Imelda mulai curiga jika Raina yang menghubungi suaminya itu adalah mantan pacar suaminya dulu, dia juga mulai mencari tahu keberadaan wanita itu, tanpa dia sadari wanita itu berada dekat diantara mereka.
Raina yang masih memilih diam dirumah karena keadaanya belum pulih betul, dia hanya menghabiskan waktunya dengan mengobrol bersama ibu dan adiknya, tidur, dan makan.
Sesekali dia akan mengecek handphonenya untuk mengurus usaha online nya.
Tiba-tiba ponselnya berbunyi, pesan dari Raihan datang, membuat wanita itu tersenyum dan buru-buru membuka pesannya.
|Raina, bagaimana kabarmu, kapan kamu mulai bekerja? Aku cuma mau mengingatkan kamu lain kali jangan menelpon duluan ketika malam hari ya..! Apakah Imelda memakimu? | Raihan
| Pertanyaan mu mas banyak sekali, hehe
Aku sudah baikan kok Mas, mungkin besok aku sudah masuk kerja, iya lain kali aku akan berhati-hati dan Mas tidak usah khawatir..! Aku tidak apa-apa, tidak masalah dengan omelan Imelda itu, bukankah dari dulu dia cerewet seperti itu? Hahahaha. | Raina
| Syukurlah.. aku berharap kamu cepat masuk kerja,Aku rindu..| Raihan
| Aku juga Mas..| Raina
Mereka saling bertukar pesan layaknya ABG yang sedang kasmaran, tanpa terasa setengah jam berlalu.
"Kak ayo makan..!" Faraham
"Astaga de kamu ngagetin aja." Raina
"Cie.. lagi pacaran ya kak, lewat handphone?. Hehe" Farhan
"Gak, so tahu kamu dek." Raina
"Itu, pipi kakak memerah karena tersipu malu.hahaha.." Ucap Farhan berlalu pergi
Raina langsung menyambar cermin kecil yang biasa dibawa-bawa.
Apakah benar memerah? Ah kurasa tidak, dasar.. bocah itu ngerjain aku, awas kamu ya dek..! Pikir Raina
Raina bangun, melangkahkan kakinya menuju meja makan. Dia menatap Farhan dengan tatapan tajamnya, namun anak laki-laki itu tersenyum puas berhasil mengerjai kakaknya.
"Na, bapak kamu semalam nelpon ibu, katanya Agus datang ke rumah, dia ngancam bapak kamu, tapi untung banyak warga yang menolong."
"Apa? Keterlaluan sekali dia, mau apa lagi dia bu?." Raina
"Dia mau rujuk sama kamu, tapi bapak kamu menolaknya."
"Astagfirullah, aku gak mau bu." Jawab Raina, dia merasa tubuhnya gemetar.
"Kakak kenapa?" Farhan
"Gapapa, kakak mau ke kamar dulu." Raina
Wanita itu dengan cepat menuju kamarnya, berbaring dan menyelimuti semua tubuhnya sampai benar-benar tertutup.
Jangan..! Jangan sampai aku bertemu dia lagi. Batin Raina
Badannya gemetar kala mengingat masa lalunya bersama Agus, masa kelam itu ingin Raina kubur dalam-dalam.
***
Sore hari di kediaman bu Lisa, ibu yang masih berduka itu mengurung diri dikamar.
Imelda diam-diam pergi menemui seseorang, dia pergi sendiri dengan mobilnya.
Dia berhenti di sebuah cafe, memarkirkan mobilnya, dan masuk dengan mengendap-ngendap seperti seorang pencuri, saat dia menemukan orang yang dia cari, dia langsung duduk disana.
"Mel, transfer lagi uang ya..! Yang kemarin kurang mel." Lelaki tua
"Ya ampun, bukannya kemarin lebih dari cukup untuk modal usaha yang baru." Imelda
"Yang kemarin gagal Mel." Lelaki tua
"Hmm… ok tunggu 3 hari lagi, tapi selama 3 hari itu jangan meneleponku terus.. aku seperti orang yang berhutang pada rentenir saja, mendadak tidak tenang." Imelda
"Baiklah.." Lelaki tua
Mereka pun melanjutkan acara makannya dengan obrolan ringan.
Setelah 1 jam wanita itu berada disana, dia mendapat satu pesan dari ibu mertuanya, memaksanya untuk segera kembali ke rumah.
"Siapa Mel?." Lelaki tua
"Biasa, nenek cerewet, aku seperti terkurung, padahal aku ingin keluar rumah menghilangkan stress." Ucap Imelda kesal
"Sabar dulu Mel, rencana kita belum berhasil."
"Iya.. aku pamit pulang dulu."
Imelda pun meninggalkan tempat itu, dia memakai kacamata hitam dan juga topi, dia tidak ingin ada yang mengenalinya.
Sesampainya di rumah Imelda beralasan jika dia ingin membeli keperluan pribadinya. Namun Bu Lisa tidak mempermasalahkannya, Lisa hanya tidak suka jika anaknya pulang lebih dulu dari menantunya itu, bukankah seorang istri harus menyambut kedatangan suaminya? Itu menurutnya.
***
Sudah 4 hari berlalu kepergian papanya Raihan, membuatnya sedikit melupakan kesedihannya dengan kesibukan kerjanya itu.
Dulu, saat lelaki itu menolak perjodohannya dengan Imelda, Bram (Papanya Raihan) menyerahkan keputusan pada anak lelakinya itu, dia ingin anaknya memilih wanita pilihannya, namun Lisa tetap kukuh menikahkan Raihan dengan imelda.
Lisa melakukannya karena 2 alasan, yang pertama dia tidak ingin anak lelakinya dihasut oleh wanita miskin dan dimanfaatkan, dengan kata lain Lisa mencoba menjauhkan Raihan dari Raina.
Yang kedua, Lisa mempunyai hutang budi pada keluarga Imelda dulu. Membuatnya segan menolak keinginan keluarga imelda.
Dengan pemikiran Bram itulah, Raihan lebih dekat dengan papanya, dia lebih sering menghabiskan waktunya dengan papanya. Membuatnya sangat terpukul kehilangan sosok seorang ayah.
Raihan ingin menjenguk Raina, namun dia merasa tidak enak hati jika masih ada ibu Ana yang jelas-jelas melarangnya berdekatan dengan anaknya.
Tiba-tiba Hp Raihan berbunyi ternyata Raina mengirimkan foto-foto jaman dulu, disaat mereka masih pacaran.
Lelaki itu tersenyum mengingat betapa bahagianya dia waktu itu.
"Pak.. ini kopinya." Ucap OB itu menyimpan satu gelas kopi di meja Bosnya.
"Iya, makasih." Raihan
"Sama-sama Pak, kalau begitu saya permisi." Ucap OB tadi berlalu pergi
Raihan mengambil kopi itu tanpa menoleh ke arah cangkir kopinya, matanya sibuk melihat foto dirinya yang masih terlihat muda itu.
Kopi itu diseruput nya dengan tanpa rasa ragu, namun ia memuntahkannya kembali, lidahnya terasa mati rasa.
"Astaga panas sekali, lidahku sampai sakit begini." Keluh Raihan.
Ya.. kamu memang selalu bisa mengalihkan duniaku Raina. Gara-gara foto kamu aku tidak fokus begini. Pikir Rihan
Lelaki itu pun merasa heran karena nama Raina masih selalu ada di dalam hatinya.
Meski sebuah dosa jika seorang suami malah menyimpan rasa cinta pada perempuan lain, namun Raihan menganggap itu bukan kesalahannya, karena dari awal dirinya dipaksa menikahi istrinya itu.
Imelda datang ke kantor Raihan, mengejutkan Raihan yang sedang memandang foto di dalam galery Hpnya.
"Mas, sekretarisku yang ganjen kemana, tumben gak kelihatan?" Imelda berjalan mendekati suaminya.
"Em, ah itu, emm iya dia lagi sakit, tidak masuk kerja sudah beberapa hari." Raihan
"Kenapa kamu gugup begitu Mas, ada apa sih?." Imelda
"Gapapa Mel, kamu ada apa ke kantor?." Raihan
"Hmm.. apakah seorang istri tidak boleh menemui suaminya, kamu aneh Mas, aku jadi curiga, coba aku lihat HP mu mas." Imelda mendekat.
"Astaga, kamu curigaan banget sih Mel, gak ada apa-apa, ayo kita makan bukannya kamu kesini membawa makanan?." Ucap Raihan yang ingin mengalihkan topik pembicaraan.
"Emm, iya ini aku bawa makanan." Imelda
Mereka pun makan, Imelda begitu patuh hari ini biasanya dia akan terus memaksa jika belum mendapatkan apa yang dia ingin ketahui, lelaki itu pun merasa lega.
Namun tanpa sengaja saat Hp Raihan diletakan diatas meja, layarnya masih menyala, memperlihatkan Foto dua sejoli yang sedang berfoto mesra.
Sepertinya aku mengenali mereka? Bukannya yang laki-laki itu Mas Raihan, lalu yang wanitanya siapa?
Pikir Imelda
Namun belum sempat melihat dengan jelas layar Hp itu mati. Membuat Imelda penasaran namun tak mampu bertanya, karena hari ini dia tidak ingin bertengkar dengan suaminya itu.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments