatera juga banyak memanggil sebutan Ibuk dengan kata mamak)
Sembari menghidangkan makanan mertuanya juga terus melirik ke arah Tyas sambil tersenyum, Tyas juga masih belum percaya bahwa ibunya said merestui hubungan mereka. Padahal sebelumnya dia orang yang pertama menentang hubungan tersebut. Karena ia tidak mau membuat Riska kecewa.
(Yang pengen tahu Riska siapa? Ada di novel sebelumnya. Judulnya :PERNIKAHAN DASAR CINTA)
Setelah acara resepsi drumah Tyas selesai, kini harus disibukkan kembali di acara rumah mertua. Karena kami sama-sama bersuku Jawa, jadi adatnya setelah acara resepsi dirumah wanita selesai maka sepasarnya acara dirumah pria. (Sepasar maksudnya sepekan, tapi biasanya hanya berjarak 5 hari saja).
"Yankkeperluan Uda selesai semua kan?" Tanya said pada istrinya.
"Uda mas..?? Tinggal mandinya aja" jawab Tyas pada suaminya.
"Ehmm yank? Kamu masih PMS" tanya said setengah berbisik.
Tyas yang mendengarnya hanya menganggukkan kepala, lalu terlihat wajah kecewa di wajah suaminya.
Tidak ada lagi pembicaraan di antara mereka karena disibukkan dengan kesibukan masing-masing.
Kemudian mobil rentalan dan satu bus sedang melaju ke rumah said. Jarak tempuhnya lumayan memakan waktu, karena lokasi rumah said sedikit jauh dari kota. Untuk masuk ke lokasi rumahnya harus lebih dulu melewati perkebunan kelapa sawit milik salah satu pejabat di Indonesia, Yaitu Abu Rizal Bakrie.
Setelah sampai di kediaman said mereka pun disambut hangat oleh keluarga pria. Segala hidangan dijamukan, mereka dilayani dengan sangat baik.
Acara yang sangat dinantikan oleh Tyas dan said, Namun ada hal mengganjal yang membuat hati Tyas terasa sakit.
Saat itu Tyas bertemu dengan Faedah, istri dari bang Bandi. Bang Bandi adalah Abang kandung dari said, jadi statusnya ipar, jadi Tyas dan Faedah posisinya sama-sama sebagai menantu.
"Buk yuk ke tempat tetangga sebelah sana liat kolam pancing. Biar gak suntuk disini." Ucap kak faedah ramah. Karena memang dia juga salah satu orang yang paling berjasa dalam hubungan Tyas dan said. (Faedah memanggil Tyas dengan sebutan Ibuk, maksudnya untuk mengisyaratkan panggilan anaknya terhadap dia).
"Jauh gak kak? Mamak asam uratnya masih belum sembuh, jadi gak bisa jauh-jauh" tanya Tyas kepada faedah.
"Gak? Tu samping rumah? Cuma nyebrangi lahan yang banyak ditumbuhi rumput, tapi rumputnya pendek kok buk? Yuk" ajak faedah kembali.
Akhirnya Tyas serta ibu dan kakaknya mengikuti arah kaki faedah melangkah.
Tidak berapa lama faedah berhenti disalah satu gubuk tempat kolam pemancingan tersebut.
"Oh ya nek? Kok si Yani sama si Iyan buru-buru banget pulangnya? Harusnya kalau kesini kan lebih seru lagi" pancing faedah kebada ibu Tyas.
"Iya anaknya yang 1 kan Uda kelas 6, katanya mengejar waktu ujian yang tidak lama lagi" jawab ibu Tyas.
"Aku sebenarnya bingung dengan sikapnya Yani Nek, Uda di tinggal main judi terus, eh belum lagi narkobanya" kini faedah berucap yang tidak perlu diberitahukan.
Saat itu juga wajah ibu Tyas berubah .
"Oh ya buk, katanya Ibuk juga Uda cerai sama suami ya buk, gara-gara narkoba juga ya" tanya faedah kepada Mira kakak Tyas.
Kini wajah Tyas semangkin tegang dengan ucapan faedah. Belum lagi Mira yang sudah melirik kearahnya dengan sorot mata yang tajam. Tyas hanya bisa menggeleng kearah kakaknya Mira.
"Maaf ya buk? Kemaren waktu acara resepsi, tetangga Ibuk sempat cerita tentang rumahtangga Ibuk" sambung kak faedah kembali.
"Gak papa kak? Lagian emang bener ceritanya, sebenarnya kalau narkoba mungkin aku bisa maafin dan mencoba untuk merubah, tapi kesalahan dia yang lain yang buat aku melangkah mundur". Ucap Mira tanpa penyesalan.
"Apa itu buk" tanya faedah penasaran.
(Kenapa kak faedah berubah gini, biasanya dia selalu nutupin kesalahan. Ini Mala bongkar aib kakak kandungku. Sekarang Mala ungkit rumah tangga kak Mira. Kenapa sekarang baru ketahuan sifat aslinya) bathin Tyas.
"Judi dan juga main perempuan" jawab Mira tegas.
"Ya Allah buk, kirain aku aja yang punya sakit hati kayak gini " kembali faedah memancing permasalahan.
"Maksudnya" ucap Surti ibu Tyas.
"Aku buk pernah hampir cerai sama ayahnya anak-anak, ya bisa dibilang kasusnya sebelas duabelas lah sama mantan suaminya Ibuk, ( sapaan buat Mira, yang mengisyaratkan panggilan untuk anaknya).
Surti langsung melirik kearah wajah anaknya Tyas dengan tatapan khawatir.
"Mak? Uda mau ashar yuk kesana lagi, gak enak kalau kelamaan. Soalnya tadi kata ibuknya mas said. Kami harus nyambut tamu" ajak Tyas kepada ibu dan kakaknya Mira.
Karna Tyas tidak mau melihat keluarganya khawatir dengannya.
(Astaghfirullah.. aib suami saja dibuka apalagi denganku nanti yang akan menjadi iparnya). Bathin Tyas kembali, ada sedikit kecemasan diwajah Tyas.
Akhirnya mereka kembali ke rumah said. Acara berlangsung dengan lancar, hanya saja wajah Nana Kakak said yang nomor dua terlihat sangat tidak bersahabat.
Waktu itu didalam kamar Tyas mencoba bercerita dengan suaminya said.
"Mas? Kayaknya kak Nana gak suka sama aku, wajahnya itu Lo hampir gak pernah senyum, takut aku jadinya" keluh Tyas kepada suaminya.
"Kak Nana memang orangnya serem, tapi kalau Uda dekat, kamu nanti bisa nilai sendiri. Gak usah memikirkan yang belum tentu kebenarannya." Said berucap sembari membuka kemeja yang melekat di tubuhnya, sehingga meninggalkan kaus tanpa lengan yang membentuk tubuhnya.
"Tapi kak faedah bilang Kak Nana itu orang yang kurang bersahabat dengan dia." Kini kekhawatiran Tyas tidak dapat dipendam. Bahkan kata yang harusnya dia sembunyikan malah jadi keceplosan.
"Yank?? Aku sudah lama tinggal dengan kakak kandung dan Abang kandungku sendiri. Aku juga bisa membedakan dan merasakan mana yang tulus, tapi aku gak pernah menjelekkan kejelekan seseorang. Nanti sayang bisa membedakan ya sendiri" ucap said menasehati sambil mencium pucuk kepala istrinya.
"Tapi ada satu hal yang aku gak suka dari kak faedah, dia berani membuka aib kak Yani dan bang ian langsung ke mamak dan kak Mira, aku cuma gak mau mamak khawatir, dia punya penyakit lambung. Jika ada pikiran yang menggangu itu bisa langsung kambuh" kini Tyas berucap dengan airmata yang tidak bisa ditahan.
"Tenang? Kita bisa melewatiny" said masih mencoba menenangkan istrinya. Walaupun didalam hatinya ia tidak terima dengan kelakuan kakak iparnya.
"Uda gitu yang buat aku gak nyaman lagi dekat sama dia, dia berani menceritakan aib suaminya didepan mamak dan juga kak Mira. Mungkin kalau kami orang lain dia boleh bercerita, tapi apa dia gak sadar kalau aku, anak dari orang yang dia ajak cerita juga menantu dirumah suaminya!" Kini Tyas teramat kesal dengan apa yang sudah terjad.
"Id, Yas? Boleh masuk? Kakak mau ambil selimut dulu." Suara dari balik pintu kamar yang mengejutkan mereka.
"Iya kak boleh? Gak dikunci" jawab said.
Setelahnya kak nanalangsung masuk sesekali sepasang netranya melirik ke arah Tyas yang berpura-pura membersihkan wajahnya.
"Yas, kalau susah bersihkan wajahnya, Ntar kakak ambilin pembersih wajah kakak, tapi kakak Antar selimut dulu ke orangtuamu. Tadi kakak lupa siapinnya" ucap Nana sambil mengambil beberapa selimut dengan matanya yang terus memperhatikan wajah Tyas.
"Oh iya boleh juga kak, agak susah memang ini. Tebel banget makeupnya. Sampek mataku perih gini" Tyas menimpali ucapan kakak iparnya dengan berbohong.
[Sedikit flasback ke cerita yang ada sangkut pautnya sama cerita ini. Sebelumnya ada di cerita PERNIKAHAN DASAR CINTA. Yang mana Tyas salah satu anak perantau dari sumatera ke Riau, dan diriau dia tinggal bersama kakaknya yang bernama Yani dan iparnya yang bernama Ian. Dan kebetulan rumahnya satu dusun dengan Faedah dan Bandi abang dan ipar dari said. Disanalah said dan Tyas bertemu dan melewati lika-liku bersama).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments