Di bawah sinar mentari dan di hamparan luasnya padang rumput, Valencia mengalami mimpi yang tidak biasa. Valencia menemukan dirinya di bawah pohon apel nan rindang. Gadis itu langsung menyadari bahwa dia sedang tidak berada di dunia nyata. Valencia bangkit dari posisi duduk, dia mengedarkan pandangan ke sekitar, yang dia dapati hanyalah padang kosong tanpa penghuni.
"Kenapa mimpiku aneh sekali?"
Semilir angin menderu menerbangkan rambut panjangnya. Gaun merah hati berkibar memperlihatkan kaki jenjangnya. Valencia pun mencoba berjalan mencari tahu padang rumput sekitarnya. Hingga dia tiba di penghujung pemandangan, dia melihat seorang wanita menyerupai Valencia di masa lalu. Gadis bertubuh gemuk dan wajah yang dipenuhi jerawat. Lekas saja Valencia menghampirinya dan berencana menanyakan kenapa dia bisa ada di sana.
"Kau Valencia, bukan? Kenapa kau bisa ada di sini?"
Ya, gadis yang ditemui Valencia ialah jiwa asli dari si pemilik tubuh. Valencia mencoba menepuk pundak jiwa si pemilik tubuh. Gadis itu langsung berbalik menghadap Valencia dalam kondisi menangis sesenggukan.
"Klarybell, kau penyihir yang hebat, bukan? Kau harus membalaskan dendamku! Bunuh semua orang yang menyakitiku! Aku mohon padamu, tolong bantu aku."
Valencia tercengang, gadis itu langsung meminta tolong untuk membalaskan dendamnya. Valencia membisu sejenak hingga akhirnya dia bersuara kembali.
"Balas dendam? Kenapa aku harus melakukannya? Apa keuntungan yang aku dapatkan nanti ketika sudah membantumu balas dendam? Jujur saja, beban hidupmu terlalu berat, aku muak dengan orang yang berada di sekitarmu."
Sang jiwa pemilik tubuh kian menunjukkan tangisan kesedihan bercampur kemarahan. Jiwa tersebut tampaknya belum merelakan dan melupakan rasa marah yang dia peroleh selama masih hidup di dunia. Kedua tangan Valencia digenggam begitu erat, dia menatap lekat Valencia diiringi pandangan penuh harap.
"Tolong aku, Bell. Aku tahu kau bisa melakukannya karena kau adalah penyihir paling hebat sepanjang sejarah. Aku tidak bisa tenang kalau para bajing*n itu masih bisa hidup dengan baik. Terlebih lagi Linnea, wanita itu harus dibunuh apa pun yang terjadi!"
Amarahnya menggebu-gebu tak menentu, Valencia paham kenapa si pemilik tubuh menempatkan emosi sekaligus dendam yang belum kunjung tuntas. Walau dia sudah mati, namun derita selama hidup berbekas di hati.
"Lagi pula kenapa kau memilih untuk mati? Kau meninggalkan kemarahanmu yang belum usai. Seharusnya kau balas dendam sendiri pada mereka, tampar dan ayunkan pedang ke leher mereka. Dan juga ada Kaisar dan Permaisuri yang akan membelamu nanti. Jadi, untuk apa kau takut? Kau bisa memanfaatkan itu semua," ujar Valencia.
"Aku tidak bisa karena aku terlalu lemah dan takut, aku bukan dirimu yang kuat melawan mereka, aku juga tidak punya keberanian lebih. Aku dulu berusaha menjadi yang terbaik, namun rupanya tidak ada gunanya. Orang tuaku enggan mengakui usahaku, calon tunanganku yang baik ternyata hanya memanfaatkanku dan berselingkuh dengan sahabatku. Aku marah dan aku kecewa, tapi tidak ada yang bisa aku lakukan," katanya.
Valencia mengerutkan kening dan memutar bola mata malas. Dia paling tidak suka berurusan dengan wanita yang memohon sambil berderai mata di hadapannya.
"Apa kau akan terus menggangguku kalau aku tidak mau mengabulkannya?" tanya Valencia.
"Tentu saja! Tubuh ini milikku, jadi aku akan terus mengganggumu sampai kau bersedia mengabulkan keinginanku. Aku telah memohon teramat sangat kepada dirimu, jadi aku berharap kau lakukan balas dendam untukku."
Valencia terpojok, dia tidak mau diganggu oleh makhluk yang sudah mati. Rasanya jiwa si pemilik tubuh benar-benar merepotkan dirinya. Padahal sebelumnya Sean dan Davey membatasi pergerakan Valencia hingga menerapkan larangan membunuh orang. Akan tetapi, bila situasinya begini, mau tidak mau dia harus melukai setiap orang yang menyebabkan penderitaan di hidup si pemilik tubuh dahulunya.
"Baiklah, aku akan membantumu balas dendam, tapi jika kau nanti bertemu dengan Davey, katakan kepada si brengs*k itu bahwa aku terpaksa melanggar peraturan demi membalaskan dendammu. Kau paham itu?" tekan Valencia.
Gadis itu tersenyum, dia menyeka air matanya yang sedari tadi turun membasahi pipi. "Ya, aku akan berbicara kepada dewa kedamaian nanti. Tenang saja, aku pastikan kau terbebas dari hukuman."
Jiwa si pemilik tubuh perlahan lenyap dari pandangan Valencia. Dia juga kembali ke dunia nyata ketika jiwa itu hilang. Valencia membuka mata, matahari pagi langsung menyambut dirinya.
"Sial! Padahal aku berniat untuk bersantai, tapi sepertinya aku harus turun tangan dan bermain gila. Mereka yang pernah mengusik Valencia harus mati, apa pun yang terjadi."
Valencia beranjak turun dari tempat tidur, dia memandang cermin sembari menyusun berbagai jenis rencana gila.
"Masih belum cukup, tubuh ini harus terlihat lebih indah dibanding Linnea. Apabila gadis itu terkenal sebagai wanita paling cantik di kekaisaran, maka aku harus merebut posisinya. Ini hal yang mudah bagiku, jadi jangan sampai heran ketika kita bertemu kembali."
Valencia memulai sebuah gerakan baru, dirinya menggunakan sihir untuk mengubah beberapa bentuk bagian tubuh. Wajahnya kini tampak lebih imut sekaligus cantik, tubuhnya sedikit bertambah tinggi, serta lekuk tubuh nan indah.
Kemudian Valencia membuka pintu lemari, dia mengamati satu persatu pakaiannya. Tidak ada yang menurutnya menarik, jadi dia berinisiatif mengubah seluruh gaunnya.
"Sudah selesai! Gaunku telah dimodifikasi, tidak apa-apa sedikit vulgar karena ini adalah langkah awal bagiku meregang nyawa orang lain kembali," gumam Valencia seraya menyeringai.
Setelah itu, Valencia langsung beres-beres, dia membersihkan diri lalu mengenakan gaun sederhana tapi tampak berkilau. Seusainya, Valencia melangkah keluar menuju kediaman utama dan menuju ruang makan keluarga. Sepanjang perjalanan, gadis itu menjadi pusat perhatian, kali ini perubahannya dalam berpakaian menjadi sorotan utama.
"Apa itu Nona Valencia? Ada apa dengannya? Dia terlihat lebih elegan dan cantik."
"Perubahan sebelumnya sudah membuatku terkejut lalu hari ini dia kian terlihat cantik dan imut. Bahkan pakaiannya tampak memikat, apa rahasia di balik tubuh langsing dan muka mulus miliknya?"
"Entahlah, tapi aku rasa ada pertarungan yang lebih membahayakan setelah ini."
Valencia mengabaikan apa pun jenis kalimat yang tertuju kepada dirinya. Langkah pelan namun anggun mengarah ke ruang makan keluarga. Hari ini Valencia berencana untuk sarapan bersama keluarganya, tapi sekarang berbeda dari sebelumnya. Dia secara khusus diundang sarapan oleh Guilla, entah apa lagi hal yang dia rencanakan, yang pasti dia sudah siap menghadapi rencana busuk Guilla.
"Oh, kau benar-benar datang rupanya setelah membuat keributan makan malam sebelumnya," ujar Endry menyindir Valencia.
Namun, Valencia hanya diam tidak menanggapi, mereka seketika merasa ada yang aneh dari diri Valencia. Seolah gadis yang kini berada di depan kepala mata mereka adalah gadis yang berbeda dari sebelumnya.
'Tidak peduli apa pun jenis perubahan yang dia tunjukkan, aku pastikan dia mati setelah menyantap sarapannya,' batin Guilla.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Faizah Faizah
hei,,, si guila yakin bisa nyingkirin penyihir agung,,,,bangun woy tidurmu terlalu miring,,,,
2025-01-28
0
semangat jangan mau d tndas
2025-01-22
0
Susilawati
Valencia asli terlalu polos dan penakut sehingga mudah banget di tindas orang.
2024-09-02
0