Dinda, merasa aneh pada sikap Rey, yang gugup seperti ketakutan saat di pakaikan jam tangan. Namun, Dinda menepis pikiran buruk itu. Dirinya tidak ingin terus curiga kepada Rey, suaminya.
"Sayang kamu masak apa?" tanya Rey, seraya memeluk Dinda, dari belakang. Entah kenapa Rey, mendadak romantis seperti itu.
"Masak, udang asam manis kesukaanmu Mas," jawab Dinda, datar.
"Mas, boleh lihat Syena, sebentar. Takut jika Syena, bangun." Pinta Dinda.
"Baik sayang." Rey, pun pergi ke kamar Syena. Dinda, masih merasa aneh dan curiga entah kenapa prasangka Dinda, kepada Rey, selalu buruk mengingat kejadian beberapa waktu silam.
Dinda, memang sudah memaafkan Rey, tetapi kepercayaan nya tidak sekuat dulu. Saat Dinda, tengah menaruh masakannya di atas meja makan tiba-tiba gawai Rey, berbunyi menandakan ada sebuah pesan.
Dinda, tak sengaja melihat nama yang tertera pada layar gawai milik Rey, sebuah nama yang bertuliskan 'Boneka Bear' nama itu terlihat mengirimkan sebuah gambar namun Dinda, tak bisa melihatnya.
"Boneka bear? Siapa dia?" Dinda, merasa aneh dengan nama itu. Karena baginya nama itu terlalu aneh. Dinda, terus melihat ke arah kamar Syena, yang tak terlihat Rey, muncul. Dinda, pun ingin melihat siapa pemberi pesan itu namun tiba-tiba Rey, datang tangannya langsung merebut gawai yang Dinda, pegang.
"Sayang kamu mau apa?" Rey, terlihat gugup saat Dinda, mengambil gawainya.
"Ada pesan tadi aku hanya ingin memberikannya padamu."
"Oh," ucap Rey, gugup dan langsung membuka pesan whatsapp ya.
"Siapa Boneka Bear?" tanya Dinda, yang masih penasaran. Rey, terlihat gelagapan dan gugup.
"Euh … Boneka bear itu si -si Bombom. Derik, teman aku yang gendut itu. Aku ngasih nama dia Boneka bear karena dia sama seperti beruang besar, gendut, dan jelek."
"Oh, kirain siapa."
"Aku ke kamar lagi mau temanin Syena.'' Rey, pergi lagi sambil membawa gawainya.
"Tingkah Mas Rey, sangat aneh," batin Dinda.
****
Keesokan harinya Dinda, kembali bekerja entah kenapa nama Boneka bear masih terlintas di pikirannya. Hingga mengganggu kosentrasinya dalam bekerja. Dinda, pun pergi ke party, untuk membuat segelas kopi rasanya jika pikiran berkecamuk, pusing juga lelah butuh yang hangat-hangat seperti kopi.
Dalam waktu bersamaan Dinda, tak sengaja bertemu dengan seseorang yang dia kenal. Derik, teman Rey, yang kebetulan bekerja di tempat yang sama dengannya.
"Derik! Temannya Rey, kan!"
"Eh, Dinda, istri Rey, kan!"
"Iya, apa kabar?"
"Baik, bagaimana kabarmu? Bagaimana kabar Rey?" Dinda, merasa aneh saat Derik, menanyakan kabar Rey. Bukankah mereka selalu berkomunikasi kenapa Derik, menanyakan kabar.
"Baik," jawab Dinda, kaku.
"Oh ya, salamkan salamku pada Rey ya. Aku duluan."
"Derik tunggu." Seruan Dinda, menghentikan langkah Derik, yang kembali berbalik menghadapnya.
"Ya? Ada apa Dinda?"
"Bolehku minta nomor handphonemu?"
"Boleh!" Derik pun memberika nomornya. Setelah itu dia pergi. Dinda, menyimpan nomor yang Derik berikan untuk Dinda, cocokan dengan nomor Boneka bear.
****
Sepulang bekerja Rey, terlihat asyik bermain dengan Syena. Sedangkan Dinda, duduk di sofa seraya memperhatikan mereka. Dinda, sangat ingin menyamakan nomor Derik, dengan nomor si Boneka bear itu. Namun, Dinda, tidak bisa melakukannya karena Rey, tetap mengantongi gawai miliknya.
Dinda, terus berpikir bagaimana caranya agar bisa mendapatkan gawai milik Rey.
"Sayang, boleh pinjam handphone nya?"
"Untuk apa?" Rey, terlihat ketakutan.
"Mau hubungi mama, tapi handphoneku lobet."
"Ini," Rey, memberikan gawainya. "memangnya ada perlu apa hubungi mama?" tanya Rey, demikian.
"Bukan apa-apa hanya menanyakan tentang Syena, saja."
Rey, pun tidak bertanya apa-apa lagi dan kembali bermain dengan Syena. Dinda, segera menyalin nomor Boneka bear ke dalam gawainya, namun Dinda, merasa aneh saat di simpan nama Derik, tidak juga muncul. Padahal, jika nomornya sama, dengan otomatis nama itu akan muncul.
"Aneh!" batin Dinda. Dinda, merasa yakin jika Rey, membohonginya lagi. Dan si boneka bear bukanlah Derik, teman suaminya. Dinda, pun segera menyimpan nomor itu pada gawainya. Lalu, mencoba melihat riwayat panggilan yang begitu banyak dari nama yang sama. Saat akan memeriksa chat whatsapp ... sangat di sayangkan karena Rey, meminta kembai gawainya.
"Sudah sayang telepon mamanya?"
"Tidak di angkat, mungkin sedang sibuk!"
Dinda, pun memberikan kembali gawai itu pada Rey. Rey, tersenyum kepada Dinda, setelah mengecek riwayat panggilan teleponnya. Yang tertera nama 'Mama' setelahnya Rey, pun memasukan kembali gawainya pada saku celananya.
"Mungkin mama sudah tidur. Aku kembali ke kamarya sayang kasihan Syena, sendiri."
"Iya, sayang nanti aku menyusul," jawab Dinda, dengan senyuman.
"Aku pikir Dinda, curiga dengan nama boneka bear ternyata Dinda, benar menghubungi Mama." batin Rey, yang merasa lega.
Dinda, tidaklah sebodoh yang dia kira. Sebelum menyamakan nomor itu Dinda, memanggil nomor Mama terlebih dulu, agar tertulis pada daftar panggilan. Jaga-jaga jika Rey, mengecek riwayat panggilan pada gawainya dan benar saja Rey, melakukannya.
****
Dinda, terus menatap layar gawainya sangat penasaran pada si boneka bear. Namun, Dinda tidak bisa melakukannya karena Rey, terus berada di sampingnya. Rey, tertidur dengan kedua tangan yang memeluknya membuat Dinda, tak bisa bergerak.
Namun, Dinda tidak kehilangan akal. satu tangannya membuka laci samping ranjang tidurnya. Di ambilnya sebuah headsead dari dalam laci itu. Lalu ia sambungkan dengan gawai miliknya.
"Sayang, sedang apa?"
Lagi-lagi Rey, terbangun, membuat Dinda terkejut. Padahal Dinda, sudah melakukannya dengan pelan agar Rey, tidak terbangun.
"Mengambil headsead," ucap Dinda yang menunjukan headseadnya.
"Untuk apa?" tanya Rey.
"Untuk mendengarkan lagu," jawab Dinda
"Sudah malam sayang … besok saja sekarang kita tidur." Rey, menarik tubuh Dinda, agar berbalik menghadapnya. Terpaksa Dinda, menyimpan gawainya dan headseadnya. Lagi-lagi Dinda, gagal untuk menghubungi si boneka bear.
"Rey!" seru Dinda, saat tangan Rey, mulai bergrilya. Menyentuh aset miliknya.
"Kenapa sayang?" pertanyaan itu lolos begitu saja dari mulut Rey.
Wajar saja jika Rey, bertanya seperti itu mungkin Rey, merasa aneh karena Dinda, menghentikan tangannya yang menyentuh aset milik istrinya. Tidak seperti biasanya karena bagi Rey, itu hal biasa bagi sepasang suami istri dan Dinda, tidak pernah menghentikannya.
Tapi kali ini entah kenapa Dinda, merasakan hal yang lain. Merasa tidak rela jika Rey, menyentuh aset miliknya.
"Sayang, aku ingin." Bisik Rey. "Biarkan aku melakukannya ya! Selagi Syena, sedang tidur."
Rey, kembali melakukan aksinya. Dinda, pun tidak bisa menolaknya. Tangan Rey, mulai menjelajahi aset miliknya, hingga akhirnya Dinda, pun terbuai. Dalam sekejap Boneka bear pun terlupakan.
****
Keesokan paginya suara Syena, membangunkan Rey, yang kini masih terlelap tidur. Setelah kegiatan panasnya semalam. Sedangkan Dinda, sudah bangun terlebih dulu dan kini sedang memasak sarapan untuknya.
"Sayang bangun! Tolong jaga Syena, aku sedang memasak." Terdengar suara Dinda, yang begitu nyaring membuat Rey, terpaksa mengerjapkan matanya lalu terbangun dan segera menuju kamar Syena. Saat Rey, melangkah keluar tiba-tiba gawai Rey, menyala dan berdering satu panggilan masuk dari Boneka bear.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Sri Mulyati
Boneka bear nya telp.
nanti aja dikantor diselidiki .
Semangat 💪💪💪 juga up nya Thorrr 😘😘😘😘😘😘😘
2022-07-21
0
auliasilviana
cerai aja sih
ga usah di maafin suami tukang selingkuh..
next thoorr
2022-07-16
1
Herlina Rahman
ah kampret emng tuh laki ya
2022-07-16
0