River tertegun mendengar perkataan Jessica, lantaran baru kali ini Jessica tampak serius dan tidak bercanda pada diri nya saat pertemuan pertama.
"Baiklah.. Maaf kan Paman Jessi.. Paman akan -"
"Untuk apa Paman meminta maaf pada Ku? " Kata Jessica menyela perkataan River. "Apakah Paman yang menodongkan belati di leher Ku dan Viona ? " Tanya Jessica dengan satu alis yang di naikan.
Ke dua orang yang merasa saat ini mereka lah yang sedang di bicarakan oleh Jessica, seketika langsung bersujud di atas lantai dan menahan rasa sakit karena mendapat tendangan River tadi.
"KAMI..KAMI MINTA MAAF PADA ANDA NONA. MAAF KAN KAMI YANG TIDAK MENGETAHUI BAHWA ANDA ADALAH PONAAN DARI TUAN RIVER. KAMI -"
"Keponakan ? Siapa ? Aku ? Hahaha, seperti nya Aku harus meluruskan kesalahpahaman Kalian berdua. Merasa bersyukurlah karena kali ini Aku sedang berbaik hati." Sela Jessica dengan tatapan tajam yang belum juga pudar.
...*GLEK* Ke dua lelaki yang sedang bersujud itu menelan ludah secara kompak, karena merasa saat ini mereka berdua telah melakukan sesuatu yang tidak seharus nya mereka lakukan....
"Aku adalah Jessica. Pemimpin dari Asosiasi Dagang Bright, dan yang merupakan wakil ketua dari Dark Guild Shadow. Berbahagia lah, karena Kalian mendapat keberuntungan untuk mengetahui fakta ini dari mulut Ku sendiri."
Ujar Jessica dengan penuh percaya diri dan ketegasan. Sampai sampai tak dapat di simpulkan bahwa saat ini diri nya sedang berkata bohong atau membual.
"MA..MAAF KAN KAMI.." Ujar ke dua lelaki itu terus menerus, sampai Jessica merasa bosan dan malah terganggu. Jessica pun mengepalkan tangan nya ke atas dengan maksud agar mereka mengerti, bahwa Jessica sedang menyuruh mereka untuk Diam.
"Tapi Jessi, kenapa Kamu memberitahukan identitas Mu pada ke dua orang itu ? Mereka hanya anak baru yang baru keluar dari masa pelatihan sehingga tak tau apa apa tentang Guild dan juga Asosiasi. Apakah Kamu tak takut jika mereka menjual informasih Mu kepada musuh atau Orang orang yang selama ini sangat haus akan informasih mengenai pemimpin dari Asosiasi Dangang Bright ? " Tanya River dengan wajah serius.
Masuk akal sih, berhubung ke dua anak buah itu belum melewati ujian kejujuran dan keteguhan hati, membuat River takut dan sekaligus merasa khawatir. Khawatir akan terjadi sesuatu pada Jessica nanti.
Mendengar perkataan River, membuat Jessica menampakkan Smrik di wajah nya, lalu menunduk untuk menatap ke dua lelaki berbaju hitam yang sedang bersujud sejak tadi, lalu angkat bicara...
"Jika informasih Ku bocor, bukan kah akan semakin mudah ? " Kata Jessi.
"Apa nya yang Mudah Jessi ?" Tanya River kebingungan.
"Mudah untuk mrngetahui siapa dalang di balik bocor nya rahasia Ku. Lalu setelah itu, eksekusi dengan kapak tumpul pada leher mereka yang berkhianat pada Ku akan dapat di laksanakan ? Bukankah seperti itu Paman River ?" Jelas Jessica dengan tatapan Psikopat nya.
Padahal di jaman modern dulu, Jessica tak pernah memberikan tatapan psikopat dan ancaman yang berlebihan.
Tapi saat ini, Jessica merasa bahwa jika Dia tidak menjadi berbeda dengan kehidupan sebelum nya, takut nya Jessica akan tersejerumus ke dalam kesalahan yang terjadi karena ulah nya yang terlalu masa bodoh pada hal hal yang sepele.
Ke dua pria yang mendengar perkataan Jessica tentu langsung mematung dalam posisi bersujud. Mereka benar benar merasa menyesal karena mereka telah membuat kesalahan pada Jessica.
"Haahh... Makin hari Kamu makin seperti anak Paman saja Jessi. Kelakuan Mu, cara berpikir Mu, dan mungkin tempramen Mu juga ? Tak sia sia Aku bersama Mu selama ini.." Ujar River yang entah kenapa merasa bangga.
"Cih, biasa aja kali. Lagian gen Ku itu menurun dari Mama dan juga Ayah Ku yang entah siapa. Jadi jangan coba coba untuk mengatasnamakan bahwa semua yang Aku lakukan itu benar benar mirip dengan Mu Paman. Karena itu hanya kebetulan semata. " Ujar Jessica yang seperti nya, memiliki mood yang sudah kembali ke keadaan normal.
"Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang Kita naik ke lantai dua ? Paman yakin Kamu ingin berbicara dengan Paman dan Kakek Rojer kan ?" Kata River akhir nya.
"Baiklah. Apakah kakek Rojer masih terbaring di tempat tidur ?" Tanya Jessica yang mulai menaiki anak tangga satu demi satu di sebelah River.
"Iyah, encok nya kambuh sejak dua hari yang lalu." Jawab River yang merasa bersalah, karena membiarkan Kakek Rojer berduel dengan anak buah nya.
"Hahaha, lihat bagaimana Aku akan mengolok nya saat bertemu.. Hahaha, Kakek Tua itu pasti akan kesemsem pada Ku seperti biasa nya. "
"Tingkat jahil Mu memang sudah keterlaluan. Saat Kakek menyuruh Mu datang menjenguk nya, Kamu malah hanya mengirim surat yang berisi Aku sedang sibuk. Maka nya kalau ingin melakukan sesuatu itu harus ingat umur dulu, jangan kebangetan dan berlebihan, sampai sampai merasa masih berusia 18 tahun. Padahal asli nya sudah 90 lebih tahun. Semoga cepat sembuh, dari Cucu Mu yang saaaaaaangaaaaat~~ mencintai Mu, Jessica. Haaah, setelah membaca itu, Kakek meremas surat yang Kamu kirim, dan memilih untuk mogok makan. Kamu membuat Paman dan yang lain nya berada dalam situasi yang menyulitkan Jessi." Keluh River dengan wajah yang tampak letih.
Ternyata lebih melelahkan mengurus Kakek nya sendiri, dari pada mencari informasih penting yang ada di luar sana, atau informasih yang di minta pelanggan.
"Pfft.. Puahahhahaha.. Seperti nya Aku melewatkan pertunjukan yang menyenangkan yaah ? Hahaha.. "
"Menyenangkan apa nya Jessi ? Kamu memang keterlaluan." Ujar River sambil mengacak rambut Jessi.
"Ampun.. Ampun.. Hamba telah berbuat salah." Ujar Jessica yang masih saja bercanda. Seperti kebiasaan nya saat bertemu dengan River. "Oh iya, karena Paman, Jessi jadi lupa hal penting kan." Kata Jessi sambil menyingkirkan tangan River dari kepala nya, mengatur nafas, dan berbalik melihat kearah lantai bawah.
Di mana, di sana ke dua lelaki itu masih bersujud dan tak berani meninggal kan tempat itu hingga Jessica tak terlihat lagi.
"Hal penting ? Hal penting apa Jessi ? " Tanya River.
"Kalian berdua, berdiri lah." Perintah Jessica.
Dan ke dua lelaki itu langsung berdiri tegap, dan menatap Jessica. Mereka takut jika mereka melakukan kesalahan lagi.
"Leher Viona tergores karena belati Mu bedebah." Kata Jessica sambil menunjuk pria yang menodongkan belati pada Viona tadi." Aku saran kan Kalian berdua segera mengobati goresan yang Kau ciptakan dari belati Mu, jika tidak.. Leher kalian yang akan terlepas di buat Ku. " AncamJessica dengan tatapan serius.
"BA..BAIKK.." Jawab mereka berdua secara kompak, dan langsung menunduk pada Jessica.
"Tak apa Nona, Aku baik baik saja. Lebih baik jika Aku juga ikut masuk ke dalam dan mendiskusikan hal yang Kita- "
"Vio." Panggil Jessica menyelah perkataan Viona.
"Ya Nona ?"
"Pertama tama, urus dulu luka Mu. Setelah itu Kamu boleh masuk ke kamar Kakek. Aku tak melarang Mu masuk, tapi Aku tak suka melihat Mu terluka. PAHAM ?"
"Baiklah jika itu keinginan Mu Nona," jawab Viona dengan tersenyum kecil.
Jessica pun langsung membalik kan badan nya, dan lanjut berjalan bersama River.
"Jika.. Jika Aku yang terluka saja Nona sudah semarah ini, lantas bagaimana jika yang tadi tergores leher nya adalah Tante Elmira ? Aku rasa respon Nona akan lebih gila lagi.. Eemm, membayangkan nya saja sudah menyerikan." Batin Viona yang kini sedang di tuntun oleh ke dua orang berbaju hitam ke ruang pengobatan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments