#7.

"HUH ?! " Dokter Henzen dan Juga River langsung kanget secara bersamaan. Mereka tampak cukup syok dengan kenyataan yang di beri tau oleh Jessica.

Dan yang lebih merasa terkejut di sini adalah bocah berambut kuning keemasan itu, karena diri nya menganggap gadis kecil yang ada di hadapan nya ini akan merasa malu dan tercekat, karena umur nya itu lebih tua daripada Jessica.

Siapa yang tahu bahwa umur jessica ternyata sudah 15 tahun ?! Dokter Henzen dan River juga kaget, karena belum ada perkenalan secara mendetail tentang Jessica.

Mereka hanya tahu namanya saja, itupun dapat mereka ketahui saat Jessica kembali ke tempat mereka, sambil memapah seorang anak yang penuh akan darah. River berpikir Jessica berumur 10 tahun karena memang sudah sepantas nya begitu, Tapi ternyata diri nya salah.

"Kamu pikirkan aku anak kecil jadi kamu dapat menipu ku ? Di lihat dari postur tubuhmu, tampak jelas bahwa kamu adalah gadis yang baru berumur 9 atau 10 tahun ! Jangan mengada-ngada gadis kecil. '' Ujar bocah berambut kuning keemasan itu. Karena di saat ini dialah yang menjadi kakak, dan bukan Jessica.

"Dari cara berbicara mu, Sepertinya di benakmu itu hanya mengetahui bahwa semua anak yang hidup di antara kerajaan yang sering berperang ini, akan memiliki postur tubuh yang sama dengan dirimu ya. Kamu pikir dengan negara yang terus berperang selama beberapa tahun ini dapat hidup makmur ? Kerajaan Trandere dan kerajaan Andorra baru saja memutuskan untuk berdamai 10 tahun yang lalu. kamu pikir dalam 10 tahun, seluruh rakyat yang berada di dua kerajaan dapat langsung hidup dalam kemakmuran ? Entah lah dengan bangsawan, tapi bagi rakyat biasa, untuk memakan sepotong roti yang keras saja nampaknya masih sulit.''

Jelas Jessica yang mencoba untuk memberitahukan fakta yang dirinya ketahui, walaupun memakan sepotong roti yang keras memang sengaja di lebih-lebih kan, Tapi pada dasarnya hal itu sering terjadi, dan dilihat langsung oleh Jessica di desa yang dulu pernah dia tinggali.

Mendengar perkataan dari Jessica, membuat bocah lelaki berambut kuning kemasan itu langsung terdiam, dengan wajah yang seketika langsung merasa bersalah.

"Jangankan diriku, di tempat tinggalku, banyak anak-anak yang berusia 20 tahun tapi badan mereka hanya begitu-begitu saja. Menjelaskan ini pada kamu yang seorang anak bangsawan, tampaknya kamu tak akan mengerti. Sekalipun kamu memaksa untuk mengerti, Kamu tetap tidak akan mengerti. Karena kamu harus merasakan dulu bagaimana rasa nya hidup sebagai orang yang sangat miskin, baru kamu dapat mengerti. Jika kamu dapat mengerti tanpa pernah mengalami hal itu, maka itu hanya omong kosong belaka. sampai sini kamu sudah paham ?! Jika sudah paham Cepatlah pergi dari sini. Aku tak mau terlibat dalam kasusmu, yang tampaknya cukup rumit. Seorang anak bangsawan yang baru berumur 11 tahun, tapi sudah berlumur darah... Aku rasa ada kaitannya dalam struktur kekeluargaanmu. Apakah sedang ada perebutan hak waris atau kepala keluarga selanjut nya ? Lalu kamu berasal dari keluarga dengan gelar apa ? Duke ? Marques ? Vinscount ? Baron? Atau kamu termasuk dalam keturunan yang sedang memperebutkan warisan dari orang tua yang baru meninggal ? "

"....." Bocah berambut kuning keemasan itu terdiam lagi, entah sudah ke berala kali dia terdiam karena perkataan Jessica.

Perkataan dari Jessica terlalu mendetail sampai dia merasa kesulitan dalam menjawabnya. Walaupun ada beberapa gelar yang tidak dimasukkan oleh Jessica, dengan banyaknya gelar yang sudah Jessica Sebutkan, membuat bocah lelaki itu berpikir bahwa Jessica memiliki otak yang encer.

"Tak perlu memasang wajah tercekat seperti itu. Tak perlu juga Kau menjawab. Aku tak butuh jawabanmu karena aku tak mau tahu, dan tak mau ambil bagian dalam urusan yang pasti akan sangat merepotkan. Jika kamu sudah paham, maka bergegas lah pergi dari sini. Walaupun pelayanan yang diberikan oleh kami tidak sebaik yang biasa kamu dapatkan di rumahmu, itu sudah menjadi pertolongan pertama yang dapat menyelamatkan hidupmu. Saat kamu keluar dari tempat ini, tak perlu khawatir akan pembunuh bayaran atau orang yang mengincar nyawamu, karena itu semua sudah diurus oleh Paman River. Tak perlu berterima kasih, dan jika kamu ingin balas budi, cukup dengan kamu meninggalkan tempat ini sekarang juga. kami tak butuh bayaranmu."

"Kenapa... Kenapa kamu tak membutuhkan bayaranku ? Bukankah menurutmu aku adalah bangsawan? Bukankah ini kesempatan emas bagi Mu untuk mendapatkan uang secara cuma-cuma ?'' Tanya bocah itu pada Jessica.

"Ohh.. Mendapatkan uang secara cuma-cuma? Hei bocah, apakah ada yang salah dengan pemikiran mu? kamu tahu badanmu saat ini dapat bersih karena apa? Itu karena anak buah paman River yang membawakan air hangat dan banyak kapas bersih untuk membersihkan lukamu, dengan harapan lukamu tidak terinfeksi. Dan lagi obat yang dimasukkan dalam tubuhmu, obat yang digunakan untuk menutupi lukamu, dan semuanya yang membuat kamu menjadi seperti manusia seperti saat ini. Apakah kamu pikir kami menggunakan sihir ? Wow, Aku terkesan dan Terkesima dengan pemikiranmu yang seorang anak bangsawan ini. Dengan semua hal yang telah kami lakukan padamu, bisa-bisanya kau berkata jika Aku mendapatkan bayaran secara cuma-cuma ? "

Jessica sejak dulu tak suka jika hasil kerja keras nya di katakan bahwa itu karena diri nya menggunakan tubuh nya. Apalagi kata mendapat uang secara cuma cuma merupakan perkataan yang berhasil membuat kuping Jessica gatal.

"....." Bocah berambut kuning keemasan itu kali ini terdiam lagi dan lagi, dengan wajah yang kembali memutih. Entah kenapa dia tak bisa menjawab perkataan Jessica, padahal saat berada di kediamannya, tak ada satu orang pun yang dapat membantah ucapan dan pemikiran nya.

"Jessica.. Kamu sungguh tak membutuhkan bayaran nya kah ? Padahal Aku kira kamu seorang linta darat." Ujar River tak percaya, mengingat tawaran yang Jessica berikan yang berhubungan dengan Keju, yang Jessica minta adalah 15% dari hasil keseluruhan. Sehingga melihat Jessica yang tak menginginkan uang dari bocah itu, membuat River tak dapat percaya untuk kesekian kali nya hari ini.

"Paman.. Jessica bukan nya tak mau.. Tapi.. "

"TAPI ?! " Tanya tiga orang yang berada di ruangan itu secara berjamaah.

"Tapi karena Jessica sudah tau akan jadi seperti apa jika Jessi meminta imbalan pasa bocah bangsawan itu."

"Maksud Mu ?! " Tuntut 3 orang yang menginginkan jawaban secara mendetail.

"Karena sudah Jessi geledah seluruh badan nya. Tak ada kantung uang sama sekali. Padahal Aku kira kali ini tangkapan besar , nyata nya hanya bocah yang ke mana mana uang nya di pegang oleh bawahan. Haiiss.. Hidup memang selalu tak adil seperti ini ya.." Jawab Jessica dengan mata nya yang sendu, tampak jelas bahwa Jessica sudah berharap akan mendapatkan keberuntungan hari ini. Nyata nya malah Zonk.

"Astaga.. Padahal tadi Aku sudah menilai nya berbudi luhur loh.." Ujar Bocah berambut kuning itu dengan raut wajah yang tak bisa di jelaskan.

"Sudah Aku duga.. Gadis kecil itu adalah reinkarnasi dari lintah darat. " Respon River yang merasa kesal pada diri nya, yang baru beberapa saat yang lalu kagum pada pemikiran yang di lontarkan oleh Jessica.

"Anak jaman sekarang sulit di tebak ya. " Sambung Dokter Henzen sambil menyeka keringat di wajah nya.

"Tapi.. Aku merasa ada yang aneh dengan tubuh Mu bocah. " Sela Jessica sambil melihat telapak tangan nya.

"Kali ini apa lagi ? "

"Saat Aku menggeledah badan Mu, Aku tidak menemukan apapun. Tapi saat tangan ku menyusuri bagian tengah s3l@ngk@ng@n Mu, ada susuatu di sana. Rasa nya seperti ada beberapa bagian yang menonjol, Aku hampir membuka celana Mu untuk memeriksa nya, tapi saat itu Dokter Henzen bersama River sudah datang. Jadi, Aku memutuskan untuk menggentikan tindakan Ku. Sekarang, bisa kah Kamu menjelaskan apa yang berada di s3l@ngk@ng@n Mu ?! " Tanya Jessica yang memang sengaja, agar suasana di dalam ruangan itu semakin heboh dan penuh akan teriakan.

"JE... JESSSSIICAAA !!!!!!" Teriak tiga pria yang berada di ruangan itu.

Berhubung mereka bertiga adalah pria, mereka dapat mengerti perasaan satu sama lain, apalagi pertanyaan ini di lontarkan oleh Jessica yang notabene nya adalah anak perempuan dan dengan wajah yang nampak jelas tak tau apa apa, padahal Jessica memang pintar akting.

"JESSICA.. SINI PAMAN BERSIHKAN TANGAN MU ! " Ujar River yang saat ini sedang menyeka tangan Jessica berkali kali. Tampak jelas bahwa diri nya merasa sangat tak rela jika tangan Jessica sudah ternodai dan tak suci lagi.

"Seperti nya Aku harus memberikan pembelajaran yang berhuhungan dengan hal ini pada anak anak yang miskin dan tak bisa ber sekolah. Karena bisa gawat jika mereka sama seperti Jessica." Ujar Dokter Hezen sambil memegang dagu nya, dan tampak berpikir akan kemungkinan lain nya.

"Ma.. Mamaaa... Xavi udah gak suci lagi.. Aarrghh, Xavi udah di nodai..." Teriak Bocah lelaki itu yang menyebut diri nya dengan nama Xavi.

Dan ya, hari itu tampak jelas masing masing orang merasa frustasi dengan tingkah laku yang timbul karena Jessica yang entah kenapa mendadak iseng setelh memberikan pemikiran nya yang kritis.

Terpopuler

Comments

aisarah silma

aisarah silma

ngakak bacanya

2024-01-03

0

Linda M

Linda M

aku sampai ngakak baca ya,jesika sok tua

2022-09-11

3

Ida Blado

Ida Blado

jiwanya ini kan jiwa tua ya,,,, masa gk tahu organ2 manusia khususnya pria,apa saat sekolah dulu pelajaran biologi di tiggal tidut,,, katanya jenius tpi masa zonk

2022-08-12

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!