Ulang tahun

Ternyata sekarang kau tinggal disini, aku masih berharap kita kembali rujuk. Agus

Meski pesan itu singkat, namun setelah tahu jika Agus (mantan suaminya) kini tahu tempat tinggal barunya bahkan mengejarnya lagi, membuat Raina merasa ketakutan, dia teringat masa lalu kelamnya berumah tangga bersama pria itu.

"Bu , kenapa bu? Ada apa?" Security

"Sa-saya tidak apa-apa, tapi saya boleh minta tolong kan pak?." Raina

"Boleh bu, minta tolong apa?." Security

"Tolong untuk malam ini, bisa kan berjaga di sekitar rumah saya? Saya takut ada orang iseng lagi, bahkan saya takut jika itu bukan sekedar iseng tapi ancaman buat saya." Raina 

"Baiklah, kami akan memperketat penjagaan di sekitar rumah ibu." Security

"Terimakasih pak." Raina

Raina masuk lagi ke dalam rumahnya, mengunci pintu rumahnya dengan segera, dia masuk ke dalam kamarnya, memastikan semua jendela dan pintu terkunci rapat.

Dia bahkan membaringkan tubuhnya lalu menyelimuti semua badannya.

Jangan sampai aku ketemu dia lagi. Pikir Raina

Meski pikirannya tidak tenang, namun akhirnya dia bisa tertidur disaat menjelang subuh.

Saat alarm ponselnya berbunyi, dia memaksakan matanya untuk terbuka.

"Aku harus berangkat kerja hari ini, tapi syukurlah sudah pagi, aku sudah tidak setakut tadi malam." Ucapnya pelan.

Seperti biasa dia mandi dan berpakaian, berdandan secantik mungkin, lalu pergi dengan mobilnya.

"Semangat Raina, semangat..!" Ucapnya pelan

Kemacetan hari ini membuat wanita itu banyak melamun, bahkan kejadian semalam pun masih teringat jelas.

Bagaimana kalau malam ini dia datang lagi? Pikirnya

Rasa takut berlebihan yang dialami Raina hanya jika mendengar nama mantan suaminya, apalagi jika sampai bertemu, Raina hanya berpikir jika dia akan berlari sekencang mungkin menghindari pria itu.

Akhirnya dia sampai juga di kantor, semua orang menatap ke arah wanita itu, pasalnya karyawan kantor baru tahu jika status Raina adalah seorang janda muda.

"Aku kira kamu itu masih single Raina, gak kelihatan loh, eh ternyata seorang janda.hahaha, pantas saja gatel sama pak Bos." Riri

Gadis itu sengaja memojokkan Raina didepan semua orang.

Banyak kesan negatif tentang status itu, namun Raina mengabaikan mereka semua, dia sudah terbiasa bahkan dengan ibu-ibu di komplek rumahnya.

Haruskah ini terjadi lagi, bahkan di kantor tempatku bekerja? Apa salahku jika aku seorang janda? Itu bukan kemauanku, tapi itu sebuah pilihan. Batin Raina

Namun sikapnya yang cuek, membuat Riri kesal karena tidak dapat memancing emosi Raina.

Raina menuju ruangannya dan bekerja seperti biasanya. Bahkan dengan melihat Raihan dari jauh dapat membuat suasana hatinya membaik.

"Raihan, aku rindu…" Ucapnya pelan.

***

Di rumah keluarga Lisa disibukkan dengan kegiatan ibu itu membuat kejutan untuk Raihan.

"Mel.. bantuin mamah yuk..!, kita bikin cake buat Raihan, bukannya kamu pintar memasak apapun, kenapa setelah menikah kamu mendadak malas begitu?." Lisa

"Ayo mah, aku juga mau merayakan ulang tahun Mas Raihan." Imelda

Aku cerita gak ya, masalah semalam Mas Raihan yang sedang berselingkuh dengan sekretarisnya? Tapi, itu akan mengganggu acara ulang tahun dia dong?hmm.. lain kali saja aku cerita sama mertuaku ini. Batin Imelda

"Katanya ayok, tapi malah melamun." Lisa

"Eh iya mah ayok..!" Imelda

Mereka menuju dapur dan mulai mempersiapkan bahan-bahan membuat cake.

Aduh, banyak banget, aku mana tahu masak ginian. Bisanya cuma masak telor doang. Pikir Imelda

"Mel.. ambil telurnya ya, terus kamu pecahin 6 biji pisahkan kuning telur nya, ok..!" Lisa

Astaga, gimana maksudnya sih dipisahin kuningnya aja? Di buka terus disendokin gitu? Pikir Imelda

Dia mulai mengambil telur dan memecahkannya dengan asal, membuat sebagian cangkang telur bahkan masuk ke wadah.

"Astaga, masa sih mecahin telur aja gak bisa? Bukannya kamu pinter masak, masakkan mu juga enak-enak, apa jangan-jangan…" Lisa

"Aku gak bisa masak mah." Jawab Imelda pelan

"Hmm jadi selama ini kamu bohong, jadi makanan yang biasa kamu bawa itu buatan siapa?." Lisa penasaran

Aku gak mungkin kan bilang dengan jujur kalau itu masakan Raina, sahabat aku dulu, yang waktu itu adalah pacar Raihan? No.. gak boleh 

"Pembantu aku mah, maaf ya mah lagipula itu kan masa lalu." Imelda

"Tetep aja kamu udah bohongin mamah." Lisa merasa kesal, dulu bahkan dia sering memuji masakan wanita itu.

"Yaudah kamu liatin aja, dan ambil bahan-bahan yang diperlukan..!" Lisa

"Iya mah." Imelda 

Aku terpaksa ya, aku gak suka acara masak-masak, aku lebih suka acara makan-makan. Batin Imelda

Imelda harus pasrah saat mertuanya itu memarahinya karena kesalahan kecil.

"Kamu ini, masa gak bisa bedain mana kunyit, mana lengkuas?." Lisa

Ya mana aku tahu, bentuknya sama kok. Pikir Imelda

Begitulah setiap Imelda salah mengambil apa yang dibutuhkan selalu kena marah, sepertinya Imelda tidak membantu sama sekali saat mertuanya memasak.

Buat apa aku disini kalau aku cuma diomelin terus? Batin Imelda.

Ternyata dia sejak awal pintar berbohong, bukan pintar memasak. Batin Lisa

Imelda melihat Lisa begitu semangat memasak cake dan juga masakan kesukaan Raihan. Wanita itu hanya melihat saja bahkan dia menguap karena ngantuk

***

Siang ini Raihan mengirim pesan kepada Raina agar menyusulnya datang ke cafe yang biasa mereka datangi.

Raihan tidak mau terlalu mencolok jika pergi bersama dengan Raina dari kantor sampai ke cafe. Pasti yang nantinya mendapat banyak masalah adalah wanita pujaan hatinya.

Setelah Raina sampai, "Hai.. maaf ya aku sedikit telat." Raina

"Gapapa, lagian waktu istirahat lumayan lama kan?." Raihan

Setelah mereka selesai makan, Raina mulai bercerita tentang kejadian semalam, kejadian yang membuatnya takut.

"Bagaimana kalau kamu sewa bodyguard aja Na, 3 orang cukup deh, terus kamu bisa menyuruh beberapa karyawanmu menginap." Usul Raihan

"Iya juga ya, aku semalam panik Han, sampai aku tidak bisa berpikir." Raina

"Kamu jangan parno dulu Na, kamu harus tenang..!, siapa tahu itu cuma orang iseng kan? Emang kamu yakin itu dari mantan suamimu?." Tanya Raihan

"Entahlah…" Raina juga masih ragu, namun rasa takutnya lebih besar.

"Ah iya, selamat ulang tahun ya.." Ucap Raina sambil tersenyum

"Kamu ternyata masih ingat, aku kira kamu lupa Na." Raihan

"Aku selalu ingat, selalu." Raina teesenyum, namun ada sedikit air mata disudut matanya.

wanita itu teringat dimana tahun lalu, saat dia teringat Raihan, dia ingin mengucapkan selamat ulang tahun, namun dia sedang berada di dalam keadaan yang memprihatinkan, saat dia sedang menangis karena perlakuan buruk yang ia terima dari Agus (mantan suaminya).

"Kamu ko sedih?." Raihan

"Aku hanya berayukur, tahun ini bisa mengucapkan selamat ulang tahun padamu." Raina

cup..

kecupan singkat mendarat di pipi Raihan, membuat Raihan terkejut namun sekaligus senang.

Sementara di meja lain di cafe itu ada seseorang yang memperhatikan mereka, bahkan mengambil beberapa foto saat mereka makan, saat Raihan menenangkan Raina dan saat kecupan singkat itu terjadi.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!