"Apa yang sebenarnya terjadi di toilet tadi?." Tanya Laki-laki itu menatap dengan serius.
"Sebenarnya….."
"Sebenarnya dia siapa Na?." Tanya Raihan tidak sabaran.
"Dia lelaki jahat, dia mantan suamiku Han." Jawab Raina dengan diiringi tangis yang pecah.
"Pasti dia jahat sekali sampai kamu bisa ketakutan seperti ini."
Wanita itu hanya mengangguk lalu memeluk tubuh laki-laki dihadapannya sekarang.
Raihan membiarkan kekasihnya itu menumpahkan rasa sedihnya.
Setelah mengantarkan Raina pulang, Raihan Pun segera melanjukan mobilnya itu kembali ke rumah.
***
Sementara Imelda sedang merasa gelisah, dia tidak mendapati suaminya di ruang kerjanya, bahkan di setiap ruangan pun tak ada.
Kemana dia pergi, apa mungkin bertemu jal**g itu lagi? Aku yakin mereka melakukan sesuatu di belakangku, aku harus mencari buktinya! Pikir Imelda
Dia masih berdiam diri di kamarnya, matanya tidak mau terpejam karena penasaran jam berapa suaminya akan pulang.
Hingga pintu kamar itu pun terbuka, pandangan Imelda tertuju pada wajah suaminya yang lelah.
"Mas darimana saja, jam segini baru pulang?."
"Aku hanya ada sedikit urusan."
Imelda menghampiri suaminya, lalu memeluknya.
"Aku rindu mas…" Ucapnya pelan.
Namun wanita itu mencium wangi parfum lain di baju suaminya itu, dia berpura-pura bersikap seperti biasanya, menyembunyikan rasa curiga dan amarahnya.
"Ganti baju dulu mas, lalu kita tidur, aku tidak bisa tidur kalau sendirian tanpa kamu."
"Baiklah.."
Raihan pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi, lalu berganti pakaian dan ikut tidur disamping istrinya itu, dia merasa lelah dengan kegiatan hari ini.
Mas, kenapa kamu mengkhianatiku mas? Aku harus bisa menghancurkan wanita ja**ng itu.
Keesokan harinya, seperti biasa Raihan sudah siap untuk berangkat kerja.
Imelda yang merasa curiga, ia mulai mencari tahu, menyuruh seseorang menjadi mata-mata di kantor suaminya itu.
***
Pagi ini Raina bangun dengan malas, kejadian semalam masih membuatnya takut, tapi ia harus berangkat bekerja, dia memaksakan tubuhnya untuk bangun , mandi, lalu bersiap-siap.
Video viral pun yang sempat membuatnya khawatir kini sudah terhapus, berharap tidak ada cemoohan dari orang-orang mengenai hal itu.
Penampilannya kali ini sedikit sopan, dengan kemeja panjang warna putih dan rok hitam sampai lututnya, meski begitu tetap saja lekukan tubuhnya jelas terlihat. Wanita itu memang sekarang sangat pandai merawat diri.
Dia pergi menuju kantor menggunakan mobil pribadinya, sesampainya di kantor dia melihat orang-orang melihat dengan tatapan aneh, namun tak ada satupun yang berbicara.
Ada apa dengan mereka? Apakah mereka semua tahu tentang video itu? Pikir Raina
Namun wanita itu tak menghiraukannya, dia berlalu pergi menuju ke ruangannya.
"Raina…" Panggil Raihan
"Kamu jangan khawatir Na, aku sudah membuat peringatan pada semua karyawan agar tidak membahas masalah video itu."
"Apa? Jadi mereka semua sudah tahu?."
"Iya, meski satu orang yang tahu tapi bukankah gosip akan menyebarkannya? Video itu sudah terhapus tapi ada sebagian orang yang telah menontonnya dan percaya jika kamu adalah…"
"Hmm.. pelakor, sudahlah aku tidak apa-apa, memang kenyataannya begitu." Jawab Raina dengan sedikit senyumannya yang ia paksakan.
***
Di rumah Raihan, Imelda masih dalam keadaan kesal, namun sebisa mungkin ia menyembunyikan rasa itu di hadapan mertuanya itu.
"Mel.. mamah mau pergi dulu ya sama temen-temen mamah, kalau kamu mau keluar, pastikan pulang sebelum Raihan ya..!"
"Iya mah."
Lisa pergi dengan baju glamornya, entahlah wanita itu mau pergi kemana, mungkin arisan atau sekedar berbelanja.
Imelda berniat pergi menuju kantor Raihan, dia ingin melihat secara langsung hubungan sekretaris dan suaminya itu, namun saat melihat suasana sepi, imelda mempunyai rencana lain yang akan ia lakukan di rumah ini.
Hanya ada beberapa pelayan yang ada, 2 dari mereka sedang cuti pulang kampung, mertua laki-lakinya sedang terbaring lemah di kasurnya.
"Yah… ayo kita jalan-jalan..!" Ajak Imelda pada mertuanya itu.
Ternyata mertuanya sedang duduk di kursi roda, dia baru saja selesai makan, dan suster yang menjaga sedang menyimpan peralatan makan bekas yang dipakai mertuanya, ini menjadi kesempatan emas untuk Imelda.
"Mmhhh...mmmmhhh.." laki-laki itu tak mampu berbicara, padahal dia tidak mau kemana-mana, apalagi melihat senyum menantunya yang menakutkan membuatnya merasa curiga, dan takut.
Wanita itu mendorong kursi roda yang ditumpangi mertuanya, perlahan.. perlahan namun dengan pasti membawanya ke tempat dimana laki-laki itu akan dieksekusi oleh Imelda.
Sebelum melakukan aksinya dia sempat mengajak ayah mertuanya berbicara.
"Ayah tahu tidak, jika aku akan berusaha menguasai harta kalian? Aku juga sangat membenci istrimu yang tua itu, dia sangat cerewet membuat telingaku sakit." Ucap Imelda menatap ayah mertuanya.
Lelaki itu semakin merinding mendengar apa yang dikatakan menantunya, jika dia dalam keadaan sehat tentunya dia dengan mudah menyingkirkan benalu dalam keluarganya, namun saat ini dia tidak bisa melakukan apa-apa.
Hanya amarah yang menggebu dan tertahan yang ia rasakan.
"Ayah tahu, anak lelakimu begitu dingin, dia bukan suami yang baik, dia tidak mencintaiku, dia acuh padaku, nafkah batin ku pun hanya ku dapat saat dia dalam keadaan kacau, aku bisa melihat tatapan matanya yang hanya ingin kepuasan, menganggapku tak lebih dari seorang pe****r."
"Jika kau sehat, kau bisa memarahinya bukan, bisakah kau membantuku?, tapi sudahlah, mungkin ayah sama saja dengan ibu mertuaku."
Perlahan namun pasti kursi roda itu semakin mendekati tangga.
"Selamat jalan Ayah.." Ucap Imelda sembari melepaskan pegangan tangannya pada kursi roda itu.
Seketika kursi roda dan pemiliknya jatuh, menggelinding, menghantam setiap anak tangga, membuat tubuh lelaki itu pasti snagat sakit semua, ah.. Kepalanya bahkan terbentur dengan keras ke lantai.
Suster yang akan naik melihat tuannya, kini dia menyaksikan kejadian yang mengenaskan.
"Tuannnn…" Teriaknya.
Suster itu sempat melihat Imelda diatas sana, bayangannya langsung menghilang saat menyadari suster itu datang.
Aku yakin ada nona Imelda diatas. Batinnya
Saat tubuh itu dibawa sampai ke pintu, tiba-tiba Imelda berlari, pura-pura kaget dan bertanya tentang kejadian naas itu.
Suster itu pun menghilangkan ekspresi bingungnya, dia mulai berpikir, jika dia harus pura-pura tidak melihat kejadian itu, dia tidak ingin menjadi saksi yang malah akan celaka. Mengingat ternyata majikannya ini sangatlah kejam.
Dengan cepat security dan satpam rumah memarkirkan mobilnya tepat didepan rumah itu, dengan segera membawa majikannya menuju rumah sakit terdekat.
Imelda yang pura-pura panik dengan segera mengambil handphone di saku celananya, lalu menghubungi Raihan dan mertuanya.
Dia menuju bagasi lalu mengendarai mobil merahnya, menyusul mobil sebelumnya menuju rumah sakit.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Sui Ika
masih saya pantau
2022-08-22
1