#12.

...Sore hari pukul empat....

Elmira sedang memakai pakaian yang tebal dan menutupi seluruh badan nya, karena sedang mengurus tanaman tanaman yang di tanam di kintal rumah nya.

Kintal rumah memang cukup besar, karena sebelum membeli tanah dan membangun rumah, Jessica sudah memperhitungkan kebutuhan kebutuhan apa saja yang akan berguna untuk Mama nya.

"Selamat sore Tante. " Sapa seseorang dengan penuh hormat pada Elmira.

Elmira yang sedang mengganti tanah setiap pot bunga pun langsung menengok ke belakang. " Eh, Nak Viona yaah. Udah datang setiap hari ke sini, tapi kok masih bersikap sangat formal ke tante sih ? "

"Maaf, saya tidak bisa bersikap lancang pada Tante . " Jawab Viona dengan penuh hormat dan tetap menunjukkan sikap yang sopan.

"Astaga, padahal umur kamu hanya beda 2 tahun dari Jessi, tapi kok kamu lebih sopan dari Dia sih ? Bikin tante iri saja."

"Makasih pujian nya Tante, emm maaf mengganggu tapi Jessica nya ada ? " Tanya Viona

"Kan tadi Tante udah bilang, kamu udah kayak anak tante sendiri, tapi dari 5 tahun lalu masih saja panggil Tante. Kapan kamu manggil tante dengan sebutan Mama juga sih ? Biar Jessi kayak punya kakak cewek aja gitu ~ " Ujar Mama elmira dengan nada gembira nya.

"Sini biar Viona bantu Tante." Ucap Viona yang langsung membantu Elmira mengangkat satu pot bunga dan membawanya ke tempat yang sedang di tuju juga oleh Elmira yang tengah mengangkat pot, agar Elmira tidak lagi membahas tentang memanggil Elmira dengan sebutan Mama, dan menjadi kakak perempuan bagi Jessica.

Karena Viona tahu betul, bahwa dirinya tidak pantas menjadi kakak untuk Jessica yang sangat Genius.

Setelah memindahkan 24 pot bunga, Elmira dan Viona pun berhenti sejenak dan saling bertatap tatapan.

"Kamu masuk aja ke dalam Nak, Tante mau ngambil tanah hitam di gudang dulu. " Perintah Elmira dan langsung berbalik.

Viona langsung menahan tangan Elmira, dan itu sempat membuat Elmira merasa kaget dan langsung berbalik.

"Maaf saya lancang karena memegang tangan anda Tante, tapi biarkan Saya saja yang mengambil tanah hitam di gudang. Tante butuhnya berapa karung ? " Tanya Viona.

"Kamu jangan selalu minta maaf Viona, karena tante nggak masalah. Cuman kaget aja tadi, dikit. Emm, Kalau kamu udah bilang kayak gini, tante nggak bisa ngapa-ngapain lagi. Tante cuman butuh dua karung tanah hitam, karena akan mengganti tanah pada 24 pot yang telah kita pindahkan tadi."

"Oke baik Tante.. Mohon tunggu sebentar."

Viona pun langsung berjalan ke arah gudang yang berada di belakang rumah. Viona tidak memerlukan arahan lagi karena Dia cukup mengenal seluk beluk rumah Jessica. Karena sepanjang 5 tahun ini, tiada hari dimana Viona tidak mampir ke rumah jessica.

* * *

Beberapa saat kemudian...

"Viona.. Udah cukup. Kamu gak usah megang tanah nya juga, bantuan Kamu cukup sampai di sini saja. Selanjut nya biarkan tante yang urus. Sekarang masuk ke dalam, Jessi pasti lagi mandi, atau kalau belum bangun kamu tolong bangunin ya.. Anak itu kalau udah tidur suka molor banget jam nya. " Pinta Elmira pada Viona, sebagai alternatif lain agar Viona tidak memegang tanah dan membuat badan nya kotor.

"Baik Tante . Tapi kalau ada yang berat berat, Tante panggil Viona aja ya, biar Viona yang angkat. Tante jangan memaksakan diri seperti biasa nya, nanti massa tua Tante banyak yang bermasalah pada beberapa otot." Ucap Viona sambil sedikit membungkuk pada Elmira.

"Hahaha.. Kamu tak perlu khawatir seperti Itu Viona, karena tersisa pupuk saja yang ada di gudang belakang. Jessi juga membeli pupuk tanaman yang bagus tapi ringan, karena memikirkan kesehatan Tante. Haah dasar, kalian berdua terlalu menghawatirkan Tante, sampai sampai lupa kalau Tante itu gak selemah yang Kalian pikirkan."

...*Klek* Pintu yang di buka....

Pintu yang terbuka pun langsung menyita perhatian Elmira dan Viona, sehingga mereka berdua langsung melihat ke arah pintu dan menghentikan pembicaraan.

"Eh, kamu udah datang Viona ? Udah tunggu dari tadi yaah ? Kenapa gak masuk aja sih ? " Tanya Jessi, yang sedang memakai sepatu jalan di depan pintu, dengan tangan yang memegang sekitar lima amplop berwarna coklat, untuk menyimpan dokumen dokumen.

"Maaf tidak langsung masuk dan membantu Anda. Tadi saya masih menyapa Orang tua Anda. Mari saya bawakan dokumen nya. " Jawab Viona yang sudah ada di dekat pintu di sebelah Jessi, dengan jawaban yang lebih formal lagi.

"Tak masalah Vio.. Makasih juga karena telah membantu Mama ku, tadi Aku terlalu fokus memeriksa dokumen sehingga lupa waktu dan tak bisa membantu Mama. " Jawab Jessica yang merasa tak masalah pada Viona, sambil fokus mengikat sepatu nya.

"Bukan apa apa Nona. Sudah merupakan kewajiban bagi Saya untuk melayani orang orang penting bagi Tuan yang Saya layani." Jawab Viona yang untuk kesekian kali nya selalu formal.

"Waaahh... Sikap Mu itu seperti pelayan di kehidupan Ku sebelum nya Viona." Batin Jessica sambil menggelengkan kepala nya. Dia merasa kagum, bahwa orang orang seperti pelayan nya dapat memiliki sifat yang sama, di mana pun Dia berada.

Lalu Jessica mengikat tali sepatu nya yang satu lagi, dan usai 30 detik Jessica sudah selesai mengikat tali sepatu.

"Sudah selesai, sekarang Kita sudah bisa jalan Vio. Berikan beberapa amplop pada Ku, agar Kamu tidak terlalu membawa barang yang membebani tangan Kamu." Kata Jessica sambil menengadahkan tangan nya.

"Tidak boleh Nona. Sudah saya katakan, ini sudah merupakan bagian dari pekerjaan Saya. Anda tak boleh mengerjakan pekerjaan yang seperti ini jika ada anak buah di sekitar Anda. " Ucap Viona dengan penuh ketegasan.

"Astaga... Jika Kamu terus bersikap seperti ini, Aku yakin cepat atau lambat Mama Ku akan menanyakan posisi dan jabatan Ku di Asosiasi dagang. Karena Kamu benar benar menjalan kan peran Mu dengan sangat baik sebagai anak buah. " Bisik Jessica pada kuping Viona.

"Maaf kan saya." Balas Viona yang kembali mengecilkan suara nya.

"MAMA..." Panggil Jessica dan langsung memeluk sang Mama, tak peduli Elmira sedang penuh dengan keringat atau tidak.

Elmira pun berusaha untuk melepaskan pelukan Jessica karena merasa tak enak jika Jessica yang sudah selesai mandi, malah tercium bau matahari dan keringat pada tubuh nya saat berangkat kerja.

Namun akhir nya Elmira menyerah untuk melepaskan pelukan Jessi, karena Jessi tidak memberikan kelonggaran sedikit pun dan terus menempel seperti perangko.

Jessica dan Mama nya bebicara sedikit tentang beberapa hal, setelah itu Jessica memberikan ciuman bertubi tubi di seluruh wajah Ibu nya, dan berpakitan dengan energi yang seolah telah terisi penuh lewat kecupan bertubi tubi tadi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!