Sekretaris sang Mantan

Aku mulai menata hidupku kembali, segala pekerjaan aku coba. Berjualan online pun aku tekuni dengan penuh semangat.

Aku harus kuat, aku harus sukses..! Bukankah aku selalu direndahkan karena aku miskin? Ya.. aku harus merubahnya.

Keluargaku? Hmm.. aku sudah berdamai dengan keluargaku, mengikhlaskan apa yang telah terjadi padaku. Dan berkat do'a dari merekapun kini aku bisa meraih kesuksesanku.

Hingga 1 tahun berlalu usahaku semakin maju, aku mulai membeli rumah dan merawat tubuhku. Aku hanya hidup sendiri di kota ini, karena ayah dan ibuku ingin tinggal di kotanya, mereka pun telah aku belikan rumah yang layak, tanah untuk berkebun dan bertani. 

Aku hanya akan berkomunikasi lewat telepon, jika aku sempat aku akan mengunjungi mereka, ibu, ayah dan adikku satu-satunya.

Alhamdulillah, kini kerja kerasku terbayar sudah, aku sudah bisa membeli apa yang aku mau, membahagiakan orang tuaku dan menyekolahkan adikku.

Dan sekarang dengan uangku, aku bisa merawat tubuhku, saat ku lihat pantulan diriku di cermin. Aku merasa aku yang sekarang sangatlah berbeda.

"Lihatlah, bukankah kini aku siap merebut Mas Raihan lagi, ah… janda memang menggoda.. hahaha" Ucapku yang sedang sendirian di dalam kamar.

Aku melamar pekerjaan di perusahaan Mas Raihan sebagai sekretaris. Itu akan sangat cocok untuk membuka jalanku.

Ya, aku memang sempat kuliah sambil bekerja waktu itu. Dan saat aku telah menjadi sarjana, aku hanya sempat bekerja menjadi sekretaris 3 bulan, lalu terjadilah perjodohan itu.

Kini aku tahu darimana ayahku mendapatkan uang untuk membantu membayar kuliahku.

Akhirnya aku diterima bekerja, ini adalah hari pertamaku bekerja. Mas Raihan awalnya tidak mengenalku karena penampilanku yang sekarang sangatlah berbeda.

"Silahkan duduk, dan menandatangani kontraknya..!" Ucapnya dingin.

Akupun dengan cepat menandatangani kertas itu, tentu saja setelah selesai membacanya.

"Mas Raihan?" Ucapku memberanikan diri

Dia menoleh dan mengerutkan dahinya,

"Jaga bicaramu, panggil aku bapak, apakah kau merasa kita ini dekat?"

"Mas Raihan, ini aku Raina, mantan mas dulu.. bukannya kita dekat, bahkan sempat…" aku sengaja tak meneruskan ucapanku, aku yakin dia tahu betul apa yang ingin aku katakan.

"Raina? Benarkah itu kau, tapi penampilanmu sungguh berbeda." Ucapnya sambil memandangku dari atas sampai bawah.

Bedalah Mas, sekarang aku lebih cantik, lebih seksi dan lebih menggoda.. haha batinku

"Aku kira kamu Raina yang lain, ya sudah selamat bekerja ya mantanku..!"  ucap Raihan.

"Iya, Mas tidak rindu padaku?" Ucapku sambil mendekatinya

Aku harus bisa seagresif pelakor yang di tv tv nih, harus bisa..!

"Ini waktunya jam kerja, kita bicarakan nanti saat jam istirahat."

"Ok.." 

Ku kedipkan mataku sebelah, ternyata mas Raihan tersenyum. Berarti dia memang masih mencintaiku.

Jam istirahat pun tiba, aku dan Mas Raihan pergi makan siang diluar kantor agar bisa bebas berinteraksi.

"Mas bagaimana rumah tanggamu, apa kamu bahagia?"

"Hmm.. ya begitulah, aku hanya menjalaninya saja, sebenarnya aku sudah berusaha mencintai imelda tapi sikapnya yang manja dan cerewet membuatku muak."

"Benarkah? Aku udah janda loh Mas? Apa kita bisa melanjutkan kisah kita dimasa lalu?"

Ku pegang paha laki-laki itu, kuusapnya pelan, Aku berharap dia tergoda, aku harus bisa merebutnya.     

"Aku belum bisa, tunggu sampai aku menceraikannya? sudah lama niatku ini belum terlaksana"

"Benarkah? Tapi kapan Mas? Kalau begitu mari kita berpacaran dulu?."

"Hmm.. aku pikirkan dulu, aku takut akan terjadi kekacauan dan menimbulkan amarah ibuku."

"Sudah saatnya kamu mencari kebahagiaanmu mas, jangan terus saja memenuhi kemauan ibumu, yang bahkan mengorbankan kebahagiaanmu."

Mas Raihan diam tak menjawab, dia hanyut dalam pikirannya sendiri.

Setelah selesai makan kami pun kembali ke kantor. Saat itu imelda memergoki kami yang sedang bermesraan.

Aku memeluk Mas Raihan dari arah belakang saat berada di ruang kerjanya.

Aku memang berniat menghangatkan hati laki-laki itu, memeluk erat dan memberikan sentuhan-sentuhan agar dia tergoda.

Ah dimana harga diriku? Menggoda suami orang, bukankah ini bukan diriku? Sudahlah aku tak peduli aku hanya ingin mengambil kembali apa yang telah direbut sahabatku.

"Lepaskan suamiku..!" Teriak Imelda

Aku yang kaget menoleh ke arah belakang, ke arah sumber suara itu.

Aku melepaskan pelukanku, lalu berdiri dibelakang mas Raihan. Aku yakin dia bisa menghadapi istrinya itu.

"Siapa wanita itu Mas? Kamu selingkuh ya?" tanya Imelda.

Imelda sepertinya tidak mengenaliku.

"Dia, sekretarisku.. sudahlah jangan ribut-ribut di kantor..!" Ucap Mas Raihan

"Kamu keterlaluan Mas, aku datang membawakan makanan, tapi yang kulihat kau sedang bermesraan dengan wanita lain," Imelda marah.

Imelda menghampiriku, dan berusaha menjambak rambutku.

"Kemari kau! dasar wanita penggoda, pelakor, aku habisi kau..!" teriak Imelda.

Astaga, dia masih sama seperti dulu.. tukang ngamuk.. aku sebenarnya takut, tapi aku harus pura-pura berani.. pelakor harus menang.

Untung saja sebelum imelda berhasil menjambak rambutku, mas Raihan menarik tangannya. Menyuruhnya pulang dan jangan mencampuri urusannya di kantor.

"Kamu keterlaluan mas, akan aku adukan pada ibumu." Ucap imelda sambil menangis dan membanting pintu ruangan dengan keras.

Semenegangkan inikah menjadi pelakor, tapi seru banget nih, bisa bikin c imelda nangis. Haha

Setelah imelda pergi, Mas Raihan menghampiriku.

"Kamu sih nakal, jadikan ketahuan." Ucapnya sambil menyentil hidung ku pelan.

"Hmm.. nanggung Mas, kan udah ketahuan. Kita lanjutin aja. Hehe.." Ucapku sambil memegang dada bidang itu.

Bagus deh kalau dia tahu, biar dia ngerasain sakit hati yang dulu pernah aku rasain.

"Baiklah kalau itu mau mu, lagipula aku akan menyangkal, dan ibuku pasti percaya padaku."

Mas Raihan lalu membawaku duduk di pangkuannya, menempelkan bibirnya tepat di bibirku.

Ahh.. aku merindukan saat dimana kami bermesraan.

Hari itu kami pun melepas rasa kerinduan, meski hanya sebatas itu , tapi ini awal yang bagus.

"Kenapa berhenti mas?."

"Apa kau mau aku melakukannya disini? Di Kantor ku? Hmm.. lagipula aku hanya bisa melakukannya sebatas ini, aku masih suami imelda."

Tapi aku sudah tak tahan Mas, jadi janda itu sangat kesepian, aku butuh kehangatanmu.. OMG aku tak percaya jiwa jandaku meronta-ronta, astaga kenapa aku seperti wanita mur**** begini? Tapi emang ia sih.

"Hmm.. iya, aku akan menunggu dudamu Mas.. dan yang tadi cukup ko Mas, aku senang.. aku harap jatah besok masih ada."

"Haha.. kenapa kau jadi terus terang begini."

Ya, dulu memang aku cewek yang lemah, pendiam, mudah ditindas dan malu-malu, kalau sekarang bisa juga malu-maluin, bertindak lebih berani. Haha

Aku akan buat kamu candu Mas..!

Ku kecup kembali bibirnya sekilas, lalu berlalu pergi, sebelum itu aku sempat menoleh dan mengedipkan mataku.

"Aku mau kerja dulu.. ku nantikan jatah selanjutnya Mas.." 

Haha, aku merasa bukan diriku, begitu genit dan agresif. Ya ampun ini menyenangkan..

Aku melanjutkan pekerjaanku yang belum selesai, berharap jam kerja cepat berakhir, aku ingin segera pulang dan berharap mendapat tumpangan gratis. Hehe

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Mak Aul

Mak Aul

dsaar reina peak sableng lu

2022-08-22

1

Camut gemoy

Camut gemoy

astaga janda agresif 😃

2022-08-22

1

Riskejully

Riskejully

pelakor yang sangat agresif

2022-08-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!