Dinda, menemui Karin, untuk menanyakan foto yang memperlihatkan Rey, bersama seorang wanita. Sayangnya Karin, tidak memiliki foto yang memperlihatkan wanita itu dengan jelas.
"Memangnya ada apa Dinda? Kenapa kamu meminta foto itu lagi?" tanya Karin.
"Rey, pergi dan aku curiga Rey, pergi dengan wanita itu." jawab Dinda dingin.
Dinda, menjelaskan awal mula kecurigaannya kepada Rey. Bermula dari sebuah nomor yang mencurigakan yang bernama Boneka bear. Rey, mengatakan jika itu nomor temannya Derik. Saat Dinda, bertemu dengan Derik, dan meminta nomornya ternyata sangat berbeda.
Di pagi ini boneka bear memanggil saat di angkat terdengar seorang wanita yang memanggil Rey, dengan sebutan sayang. Di tambah lagi dengan kebohongan Rey, yang mengatakan dirinya bekerja namun kenyataannya tidak.
"Apa kamu sudah cek lokasi nomor itu?" tanya Karin, Dinda pun menggeleng.
"Berikan handphonemu," pinta Karin, Dinda pun memberikan handphonenya.
Karin langsung melacak lokasi dua nomor tersebut antara Rey, dan Boneka bear. Saat di cek keberadaan mereka sama.
Mereka berada di tempat yang sama, tepatnya di sebuah vila. Nafas, Dinda, terasa sesak saat mengetahui dimana keberadaan suaminya saat ini. Sebuah vila, membuat Dinda, curiga akan hal-hal negatif.
"Vila! Apa yang mereka lakukan di vila," gumam Dinda, seraya membayangkan apa saja yang dilakukan Rey, disana.
Sedangkan di vila sana, Rey, dan Velove, tengah tertidur di ranjang yang sama. Peluh keringat bercucuran membasahi seluruh tubuh mereka, yang telah melakukan kegiatan panasnya. Velove, begitu terlelap dan memeluk Rey, erat.
Seperti takut akan kehilangan Rey. Sedangkan Rey, hanya diam tanpa suara manik matanya fokus menatap langit-langit kamar. Entah, kenapa hatinya begitu gelisah selalu Dinda, yang terlintas di pikirannya.
Suara deringan ponsel mengejutkan lamunannya. Saat dilihat nama yang tertera ternyata Dinda, menghubunginya. Rey, jadi panik dan bingung apa yang harus dia lakukan apa harus mengangkat panggilan itu atau tidak. Namun, Rey, tidak ingin membuat Dinda, curiga.
Perlahan Rey, melepaskan pelukan Velove, lalu turun dari ranjangnya berjalan ke arah balkon. Setelah itu Rey, pun menjawab panggilan dari Dinda.
"Halo, sayang!" ucap Rey, setelah menghela nafas begitu panjang.
"Kapan kamu pulang dari luar kota mas?" tanya Dinda, di ujung sana.
"Sayang aku belum bisa mastikan kapan akan pulang. Tapi aku akan pulang secepatnya. Setelah kerjaanku selesai."
"Dengan siapa kamu disana mas?"
"Dengan siapa? Tidak dengan siapa-siapa aku sendiri."
"Kamu sendiri ke luar kota? Menyelesaikan pekerjaan apa? Apa ada proyek yang besar?"
"Ya, aku sendiri bersama asistenku."
"Asistenmu?"
"Iya sayang."
"Oke, aku tutup teleponnya selamat malam."
"Selamat malam sayang."
Rey, bernafas lega setelah sambungan telepon itu di tutup. Namun, Rey, tanpa sadar sudah memberitahukan dengan siapa dirinya berada yaitu seorang asisten.
Dinda, segera mencari tahu siapa asisten suaminya. Dinda menghubungi pihak perusahaan dan juga teman-teman Rey. Akhirnya Dinda, mendapatkan data tentang Azza Velove Putri Lugasta, terlihat jelas wajah dan rupa Velove, yang tak jauh beda dengan wanita yang pernah di temuinya di mini market tadi pagi.
"Boneka bear, kamu memberikan nama itu agar aku tidak mengetahuinya! Bisa-bisanya kamu Rey, membohongiku."
Dinda, terlihat sangat marah hingga melempar seluruh benda yang ada di atas meja. Dirinya sangat geram melihat kenyataan Rey, berselingkuh dengan asistennya.
****
Di pagi hari, suasana vila begitu sejuk daun-daun yang hijau dan tumbuhan yang hijau membuat suasana menjadi tenang. Velove, memeluk hangat tubuh Rey, yang tengah berdiri di atas balkon seraya menikmati pemandangan yang indah.
Perlakuan keduanya sangat romantis. Bahkan, mereka saling membalas cium di tempat yang terbuka. Tanpa, mereka ketahui seseorang sedang memperhatikannya di bawah sana.
Setelah puas bermesraan keduanya pun masuk ke dalam Vila. Mereka menikmati sarapan bersama.
"Velove, aku ingin pulang hari ini." Rey, mengutarakan keinginannya.
"Kita baru sehari disini. Kamu ingin pulang kenapa?"
"Aku hanya merindukan Syena."
"Kau merindukan Syena, atau kau takut pada istrimu?"
"Kamu harus mengerti jika aku punya istri dan anak. Mereka membutuhkanku juga, aku tidak bisa lama-lama bersamamu."
"Kalau begitu jadikan aku istrimu."
"Apa! Itu tidak mungkin."
"Kenapa? Kenapa tidak mungkin. Kamu lupa semalam kita sudah melakukannya, dan bagaimana jika di dalam sini tumbuh janin darimu."
Semalam Rey, benar-benar khilaf telah melakukan hubungan intim bersama Velove, biasanya Rey, selalu menahan diri namun semalam gairah hasratnya terus meminta untuk di salurkan apalagi saat Velove, terus menggodanya. Mungkin inilah penyebab kegelisahan Rey, yang merasa berdosa karena telah mengkhianati Dinda.
Sekarang Rey, benar-benar terjebak. Di sisi lain Rey, tidak ingin kehilangan Dinda, dan di sisi lain Rey, mencintai Velove.
Di saat Rey, sedang bimbang tiba-tiba sebuah ketukan pintu terdengar. Seseorang telah mengetuknya dari luar.
Velove, dan Rey, pun terdiam sejenak memikirkan siapa yang datang ke vila mereka sepagi ini. Mereka berdua pun berjalan melangkah bersama menuju pintu. Velove, membuka pintu itu dengan lebar keningnya mengerut melihat seorang wanita yang berdiri membelakanginya.
"Maaf dengan siapa?" tanya Velove, wanita itu pun berbalik menghadapnya.
Mata Rey, terbelalak saat tahu jika wanita itu adalah Dinda. Berbeda dengan Rey, yang terkejut Velove, menampilkan ekpresi yang tak bisa di artikan yang mengingat jika Dinda, wanita yang bertemu dengannya di minimatket kemarin. Velove, merasa aneh untuk apa Dinda, datang ke vilanya.
"Dinda." Perkataan Rey, membuat Velove, menoleh dan menatap Rey, dengan ekspresi kaget. Apa wanita ini adalah Dinda istri Rey? Itulah yang sedang ada di pikirannya saat ini.
"Sayang, kamu terkejut ya aku kesini. Sengaja aku tidak memberi kabar karena ingin memberimu kejutan," ujar Dinda, membuat Rey, gugup.
"Ini asistenmu itu, kan! Hai, aku Dinda istri Rey." Dengan santainya Dinda, mengulurkan tangannya pada Velove. Velove, yang merasa gugup menerima uluran tangannya perlahan. Velove, terlihat kesakitan saat tangannya Dinda, genggam.
"Sayang, kenapa diam tidak mengajakku masuk?"
"Ah, iya. Maaf sayang aku masih kaget dengan kedatanganmu yang tiba-tiba."
"Ayo, masuk sayang aku membawakan makanan kesukaanmu kamu pasti belum sarapan, kan." Dinda, melangkah masuk melewati Velove, begitu saja. Tangannya langsung menggenggam Rey, dan menggandengnya membuat Velove, kesal.
"Ternyata kalian sedang sarapan apa asistenmu yang menyiapkannya?" Dinda, melirik sekilas pada Velove, lalu menaruh makanan yang dia bawa dan menyingkirkan makanan yang Velove, siapkan.
Velove, merasa kesal karena kedatangan Dinda, sedangkan Rey, tidak bisa melakukan apa pun selain berdoa semoga Dinda, tidak mengetahui hubungan gelapnya.
Awalnya Dinda, sangat marah saat melihat Rey, dan Velove, bermesraan di balkon tadi dan ingin segera menghajar keduanya. Namun, Karin menahannya untuk menjaga emosinya. Dinda, sengaja mengajak Karin, untuk pergi ke Vila tempat Rey, berada karena Karin, memiliki mobil yang bisa membawanya ke tempat ini.
"Jaga emosimu Dinda, sekarang lihatlah seberapa kuat wanita itu mempertahankan suamimu. Jika kamu datang marah-marah dan langsung meminta cerai wanita itu yang akan menang, dan mendapatkan Rey. Jangan semudah itu kamu melepaskan Rey, Dinda. Buat wanita itu merasakan apa yang kamu rasakan."
Perkataan Karin, masih terngiang di telinganya. Hingga akhirnya Dinda, pun menurut dan mengikuti saran dari Karin temannya itu. Dinda, sengaja bermanja-manja pada Rey, ingin melihat seberapa tangguh Velove, dan kuat menahan rasa cemburu.
"Sayang aku merindukanmu, aku tidak bisa tidur tanpamu. Apalagi Syena, putri kita sangat merindukan papanya." Dinda, terpaksa menampilkan keceriaan, dan senyumannya padahal hatinya saat ini sangat hancur. Jangankan bermanja-manja pada Rey, tangannya kini sudah sangat gatal ingin segera menghajar Rey.
Velove, hanya bisa berdecak kesal selama sarapan bersama. Velove, hanya menusuk-nusuk roti bakarnya tanpa di makan. Setelah selesai sarapan Velove, dan Dinda, bekerja sama membersihkan piring kotor di dapur.
"Kalungmu bagus, siapa yang memberikan?" tanya Dinda, yang sedang mengelap piring. Sedangkan Velove, hanya terdiam.
"Kekasihku." jawab Velove, datar.
"Aku tahu suamiku yang memberikannya, kan!" Dinda, berkata seraya menatap tajam Velove. Velove, yang di tatap tajam pun langsung memalingkan wajahnya, dan kembali fokus pada piring yang ia cuci.
"Kamu seperti pencuri, pencuri suami orang," cibir Dinda. Membuat suasana menjadi tegang.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Sri Mulyati
Dinda bermain cantik.
tapi sudahi aja, ajak Rey pulang. buat perhitungan dengan Rey.
Semangat 💪💪💪 juga up nya Thorrr 😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘
2022-07-21
0
Semet Tipis
Lebih tepatnya pelakor 😏😏
Lanjut dan semangat💪💪 terus buat updatenya thor😊😊
2022-07-19
0