Sekali lagi kabar tidak mengenakkan menerpa kediaman Grand Duke Allerick. Kematian misterius tiga orang pelayan menyebabkan munculnya desas desus serta spekulasi yang bersifat memojokkan Grand Duke Allerick. Di balik kejadian itu pun Valencia diberi keuntungan memuaskan. Selain dirinya lega terhadap orang yang berani mengusik hidupnya, Valencia juga mendapat ketenangan di kediaman ini sementara waktu.
"Mayat mereka bertiga sangat mengerikan, aku tidak sanggup melihat mayatnya."
"Ini sangat aneh, kenapa mereka bisa mati secara bersamaan? Apa mungkin ada kaitannya dengan Nona Valencia?"
"Hah? Kenapa kau berpikir demikian?"
"Tidakkah kalian ingat? Sebelum mereka mati, mereka sempat berurusan dengan Nona Valencia. Mereka merundung hingga memfitnah Nona Valencia, jadi aku rasa mereka dikutuk setelah melakukan hal buruk."
"Jika benar seperti itu, maka aku tidak mau lagi mencari masalah dengan Nona Valencia."
Para pelayan asik bergosip hingga mencullah sebuah rumor baru yakni kutukan akibat mengganggu Valencia. Kutukan kematian yang mengerikan membayangi mereka masing-masing, bahkan kini perlahan para pelayan dan kesatria menjauh dari Valencia. Mereka menolak berurusan dengan Valencia sebelum mereka sendiri kena karmanya.
"Lagi-lagi kau mencari masalah, padahal aku hanya meninggalkanmu sebentar. Tetapi, lihatlah! Reputasimu jadi semakin buruk," omel Sean.
"Aku tidak peduli, yang penting dendamku terbalaskan. Aku tahu kalau aku tidak boleh lagi membunuh manusia, tapi ketahuilah kadang ada kalanya kita membunuh orang yang berani mengusik hidup kita. Apabila mereka dibiarkan begitu saja, kita tidak tahu kemungkinan terburuk apa yang akan terjadi."
"Tapi—"
"Sstt, diam saja, kau di sini bertugas mengawasiku dan bukannya menceramahiku," potong Valencia cepat.
Sean kehabisan akal menghadapi Valencia, sebelumnya dia kena teguran oleh Davey mengenai keributan yang diperbuat Valencia di kediaman Grand Duke Allerick. Namun, berapa kali pun Sean mencoba menasehati Valencia, sama sekali tidak ada gunanya.
"Bell, apakah kau yakin ingin menjadi seorang dewi?" tanya Sean.
Valencia tersenyum redup sembari mengalihkan mata ke arah langit cerah.
"Ya, aku serius, tapi bukan berarti manusia biasa bisa seenaknya saja memperlakukanku. Aku ini bukan wanita lembut dan aku tidak bisa bersikap selayaknya manusia biasa. Harusnya kau maupun Davey tahu itu sejak awal. Mengirimku ke dunia manusia itu bukanlah keputusan yang bagus," tutur Valencia.
Sekilas Sean menangkap ekspresi hampa di garis wajah Valencia. Melihat hal itu pun Sean tidak lagi berkomentar, dia memutuskan untuk membiarkan Valencia bertindak semaunya sendiri beberapa waktu ini.
Ketika waktu menunjukkan pukul tujuh malam, Valencia keluar dari kamarnya menuju ruang makan keluarga. Dia berencana menampakkan diri di makan malam keluarga di kediaman utama. Pada mulanya Sean melarang keras Valencia untuk pergi ke sana, tapi akhirnya Sean pun kalah berdebat dengan gadis itu.
"Kenapa kalian tidak mengundangku makan malam? Bukankah aku juga bagian dari keluarga ini?"
Pandangan mata semua orang seketika tertuju pada arah kedatangan Valencia dari pintu masuk. Mereka terpaksa menghentikan aktivitas makan mereka untuk melihat apa lagi yang hendak dilakukan Valencia.
"Biasanya kau tidak pernah menginjakkan kakimu di ruang makan, lalu kenapa sekarang kau ingin makan bersama di ruang makan?" Adarian merespon Valencia dengan dingin dan tatapan mata yang tajam.
Valencia menarik sebuah kursi yang berdekatan dengan Helen, sang Ibu. Tanpa mempedulikan tatapan tajam Adarian, Valencia duduk begitu saja dan bergabung dengan mereka.
"Aku pikir tidak ada salahnya sesekali bergabung makan malam bersama keluargaku tercinta." Valencia menekan setiap kata yang dia ucapkan. Entah mengapa sosok Valencia kini tampak besar dan menakutkan bagi mereka.
"Astaga, kau membuat selera makanku hilang, anak pembawa sial dan pembawa kutukan sedang duduk di depanku," sindir seorang wanita berambut panjang hitam. Mata peraknya memandang rendah Valencia serta senyumnya dipenuhi kebusukan. Ya, wanita itu adalah selir Adarian atau selingkuhan Adarian yang bernama Guilla.
Valencia menyunggingkan senyum angkuh seraya menopang dagu menatap Guilla.
"Ya ampun, aku pikir ada bau apa tadi, ternyata itu bau rakyat jelata. Betapa rendahnya selera Grand Duke membawa seorang wanita penghibur jalanan yang menghargai tubuhnya dengan murah ke kediaman ini. Aku pikir mata Grand Duke perlu diperiksa," balas Valencia menyindir balik Guilla.
Muka Guilla sesaat memerah marah akibat perkataan Valencia yang mengenai tepat ke ulu hatinya. Valencia berkata sembari tersenyum polos, itulah yang menyebabkan Guilla semakin murka. Mendadak suasana ruang makan menjadi tidak nyaman, bahkan Adarian saja tidak terima mendengar Guilla dihina Valencia.
"Beraninya kau menghina Ibuku!" teriak Endry membela Guilla.
"Aku tidak menghina, ini adalah kenyataannya, kau lahir dari hasil perselingkuhan mereka berdua. Aku yakin Grand Duke membayar Ibumu demi melayaninya, tapi pada akhirnya dia malah jatuh cinta dengan Ibumu yang kecantikannya tidak setara Grand Duchess."
BRAK!
Adarian menggebrak meja makan, dia tidak tahan lagi mendengar Valencia mencaci maki Guilla. Wanita itu kini menangis terisak, tentu saja air mata yang dia keluarkan semuanya palsu.
"Valencia, tutup mulutmu! Jangan menguji kesabaranku! Kau telah menghina Guilla, sekarang minta maaf pada Ibu tirimu! Jangan membuatku murka karena sikap burukmu," bentak Adarian.
"Kenapa kau menyuruh Valencia minta maaf? Guilla yang memulai lebih dulu, jadi seharusnya dia yang meminta maaf kepada Valencia," celetuk Helen membela Valencia.
Valencia tercengang, tak disangka Ibunya membelanya untuk pertama kali seumur hidup. Helen tidak terima bila Valencia disalahkan demi membela wanita yang dicintai sang suami.
"Sekarang kau membelanya? Gadis itu sudah berbuat salah! Guilla tidak bermaksud menyinggungnya tapi dia malah menanggapinya dengan kata yang tidak mengenakkan." Adarian tidak terima Guilla disuruh meminta maaf kepada Valencia.
"Kau selalu saja membela wanita jal*ng ini! Padahal jelas sekali tadi dia menyinggung Valencia lebih dulu. Hanya karena dia memberimu anak laki-laki jadi kau membelanya mati-matian!"
Valencia menyaksikan kedua orang tuanya ribut saling tunjuk menunjuk. Valencia sadar bahwa Helen sebenarnya membelanya bukan karena dia sayang, tapi karena dia tidak mau kalah dari Guilla.
"Kalian anak dan Ibu sama saja! Inilah kenapa aku tidak menyukai anak perempuan."
Valencia bangkit dari posisi duduk, dia melangkah menuju seberang meja dan menghampiri Guilla yang masih menangis. Endry senantiasa berada di samping sang Ibu seraya menghibur Guilla agar tidak menangis lagi.
"Kenapa wanita ini lemah sekali? Seharusnya Grand Duchess tendang saja dia dari kediaman ini atau haruskah aku mengadukan hal ini kepada Paman Kaisar?"
Hening. Situasi gaduh di ruang makan menjadi hening tatkala Valencia menyebut Kaisar di hadapan mereka semua.
"Apa yang kau katakan? Kenapa Kaisar harus ikut campur dalam masalah di kediaman Grand Duke Allerick?!" ujar Endry.
"Entahlah, kenapa ya? Mungkin karena hanya Kaisar yang bisa mengusir hama ini."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Faizah Faizah
kicep kan,,,,Valen kan kesayangan kaisar
2025-01-28
0
keren banget c valencia
2025-01-22
0
Susilawati
mantapp, terus kan Valencia buat wanita jalang dan anak haram nya itu pergi dari rumah.
2024-09-02
0