#10.

Waktu telah menunjuk pada pukul sembilan malam. Jessica sudah tidur di kamar nya, dan begitupun dengan Elmira. mereka berdua melewatkan jam makan malam, karena rasa sedih yang mereka rasakan lebih besar daripada rasa lapar, sehingga mereka seperti tidak memiliki sedikitpun selera untuk makan.

...*...

... * ...

...*...

Jessica yang sudah terlelap, sedang berada di ruang mimpi nya. Di mana sesuatu yang tidak dapat di jelaskan dengan kata kata dapat terjadi, atau sebuah kejadian buruk yang ditayangkan kembali oleh otak, karena membekas dan memberikan dampak yang sangat kuat pada alam bawah sadar.

.......

.......

.......

...Jessica di dalam mimpi......

Eh ? Aku di mana ? Kenapa Aku berada di tempat ini ? Bukan kah ini tampak seperti gudang ?

"Hikkss.. Ugghh.. Aku..Minta maaf.. Tapi, apa kesalahan Ku pada Mu, sampai sampai Kamu.. Tega membunuh Ku yang seorang rakyat biasa ini ?" Seorang gadis bertanya dengan badan yang sudah tampak sangat babak belur, dengan lebam dan bercak darah yang ada di sekujur tubuh nya.

Siapa Gadis itu ? Suara nya.. Mirip dengan suara Ku..

Jessica yang merasa bahwa ini adalah alam mimpi pun berusaha membuat penglihatan nya menjadi jelas. Dan saat Dia dapat melihat dengan normal, akhir nya Jessica pun terbelalak karena gadis yang sedang meringis kesakitan itu adalah diri nya.

"Kamu adalah Jessica Lathasia Mauren kan ? Apakah Kamu tau siapa Ayah kandung Mu ?"

"Tidak.. Aku.. Tak tau.. Mama Ku berkata bahwa Ayah Ku sudah meninggal.. Hah... Hah. "

"Tch.. Tch.. Tch.. Jessica, apakah Kamu tau Raja Vinsentsius yang menjadi Raja dari Kerajaan Trandere ?"

"Em..." Sambil mengangguk tak berdaya.

"Hahaha, Dia adalah Ayah kandung Mu. Kamu adalah putri kandung nya, itu semua dapat di buktikan dengan tanda lahir Mu. Jadi sekarang mati lah,karena keberadaan Mu akan mengancam posisi Ku. Keberadaan Mu dapat membuat Putra Mahkota Xavier berpaling dari ku. Kamu tak akan marah kan ? Karena Aku sangat amat mencintai Putra Mahkota Xavier, maka mati lah demi masa depan Ku yang cerah."

"Tak.. Tak mungkin.. Jika Kamu menginginkan pria itu, miliki Dia. Aku tak peduli, tapi jangan bunuh Aku.. Mama Ku.. Hiks.. Dia akan sangat bersedih dan merasa bersalah, karena Dia yang memaksa diri Ku untuk masuk ke sekolah ini.. Hikss.. Kumohon... Jangan bunuh Aku Aldara.."

"Ckckck.. Aku tak bisa membuat Mu terus hidup. Kamu tau ? Sebuah rahasia akan tetap menjadi rahasia jika hanya segelintir orang yang tau.. Dan Aku hanya percaya pada orang yang sudah mati. Jadi, selamat tinggal Tuan Putri.. Setidak nya Aku telah memberikan penghormatan yang tidak pernah Kamu bayangkan sebelum nya." Sambil tersenyum senang.

"Bunuh Dia.. " Perintah Aldara lalu sekilas melirik ke lantai, tempat Jessica terbaring lemah. " Dengan cara yang paling menyakit kan."

"Ti.. Tidak.. Ku mohon.. Hikss.."

Banyak nya pria dengan baju hitam, dengan kuota mereka sekitar 5 orang, langsung mendekat dengan palu dan benda padat lain yang ada di tangan masing masing.

Mereka pun mengayunkan senjata mereka masing masing, seperti nya berencana untuk memukul Jessica hingga Mati.

"HIKSS..TI...TIDAAAAKKKKKKK..."

"AAAAAAAARRRGGGGHHHH...." Jessica pun tersadar dengan teriakan yang menggema di kamar nya.

Melihat diri nya yang di pukul dengan berbagai benda tumpul hingga mati, membuat sebuah rasa ngeri dan ngilu di otak Jessica tak dapat di singkirkan dengan mudah.

"Haaahh.. Haaah.. Haaah... Haaah..." Nafas Jessica tak beraturan, keringat deras pun bercucuran dari segala pori pori.

"Hiksss... Setidak nya.. Jika Kamu ingin menjadi Ratu di masa depan, jangan bunuh Jessica yang berada di dalam novel.. Dia.. Hiks.. Dia hanya gadis biasa.. Gadis yang lemah dan tak berdaya.. Walaupun Dia mengetahui tanda lahir nya tidak sesederhana yang di katakan oleh Sang Mama, Dia tetap menjadi gadis yang baik.. Hiksss.. Kenapa harus menjadi sekejam itu ? Kenapa ?? "

Jessica pun terisak. Melihat secara langsung bagian yang pernah Dia baca terkesan sangat mengerikan.

Entah kenapa, Jessica jadi gelisah di malam ini. Dia tak bisa tenang dan terus berkeringat karena takut.. Entah apa yang dia takut kan, inti nya saat ini Jessica benar benar hanya anak gadis yang berusia 10 tahun.

...TAK....

"Aaahhh..." Jessica pun reflek berteriak dan langsung melihat ke arah jendela, tempat di mana tercipta bunyian yang mengalihkan pandangan nya.

Ternyata hanya ada belalang coklat yang menempel di kaca jendela, dengan sinar rembulan yang membuat Jessica dapat melihat dengan jelas.

"Ugghhh " Geram Jessica karena sudah tak tahan lagi.

Dia pun langsung turun dari tempat tidur, dan berjalan ke arah kamar Mama nya dengan lentera di tangan nya. Lentera itu selalu penuh dengan minyak tanah, dan selalu menyala di malam hari.

Hal itu untuk mengantisipasi, kalau kalau nanti ada sesuatu yang terjadi, sehingga ada penerang mata.

...*Klek..*...

Jessica pun langsung membuka pintu setelah meletakkan lentera pada tempat seharus nya dia berada.

Kaki kecil Jessica mengendap ngendap dengan pelan tapi pasti tanpa mengeluarkan suara, lalu naik ke aras tempat tidur mama nya.

Pergerakan Jessica di atas tempat tidur berhasil membuat Mama Elmira terbangun, dan membuat Elmira menanyakan kehadiran Jessica yang mendadak di malam ini.

"Mimpi buruk Jess ? " Tanya sang Mama dengan suara yang lembut, tangan yang langsung merangkul Jessica dengan selimut yang seketika menutupi tubuh Jessica yang kedinginan, dan mendekap Jessica dalam kehangatan seorang Ibu.

"Em..." Jawab Jessica yang hanya berdehem saja. Dia seakan tak bisa menyusun kata kata untuk menjawab Sang Mama seperti biasa nya.

"Jessica anak yang baik, Jessica anak yang berani, tak mungkin Jessica menjadi penakut di dalam kegelapan yang mengerikan. Jadi, sekarang tidur lah lagi. Ada Mama di sini, mimpi buruk itu tak akan datang lagi." Hibur Elmira sambil mengusap punggung Jesica dengan lembut.

"Aahh... Belaian tangan Mama memang selalu menjadi yang terbaik. Perasaan Ku yang berkecamuk sejak tadi, langsung raib begitu saja. Uughh..." Batin Jessi yang mulai menjatuhkan air mata tanpa sepengetahuan Mama Elmira, karena Jessica merasa sangat kacau saat ini.

Entahlah, perasaan Jessica sejak tadi sangat berkecamuk dan menjadi tak terkontrol.

Mendengar detak jantung Mama nya, membuat Jessica menjadi semakin tenang.

Kehangatan dari pelukan sang Mama, memang tak ada dua nya. Apapun itu, asalkan berasal dari Elmira yang selalu tulus tanpa ada niat buruk lain nya pada Jessica, pasti akan terasa sangat nyaman.

Kemudian perasaan itu dapat mendobrak masuk ke dalam pertahanan yang Jessica bangun. Kehangatan dan perlakuan yang di berikan oleh Elmira, untuk kesekian kali nya, berhasil menghancurkan dinding tak terlihat yang Jessica bangun selama ini, dan menjadi satu candu untuk Jessica.

...~LENTERA~...

...~LENTERA~...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!