#18.

Jessica dan Viona pun telah sampai di tempat Asosiasi Dagang.

Sepanjang perjalanan, karena terlalu banyak memikirkan hal lain, Jessica pun nampak cukup kaget saat di panggil oleh Viona.

Rapat dengan para Departemen yang telah mendapatkan informasih pun berjalan dengan Jessica dan Viona yang tetap fokus, walaupun di satu sisi Jessica saat ini sedang sangat gelisah.

Mungkin mental Jessica semakin berlebihan, atau semakin di lebih lebih kan, tapi inti nya saat ini dari wajah Jessica tak henti henti nya mengeluarkan bulir keringat dingin.

Jika di sisi Jessica sedang di penuhi dengan keringat dingin di wajah nya, di sisi lain sedang terjadi perlawanan mulut antara pihak pria dengan pria lain nya, dengan suara yang semakin tinggi dan suasana yang makin memanas.

...*...

...*...

...*...

...*...

...Di kedai minum River....

"Tak mungkin wanita itu mati saat dalam menjalankan kerja. Jangan menipuku, Aku tau bahwa dia adalah wanita yang pintar dan cerdas. Sekalipun dia berada di dalam situasi yang di luar nalar, maka dia pasti dapat menyelesaikan nya. Sekarang beri tahu Aku-"

"Hei bocah !" Panggil River menyela perkataan nya, "Jika waktu itu Kamu selamat dari kematian karena di selamatkan oleh gadis itu yang sudah berpulang ke hadapan Sang Pencipta, seharus nya berterimakasih lah. Bukan datang dan membuat masalah dengan Ku. Dengan organisasi guild Ku. Paham ?"

Dengan penuh geram, River menyampaikan perkataan nya sambil meremas kerah baju bocah itu dengan seluruh kekuatan nya.

Tindakan antara ke dua nya berhasil menciptakan emosi di antara dua pihak, bocah yang lima tahun lalu berumur 11 tahun, kini sudah menginjak usia 16 tahun. Tudung jubah yang dia gunakan untuk menutup rambut nya yang berwarna kuning, kini luruh tak tertinggal di kepala nya, dan membuat rambut nya terekspos ke mata River.

"KAUUU.." Kata River melepaskan cengkramana nya.

Ke dua pria itu kini sama sama melepaskan tangan yang sedari tadi meremas kerah masing masing, dan tetap memberikan tatapan benci satu sama lain.

"Aku tak peduli dengan identitas Mu. Sekali ku bilang tidak, maka tetap tidak dan tidak ada yang berubah. Pergilah, sebelum Kamu benar benar di seret oleh anak buah Ku."

Kata River yang kali ini benar benar memberikan ultimatum terakhir, dengan wajah nya yang semakin mengkerut di segala sisi.

"Baiklah, Aku akan menyerah. Aku tak mau menjadi kan Dark Guild Shadow sebagai musuh Ku. Tapi setidak nya, beritahu Aku tempat tinggal gadis itu. Aku mohon.." Pinta bocah berambut pirang itu dengan tatapan berharap.

Seperti nya pertemuan antara diri nya dan Jessica lima tahun yang lalu, benar benar membekas di benak nya, dan membuat lelaki berambut pirang tak bisa melupakan entitas dan eksistensis dari kehadiran gadis yang saat itu berkata berumur 15 tahun.

Terlalu jelas, sehingga tak mungkin di lupakan. Atau memang sejati nya sudah terkesan, sehingga pikiran yang berputar di otak hanya tentang orang yang membuat Nya terkesan.

"Kamu belum mengerti juga maksud perkataan Ku ya. Jangan meremehkan kekuatan dari Guild yang Aku pimpin bocah. Karena Aku tak akan segan segan untuk membocorkan informasih Mu kepada musuh musuh Mu yang tidak terhitung jumlah nya. Jadi sekali lagi, sebaik nya Kamu pergi dari tempat ini dengan Kaki Mu sendiri, Putra Mahkota Xavier Januartha Smith."

Ujar River sambil memberikan lirikan mata yang cukup tajam, pada seseorang yang baru saja Dia panggil Putra Mahkota.

Setelah berkata seperti itu, River pun membalikkan badan nya dan meninggalkan Putra Mahkota kerajaan Andora yang mematung di tempat nya.

KLEK. Pintu yang sudah River tutup.

Putra Mahkota Xavier pun hanya bisa memandang sendu ke arah lantai kayu, dan merasa putus asa dengan mencari gadis lima tahun lalu.

Padahal Xavier sudah melakukan banyak hal demi bisa bolos dan datang ke kedai informasih milik River. Tempat di mana Dia pernah terbaring karena terluka, dan tempat yang merupakan harapan terbesar Xavier agar dapat menemukan gadis itu.

"Aku.. Aku hanya ingin memastikan sesuatu pada Jessica. Apakah perasaan Ku pada Nya ini hanya semata mata sebagai orang yang merasa iba dan menyelamatkan Ku ? Atau ada perasaan lain yang Aku juga belum pikirkan seberapa besar kemungkinan nya. Jessica.. Itu kan nama Mu ? Jangan bilang, Aku salah mengingat nama Mu ?" Monolog Xavier dan langsung berjalan ke arah pintu yang menghubungkan ruangan Privasi dengan ruangan ruagan yang lain.

Xavier memilih untuk mengalah terhadap ego nya sendiri, dan memutuskan untuk meninggalkan kedai minum milik River dengan kaki nya sendiri.

River pun untuk yang ke sekian kali nya melihat kepergian seseorang dari jendela lantai dua nya.

"Jadi, bagaimana ? Apakah orang yang mencari cucu Ku adalah orang yang berbahaya ?" Tanya Rojer sambil memakan sup, agar dapat mengoptimalkan vitamin yang dia minum.

"Dia tidak berbahaya Kakek. Dari tatapan mata nya, seperti nya dia tulus pada Jessi. Tapi.. "River menggantung perkataan nya.

"Tetapi ?" Tanya Rojer menghentikan semua pergerakan nya.

"Tetapi dengan kehadiran diri nya, Aku takut Jessi akan mendapatkan banyak bahaya. Bocah itu, bisa jadi keberadaan nya dapat membuat Jessi berada dalam situasi naas setiap saat nya. Jika perhitungan ku benar, maka hal yang tak dapat di prediksi akan terjadi." Jelas River dengan suara yang sangat serius.

"Memang siapa orang itu ?" Tanya Rojer yang sudah tak sabaran lagi.

"Putra mahkota Xavier dari kerajaan Andora." Jawab River sesuai dengan yang di tanya kan oleh Rojer.

"Apa ? Ya Dewa...Tak mungkin ! Jadi, lima tahun lalu.. Saat kemunculan Jessi yang menyelamatkan lima gudang keju Mu, juga merupakan hari di mana Jessi bertemu dengan Putra Mahkota ?"

"Em.." River hanya berdehem dan menganggukkan kepala nya pada Kakek Rojer.

"Astaga.. Mengerikan.. Bukan kah Putra Mahkota Kerajaan Andora sudah di jodohkan dengan keluarga jauh dari kerajaan Trandere, guna sebagai tanda bahwa dua kerajaan ini sudah berdamai ?" Ujar Kakek Rojer lagi.

"Ya, itulah masalah nya Kek. Aku rasa Jessica dapat menjadi pendamping dari bocah pirang itu, karena Asosisi Dagang Bright sudah menjadi Asosiasi dagang yang menguasai jalur perdagangan dan tak pernah mengecewakan di dua kerajaan. Sayang nya , masalah kali ini bukan berasal dari perbedaan status antara Xavier dan Jessica, tetapi permasalahan nya berada pada wanita yang sudah menjadi tunangan dari Bocah pirang itu." Kata River sambil melihat ke arah Kakek Rojer.

"Wanita itu bernama Aldara Olivia Madison, dari informasih yang Aku gali.. Dia adalah wanita gila yang melakukan hal hal di luar batas wajar, dengan alasan yang paling tidak masuk akal dan tidak realistis. Karena Dia sangat amat mencintai Bocah pirang itu, dan tak ada yang boleh memiliki bocah pirang selain diri nya. Bahkan membunuh saja sudah seperti makanan sehari hari nya. Dengan kenyataan ini, jika dia mengetahui bahwa Bocah pirang itu sedang mencari Jessica, maka...." River pun mengalihkan pandangan nya ke arah jendela, dan melanjutkan perkataan yang dia jeda. " Seketika itu juga dia akan menjadi Pembunuh bayaran yang siap membunuh Jessi kapan saja." Lanjut River.

Kakek Rojer pun hanya mengangguk dengan wajah khawatir, sambil meneguk saliva nya.

"Takdir hidup Jessica seperti nya akan selalu berada dalam bahaya. River, lindungi Jessi. Walaupun dia bukan darah daging kita, tapi Dia adalah keluarga kita sekarang." Perintah kakek Rojer dan di iya kan dengan anggukan patuh dari River.

Terpopuler

Comments

aisarah silma

aisarah silma

lanjut

2024-01-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!