#3

Musim ke musim berganti, Uzumaki Ryuzi di rawat dan di besarkan oleh Mien dan Sam.

Ryuzi pun di latih bela diri dan belajar memainkan pedang oleh kedua pengasuh nya.

Saat ini usia Ryuzi sudah 10 tahun, namun dia sudah pandai memainkan pedang. Walaupun saat ini pedang yang di gunakan hanya terbuat dari bilah bambu yang di runcingkan.

Mien ataupun Sam belum memberi nya pedang sungguhan, karena ia masih berlatih dan belajar menguasai permainan bela diri.

Karena ketekunan dan kepandaian Ryuzi bermain pedang, Mien pun memutuskan untuk mengganti nama gadis itu menjadi Aiko Kensei, dengan harapan suatu saat Aiko akan menjadi pendekar wanita yang tangguh dan terkenal dengan kemampuan menggunakan pedang.

Selain karena itu, alasan utama Mien mengganti nama Ryuzi menjadi Aiko yakni untuk menghapus nama Uzumaki. Demi menghilangkan jejak Uzumaki dari Hiroshi yang kemungkinan tau masih ada keturunan Uzumaki Masuzi yang masih hidup.

Pasal nya sebagian pengikut Uzumaki ada yang menjadi budak Hiroshi. Tak menutup kemungkinan salah satu dari mereka akan menceritakan anak mendiang Uzumaki Masuzi. Apalagi mereka sudah menjadi pekhianat bagi kaum Uzumaki.

Ryuzi sendiri tak keberatan, ia dengan senang hati mengubur nama asli dan mengganti dengan nama Aiko Kensei demi terwujud nya cita-cita nya selama ini untuk membalaskan dendam kematian kedua orang tua nya.

Aiko memang masih terbilang anak-anak, namun dia di dewasakan oleh keadaan dan peristiwa pahit yang selama ini membekas dalam ingatan. Hingga ambisi balas dendam pun muncul begitu saja tanpa dorongan dari Mien ataupun Sam.

Di sebuah lahan kosong tak jauh dari rumah Sam, Aiko berlatih dengan serius. Sebuah pedang bambu di tangan di mainkan dengan sangat lihai oleh nya dengan gerakan-gerakan yang cepat ia nampak cekatan.

Sam dan Mien duduk melihat aksi Aiko, sesekali ada senyum bangga di sudut bibir mereka berdua, melihat anak didikan nya tumbuh menjadi gadis cantik dan pandai bermain pedang.

'' Lihat dia semakin cekatan saja, tak sia-sia aku mengajarkan nya selama ini. Mungkin karena darah Tuan Uzumaki yang mengalir di dalam tubuh gadis itu yang memang seorang ahli memainkan pedang, '' ucap Mien sembari memandangi Aiko yang tengah berlatih, sesekali Mien melirik Sam saat bicara dan menyunggingkan senyum lebar.

'' Kau mengajarkan Aiko bela diri agar dia bisa membalaskan dendam atas kematian orang tua nya ? '' selidik Sam berfikir seperti itu saat mendengar nama Uzumaki kembali.

Mien yang tadi nya asyik memandangi Aiko pun seketika menatap lekat mata Sam, hingga kedua mata mereka beradu . Mien tak mengerti dengan jalan fikiran pria di hadapan nya. Tentu membuat Sam gelagapan karena tatapan Mien yang menusuk.

'' Du-dugaan ku pasti salah, maaf aku tak bermaksud apa-apa. '' Sam menggaruk kepala dan membuang pandangan nya dengan kikuk.

'' Memang yang kamu katakan itu salah. Aku ajarkan Aiko bela diri agar kelak dia bisa menjaga diri nya sendiri karena suatu saat nanti aku ataupun kau pasti akan pergi dari dunia ini, '' Mien kini nampak berkaca-kaca namun wanita itu tak pernah sekalipun meloloskan air mata nya jatuh.

Mien merasa harus menjadi contoh untuk Aiko, menjadi pribadi yang kuat tanpa ada air mata lagi yang jatuh, cukup saat ketika Aiko di tinggalkan orang tua ia menangis, saat ini dan seterus nya Aiko harus bisa menjadi wanita yang tangguh. Itu lah harapan Mien.

Sam hanya manggut-manggut tanda mengerti maksud dari Mien. Namun tetap saja naluri nya berkata jika Aiko menyimpan rasa dendam yang mendalam, terlihat saat ia berlatih dengan serius seakan ada rasa yang mendorong nya untuk bangkit dari keterpurukan. Ada energi yang kuat untuk membuatnya menguasai semua teknik bela diri dan memainkan pedang.

Lambat laun Sam akan menemukan jawaban, karena memang firasat pria itu benar ada nya.

'' Aiko... '' sahut seseorang yang baru muncul.

Aiko menghentikan gerakan nya sesaat ia menoleh ke arah anak laki-laki yang memanggil nama nya.

Daichi nama anak laki-laki itu, dia teman Aiko usia nya lima tahun lebih tua dari Aiko.

Daichi sahabat Aiko satu-satu nya di tempat tinggal nya. Bersama Daichi ia sering berlatih bela diri dan mengasah kemampuan mereka berdua dengan berduel. Meski pun Aiko jauh lebih muda dari nya namun Aiko pernah beberapa kali memenangkan duel di antara mereka.

Kini Daichi tepat di hadapan nya, dengan nafas masih terengah-engah setelah berlarian dari rumah menuju rumah Aiko.

'' Aku punya kabar bagus, ada sebuah perguruan yang mengajarkan ilmu bela diri, perguruan ini sangat sedang ramai di kalangan orang-orang. Kata mereka murid yang belajar di sana hebat-hebat ilmu bela dirinya, '' ucap Daichi.

'' Benarkah ? Apa kau akan belajar di sana ? '' tanya Aiko mulai tertarik, ia menancapkan pedang kayu di atas tanah.

'' Tentu saja, tapi sayang kau tak akan bisa ikut kesana karena perguruan itu khusus untuk anak laki-laki berusia 15 tahun, '' terang Daichi.

'' Kalau begitu kau membawa berita buruk untuk ku. '' Secepat kilat Aiko menarik pedang bambu nya dan menodongkan ujung pedang itu tepat di leher Daichi. Tatapan Aiko sangat tajam, Daichi sedikt kesulitan menelan saliva karena ujung bambu itu mencekat pergerakan tenggorokan nya.

'' Hei ada apa dengan kalian, '' Mien menghampiri mereka berdua, Aiko pun perlahan menurunkan pedang nya kembali dan Daichi menghela nafas panjang.

'' Dia bilang ada perguruan bagus, tapi perguruan itu khusus untuk anak seusia nya, dan hanya laki-laki yang di perbolehkan masuk ke perguruan itu, '' jelas Aiko.

'' Lalu apa masalah nya hingga kau marah pada Daichi ? '' tanya Mien heran.

'' Aku ingin masuk ke perguruan itu nanti jika usiaku sudah lima belas tahun, '' tegas Aiko membuat kedua orang di hadapan nya membulatkan mata karena terkejut.

Bagaimana bisa dia belajar ke sana sedang dia sendiri anak perempuan bukan anak laki-laki. Mien menggeleng-gelengkan kepala nya.

Sementara Sam yang mendengarkan percakapan mereka semakin yakin dengan dugaan nya, ada sebuah ambisi yang mendorong gadis itu untuk melakukan suatu hal, tak perduli apapun rintangan ia akan bertekad untuk mewujudkan keinginan nya itu.

'' Tapi kau,, '' belum sempat Mien berucap Sam menahan perkataan nya dengan menepuk pundak wanita itu.

'' Aiko bisa kesana nanti, tapi tunggu sampai umurmu cukup dulu, '' ujar Sam.

'' Benarkah Sam ? '' mata Aiko berbinar bahagia mendengar perkataan Sam, ya Aiko memang terbiasa memanggil nama nya secara langsung tanpa embel-embel paman karena ia sering kali mendengar Mien memanggil Sam, dan Sam pun tak keberatan justru itu akan membuat nya tak canggung.

'' Tentu saja, aku janji , '' ucap Sam kali ini membuat Mien dan Daichi terkejut sementara Aiko kegirangan.

Mien manatap tajam Sam, semakin tak mengerti bisa-bisa nya pria ini berjanji pada Aiko. Mien tak ingin Sam mengecewakan gadis itu nanti nya. Sam sendiri sudah punya rencana untuk Aiko, hanya tinggal menunggu waktu saja.

'' Kau pergi lah lebih dulu, nanti kau harus menjemput dan mengajak ku kesana, '' ucap Aiko.

'' Ba-baiklah, nanti saat aku pulang, aku pastikan bisa mengalahkan mu saat berduel, '' kekeh Daichi langsung pergi karena tak ingin Aiko kembali berulah dengan pedang nya.

'' Pergilah dasar pengecut, '' Aiko terkekeh seraya memutar-mutar pedang di tangan bak mainan tali.

Terpopuler

Comments

Ali B.U

Ali B.U

mulai menarik

2022-09-23

2

Author yang kece dong

Author yang kece dong

Semangat kak Keanu 💪

2022-07-17

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!