Bab 11

Hiroshi sangat murka melihat satu selir nya terbunuh di rumah nya sendiri. Semenjak kejadian itu Hiroshi mulai memperketat penjagaan di sekitar wilayah kekuasaan nya.

Dia pun menyelidiki identitas si pembunuh misterius itu. Hiroshi yakin jika orang itu bukanlah orang sembarangan, bahkan tak ada jejak yang tertinggal di sana selain beberapa lempeng shiruka yang di gunakan untuk membantai penjaga dan selir nya.

Hiroshi memiliki seorang penyihir yang dijadikan penasihat di wilayah nya. Dari si penyihir ia mulai mencari dan menyelidiki pelaku pembantaian itu.

'' Dendam yang begitu besar membuat nya berani menyelusup kesini, amarah, dendam dan kebencian melingkupi jiwa orang itu. '' Kaguya berbicara sambil memejamkan mata, ia mengatakan apa yang di lihat dari penerawangan nya.

'' Siapa dia? '' selidik Hiroshi.

Kaguya si penyihir pun mulai membuka mata, menatap tajam Hiroshi.

'' Maaf Yang Mulia, aku tidak bisa menembus terlalu jauh. Hanya itu yang bisa ku lihat dari penerawangan ku, '' jawab Kaguya.

'' Kalau begitu kau harus bekerja lebih keras lagi, hingga bisa mengetahui siapa sebenarnya orang itu. '' Hiroshi harus selalu mendapatkan apa yang ia inginkan. Jika belum puas, ia pasti akan memaksakan kehendak nya hingga Kaguya harus menuruti permintaan nya.

Kaguya nampak pesimis, ia sudah melakukan dengan semaksimal mungkin. Entah apa yang menghalangi penerawangan nya itu, ia pun tak mengerti. Biasa nya ia selalu bisa menebak siapapun yang sedang ia terawang.

Hiroshi bergegas meninggalkan tempat tinggal Kaguya, dengan wajah merah padam ia benar-benar marah.

.

.

Di perguruan Yuen.

Beberapa orang yang berada si perguruan itu membicarakan tragedi pembunuhan yang terjadi di wilayah Hiroshi tepatnya kampung yang bersebelahan dengan lokasi perguruan itu berada.

Aiko tersenyum saat mendengar pembicaraan mereka yang mengatakan betapa marah nya Hiroshi karena ada yang berani masuk ke wilayah nya bahkan hingga berani membunuh banyak orang di sana termasuk selir Hiroshi salah satu nya.

Murid-murid yang lain saat ini masih berlibur dan belum kembali ke perguruan Yuen. Meski sedang berlibur ia tetap berlatih sendiri di sana, terkadang beberapa murid yang tak pulang ke rumah pun ikut berlatih bersama nya.

Tiba-tiba saja Aiko di kejutkan oleh kobaran api dan kepulan asap yang membumbung tinggi berasal dari dapur umum perguruan itu.

Aiko dan beberapa orang yang ada di sana pun berlarian menuju dapur umum. Rupanya api itu menjalar dari sebuah tungku yang merembet ke kayu bakar yang bertumpuk di sebelah nya. Seorang chef ceroboh meninggalkan tungku yang masih menyala besar, karena sesuatu hal ia meninggalkan masakan nya sebentar.

Orang-orang mulai membawa air dengan ember kayu, berusaha memadamkan api agar tak menjalar lebih luas lagi.

Mata Aiko yang jernih memantulkan kobaran api menyala di hadapan nya. Ia teringat kejadian di mana jenazah kedua orang tua nya di bakar habis oleh Hiroshi. Hingga ia tak bisa membawa abu mereka karena keadaan yang tak memungkinkan, bahkan mungkin abu mereka bercampur dengan abu jasad-jasad yang lain nya.

Lamunan Aiko buyar saat Kazuo menepuk pundak nya.

'' Kau melamun dan tak ikut membantu kami hah ? '' ucap Kazuo dengan menenteng ember berisi air , Aiko baru sadar diri nya malah melamun dalam keadaan genting.

Aiko segera mengambil ember dan ikut membantu mereka memadamkan api. Tak lama api pun padam menimbulkan kepulan asap hitam pekat hingga ke langit. Bau gosong pun tercium menyengat di sana.

Sementara di tempat lain, Kaguya mulai menemukan satu pertanda saat diri nya melihat ke atas langit.

Kepulan asap yang berasal dari perguruan Yuen menjadi sebuah petunjuk bagi nya. Ia yang biasa di bantu oleh para jin dalam ritual sihir nya pun mengetahui jika sosok yang ia dan Hiroshi cari berada di sana.

Meski ia belum bisa memastikan siapa orang tersebut. Saat ini ia akan terus menyelidiki siapa pembunuh selir Hiroshi.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***