"Kamu seperti pencuri, pencuri suami orang," cibir Dinda. Membuat suasana menjadi tegang.
Velove, tersenyum sinis mendengar sindiran itu. Kedua tangannya menghentikan kegiatan cuci piringnya lalu manik matanya beralih menatap Dinda. Jika di lihat usia keduanya tidak terlalu jauh, hanya saja Dinda, yang selalu berpenampilan minimalis sedangkan Velove, sedikit merias wajahnya dengan make up.
"Bagaimana rasanya tinggal dengan suami orang lain," sindir Dinda.
"Aku tidak mengerti maksud ucapanmu." Velove, mencoba mengelak.
"Wanita dan laki-laki tinggal berdua di sebuah vila, menurutmu apa yang akan terjadi?" Dinda, kembali bertanya dengan tatapan tajamnya.
"Apa kamu memata-mataiku? Kedatanganmu kesini hanya untuk memastikan itu? Tanpa aku jelaskan kamu bisa bayangkan apa yang terjadi pada kami semalam." Dinda, terlihat mengepalkan tangannya. Nafasnya terasa sesak ingin rasanya menangis, berteriak, dan memukul wanita di depannya.
"Tapi aku bukanlah seorang pencuri. Pencuri suami orang itu bukanlah julukan yang tepat untukku, kami saling mencintai suamimu mencintaiku, dan aku mencintainya, kamu ingin tahu apa yang kami lakukan semalam!" Velove mendekatkan bibirnya pada telinga Dinda. "Kami menghabiskan waktu bersama, melewati malam panjang, tanpa henti, tak hanya malam ini kita melakukannya sepanjang malam. Mungkin di rahimku sudah tumbuh buah cinta kami."
Prang,
Dinda, menjatuhkan piring begitu saja hingga pecah dan berserakan di bawah lantai. Tangannya mengepal kuat, nafasnya semakin sesak. Mendengar pernyataan dari Velove. Pengkhianatan Rey, sudah keterlaluan ternyata mereka sudah melakukan hubungan layaknya sepasang suami istri. Namun, nyatanya Velove, hanya memanipulasi bukan setiap malam melainkan baru semalam mereka melakukannya itu pun karena Rey, khilaf.
Plakk,
Velove, memalingkan wajahnya setelah satu tamparan mendarat di pipi kanannya. Dinda, sudah tidak bisa lagi menahan amarahnya, suasana kini semakin menegang.
"Kamu berani menamparku!" Velove, tidak tinggal diam satu tangannya ia angkat untuk membalas tamparan Dinda, namun tangannya terhenti saat Rey, tiba-tiba datang.
"Ada apa ini?" Suara Rey, mengejutkan mereka. Velove langsung menurunkan tangannya kembali, namun sorot mata tajam mereka masih saling tatap.
"Kenapa piring ini bisa pecah?" tanya Rey, lagi namun kedua wanita di depannya masih tetap diam.
"Aku yang menjatuhkan piringnya," ucap Dinda, yang berjongkok mengambil beberapa pecahan piring. "Sudah pecah tidak bisa di perbaiki lagi seperti hubungan kita," sambung Dinda.
"Apa maksudmu Dinda?" Dinda, menatap sinis kala Rey, menanyakan hal itu. Sedangkan Velove, masih tetap diam.
"Bagaimana Mas? Piringnya sudah pecah apa kamu bisa memperbaikinya?"
"Dinda, ini hanya sebuah piring buang saja masih banyak yang baru." Rey, mengambil beberapa pecahan piring itu dari tangan Dinda, sedangkan Dinda, hanya tersenyum miris.
"Sepertimu yang akan membuangku juga setelah memiliki yang baru," ucap Dinda, yang menatap sinis pada Velove, lalu melangkah pergi meninggalkan Rey, yang kebingungan.
"Dinda, tunggu kau mau kemana?" teriak Rey, yang ingin mengikuti Dinda, namun tertahan karena Velove, mencekal tangannya.
"Apa yang kamu katakan padanya?" tanya Rey, pada Velove.
"Dia sudah tahu hubungan kita."
"Kamu …."
"Bukan aku yang mengatakannya. Dia sendiri yang mengetahuinya, sepertinya dia sudah lama melihat kita," bantah Velove, yang membuat Rey, mengerang kesal.
Sial, argh … teriak Rey, seraya menjambak rambutnya kasar.
Dinda, berjalan lurus ke depan, bendungan air matanya tak tertahankan jatuh luruh membasahi pipinya. Dia mencoba kuat namun nyatanya hatinya tak sekuat itu. Karin, yang melihat Dinda, keluar dari vila langsung melajukan mobilnya ke arah vila.
Setelah dekat Karin, menghentikan mobilnya lalu turun.
"Dinda," panggil Karin.
"Kita pulang sekarang Karin."
"Oke, ayo masuk." ajak Karin.
"Dinda, tunggu!" teriak Rey, dari atas vila. Namun, Dinda, tetap meminta Karin, untuk segera melajukan mobilnya. Karin, pun langsung tancap gas membawa mobilnya pergi meninggalkan Vila.
"Rey, kamu mau kemana?" teriak Velove, yang melihat Rey, melangkah menuju mobilnya. Saat akan membuka pintu Velove, menahannya dan menutup pintu itu kembali.
"Rey, kamu tidak bisa pergi begitu saja."
"Rumah tanggaku lebih penting." Rey, masuk ke dalam mobilnya lalu menancap gas melajukan mobilnya meninggalkan Velove. Velove, hanya bisa berteriak untuk meluapkan emosinya.
****
"Dinda, Dinda," teriak Rey, memanggil nama Dinda, saat sampai di rumahnya. Mencari keberadaan Dinda, teriakan Rey, pun terhenti saat melihat Dinda, di dalam kamarnya.
"Dinda, apa yang kamu lakukan!" Rey, panik saat melihat Dinda, mengemas semua pakaiannya ke dalam koper. Rey, tidak ingin Dinda, pergi lagi dan meninggalkannya.
"Dinda, dengarkan penjelasanku dulu."
"Apa!" bentak Dinda. "Penjelasan apa! Apa yang mau kamu jelaskan! tentang boneka bear! Aku sudah tahu siapa itu boneka bear. Kamu bilang itu Derik, sejak kapan suara Derik, berubah menjadi wanita!"
"Tentang kalung itu, kamu berikan pada asistenmu itu, kan! Dan kamu bilang kamu meeting nyatanya kamu pergi dengan wanita itu dan berduaan di vila. Sungguh luar biasa, kamu merencanakan kebohongan besar Mas."
"Oke, aku tahu aku salah Dinda, maafkan aku aku sudah berbohong aku tahu aku salah. Tapi aku mohon kamu jangan pergi.
"Untuk apa aku disini? Bukankah kau sudah memiliki yang baru."
"Dinda, kita bisa selesaikan masalah ini baik-baik."
"Selesaikan! ya, hanya cerailah yang bisa menyelesaikannya."
"Dinda!" Rey, terlihat emosi saat Dinda, mengatakan kata cerai. Hingga, memanggilnya dengan suara tinggi. "Selalu saja cerai yang ada dalam pikiranmu, kamu tidak memikirkan Syena!"
"Syena, Syena, dan Syena. Jangan pernah membawa-bawa nama Syena, dalam masalah ini. Kamu sendiri yang tidak memikirkan Syena, jika kamu memikirkan Syena, kesalahan yang sama tidak akan pernah kamu ulangi"
"Kamu sendiri yang menghancurkan keluarga ini. Aku mengorbankan perasaanku, memaafkanmu hingga memberikanmu kesempatan demi siapa kalau bukan demi Syena Mas! Tapi apa yang kamu lakukan, sebuah pengkhianatan yang kamu berikan."
"Semalam kamu tidur dengan wanita itu, apa kamu memikirkan Syena?"
"Aku khilaf, aku khilaf Dinda."
"Khilaf? Khilaf kamu bilang. Hingga kamu tidur dengannya itu khilaf? Kamu mengirim pesan padaku untuk meeting apa itu juga khilaf! Kamu menyimpan nomor wanita itu yang di beri nama boneka bear apa itu juga khilaf!" Dinda, semakin meninggikan suaranya karena emosi.
"Terus saja kamu khilaf mas. Sampai kamu puas menyakitiku." teriak Dinda. Lalu pergi membawa kopernya.
"Dinda, ku pastikan kamu akan menyesal." Lagi-lagi Rey, mengancam. Dinda, menghentikan langkahnya lalu berbalik menghadap Rey.
"Aku tidak akan pernah menyesal dengan keputusanku. Ingat itu baik-baik." Dinda, kembali mengayunkan langkahnya keluar dari rumah itu seraya menyeret kopernya. Sedangkan Rey, diam termangu.
****
Di luar sana untuk kesekian kalinya Karin, mendengar keributan tetangganya. Hubungan rumah tangga Dinda, dan Rey, yang tidak baik-baik saja. Namun bagaimana dengan kehidupan Karin, sendiri apa kehidupannya bahagia, sempurna, atau malah sebaliknya.
Karin, yang bersandar pada dinding kamarnya menggerakan kepalanya menoleh ke arah ranjang yang kini memperlihatkan seorang lelaki yang tengah asik dengan gawainya.
Dia adalah Vikram, suami Karin, yang pengangguran dan hobinya bermain game. Mungkin kehidupan Dinda, masih beruntung dan lebih baik darinya hanya saja dirinya belum di karuniai seorang anak berbeda dengan Dinda, yang harus memikirkan Syena, putrinya. Dan Karin, sudah lelah dan bosan melihat suaminya yang hanya menghabiskan waktunya untuk bermain game.
"Vikram, apa kamu tidak bosan terus bermain game?"
"Ini hanya sebentar, menghilangkan stres."
"Apa kamu tidak ada keinginan untuk bekerja?" Vikram, menghentikan permainannya lalu menatap ke arah Karin. Begitulah kehidupan Karin, mereka akan bertengkar jika membicarakan masalah pekerjaan.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Nuningsih Aliyani
ga beruntung donk Dinda juga walau laki nya kerja dya kerja juga buat nafkahin selingkuhan nya ,,yg satu selingkuh yg satu lagi doyan judi .
2022-10-14
0
Sri Mulyati
aduhhh.... 2 wanita dan bersahabat yang dipermainkan laki2.
Semangat 💪💪💪 Dinda dan Karinkalau sudah suntuk ya udah mundur aja, jangan berjuang terus.
Semangat 💪💪💪 juga up nya Thorrr 😘😘😘😘😘😘😘😘😘
2022-07-21
0
Semet Tipis
Ternyata beda sebelas dua belas karin sama dinda 😬😬
Lanjut dan semangat💪💪 terus buat updatenya thor😊😊
2022-07-20
0