#19.

Jessica yang sudah menyelesaikan pekerjaan nya pun pulang terlebih dahulu.

Padahal biasa nya dia baru pulang saat jam tujuh malam, tapi kini dia sudah berada di dalam kereta kuda pada pukul enam lewat beberapa menit.

Itu semua karena Viona, lantaran Jessica lebih banyak bengong dari pada memeriksa dokumen, Viona pun memaksa Jessica agar pulang lebih cepat saja. Anggap saja memakai waktu lebih banyak bersama Mama nya.

Jessica tak menolak sama sekali, di satu sisi diri nya dapat menikmati waktu lebih banyak bersama Elmira, dan di sisi lain Jessica memang ingin istirahat sedikit dari pekerjaan nya.

Karena pemikiran nya lagi kacau balau, Jessica tak mau ambil resiko melakukan kesalahan pada Asosiasi yang sudah bukan Asosiasi kecil kecilan lagi.

Di dalam kereta..

Tok..Tok..Tok...

Seseorang mengetuk jendela kereta Jessica, dan membuat Kereta yang sedang melaju langsung berhenti.

"Kenapa ?" Tanya Jessica yang berbicara dari jendela kereta yang sudah di turun kan.

"Maaf mengganggu Anda Nona, tapi ini perintah dari Tuan River, bahwa mulai sekarang penjaga yang menjaga Anda bukan lagi empat orang, melainkan delapan orang. Dan juga Kami tak akan membuat pergerakan yang menonjol, Kami benar benar hanya berada di bayangan yang Anda sendiri juga tak tau." Kata lelaki yang memakai baju hitam hitam, dan menutup seluruh tubuh nya kecuali mata dan tangan.

"Hemm ? Tiba tiba menambah penjaga Ku, apakah ini ada hubungan nya dengan pelanggan yang datang untuk mencari informasih Ku ?"

Tanya Jessica yang berharap jawaban yang di berikan oleh salah satu penjaga di hadapan nya ini, berbeda jauh dari yang dia harap kan. Jessica pun menunggu jawaban dengan perasaan tegang dan gelisah.

"Ya Nona." Jawab si penjaga itu.

Jawaban yang tak ingin Jessica dengar sama sekali, justru sekarang terdengar dengan di sertai oleh pukulan keras pada ulu hati nya.

"Ya baiklah. Kerjakan pekerjaan Kalian tanpa menimbulkan kecurigaan atau sesuatu yang menonjol, sekarang kembali lah pada posisi Mu dan perintahkan Pak Kusir agar melanjut kan perjalanan." Perintah Jessica dan langsung menatap tempat ke dua kaki nya berpijak.

"Baik." Jawaban patuh pun di dapat kan, dan perjalanan kembali berlangsung.

Lalu perasaan Jessica sudah semakin kacau. Dada nya seperti terpukul, dan seolah terjadi gemuruh dan tsunami di dalam dada nya.

"Aarrgghh.. Aku tak bisa tenang !" Kata Jessica sambil mendengus kesal dan memegang ke dua telingan nya.

Jessica seperti mendengar percakapan antara Jessica yang asli dengan Aldara di dalam novel, yang pernah dia mimpikan.

Dan alhasil, Jessica pun hanya bisa memejamkan mata nya, dan berharap kereta kuda yang dia naiki cepat sampai di rumah, agar diri nya dapat di tenangkan oleh Elmira. Mama nya, satu satu nya orang yang seolah menjadi penawar di kala Jessica sedang tenggelam dalam banyak pikiran Negatif nya.

***

Beberapa saat kemudian..

"Nona, sudah sam-"

*TAK*

Belum selesai pak kusir mengatakan pada orang yang berada di dalam kereta bahwa telah sampai, Jessica sudah meloncat turun dan berlari masuk ke dalam rumah.

Tak ada pujian atas kerja keras pada Pak kusir, tak ada ucapan terimakasih, dan tak ada pesan dari Jessica untuk Pak kusir berhati hati saat dalam perjalan pulang. Jessica seketika menjadi anak yang paling penakut saat ini.

*KLEK* Pintu yang di buka.

Jessica langsung masuk dan menuju ke dapur, dia tampak mengedarkan pandangan nya ke seluruh arah.

Karena tak menemukan seseorang yang biasa nya ada di dapur, Jessica langsung berteriak secara tak beraturan.

"MAMAAAA ?! MA, MAMA DI MANA ? MAMA ? MAMA ??? MAAA.. UUGHHH, MAMA DI MANA ??"

Teriak Jessica sambil mengecek di gudang penyimpanan, ruang makan, ruang tamu, ruang kerja nya, kamar nya, dan terakhir dia berlari ke arah kamar Elmira.

"MA-"

*KLEK* Pintu pun terbuka sebelum Jessica selesai mengejakan kata MAMA dengan suara lantang.

Di hadapan Jessica saat ini, Elmira, sang Mama nya sedang memakai pakaian tidur dengan memasang kancing baju yang salah, dan rambut yang masih basah. Bahkan tampak masih banyak bulir air di seluruh badan Elmira.

SRUK.

Elmira langsung membawa tubuh Jessica dalam rengkuhan nya.

Walaupun badan Elmira saat ini nampak masih basa dan pasti nya sangat dingin, berbeda dengan yang di rasakan oleh Jessica. Jessica justru merasa hangat dan balas memeluk Mama nya sekuat tenaga.

Dia membenamkan wajah sepenuh nya pada badan Mama Elmira. Walaupun dia kesulitan bernafas, Jessica merasa itu lebih baik dari pada merasakan perasaan yang bergemuruh dan memunculkan ingatan akan kejadian yang menyakitkan.

"Jess.." Panggil sang Mama seperti biasa, dengan suara nya yang halus dan masuk ke dalam pendengaran Jessica dengan hangat.

"Emmm.." Jessica pun hanya berdehem mendengar nama nya di panggil oleh Sang Mama.

"Lagi ada masalah di kantor Nak ?" Tanya sang Mama sambil perlahan lahan mengelus puncak kepala Jessica dengan lembut.

"......" Jessica hanya diam dan mencoba untuk menggelengkan kepala nya. Elmira nampak tersenyum dan membawa tubuh Jessica pada sofa panjang yang berada di kamar nya.

Tubuh Jessica yang hanya terdiam pun hanya mengikuti kemana Mama nya pergi. Saat sudah duduk di Sofa, posisi Jessica terbaring dengan meluruskan ke dua kaki nya, dan kini kepala nya berada di pangkuan sang Mama.

Namun Jessica tetap memeluk pinggang sang Mama, dan tidak membiarkan Mama nya melihat wajah menyedihkan nya saat ini.

"Kalau Jessica masih merasa berat buat cerita.. Juga tak masalah kok. Mama masih di sini, dan akan terus mengusap kepala Kamu. Mau Mama nyanyikan satu lagu ? Lagu yang dapat membuat Kamu tenang ?" Tawar Sang Mama.

"Jessi.. Jessi bukan anak bayi lagi yang harus di tenangkan dengan lagu Ma." Jawab Jessica yang padahal sedang mengharapkan suara Sang Mama yang merdu terdengar di gendang telinga nya.

"...." Mendengar jawaban Jessica membuat Elima tersenyum lalu perlahan menarik nafas dan menyanyikan sebuah lagu untuk Jessica.

🎼Say something, I'm giving up on you..🎼

🎶I'll be the one, if you want me to..🎶

🎵Anywhere, I would've followed you..🎵

🎼Say something, I'm giving up on you..🎼

Elmira pun mulai melantunkan nyanyian yang selalu berhasil menenangkan Jessica. Jessica pun mulai tampak tenang.

Saat Lagu Say Something pertama kali di nyanyikan oleh Elmira pada Jessica, sejujurnya pada saat itu Jessica sempat merasa kaget dan tak bisa mempercayai apa yang dia dengar.

Bukan kah itu lagu dari jaman modern ? Apakah penulis novel with you tertarik, dan memasukan kebudayaan modern pada tulisan nya ? Dan jawaban dari semua pertanyaan Jessica pun dia dapat kan saat bercengkrama dengan para tetangga atau warga sekitar rumah.

Kata nya mereka tak tau pasti siapa nenek moyang mereka, tapi inti nya lagu ini sudah di dengarkan dan di nyanyikan dari dulu hingga kini. Jessica pun sedikit merasa kecewa, karena harapan nya adalah... Elmira juga datang dari dunia nya dulu, padahal itu hanya keinginan nya yang tak mungkin.

***

Beberapa saat kemudian..

Elmira telah selesai menyanyikan lagu nya, dan kini Jessica sudah bangun dari pangkuan Mama nya.

Tapi Jessica masih tetap memeluk Mama nya dan berulang kali menguselkan kepala, agar diri nya dapat merasakan kehadiran sang Mama yang bukan ilusi.

"Kalau udah mengeluarkan semua capek nya, sekarang kita makan yuk. Mama udah siapin semua nya di meja, ada makanan kesukaan Kamu juga. Dua menu utama, dan makanan penutup yang Kamu dambakan." Bujuk sang Mama sambil menarik tangan Jessica.

Jessica yang sudah bangun pun mengikuti langkah kaki Mama nya, dengan senyum yang kini sudah terbesit di wajah yang sudah tidak pucat lagi.

"Jessi pasti bakal nambah 10 kali. " Ujar Jessica penuh kebahagiaan dan seakan kembali ceria seperti biasa nya.

Elmira dan jessica pun sama sama tertawa dan berjalan bersama ke ruang makan sambil tetap bergandengan tangan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!