#13.

Setelah itu Jessica dan Viona menaiki kereta kuda, lalu saat di pastikan orang yang masuk ke dalam kereta kuda sudah duduk dengan baik, Pak Kusir pun langsung menjalan kan kereta dengan dua kuda yang menarik nya.

Setelah kereta kuda tak terlihat lagi di mata Elmira, Dia tidak langsung melanjutkan pekerjaan nya. Tetapi malah menatap secara bingung, dan tampak sedikit berpikir.

"Entah kenapa Aku merasa bahwa Jessi di perlakukan seperti Bos. Apa pemikiran Ku saja yang terlalu kolot dan sedikit keliru ? " Monolog Elmira dan langsung mengusir pemikiran nya jauh jauh, dan kembali fokus pada tanaman nya.

.......

.......

.......

...~Di dalam Kereta Kuda~...

Raut wajah Jessica langsung nampak lebih serius dan kaku, ketimbang tadi saat berada di hadapan sang Mama.

"Vio, buka amplop yang berwarna coklat tua. Walaupun kelima amplop itu terlihat berwarna coklat semua nya, tetapi ada amplop yang warna nya tampak berbeda dari yang lain." Perintah Jessica sambil melihat dokumen hasil penjualan perhiasan yang berada di dalam kereta.

Viona pun tanpa berpikir dua kali, langsung mengamati ke lima amplop yang ada di tangan nya. Dia mengamati dari satu amplop ke amplop lain nya, membandingkan dan tampak sangat serius.

"Menurut saya yang Ini Nona." Kata Viona akkir nya saat sudah yakin akan jawaban nya.

"Bagus.. Daya pengamatan Mu semakin bagus. Sekarang baca laporan itu, sudah Aku saring dan Aku amati. Lalu sudah Aku buat menjadi benar. Tak mungkin salah lagi, untuk selanjut nya Kamu yang tangani bersama dengan Departemen yang telah di bentuk. Jangan biarkan Aku yang turun tangan, karena sekali Aku serius.. Takut nya para Tua bangka itu menjadi gembel dalam sekejab, dan akan menyesal karena telah terlahir di dunia ini."

Perkataan Jessica terlalu serius dengan wajahnya yang dingin dan tegas, sehingga tak mungkin jika Jessica sedang bergurau.

Hal inilah yang membuat Viona tidak bisa memberikan gurauan atau bersikap santai jika Jessica sudah dalam mode kerja. Karena apa pun yang dia katakan bersifat mutlak, dan walaupun penampilan Jessica nampak 15 tahun dari luar, tapi saat mengancam atau berkata sesuatu, diharapkan agar percaya dan mengikutinya. Jangan sampai menyesal di kemudian hari.

Melihat wajah Jessica yang tampak sedang marah, Viona pun semakin merasa penasaran dengan dokumen apa yang berada dalam amplop itu.

Viona pun mulai membaca dokumen itu. Dari lembar ke lembar lainnya, wajah Viona tidak henti-henti nya terkejut membaca setiap laporan itu. Apalagi dengan keterangan yang sudah Jessica lampirkan, semuanya menjadi sangat mengerikan.

Entah apa yang dibayangkan oleh Viona, inti nya Viona merasakan ada tragedi yang terjadi lagi pada sekelompok penghianat yang ada pada asosiasi dagang yang dipimpin langsung oleh Jessica.

"Ba..Bagaimana mungkin mereka dapat memiliki keberanian untuk melakukan hal ini ?" Ujar Viona yang akhir nya bersuara.

"Sudah aku katakan bukan? saat sampai di tempat kerja, urus masalah yang Aku cantumkan di sana. Bisa-bisanya orang-orang itu masih meremehkan Aku, dan mencoba bermain kotor di belakang? Mereka pikir karena mereka anak buah yang melayani kakek Rojer, sehingga Aku akan diam saja saat mereka melakukan hal kotor demi kepentingan diri sendiri ? " Kata Jessica dengan perempatan yang sudah muncul di kening nya.

Viona yang sudah membaca lembaran demi lembaran, kini langsung membelalak kan matanya untuk kesekian kali, tapi sepertinya kali ini lebih parah saat Viona membaca lembaran yang terakhir.

"Jadi benar bahwa para tua bangka itu menaikkan harga barang untuk di perjual belikan di beberapa desa ? "

"Bukan hanya itu Vio, mereka juga menagih uang pajak bagi warga yang memasang wastafel yang kita produksi, dengan alasan bahwa kalau nanti ada perubahan dan kerusakan, mereka akan bertanggung jawab."

"APA ? Bukan kah tujuan awal dari ide yang anda berikan adalah untuk menjaga dan meneruskan kebiasaan bersih bagi setiap orang di manapun mereka berada ? " Kata Viona berapi api, karena tak terima jika ide yang dikeluarkan oleh Jessica malah di cemarkan oleh keserakahan orang tua yang gendut itu.

"Lalu, bukan cuman itu saja Vio. Saat aku meninjau beberapa tempat di desa-desa lain, para warga mengatakan bahwa mereka pernah melaporkan bahwa keran air yang sepaket dengan wastafel itu tak dapat diputar atau ada kesalahan pembuatan lah, padahal baru memakai benda itu selama satu minggu. Dan kamu mau tahu apa jawaban yang diberikan oleh para tua bangka itu pada mereka..? " Jessica menjeda perkataan nya, sedang kan Viona sudah menanti kelanjutannya.

"... Dengan Pede nya, mereka menjawab bahwa itu adalah nasip sial yang menimpa keluarga para warga. Bukan urusan mereka, dan mereka mengatakan tidak akan mengganti wastafel itu! "

"APA ?! " Viona tak henti henti nya terkejut.

"Tidak sampai di situ Vio, mereka terus melanjutkan perkataan mereka dengan kata-kata kasar dan umpatan yang seperti layak dan wajar dikeluarkan, padahal tidak sama sekali. Setelah itu respon dan tanggapan keluarga di sekitar Desa mulai tak seperti biasa nya. Asosiasi dagang kita mendapat komentar yang sangat buruk, dan isu-isu tentang hal yang dapat merugikan asosiasi dagang kita, dimanfaatkan oleh 4 asosiasi dagang lain nya, yang sudah menganggap kita sebagai saingan kerja. Sehingga sekarang nama asosiasi dagang kita menjadi semakin hancur di kalangan rakyat biasa. "

"Kalau para bangsawan, reputasi kita tetap bagus, karena kain sutra, perhiasan, dan beberapa olahan berlian dan ide lain yang kita keluarkan sangat memenuhi kriteria dan sangat memuaskan. Ketenaran kita cuman anjlok di dalam kalangan rakyat biasa. Tetapi, kamu tahu sendiri kan Viona? Bahwa kalangan rakyat biasa, merupakan kekuatan yang dapat menghancurkan reputasi kita yang besok lusa, jika kita membiarkan nya begitu saja."

Saking emosinya, Viona sudah tak bisa berkata-kata lagi. Wajahnya yang sudah se merah tomat, telah menjadi satu-satunya penjelasan bahwa saat ini Viona sedang marah besar. Viona memang adalah bawahan Jessica, dan jika Viona sudah terdiam dengan wajah yang memerah, sudah dapat memberi penjelasan bahwa saat ini Viona sedang marah besar.

"Haahh.. Jangan khawatir Nona, saya akan menuntaskan masalah ini sebersih-bersihnya, dan membuat nama asosiasi dagang kita kembali seperti sedia kala. Bahkan saya akan memikirkan ide baru, angar asosiasi dagang kita dapat memukul mundur empat asosiasi dagang yang turut ambil bagian dalam menjatuhkan nama baik kita. " Dengan muka yang sudah terkontrol, dan peredaran darah yang kembali stabil, Viona memberikan janji yang sudah pasti akan dilakukan olehnya.

"Em.. Aku percaya padaMu. Dan juga jangan merasa enggan untuk menggunakan uang khas kita, jika masalah ini dapat dituntaskan dengan uang dan dengan cara yang benar, maka gunakanlah uang kas milik asosiasi kita. sebelum itu, tentunya kita juga harus berdiskusi dengan paman River dan Kakek Rojer, agar apapun yang terjadi nanti, sudah mendapatkan persetujuan dari Kakek dan Paman. Kamu mengerti ? "

"Ya, saya mengerti Nona."

Percakapan pun selesai. Di dalam kereta pun hanya ada keheningan, karena Jessica fokus dengan dokumennya, dan Viona juga fokus pada dokumen dan tangan yang sibuk mencatat hal-hal yang akan dilakukan nanti.

Bahkan Jessica sempat menampakkan senyum tipis di ujung bibirnya, saat melihat Viona sudah menggerakkan pena bulu. Jessica juga menantikan, bagaimana Viona menangani masalah kali ini. jika di lihat dari reaksinya, sepertinya akan sangat seru. Begitulah pikir Jessica.

Terpopuler

Comments

Ra dhiraemon

Ra dhiraemon

lanjut

2022-08-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!