Imelda baru menyadari kenapa wanita itu bisa begitu tegas menantangnya saat di tempat karaoke. Karena memang wanita itu tidak lain adalah mantan sahabatnya sendiri, Imelda bisa menebak jika wanita itu ingin membalas dendam, mengambil kembali Raihan darinya.
Ternyata dia sudah banyak berubah. Pikir Imelda
Tentu saja, Raina yang dulu dikenal imelda itu, wanita miskin yang sering mendapat hinaan dari orang-orang, wanita yang selalu berpikir positif bahkan Imelda selalu memanfaatkan kebaikannya itu.
Namun sekarang Raina berubah, penampilannya sangat terawat, dia juga sudah berani menentang Imelda, bahkan secara terang-terangan di depannya wanita itu menjalin kasih dengan suaminya.
Mas Raihan juga sepertinya masih mencintai dia, apa sih kelebihan dia daripada aku? Kenapa sampai saat ini hatinya tidak berubah?. Batin Imelda
Dia meletakkan kembali ponsel itu di dekat suaminya. Lalu dia pergi ke kamarnya, mencoba mencari solusi dari masalah yang dihadapi saat ini.
***
Sementara di rumah Raina, dia dan ibunya sudah menyelesaikan tugas mengemas orderan hari ini.
Hari juga sudah malam, namun suasana rumah cukup ramai. Membuat wanita itu merasa tenang.
"Mah, kita tidur yuk? Raina harus bekerja besok pagi." Raina
"Iya, ayo.. mamah tidur dikamar tamu aja ya? Kamu udah gak takut kan?." Bu Ana
"Iya mah, lagian banyak karyawanku, nanti dikira aku anak mami lagi kalau tidur bareng mamah.hehe." Raina
"Kamu memang anak mamah, masa anak kambing.hahaha." Bu Ana
"Ih mamah, gak lucu tahu." Raina
Raina menyuruh semua karyawan yang menginap malam ini untuk membersihkan sisa packing yang berantakan, lalu menyuruh mereka cepat beristirahat.
Untung saja kamar disini lumayan banyak. Batin Raina
Wanita itu merasa tubuhnya benar-benar memerlukan istirahat, dia dengan segera pergi ke kamarnya, sebelum tidur dia mencuci muka dan menggosok giginya terlebih dahulu.
Berbaring sebentar saja sudah membuatnya langsung pergi ke alam mimpi, mungkin karena lelah dan tidak khawatir lagi masalah surat kaleng itu.
Tok
Tok
Tok
Bu Ana mengetuk pintu, namun tak ada jawaban dari Raina, membuatnya dengan terpaksa membuka pintu itu.
Dia menghampiri ranjang anaknya itu, "Ternyata sudah tidur, syukurlah." Bu Ana
Namun saat ibu itu ingin keluar, dia melihat ponsel Raina menyala, sepertinya ada pesan yang masuk.
Saat wanita itu mendekati ponsel anaknya, sekilas dia dapat melihat wallpaper ponsel itu merupakan foto Raina dan Raihan, seketika membuat dia khawatir.
Pesan yang masuk itu adalah pesan dari teman Raina, Bu Ana pun mengabaikannya, dia hanya mencari nomor ponsel Raihan dan menyalinnya.
Aku harus bicara lagi dengan Nak Raihan. Batin Ana
Bu Ana tidak mau jika Raina masih berhubungan dengan lelaki itu dan menimbulkan banyak masalah untuk anaknya.
Bu Ana keluar, dia meninggalkan ponsel itu dalam keadaan semula.
***
Saat pagi datang, Raina bengun dengan wajah segar, bahkan dia sangat ceria. Karena malan ini dia tidur nyenyak dan juga dia berencana memberikan kado untuk kekasihnya itu.
Mereka sarapan bersama, bahkan bersama para karyawan yang lembur di rumahnya.
"Na, kamu masih bekerja di perusahan nak Raihan?" Bu Ana
"Emm.. masih mah, kenapa?." Raina
"Kenapa gak cari kerjaan lagi? Jangan disitu, mamah khawatir." Bu Ana
"Aku sudah terlanjur betah mah, lagipula gak ada yang perlu dikhawatirkan." Jawab Raina
"Hmm, terus apa Raihan masih bersama temanmu itu Imelda?." Bu Ana
"Iya masih mah, mereka belum bercerai." Jawab Raina yang tidak sengaja keceplosan.
Astaga, kenapa aku bilang begitu? Pikir Raina
"Eh.. maksud aku mereka masih berstatus suami istri mah, aku juga tahu batasanku mah, mamah gak usah khawatir." Raina
Maafin aku mah, terpaksa bohong deh, karena kalau aku jujur pasti mamah gak setuju, aku cuma mau mengambil kembali kebahagiaanku mah. Batin Raina.
Raina pun berangkat bekerja, namun hari ini dia pergi bersama 2 orang pengawalnya. Wanita itu masih harus waspada jika sewaktu-waktu mantan suaminya datang.
Wanita itu turun di depan kantor dan menyuruh pengawalnya pulang kembali.
Hari ini dia sengaja memesan sebuah dasi hitam, dia memesannya lewat teman kerjanya karena kemarin dia tidak sempat berbelanja.
"Hey Lani, gimana pesananku kamu bawa kan? Udah dibungkus juga kan?." Raina
"Aku bawa kok, sudah dibungkus rapi, BTW buat siapa sih, aku kepo nih?." Lani
"Hehe.. ada deh, buat seseorang yang spesial." Raina
Wanita itu berlalu pergi menuju ruangan kerjanya, memperhatikan sekeliling dia mencari seseorang.
Sepertinya dia belum datang. Pikir Raina
Sampai dimana jam sudah menunjukkan pukul 08.00, Raihan datang menuju ruangannya, Raina yang mengintip dapat melihat laki-laki itu dengan jelas menuju ruangannya.
Dengan segera dia membawa kotak hadiah itu, menyembunyikannya di belakang badannya dengan satu tangan.
"Pagi Mas.." Raina
"Pagi juga sayang, kamu sepertinya sedang bahagia, senyum-senyum begitu." Raihan
"Hehe.. kamu Mas yang bahagia, kan kamu yang ulang tahun." Raina
Raina mendekat, semakin mendekat hingga badan mereka saling berhadapan.
"Ini Mas, aku bawain kado buat kamu, meski gak mahal, tapi inj spesial buat kamu." Ucap Raina sambil tersenyum.
"Hmm.. pacar Mas perhatian sekali." Puji Raihan
Lelaki itu membuka kadonya dengan perlahan dan hati-hati, dia mengambilnya dan melihatnya dengan seksama.
"Bagus, aku suka." Raihan
"Ya udah sini, aku pakein, yang itu lepas aja Mas..!" Raina
Wanita itu semakin mendekat mereka berdiri saling berhadapan, bahkan mereka bisa saling merasakan deru nafas sang kekasih, wanita itu dengan perlahan membuka dasi yang lebih dulu dipakai Raihan dari rumah, wajahnya sangat dekat dengan wajah Raihan.
Deg.
Jantung Raina berdetak seakan lebih cepat dari biasanya, dia masih merasakan hal yang sama bila dekat dengan laki-laki itu, dia masih mempunyai cinta yang sama seperti dulu.
Raihan dengan sengaja mengecup kening Raina dengan singkat.
Cup.
Membuat wanita itu kaget namun tersenyum malu,
"Mas, kamu ini nakal." Ucap Raina
"Tapi kamu suka kan? Hmm…" Raihan
"Iya Mas, sebentar biar aku pasang dengan dasi yang baru." Ucap Raina
Tentu saja Raina kini mendekat lagi, posisi tadi terulang lagi, wanita itu mengangkat wajahnya agar bisa melihat wajah kekasihnya dengan jelas.
Cup.
Kini Raina yang memberanikan diri mencium bibir Raihan sekilas.
"Hahaha.. kamu lebih nakal sayang." Raihan tertawa setelah mendapatkan kecupan dadakan itu.
"Itu ucapan selamat ulang tahun Mas, hehe." Raina
"Hanya itu?." Raihan
"Mas… ini dikantor Mas." Raina
Disaat mereka asyik bermesraan ada sepasang mata yang tidak sengaja melihat adegan mereka.
Karena takut mendapat masalah dia pergi dengan mengendap-ngendap.
"Nah udah beres Mas, lebih ganteng kan sekarang.hehehe." Raina
"Hmm.. iya makasih kadonya yang ini dan juga yang itu" Ucap Raihan menunjuk pada dasi dan bibir Raina
"Hemm.. sama-sama Mas, aku balik ke ruanganku ya Mas, kerjaan aku sudah menanti." Raina
Wanita itu akhirnya kembali ke ruangannya dengan wajah merona dan tersenyum, saat dia mencapai pintu ruangannya, ada tangan seseorang yang menahannya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments