Hari yang melelahkan dan persidangan yang sangat mengecewakan. Membuat Dinda merenung. Dinda, berpikir jika Rey, tetap dengan keputusannya tidak ingin bercerai membuat Dinda, berpikir ulang dan memikirkan kembali tentang keputusannya. Apakah akan tetap berlanjut atau tidak.
"Mungkinkah Rey, memang tidak ingin bercerai. Haruskah aku mencabut gugatannya." Dinda, terus berpikir sepanjang malam menimbang-nimbang keputusannya.
"Pa-pa-pa."
Suara Syena, mengalihkan pikiran juga pandangannya. Usia Syena yang akan menginjak dua tahun sudah mulai berbicara dan memanggil nama yang dia ingat seperti papa dan mama. Dinda, selalu tersenyum jika melihat tingkah Syena, yang menggemaskan.
"Sayang anak Mama tadi bilang apa? Hm …."
"Pa-pa-pa."
"Syena, anak Mama sekarang sudah pandai bicara ya." Dinda, memangku Syena, yang sedang dalam ranjang tidurnya.
"Pa-pa-pa." Hanya itu yang Syena, ucapkan.
"Kamu kangen papa ya sayang."
"Pa-pa."
"Apa yang aku lakukan ini salah. Apa aku begitu kejam pada Syena. Sayang maafkan Mama." Tiba-tiba Dinda, teringat ucapan Karin saat di pengadilan.
Jika kamu masih mencintai Rey, masih ada waktu untuk membatalkan gugatannya.
"Haruskah aku cabut gugatanku."
****
PENGADILAN AGAMA
Seminggu sudah berlalu. Kini Dinda, dan Rey, kembali bertemu lagi di pengadilan. Untuk melangsungkan sidang ke dua. Para Hakim dan Jaksa sudah siap di depan mereka. Begitu pun dengan pengacara keduanya. Karin, juga Velove, ikut serta dan hadir untuk memberikan dukungan dan menyaksikan persidangan. Suasana kembali menegang saat Hakim mengetuk palunya.
"Sidang di mulai. Untuk pihak penggugat silahkan bicara."
Pengacara Dinda, pun maju ke depan. Namun anehnya si pengacara terus menatap Dinda yang kini memasang wajah datarnya. Dinda, hanya mengangguk setelah pengacara itu menatapnya.
"Saya sebagai pengacara penggugat ingin memberikan bukti yang lain. Jika penggugat sudah memiliki bukti akurat seperti janji saya di persidangan sebelumnya."
"Silahkan tunjukan bukti itu."
Pengacara itu pun memutar sebuah video, yang terlihat jelas pada layar di depan. Semua orang terkejut melihat video itu terutama Rey, dan Velove. Wajah Velove, berubah menegang begitu pun dengan Rey, yang melirik Dinda, di sampingnya.
"Bagaimana mungkin." Rey, bergumam. Melihat dirinya ada di video itu. Seraya menatap Dinda, tanpa arti.
Satu jam sebelum sidang di mulai. Rey, dan Dinda, bertemu dan saling berpapasan. Keduanya berbicara dalam waktu yang singkat.
"Aku akan menceraikanmu sesuai keinginanmu. Dan aku akan mengakui kesalahanku pada hakim asalkan kamu memberikan hak asuh Syena, padaku."
"Jika kamu ingin menceraikanku jangan mempersulit keadaan. Kenapa kamu mengelak tuduhanmu kemarin?" Dinda, bertanya seraya menatap Rey, tajam. "Apa karena Syena. Demi mendapatkan hak asuh Syena, kamu melakukan itu." Rey, hanya menghela nafasnya.
"Aku sudah bilang dari awal aku tidak ingin bercerai. Tapi kamu bersikeras untuk tetap bercerai. Jika kamu bertanya kenapa aku melakukan itu jawabannya memang benar karena Syena. Kamu selalu membuat jarak antara aku dan Syena. Aku ayahnya dan aku berhak atas Syena," ucap Rey.
"Aku sempat berpikir untuk memperbaiki semuanya. Demi Syena, aku berpikir alangkah lebih baiknya kita bersama. Dan aku rasa keputusanku salah tetapi … keputusanku sudah benar jika kita harus bercerai," ucap Dinda. "Kita lihat saja nanti keputusan sidang apa kamu pantas mendapatkan hak asuh Syena, atau tidak," ucap Dinda, lalu melangkah pergi.
"Hakim. Saya keberatan itu tidak bisa dijadikan bukti." Suara bariton pengacara menyadarkan Rey, dari lamunannya. Pengacara Rey, membantah tuduhan itu.
"Pengacara tergugat harap diam. Pengacara penggugat silahkan lanjutkan."
"Baik Hakim terima kasih. Tergugat tidak bisa lagi mengelak video itu sudah jelas memperlihatkan skandal antara tergugat dengan wanita lain. Kalian bisa lihat wajah laki-laki di dalam video itu sangat mirip bukan jika laki-laki itu adalah saudara Rey. Tak hanya laki-laki yang ada di dalam video itu namun wanita yang ada dalam video itu sangat jelas dan penggugat sangat mengenalinya. Wanita itu pun ada di ruangan ini dia saudari Velove, asistennya di kantor dan orangnya duduk di sana." Semua mata tertuju pada Velove, setelah pengacara Dinda, menunjuknya. Velove, yang di tatap banyak orang merasa gugup dan juga malu terpaksa harus menunduk.
"Dengan ini tergugat dinyatakan selingkuh. dan tuduhan penggugat sudah benar begitu pun dengan saksi tidak ada sandiwara atau fitnah dalam tuduhan itu. Jika penggugat mengajukan cerai karena tergugat terbukti selingkuh. Saya harap alasan ini di terima."
"Baiklah. Beri kami waktu 30 menit untuk berunding dan kami sekaligus akan memutuskan siapa yang berhak menerima hak asuh anak." Sidang bubar sementara waktu selama 30 menit. Para hadirin yang menyaksikan maupun yang terlibat ikut membubarkan diri.
****
Rey, Velove, dan pengacaranya berada di sebuah ruangan yang terpisah dengan ruangan lainnya. Pengacara terlihat sangat kesal dan menatap tajam pada Rey, dan Velove.
"Apa ini. Apa yang kalian lakukan? Aku sudah bilang selama tahap persidangan kalian tidak boleh bertemu atau pun terlihat bersama. Apa kalian tidak bisa melakukan itu." Pengacara itu terlihat sangat marah hingga memarahi Rey dan Velove.
"Bukan kami yang merekamnya. Apa aku harus merekam percintaanku dengan Rey. Jangan salahkan aku atau pun Rey, karena kami tidak tahu jika ada yang merekam." Velove membantah.
"Itu sebabnya kenapa aku melarang kalian bertemu. Pihak penggugat tidak akan diam dan tidak akan terima semudah itu saat Rey, mengelak tuduhannya. Mereka akan mencari cara lain untuk membuktikan jika pihak tergugat bersalah. Dan itulah buktinya saat kalian lengah mereka berhasil mengambil bukti."
"Sekarang, akan sangat sulit untukmu mendapatkan hak asuh anakmu."
"Apa tidak ada cara lain?" tanya Rey.
"Entahlah. Kita lihat saja keputusannya nanti."
"Aku tetap masih bisa mengajukannya, kan."
"Boleh saja. Tapi aku tidak yakin karena video itu kamu memiliki perilaku buruk. Apa kamu tidak ingat apa yang aku katakan. Sebagai penerima hak asuh kamu harus berprilaku baik."
"Siapa yang telah mengambil video itu. Siapa yang datang ke rumahku," batin Rey.
****
Di tempat lain Dinda dan Karin sedang berada di luar ruangan sidang. Sambil menenangkan hatinya sebelum sidang kembali di lanjutkan. Berbeda dengan Dinda yang menjadi pendiam dan banyak merenung. Karin, terlihat sangat bahagia setelah melihat bukti itu.
"Aku di buat terkejut hari ini. Setelah di fitnah kemarin ternyata ada bukti lain yang menguatkan Rey. Bahkan Rey, tidak bisa mengelak akhirnya kebenaran terungkap. Apa kamu melihat bagaimana ekspresi pelakor itu Dinda. Dia sangat malu pipinya memerah seperti tomat. Bayangkan saja bagaimana rasanya di permalukan di depan hakim dan jaksa. Mungkin tidak akan bisa lagi menampakan wajahnya. Sungguh memalukan tapi itu memuaskan."
Karin, terlihat sangat puas melihat bukti itu. Hingga Karin, tidak hentinya melontarkan katanya untuk memuaskan hatinya. Karena baginya itu seperti sebuah pertunjukan.
"Tapi aku penasaran siapa yang merekam itu. Ish … kalau aku tahu aku akan melabrak mereka berdua bila perlu ku panggilkan polisi sekalian. Sebenarnya siapa yang merekam itu."
Karin, terus berpikir siapa yang telah merekam kegiatan Rey, dan Velove. Seketika Karin, terdiam saat mengingat sesuatu. Matanya kini melirik ke arah Dinda, yang berdiri di sampingnya. Karin, ingat semalam dirinya sempat melihat Dinda, yang masuk ke dalam rumah Rey bersama Syena dalam gendongannya. Namun Karin berpikir jika itu hanyalah ilusinasinya karena terlalu memikirkan Dinda.
Tapi … saat melihat bukti itu Karin merasa jika semalam dirinya benar melihat Dinda, dan itu bukan halusinasi. "Apa kamu yang mengambil rekaman itu?" tanya Karin, Dinda hanya diam seraya menatap Karin.
"Dinda, apa semalam kamu datang ke rumah Rey?"
Dinda, tetap diam.
"Dinda diam mu ini aku anggap …." ucap Karin, terhenti karena waktu istirahat selesai. 30 menit sudah berlalu dan sidang akan di lanjutkan.
"Kita harus masuk Karin." Ajak Dinda, yang mengayunkan langkahnya memasuki aula sidang terlebih dulu. Karin, masih diam dan terus berandai-andai.
...****************...
Kira-kira video apa ya? Apa kalian penasaran dengan buktinya? Akankah Dinda, memenangkan sidangnya?. Like dan komentarnya jangan lupa Berikan Votenya juga Bintang, hadiah, dan favorit oke.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Semet Tipis
Akhirnya ada juga bukti yg kuat tentang perselingkuhan si rey dg volume😁😏Tapi hak asuh anak bakalan jatuh kesiapa yaa thor
Lanjut dan semangat💪💪 terus buat updatenya thor😊😊
2022-07-24
0
A R
dinda ajak syena ktm bpknya tp bpknya sedang uhuk2. ya sdh rekam lah sekalian buat bukti. moga syena ga liat 🙈
2022-07-24
1
Sri Mulyati
Dinda kah yang merekam nya?
Dinda kerumah Rey karena Syenna mencari papa nya?
Semangat 💪💪💪 juga up nya Thorrr 😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘
2022-07-24
1