"Rey …"
"Rey apa yang kamu lakukan?"
Velove, terkejut melihat keadaan rumah Rey, yang sangat berantakan. Hampir setiap malam Rey, mabuk berat melampiaskan amarahnya pada semua benda yang ada di rumahnya. Bahkan Rey, tidak tertidur sama sekali. Kehilangan Syena, membuatnya frustasi.
"Rey … kamu mabuk. Kamu tidak tidur semalaman." Velove, bertanya seraya menangkup wajah Rey.
"Mau apa kamu kesini." Rey, menurunkan tangan Velove, dari wajahnya. "Biarkan aku sendiri," lanjut Rey.
"Tidak … kamu tidak boleh seperti ini. Sadar Rey, sadar. Jika Dinda, tahu keadaanmu dia akan sangat senang melihat keadaanmu yang hancur. Aku tahu kamu merindukan putrimu, kan." Kata Velove, namun Rey, menatapnya tajam.
"Semua karenamu, aku kehilangan putriku." Rey, begitu marah dan menyalahkan Velove, atas semua yang terjadi.
"Tidak Rey, kamu tidak kehilangan putrimu. Kamu akan mendapatkan putrimu dan Syena, akan tinggal bersamamu." Rey, melirik Velove, dengan sorot mata tajamnya dan Velove, mengangguk,kan kepalanya untuk meyakinkan Rey.
"Tidak lama lagi gugatannya akan di ajukan. Kamu akan mendapatkan hak asuh Syena. Percayalah padaku jadi … jaga sikapmu saat ini hindari tindakan kriminal, atau perbuatan buruk kamu harus berprilaku baik selama gugatan itu berlangsung. Aku tidak berbohong aku sudah katakan pada Maudy, untuk segera mengurusnya."
"Apa aku bisa percaya?" tanya Rey, ragu.
"Tentu," jawab Velove, yakin.
"Apa itu? Kopermu … kamu akan menginap di sini?" Rey, melihat sebuah koper yang tidak jauh darinya koper itu milik Velove entah apa yang ingin dilakukannya.
"Ya, aku akan tinggal denganmu. Rey, aku punya satu permintaan … nikahi aku"
"Apa!" Rey, sangat terkejut. Tiba-tiba Velove, datang dan akan tinggal dengannya lalu meminta untuk segera menikahinya.
"Aku meninggalkan keluargaku demi dirimu," sambung Velove.
Flashback on
Velove, kembali ke rumah. Rita, sebagai ibu sangat senang melihat putrinya kembali berencana akan menemukan Velove, dengan lelaki pilihannya. Namun, kepulangan Velove, bukanlah untuk itu Velove, menolak di jodohkan dan bertemu dengan lelaki sebagai tunangannya. Hingga Velove, memberikan semua fasilitas yang di berikan kepadanya dari mulai Black Card, kunci apartemen dan kunci mobil pemberian orangtuanya kecuali miliknya dia hanya mengambil miliknya saja.
"Apa ini?" tanya Rita, saat Velove, menyerahkan barang-barang tersebut padanya.
"Fasilitas yang kalian berikan aku mengembalik,kannya."
"Apa!" Rita, sangat terkejut dengan keputusan Velove. "Apa maksudmu, jadi … kamu pulang hanya untuk ini."
"Aku tidak bisa mengikuti keinginanmu menikah dengan lelaki yang kamu pilihkan."
"Apa kamu memilih lelaki yang tidak berguna itu. Dimana akal sehatmu … kebahagiaanmu sudah di depan mata tapi kamu memilih …."
Perkataan Rita terhenti karena ponselnya berdering menandakan ada panggilan telepon. Rita, pun menjawabnya ekpresinya tak kalah terkejut seperti saat Velove, mengutarakan keinginannya. Tak berselang lama Rita, memutuskan panggilannya. Tubuhnya terlihat lemas sesaat setelah melihat pesan masuk dalam ponselnya. Matanya langsung melirik tajam pada Velove.
"Kamu … apa yang kamu lakukan!" Velove, hanya menunduk saat mendapat amarah dari ibunya. "Kamu tidur dengannya? Kamu sudah gila!" bentak Rita, seketika tubuhnya lemas terduduk lemah di atas sofa dadanya terasa sesak. Rita, menghembuskan nafasnya perlahan terus menerus ia lakukan.
"Apa yang ada di pikiranmu. Kamu boleh saja menolak untuk di jodohkan tapi bukan ini alasannya. Bagaimana bisa kamu memalukan keluargamu karena … rekaman yang sangat menjijikkan. Apa ini sebuah film kamu sengaja merekam kegiatan panasmu agar semua orang tahu jika kalian berdua sangat cocok, saling mencintai. Seharusnya kamu malu." Suara Rita, meninggi.
"Ya tuhan kenapa aku melahirkan anak sepertinya. Mulai saat ini jauhi lelaki itu tentang video itu akan ku pastikan tidak akan tersebar lagi."
"Tidak bisa, aku tidak bisa menjauhinya."
"Apa! Aku bilang jauhi dia."
"Tidak bisa. Kenapa kamu tidak merestui hubunganku dengannya apa itu sulit."
"Aku tidak akan mengulangi perkataanku lagi. Jauhi lelaki itu."
"Tidak."
"Velove … Jauhi dia."
"Tidak bisa!" bantah Velove, yang suaranya tidak kalah meninggi. "Aku tidak bisa menjauhinya."
"Kenapa? Apa karena cinta."
"Itu salah satunya. Tapi … ada alasan lain"
"Apa?"
"Aku hamil."
"Apa!" Rita, begitu terkejut bola matanya membulat sempurna. Setelah sekian lama kembalinya Velove, berharap adalah kabar bahagia namun yang ada kabar mengejutkan.
Flashback off
"Apa … kamu … hamil." Rey, tidak kalah terkejut, pagi ini dia mendapatkan kabar mengejutkan bukan tentang Syena, melainkan tentang kehamilan Velove.
"Ya aku hamil. Itu sebabnya aku minta padamu untuk segera menikahiku. Aku hamil anakmu Rey, kamu ingat … masih ingat … saat di vila atau saat di rumahmu. Aku tidak menyangka akan hamil secepat ini."
"Astaga …" Rey, semakin frustasi pikirannya semakin kacau.
"Aku tidak meminta pernikahan mewah. Asal bersamamu … menikah tanpa adanya pesta itu tidak masalah. Tapi jangan lagi menundanya. Aku sudah meninggalkan keluargaku demi dirimu dan hanya kamu satu-satunya keluargaku saat ini hanya kamu. Kita menikah dan buka lembaran baru setelah menikah akan ku pastikan kamu mendapatkan hak asuh Syena."
Rey, masih diam tanpa sepatah kata pun.
****
Satu Bulan kemudian
"Ibu … ibu … dimana Syena?" teriak Dinda, yang baru saja pulang bekerja
"Syena, sedang bermain di kamarnya. Apa itu … kue?" tanya Asih.
"Ibu tidak ingat hari ulang tahun cucu ibu."
"Inikah hari ulang tahun Syena. Maaf … Ibu merupakan hari terpenting."
"Tidak apa. Sekarang Ibu siapkan kuenya Dinda, ke kamar Syena dulu."
"Ya."
Dinda, pun pergi ke kamar Syena. Dinda, melihat Syena, sedang bermain di dalam kamarnya sambil menonton kartun kesukaannya. Syena, sudah mulai lancar berbicara dan juga sangat aktif bergerak bebas, berlarian kesana kemari wajah polos dan imutnya begitu menggemaskan.
"Sayang Mama pulang."
"Mama,"
"Ouh … gemasnya. Coba katakan lagi sayang."
"Mama." Dinda, tertawa bahagia Syena, adalah kebahagiaannya. Rasa lelah, masalah, emosi, semuanya hilang jika melihat Syena. Tidak henti-hentinya Dinda, terus menciumi pipi chuby Syena.
"Selamat ulang tahun sayang," ucap Dinda yang memeluk Syena. "Tetaplah bersama Mama sayang, kamu kebahagiaan Mama. Tidak bisa terbayangkan jika tidak ada kamu mungkin Mama tidak akan bisa hidup."
"Dinda, cepatlah kuenya sudah siap." Terdengar suara Asih, berteriak. Dinda, langsung melepaskan pelukannya.
"Sayang Oma memanggil. Kita temui Oma sayang." Dinda, langsung menggendong Syena, membawanya ke luar.
Di atas meja makan sudah siap kue ulang tahun berbentuk bulat berbalut cokelat. Tidak lupa juga dengan makanan yang sudah di sediakan. Mereka merayakannya dengan sederhana namun membuat mereka bahagia. Dinda, menyalakan korek gas ia dekatkan pada sebuah lilin berbentuk angka 2. Karena hari ini Syena, tepat 2 tahun masih sangat kecil dan hidupnya masih sangat panjang namun nasibnya tidaklah beruntung.
Di usianya yang masih dini Syena, harus merasakan berpisah dari ayahnya dan terpaksa melewati masalah yang rumit antara kedua orangtuanya.
"Sudah nyala. Sekarang kita berdoa dulu" Dinda, dan Asih menutup kedua matanya begitu pun dengan Syena. Setelahnya api lilin di depannya langsung di tiup olehnya dan Syena. Lalu mereka bertepuk tangan bersama seolah sedang mengadakan pesta sungguhan.
"Selamat ulang tahun cucu Oma." Kata Asih, yang mencium Syena. Lalu mereka melanjutkannya dengan makan bersama.
"Ibu surat apa ini?" tanya Dinda, yang melihat beberapa tumpukan surat di atas nakas.
"Entahlah Ibu belum membacanya. Karena sibuk menjaga Syena, Ibu tidak sempat membukanya," sahut Asih, yang sedang mencuci piring. "Mungkin tagihan listrik, tagihan air." Asih, kembali berkata.
Dinda, pun membuka satu persatu surat itu namun saat surat terakhir Dinda, merasa aneh. "Apa ini. Surat dari pengadilan," ucapnya lalu Dinda, membuka suratnya dan membacanya. Ekpresinya tidak bisa di tebak Dinda, hanya diam dan tersenyum hambar. Ekpresinya terlihat kesal.
Tidak pernah terbayangkan sebulan sudah berlalu. Hidupnya mulai tenang. Dinda, pikir akan selamanya seperti ini namun tiba-tiba kabar mengejutkan datang, masalalu kembali mengusik hidupnya.
...----------------...
Maaf ya author updatenya kemalaman. baru bisa update dari pagi sibuk dengan kegiatan di RL alias kehidupan nyata hehe. Jangan lupa like, komentar, Vote, favorit, bintang, dan hadiahnya ya. Mohon dukungannya karena karya ini lagi ikut event 😊.
Terima kasih 🙏
Salam sayang
Dini_ra ❤
Follow IG: dini_rtn
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Semet Tipis
Siapa sih yg ngusik dinda,, udah bahagia bahagianya ehh mada lalu muncul lagi😏😏
Lanjut dan semangat💪💪 terus buat updatenya thor😊😊
2022-07-28
0
A R
kak thor plissss jgn smp hak asuh syena pindah ke rey 😭😭😭 jgn smp akal jahat ulet bulu tercapai. biarkan syena sama dinda saja. munculkan tokoh laki2 baru yg jd jodoh dinda nanti nya. biar bisa lindungin dinda dan syena.
2022-07-27
0
Herlina Rahman
thor jangan biarkan rey menang hak asuh anak thor kasian dinda sudah suaminya di ambil sama pelakor
2022-07-27
0