#16.

Di dalam kamar milik Kakek Rojer.

"Halo apa kabar Kakek Rojer ? Jessica datang hari ini untuk - "

"Cih, untuk apa kamu datang ke sini ? Bukan kah Aku bukan lagi Kakek Mu ?" Jawab Kakek Rojer yang langsung membalik badan nya di atas tempat tidur, sehingga yang di lihat oleh River dan jessica adalah punggung nya saja.

"Sejak awal, secara biologi, Anda memang bukan Kakek saya loh. Apakah Kakek Rojer melupakan hal itu ?" Jawab Jessica yang selalu saja akan membuat pertemuan awal di penuhi dengan rasa kesal karena gurauan nya.

Mendengar perkataan Jessica yang seperti tak berperasaan, membuat Kakek Rojer mendengus kesal dan bangun dari tempat tidur dengan emosi yang membara.

"IYA MEMANG AKU BUKAN KAKEK MU. TAPI BUKAN KAH SEJAK AWAL SUDAH ADA KESEPAPATAN DI ANTARA KITA, BAHWA KAMU AKAN TERUS MEMANGGIL KU KAKEK ? HUH, PADAHAL MASIH MUDA, TAPI INGATAN KAMU SUDAH LAPUK YAAH. DASAR PAYAH. " Ujar Kakek Roger dengan suara yang sangat lantang.

...Prok..Prok..Prok..Prok......

Setelah Kakek Rojer marah marah, Jessica pun memberikan tepuk tangan yang meriah. Dan hal itu membuar River tak bisa berkata kata dan memilih untuk diam.

Dia tak mau terseret dalam perdebatan antara Jessica dan Kakek Rojer. Lalu di sisi lain, Kakek Rojer semakin kebakar jenggot (Walaupun gak ada jenggot sama sekali🙂), saat melihat dan mendengar Jessica tersenyum dan memberikan tepuk tangan.

Jelas, ini kan bukan ajang tunjuk bakat, kenapa Jessica malah memberikan tepuk tangan nya ? Yang ada bukan nya merasa bangga dan senang, kakek Rojer malah semakin emosi.

"KA..KAMU...KAMU MENERTAWAKAN AKU ? MENERTAWAKAN AKU YANG SEORANG KAKEK KAKEK INI ? DI MANA SOPAN SANTUN MU ? PADAHAL KAMU ADALAH SI KECIL YANG GENIUS, TAPI BISA BISA NYA KAMU TIDAK MEMPUNYAI RASA SOPAN SEDIKIT PUN ? HUUH, AKU MENILAI KU TERLALU TINGGI." Kata Kakek Rojer sambil satu tangan menunjuk ke arah Jessica, dan tangan lain nya memegang dada.

Yaah walaupun memang Kakek Rojer punya riwayat penyidap penyakit jantung, tapi saat ini Kakek Rojer hanya berpura pura saja.

Diri nya ingin agar Jessica merasa bersalah dan meminta maaf, atau bersikap sopan pada nya. Namun, yang di harapkan Kakek Rojer malah terjadi di luar ekspektasi. Benar benar di luar ekspektasi...

"Woooww, Kakek Rojer dapat berdiri dengan sangat lancar saat Aku datang, dan memarahi ku dengan intonasi suara yang bisa merobek gendang telinga siapa saja. Untung lah Aku dan Paman River sudah terbiasa dengan suara tinggi Mu yang melengking, Jika tidak.. Takut nya Kakek Rojer menjadi pelaku yang membuat Aku dan Paman Rojer terluka. Haissh, dimana lagi Kakek menemukan orang yang perhatian seperti kami pada Kakek, dan memaklumi semua yang Kakek perbuat ? Haah, Kakek ~ Kakek ~ Jadi kakek udah sembuh kan ? Syukur lah kalau sepeti itu, Jessica jadi bisa kerja dengan tenang sekarang ~  " Kata Jessica dengan nada yang bergelombang di ujung perkataan nya.

Kakek Rojer terbelalak, dia baru sadar bahwa saat ini dia sedang berpura pura karena encok, dan lagi dengan pusing yang melanda kepala nya.

Tapi Dia melupakan itu karena kehadiran Jessica yang membuat gunung berapi yang sedari tadi tenang langsung meletus tanpa ultimatum terlebih dahulu.

"Aaargghhh, jantung Ku. Auuww, sakit.. Dada Ku sakit. Apakah ini karena emosi Ku yang tidak stabil ?"

Tak mau di salah kan, Kakek Rojer pun memutar otak nya dan masih memiliki kartu As yang dapat membuat Jessica tak dapat menang dari diri nya. River yang sejak awal merasa letih dan khawatir, hanya bisa memasang wajah datar. Sedatar emot batu (🗿), karena menyerah dengan tingkah Kakek nya dan Jessica.

"Eh ? Dada Kakek sakit ? Kalau begitu yang di katakan oleh Dokter Henzen bohongan ya? Aiiss, seperti nya Aku harus memecat Dokter Henzen dan mencari dokter yang lain. Dokter yang lebih teliti dan yang berkata jujur. Jelas jelas saat Aku turun dari kereta kuda, Aku menanyakan keadaan kesehatan Kakek pada Nya. Dan dia menjawab selain encok kakek, semua nya baik baik saja. Tapi melihat Kakek yang sudah sembuh dari encok, tak memiliki masalah apapun pada jantung, aku rasa kakek sudah masuk ke dalam masa sembuh total. Haahh, paman River.. Percayakan kesehatan dan pemulihan Kakek pada Ku. Aku akan mencari orang yang lebih kompeten dari Dokter Henzen, boleh ya ?" Ucap Jessica dengan tatapan polos nya ke arah River.

Seperti nya bakat akting Jessica baru Dia dapatkan saat memasuki dunia novel ini. Karena di dunia modern, jangan kan berakting, tersenyum saja jarang.

Sehingga masuk akal jika tak ada yang dapat membedakan yang mana reaksi Jessica yang sungguh sungguh. Karena akting dan kenyataan yang Jessica tunjukan, terlihat sangat mirip bahkan tak ada perbedaan.

"Aku siapa ? Kamu siapa ? Dia siapa ? Aku di mana ? Ah, Aku dapat berbicara ? Lanjutkan perbincangan kalian berdua, anggap Aku tak ada. Sungguh, Aku bukan siapa siapa apalagi hakim di sini."

Jawab River yang benar benar pasrah dengan kejadian yang terjadi di hadapan nya ini. Untuk hal yang sama lagi, River menjawab dengan muka datar nya, sedatar emot batu (🗿) part dua.

"Ber.. Berhenti... Dasar Cucu yang kurang ajar. Sehari saja, cuma sehari saja, apakah Kamu tak bisa mengalah dari Kakek dan membiar kan Kakek menang pada perdebatan kita berdua ? Apakah tak bisa ?" Tanya Kakek Rojer yang saat ini sudah bangun dari tempat tidur dan berjalan ke arah Jessica sambil menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.

"Maaf Kakek, tapi tak bisa." Jawab Jessica dengan senyum yang teramat sangat lebar, namun tampak manis di wajah nya yang imut.

"Tapi Jessica, umur Kakek kan lebih tua. Jadi - "

"Maaf tapi tetap tak bisa Kakek. Maaf tapi untuk ke ribuan kali nya, tetap tak bisa." Jawab Jessica dengan kecepatan kilat, menyela perkataan Kakek Rojer.

River dengan mode batu nya, tetap diam mematung di tempat dan berusaha untuk memikirkan hal lain. Bukan memasang telinga mendengar celotehan Kakek Rojer dan juga Jessica yang selalu memberikan skak mat kepada Kakek Rojer.

***

Beberapa saat kemudian..

Kakek Rojer sudah duduk di kursi nya yang seperti sofa di jaman modern. Jessica membuat itu khusus untuk Kakek Rojer, karena kasian dan tak mau membuat Rojer tersiksa dalam rapat yang panjang.

Namun kini, sedang di adakan diskusi bersama tentang produksi kursi empuk untuk di perjual belikan. Dan lagi, target penjualan nya adalah para bangsawan dan semua rakyat yang merasa membutuhkan hal ini.

Jessica dan Rojer juga sudah duduk di kursi mereka masing masing, sambil meneguk kopi dan jus yang mereka mau. River dengan jus nya, dan Jessica dengan kopi nya. Terbalik bukan ? Tapi itulah kesukaan mereka.

"Jadi, Kamu datang untuk apa Jessi ?" Tanya Kakek Rojer yang sudah masuk ke dalam mode serius.

Tok..Tok..Tok...

Namun ketukan pintu menghentikan suasana serius, dan mengalihkan pandangan ke tiga orang yang ada di dalam ruangan.

"Masuk saja Vio." Perintah Jessica pada orang yang belum dia lihat, karena pintu belum terbuka.

"Baik Nona." Jawab Viona dan masuk ke dalam ruangan.

"Maaf saya baru datang Tuan besar, Tuan River, dan Nona Jessica." Ucap Viona sambil beberapa kali menunduk dan langsung duduk di kursi nya yang berada di sebelah Jessica.

"Tak apa Vio, dan lagi, bagaimana leher Mu ?" Tanya Jessica yang memberikan air putih pada Viona.

"Semua nya aman terkendali Nona. Lihatlah, karena Anda mengancam mereka, mereka berdua memperban luka saya dari bawah dagu hingga leher saya tertutup semua. Padahal hanya luka beberapa inci saja." Jelas Viona sambil menunjuk leher nya yang penuh dengan perban yang tebal, karena di putar berkali kali.

"Ah maaf, pembicaraan nya sudah sampai mana ?" Tanya Viona yang baru sadar, tidak seharus nya dia membahas masalah pribadi nya di hadapan River dan Rojer.

"Belum sampai di mana-mana kok Vio, tadi karena encok Kakek masih kambuh, lalu jantung nya yang tidak berdetak dengan baik, membuat kami bertiga belum membicarakan masalah pekerjaan." Jawab Jessica dengan senyum nya.

Rojer yang merasa sedang di singgung pun, seketika wajahnya memerah karena merasa malu.

Viona yang awal nya tak percaya, langsung paham saat Dia melihat wajah River yang membatu untuk ketiga kali nya, Viona pun hanya Ber-Oh saja dan ikut terdiam. Menunggu Tuan besar yang dalam hal ini adalah Kakek Rojer angkat bicara terlebih dahulu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!