Surat Kaleng

Raina dan Raihan langsung menoleh ke arah sumber suara, dia melihat Imelda sudah berdiri disana, memperhatikan mereka bahkan dengan sorot mata yang penuh kebencian.

Imelda melangkah menghampiri Raina, menjauhkan wanita itu dari suaminya.

"Kenapa kamu malah pergi bersama dia Mas?." Imelda

"Aku? Aku hanya ingin saja, bukankah dikala kamu ingin menikahiku kau memaksakan kehendakmu juga? Apa kau bertanya terlebih dahulu tentang perasaanku? Tidak kan? Jadi jangan ikut campur!." Raihan

"Itu kan atas persetujuan mamah Lisa juga Mas, aku tidak memaksakannya sendiri." Imelda membela diri.

"Ya sudah, kalau itu kesepakatan antara ibuku dan kamu, kamu jangan mengganggu kebahagiaanku, karena dari awal aku tidak pernah menyetujuinya." Raihan

"Semua ini pasti gara-gara wanita ini ya Mas? Kamu berubah Mas, kemari kau wanita mur@han!." Imelda

Imelda menatap Raina, dia melangkah semakin mendekat , melihat penampilan wanita itu dari atas sampai bawah.

"Hahaha.. kau berani menggoda suami ku dengan badanmu itu hah?" Imelda

Memang tubuh Raina sangat berisi dibagian-bagian tertentu, tidak seperti Imelda.

Saat ini Raina merasa harus mengungkapkan jati dirinya, bukankah dia harus merebut kembali pujaan hatinya secara terang-terangan.

Aku harus berani melawan, ya… harus! Batin Raina

"Hem.. kau lupa siapa aku? Lihatlah secara baik-baik!" Raina

Imelda mengerutkan dahinya karena merasa heran, dia mengira wanita itu hanya orang baru, sekretaris suaminya yang baru, dia tidak merasa pernah mengenal wanita itu.

"Aku tidak peduli, tapi yang terpenting adalah kamu menjauh dari suamiku!" Imelda

"Dulu kamu juga merebut Mas Raihan dariku Mel, sekarang aku hanya akan mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi milikku. Bukankah begitu sahabat lamaku? Saatnya kau mengembalikan Mas Raihan, meminjam tanpa izin, memalukan. Itu namanya mencuri." Raina

Sahabat lama? Siapa? Pikir Imelda

"Kamu yang pencuri, memang maling gak akan pernah ada yang mau ngaku." Imelda

"Sudah-sudah, kamu pulang saja Mel, jangan ganggu aku!" Raihan

"Kamu ngusir aku mas?." Imelda

"Hahaha diusir suamimu? Emang enak." Ejek Raina

"Diam kau jal@ng!." Imelda

Raihan mulai pusing mendengarkan ocehan dua wanita yang berada di depannya itu, baru saja dia melepaskan beban pikirannya dengan menyanyi, eh kepalanya sudah pusing lagi.

Raihan mengantarkan Raina sampai menaiki taksi.

Imelda mengejar suaminya, dan tanpa sengaja menabrak seorang laki-laki.

"Maaf Mel, aku gak sengaja."

Siapa dia? Kok tahu namaku, dan kenapa dia tersenyum seperti itu?  Pikir Imelda

Namun wanita itu memilih mengejar suaminya daripada meladeni laki-laki tadi.

Saat dia bisa mengejar suaminya, dia menarik tangan Raihan.

"Kamu keterlaluan Mas." Imelda

"Kamu pikir selama ini kamu tidak keterlaluan hah?." Raihan

Menurut Raihan, istrinya adalah orang yang membuatnya kehilangan kebahagiaan. Memaksanya menerima perjodohan, memisahkannya dengan Raina, menekan kehidupannya dengan menuntut hak batin yang bahkan Raihan tidak bisa melakukannya dengan tulus, dia terlanjur membenci Imelda.

Muak dengan rumah tangganya yang terasa tidak sehat, tidak sehangat keluarga lain, tidak ada rasa rindu saat bekerja, tidak ada sambutan hangat, entahlah.. Imelda lebih sering mengomel daripada menyambutnya dengan hangat. Kesalahan kecil saja sudah membuatnya marah besar.

Saat melihat wajah istrinya itu, kepala Raihan selalu mendadak sakit. Membayangkan akan ada omelan, teriakan, dari istrinya itu.

Raihan memilih pulang, istrinya pun ikut pulang dengan mobil yang sama. Setelah sampai di rumah, lelaki itu membawa Imelda masuk ke kamar, mengunci kamar itu dan mulai mencerca dengan berbagai pertanyaan.

"Untuk apa kau mencampuri urusanku?." Raihan

"Jangan pernah berpikir kau adalah istriku, aku muak, aku tidak bahagia tinggal bersamamu." Raihan

"Tapi.. aku akan berusaha menjadi apa yang kamu mau Mas." Imelda berada di titik terendah dalam hubungan pernikahannya ini.

Selama ini Raihan tidak pernah macam-macam, apalagi sampai berselingkuh, namun kenyataan kali ini membuat Imelda sadar kalau Raihan bisa saja berontak.

"Terlambat, satu tahun lebih aku bersamamu,dan hatiku masih terasa sama, hatiku mati untukmu." Raihan

"Tapi Mas, aku mohon pecat saja wanita itu, kita bisa memulai semua dari awal." Imelda

"Awal katamu? Ini sudah berakhir." Raihan

Sejak Imelda dan Lisa memaksanya menyetujui perjodohan ini, Raihan sudah memutuskan untuk memberi jarak pada mereka, bahkan selama ini Raihan menjauhi ibunya, meski dia selalu menjadi penurut.

Ada sesuatu yang masih belum bisa ia terima sampai saat ini, yaitu dipisahkan dari Raina.

***

Raina pulang dengan menggunakan taksi, dia kini menyadari jika dia berjalan terlampau jauh.

Dia sudah berubah menjadi wanita yang egois, yang menginginkan suami orang lain. Namun dia meyakinkan kembali hatinya, jika dia hanya mencoba merebut kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya. Itu alibi untuknya.

Dia melemparkan tasnya ke atas ranjang, membaringkan tubuhnya disana.

"Ah.. aku lelah, hidupku benar-benar melelahkan. Apakah aku tidak pantas bahagia?." Raina

Bahkan aku sempat mendapatkan suami yang kejam dan gila. Pikirnya

"Apakah hidupku sesial ini?." Raina

Raina benar-benar muak dengan masalah percintaannya, meski sekarang hidupnya sudah lebih baik, bahkan usahanya maju pesat, kehidupan yang layak, namun hatinya KOSONG.

Terdengar suara benda terjatuh di luar rumah, membuat Raina yang sedang menikmati kasur empuknya itu terbangun seketika.

"Suara apa itu?" Ucap Raina

Dia ingin melihat apa yang jatuh, namun karena hari sudah malam, dia tidak berani keluar rumah apalagi dengan suara misterius yang ia dengar.

Dia menghubungi security komplek rumah, menyuruhnya datang ke rumah, Raina menunggu dengan cemas, dia tidak bisa melakukan apapun, dia hanya tidur berselimut tebal yang bahkan menutupi semua badannya.

Setelah menunggu beberapa menit, ada suara yang mengetuk pintu, ternyata security komplek benar-benar telah datang.

"Syukurlah, kalian sudah datang." Ucap Raina merasa lega

"Memangnya ada apa bu sampai ibu memanggil kami?." Salah satu security

"Saya mendengar suara benda jatuh tadi, saya takut ada orang iseng, apalagi sampai memecahkan kaca jendela, coba di cek dulu ya, bapak-bapak..!" Raina

"Ok bu, siap." Security

Mereka menelusuri rumah bagian depan, berusaha mencari benda mencurigakan, namun tidak menemukan apapun.

"Tidak ada bu, memangnya suara seperti apa yang ibu dengar?." Security

"Suara apa ya? Emm.. suaranya nyaring, seperti suara kaleng bekas gitu yang dilemparkan." Raina mencoba mengingat-ngingat suara itu dan menjelaskannya.

"Ok bu, kita cari lagi." Security

Setelah 5 menit mencari ulang, mereka menemukan sesuatu benar saja ada kaleng bekas yang ukurannya kecil.

"Oh, ini bu ada. Mungkin ini yang dilempar, saya rasa hanya kerjaan anak-anak muda komplek bu, ibu tidak usah khawatir." Security

"Masa sih?, coba saya lihat..!" Raina

Namun kaleng itu bukan sekedar kaleng, tapi ada isinya, ada surat didalamnya, wanita itu mencoba mengambil surat di dalam kaleng itu, Raina terkejut saat membaca isi surat itu, sampai badannya oleng ke samping.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!