Klarybell tidak senang mendengar apa yang diucapkan para pelayan Davey, dia melayangkan sebuah kilatan sihir hingga melukai pelayan tersebut. Mereka seketika bungkam tatkala menyaksikan kemurkaan Klarybell.
“Kalian barusan meremehkanku? Kedudukanku tidak setara dengan dewa yang kalian agungkan ini? Jangan melewati batas dan membuatku lebih murka dari ini.” Klarybell menekan setiap perkataan yang dilontarkannya.
Nyaris saja para pelayan itu lupa tentang siapa Klarybell sebenarnya, wanita gila yang tidak kenal ampun tersebut sudah berbaik hati hanya melukai tubuh para pelayan dewa. Mengingat saat ini Klarybell sedang berada di tengah situasi yang cukup rumit, dia berupaya untuk tidak menciptakan kekacauan lebih dari saat ini.
“Bell, tahan amarahmu, aku tahu kau kesal dengan pelayanku yang berbicara seakan sedang merendahkanmu. Tetapi, ketahuilah, apa yang mereka katakan tidak sepenuhnya salah dan kau memang jiwa pendosa. Bahkan dosamu sanggup menutupi alam semesta ini, seharusnya kau tidak perlu heran dengan dosamu sebab selama kau hidup, kau tidak pernah melakukan kebaikan. Apa yang kau lakukan hanya demi kesenanganmu sendiri sekaligus demi melampiaskan segala emosimu,” tutur Davey.
Klarybell tidak menyangkalnya, dia memang tidak pernah melakukan kebaikan seumur hidupnya. Selama ini Klarybell menghabiskan waktu untuk memenuhi segala keinginan yang bersifat memuaskan diri sendiri. Hidup Klarybell berputar di satu titik yang cukup terjal, entah sudah berapa nyawa yang melayang akibat perbuatannya.
“Jadi, ada apa kau memanggilku kemari? Apa kau kemari hanya untuk menceramahiku?” tanya Klarybell membuka topik pembicaraan baru.
Davey menggeleng. “Bukan itu, aku kemari untuk mengajakmu bersantai!” Ekspresi datar Davey berubah ceria secara halus, dia tiba-tiba saja bersemangat mengaja Klarybell bersantai bersamanya.
“Bersantai? Kau membual lagi? Aku tidak paham apa yang ada di otakmu sekarang, tapi aku sedang didera kebingungan. Alasan kematianku tidaklah masuk akal, bagaimana ceritanya penyihir agung terhebat dalam sejarah mati karena ledakan meteor? Jangan membuatku semakin murka,” ucap Klarybell teramat serius.
Davey tidak bisa menekan kemarahan Klarybell, semakin gadis itu marah maka nyawanya semakin terancam. Tidak hanya itu saja, menghadapi Klarybell merupakan hal paling sulit baginya, jika dia salah langkah maka mungkin saja nyawanya akan ikut melayang.
“Kau ini dewa, bukan? Kalau begitu aku bisa menjadi dewi, jadi aku akan memaafkanmu kalau kau menjadikanku seorang dewi. Aku tidak punya tempat untuk kembali, lagi pula aku tidak diterima surga dan neraka,” lanjut Klarybell berucap.
Semua telinga yang mendengar mendadak membeku, permintaan Klarybell terdengar gila. Siapa pun yang mendengarnya pasti memiliki pemikiran yang sama dengan mereka kala itu.
‘Wanita ini benar-benar gila,’ batin setiap orang di dalam ruangan.
Davey berusaha tetap santai menanggapi permintaan gila Klarybell, meski sebelumnya dia cukup terguncang oleh ulah Klarybell, tapi sebagai seorang dewa kedamaian, dia tidak boleh membiarkan masalah ini terjadi.
“Seorang dewi adalah eksistensi suci yang belum pernah menyentuh dosa, lalu jiwa pendosa sepertimu ingin menjadi seorang dewi? Itu mustahil. Sebelum dosamu terhapus, kau tidak bisa menjadi dewi,” jelas Davey.
BRAKK!
Klarybell menggebrak meja, emosinya kembali meluap karena Davey benar-benar tidak memberinya kejelasan pasti.
“Jadikan aku sebagai dewi iblis!” teriak Klarybell. “Seorang pendosa sepertiku lebih cocok menjelma sebagai iblis. Jangan membuat alasan lagi, aku tahu kau dapat melakukannya!”
Klarybell terus mendesak Davey mengabulkan permintaannya, baru kali ini ada jiwa yang membuat Davey kewalahan. Tidak ada yang bisa menghentikan kegilaan Klarybell, penjuru kastil pun menjadi heboh seketika akibat suara Klarybell dan Davey yang saling berdebat. Setiap kali Davey memberi jawaban atau argumen, selalu saja ada balasan yang terlontar dari mulut Klarybell. Entah mengapa, Klarybell lebih terlihat seperti seorang wanita yang merepotkan dan banyak permintaan.
“Aku tidak bisa memutuskannya sekarang, tolong beri aku waktu sedikit untuk mempertimbangkannya.” Davey menghela napas pasrah, dia tidak punya pilihan selain mengabulkan keinginan Klarybell.
“Oke, aku akan memberimu waktu untuk berpikir. Lalu di mana aku harus tinggal sekarang?” tanya Klarybell.
“Aku akan menyuruh pelayan membawamu ke tempat penginapan yang tidak jauh dari kastilku,” jawab Davey.
Klarybell mengerutkan kening. “Tidak, aku tidak mau ke penginapan, aku akan tinggal di kastilmu. Kau saja yang pergi ke penginapan, seorang penyihir agung harus diberi tempat terbaik sebelum menjadi seorang dewi.”
Davey mengepalkan kedua tangannya dengan kuat, para pelayan pun sama geramnya dengan Davey. Semakin mereka membiarkan Klarybell, semakin pula Klarybell bertingkah semena-mena, lalu sekarang Klarybell meminta Davey menyerahkan kastilnya.
“Haha, kau kian melunjak, sekarang kau ingin aku angkat kaki dari kastil ini? Tidak bisa. Kau boleh tinggal di sini, kebetulan ada satu kamar kosong, jadi kau pakai kamar itu saja.”
Sejenak Klarybell berpikir dan perlahan mengangguk. “Baiklah, beri aku kamar paling mewah dan bawakan aku makanan yang sangat banyak.”
Klarybell pun dibawa pergi oleh sejumlah pelayan menuju kamar kosong di kastil, untung saja kamar kosong tersebut merupakan kamar paling mewah dan besar. Sebetulnya, kamar itu baru saja selesai dibangun dan akan segera ditempati Davey, tapi sayangnya Davey harus merelakan kamar itu sementara waktu untuk Klarybell.
Selama berhari-hari, Klarybell selalu membuat kerusuhan di kastil, seringkali dia datang mendadak ke kamar Davey untuk mengacau. Persediaan makanan di kastil lebih cepat habis karena Klarybell memakan semua persediaan makanan tanpa menyisakannya untuk orang lain. Beberapa fasilitas di kastil juga rusak karena Klarybell sempat mengamuk gara-gara seorang pelayan yang selalu membuatnya kesal.
“Sean, kau bawa ke mana semua makananku?!” Klarybell berteriak sambil mengejar seorang pelayan tampan bersurai pirang. Pelayan tersebut bernama Sean, dia melarikan separuh jatah makanan Klarybell.
“Kau sudah makan terlalu banyak! Padahal kau hanya jiwa tanpa tubuh, tapi mengapa kau bisa makan sebanyak ini? Kau harus menghemat makanan supaya kami semua bisa makan dengan cukup. Dasar penyihir rakus!” teriak Sean balik.
Klarybell tiada henti mengejar Sean sampai akhirnya mereka tiba di kamar Davey, di sana Davey baru saja menyelesaikan sebuah rapat pertimbangan untuk menghapus dosa Klarybell.
“Davey, apa yang sedang kau lakukan?” tanya Klarybell.
“Kebetulan sekali kau berada di sini, aku ingin mengabarimu tentang keputusan akhir mengenai permintaanmu tempo hari,” ujar Davey.
“Benarkah? Kalau begitu beri tahu aku sekarang.” Klarybell mendudukkan diri di atas sofa.
Davey duduk berseberangan dengan Klarybell, kini atmosfer sekitar terasa lebih berbeda dari sebelumnya. Bahkan Sean pun ikut terdiam sambil memegang makanan yang dia bawa berlarian selama beberapa jam.
“Bell, kau harus mencari wadah tubuh manusia untuk kau rasuki. Kau harus hidup normal dan menebus dosamu selama berada di tubuh itu. Berbuat kebaikan dan hilangkan segala kekejian di dirimu, belajarlah hidup sebagai manusia pada umumnya. Cari kebahagiaanmu dan temukan cintamu karena dengan begitu jiwamu bisa dimurnikan dari dosa. Sebelum menjadi seorang dewi, kau harus belajar tentang cara mencintai dan merasakan rasanya dicintai.
Aku akui kau memang mempunyai kekuatan mahadahsyat, hanya saja kau tidak pernah mencintai atau dicintai. Syarat mutlak menjadi seorang dewi ialah mampu memberi kasih sayang terhadap makhluk hidup, meski dewi iblis sekali pun.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Helen Nirawan
cewe kok temperament ny parah seh , isshh
2024-12-21
0
biadab bener
2025-01-22
0
Susilawati
nyimak dulu deh kayaknya seru nih
2024-09-02
0