Setelah selesai belajar dengan master Yao. Li Wei dan Li Mei pergi ke ruang makan didekat dapur mereka lupa sarapan tadi pagi dan hari sudah hampir sore sekarang. Saat belajar tadi perut mereka terus berbunyi bahkan masternya menyuruh mereka makan dulu tetapi mereka sungkan. Bagaimana tidak sungkan? Sudah mereka meminta mengundur waktunya, mereka juga membuat masternya memperbaharui jadwal agar mereka bisa istirahat cukup kedepannya. Sungguh master Yao sangat baik hati dan penyayang apalagi dia berbicara deengan senyumnya yang secerah mentari pagi membuat Li Wei dan Li Mei makin tak tega meninggalkan master mereka untuk pergi makan.
Akhirnya Li Wei dan Li Mei menolak tawaran masternya dan tetap melanjutkan belajarnya sampai selesai. Sekarang mereka bergegas ke dapur untuk makan dahulu. Sesampainya didapur mereka langsung meminta pelayan menyiapkan makanan untuk mereka dan mereka akan menunggu diruang makan. Setelah itu Li Wei dan Li Mei pun menuju ke ruang makan. Sambil menunggu mereka memakan makanan ringan seperti kue kering dan teh hangat.
“Hei Kak.. Aku tak melihat Ayah dan Ibu seharian ini. Bahkan tak berpapasan sekalipun.” Ucap Li Mei lesu dia menopangkan tubuhnya ke meja makan.
“Kita berpapasan dengan Ayah.” Jawab Li Wei santai sambil minum teh ala bangsawan
“Hah? Kapan Kak? Kenapa aku tak melihat Ayah sekalipun?” tanya Li Mei
Dengan malas Li Wei menjelaskan pada Adiknya itu. “Kau sibuk menyeretku berlari. Jadi Kau tak melihat Ayah lewat disampingmu.” Ucapnya
“Benarkah? Astagaa! Apa Ayah akan marah padaku karena mengabaikannya Kak? Sepertinya aku harus menemui Ayah nanti.” Ucap Li Mei kebingungan. Dia benar-benar tak menyadari telah melewati Ayahnya saat berlari tadi lagian Dia memang sedang terburu-buru.
“Tak perlu. Nanti malam juga bertemu.” Jawab Li Wei
“Benar juga. Ayah juga pasti masih sibuk sekarang.” Pikir Li Mei setuju dengan Kakaknya
Saat mereka asyik mengobrol pelayan yang menyiapkan makanan sudah datang dan meletakkan berbagai makanan didepan mereka berdua.
“Oh! Terlihat sangat enak!” ucap Li Mei antusias.
“Silahkan makan Nona muda.” Ucap sang pelayan sambil menunduk hormat
“Terimakasih.” Ucap Li Wei dan Li Mei. Meskipun Li Wei dan Li Mei adalah agen khusus yang tugasnya untuk membunuh bahkan tak terhitung nyawa yang sudah mereka bunuh tetapi bukan berarti tak bisa menghargai orang lain. Mereka sudah terbiasa selalu berterimakasih jika menerima apapun. Mereka pernah hidup sulit dan menjadi pengemis, hal itu membuat mereka menghargai segala hal bahkan hal terkecil sekalipun.
Pelayan itu terkejut. Meski sudah berkali-kali para pelayan mendengarnya tetap saja mereka senang karena kerja keras mereka dihargai. Sungguh jarang ada Nona muda bangsawan seperti mereka yang menunjukkan terimakasih untuk hal kecil seperti ini padahal kan ini memang pekerjaan mereka.
“Baik Nona muda. Hamba permisi.” Jawab pelayan sambil tersenyum lalu beranjak pergi
“Ya!” jawab Li Mei berbicara dengan mulut penuh makanan. Dia sudah terlalu lapar sekarang. Soal makan Li Mei tak memikirkan lagi citra seorang anak bangsawan. Menurutnya makan ala bangsawan yang elegan itu melelahkan dan membuat makanan cepat dingin jadi tak enak menurutnya.
Sedangkan Li Wei makan dengan santai. Dia pun heran bagaimana bisa Adiknya daridulu sangat menyukai makan dengan cepat seperti itu. Li Wei takut Dia akan gangguan pencernaan jika seperti itu terus.
30 menit kemudian...
Setelah Li Wei dan Li Mei selesai makan. Mereka langsung kembali ke halaman mereka. Saat dalam perjalanan, dari jauh mereka melihat Ibunya yang sepertinya akan pergi keluar masion Jendral. Hal itu terlihat karena ada kereta didepan Ibunya.
Mayleen tak tahu jika ada putrinya disana. Saat Dia akan naik ke kereta Dia mendengar teriakan dari jauh seperti suara putrinya.
“Ibu!!” teriak Li Mei
Lalu Mayleen menoleh dan mencari arah suara dilihatnya Li Mei sedang berlari kearahnya dan Li Wei dibelakangnya hanya berjalan santai. Mayleen tersenyum melihat putrinya berlari kearahnya.
“Ibu!! Ibu mau kemana?!” teriak Li Mei saat masih berlari menuju Mayleen. Tak alam Dia sampai ke pelukan Mayleen sedangkan Li Wei masih dibelakang.
“Ibu akan belanja kain di pasar. Apakah kalian baru selesai belajar bersama master Yao?” tanya Mayleen sambil mengelus kepala Li Mei
“Kami sudah selesai daritadi Ibu. Kami baru saja habis makan hehe” ucap Li Mei sambil tertawa memperlihatkan giginya yang putih dan rapi. Dia sangat manis saat tersenyum atau tertawa akan membuat lesung pipinya terlihat. Mayleen yang pun mencubit pipi Li Mei gemas.
“Lalu kenapa kamu berlari-lari sayang. Bukankah kamu masih memakai kantung pasir itu? Tapi Ibu lihat kamu tidak terlihat kesulitan berlari padahal baru kemarin kamu bahkan sulit melangkah.” Tanya Mayleen bingung karena putrinya bilang mereka tak diperbolehkan melepaskannya sampai 1 bulan berlalu.
“Aku masih memakainya Ibu. Lihatlah! Lenganku tak mungkin sebesar ini jika tak memakainya bu.” Ucap Li Mei menunjukkan lengannya.
“Lalu bagaimana bisa kamu berlari seperti tadi? Seperti tanpa beban nak? Apakah itu kantung pasir yang berbeda?” tanya Mayleen lagi bingung
“Oh ayolah Ibu... Ibu meremehkan kami. Kami tidak selemah gadis kecil lainnya. Aku dan Kakak sangat kuat hanya butuh waktu sebentar untuk Kami beradaptasi Ibu.” Jawab Li Mei bangga dengan kekuatannya
Mendengar ucapan putrinya itu Mayleen terkejut ternyata putrinya benar-benar kuat untuk anak seukuran mereka. Bukan hanya mereka jenius dalam pelajaran tapi juga dalam beladiri sepertinya. Mayleen dulu juga pernah memakai kantung pasir untuk latihan tubuh tetapi Dia saat itu berusia 7 tahun dan masih membutuhkan waktu 1 minggu untuk bisa terbiasa dengan beban itu. Bagaimana tidak berat dari 1 kantung itu 20 kg dan mereka memakai 4 kantung jadi jika ditambah beratnya total 80 kg. Bayangkan anak kecil usia 3 tahunl membawa beban 80 kg kemanapun mereka pergi.
“Putri Ibu sangat kuat ternyata. Lalu kenapa Kakakmu hanya berjalan pelan? Apakah Li Wei kesulitan?” tanya Mayleen
“Tentu saja aku kuat bu hehe kan aku putru Ibu dan Ayah.” Jawab Li Mei bangga, lalu dia melanjutkan “Kalau Kakak iti hanya malas bu. Dia juga kuat berlari sepertiku tetapi Ibu harusnya tahu jika Kakak itu terlalu menghemat energinya bahkan saat betbicara.”
Mayleen pun tertawa mendengarnya, “hahaa Itulah Kakakmu.” Ucapnya
Selagi mereka berdua mengobrol, akhirnya Li Wei sampai didepan kereta juga.
Li Wei pun bertanya, “Ibu mau kemana?”
“Ibu akan ke pasar sayang. Ibu ingin membeli kain sutra untuk membuat pakaian.” Jawab Mayleen sambil tersenyum lembut kearah putrinya Li Wei
“ohh..” jawab Li Wei singkat
“Hei Kak! Ayo kita ikut Ibu kepasar ?! Bolehkan bu???” ucap Li Mei dengan wajah memelas kearah Mayleen dan Li Wei
“Baik.. baik. Tapi kalian jangan sampai tersesat yaa. Kalian harus terus didekat Ibu mengerti?” ucap Mayleen. Dia sungguh tak bisa menolak wajah menyedihkan putrinya itu
“Yayyy!!!” teriak Li Mei
“Ayo kita pergi sekarang.” Ucap Mayleen sambil menyuruh Li Wei dan Li Mei masuk ke kerera kuda. Lalu Mayleen juga masuk. Kereta pun berangkat menuju ke pasar.
Letak pasar dari mansion Jendral tak terlalu jauh hanya butuh waktu 15 menit dengan menggunakan kereta kuda. Akhirnya kereta mulai memasuki pasar. Li Mei pun membuka tirai jendela nya karena penasaran dengan pasar di jaman kuno.
Lalu dilihatnya jalan-jalan dan tata letak kios sangat mirip dengan drama kolosal yang Dia tonton dikehidupan sebelumnya. “Kakak.. lihatlah bukankah terlihat sangat mirip dengan drama kolosal didunia kita?” ucap Li Mei sambil berbisik ke Kakaknya agar Ibunya tak mendengarnya
“Sstt.. Jangan membahas hal itu sembarangan.” Ucap Li Wei memperingati. Takut jika ada yang mengetahuinya mereka akan dikira menggunakan ilmu sesat untuk bisa sampai didunia ini. Li Wei juga takut orangtuanya membencinya jika tahu mereka menempati tubuh anak mereka yang baru lahir. Sebenarnya Li Wei juga masih bingung kenapa mereka bisa sampai kesini.
“Hehee.. iyaa Kak. Aku akan berhati-hati.” Jawab Li Mei
“Apa yang Kalian bisikkan sayang? Apakah kalian menyimpan rahasia dari Ibu?” ucap Mayleen penasaran
“Tidak ada Ibu hehee Aku hanya mengajak Kakak untuk membeli tanghulu itu nanti.” Ucap Li Mei sambil tertawa
“Ternyata begitu.” Ucap Mayleen tak melanjutkan topik itu lagi
-----------------
Ayo guys...
dukung author dengan memberikan vote, like, dan komen kalian😊
tip juga boleh banget👍👍
biar author semangat terus menulis cerita ini hehee
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Mami El
jalan jalan kepasar seru pastinya
2023-10-13
0
Gina Sri Wahyuningsih
gambar visual nya mana
2022-02-11
0
M Elyas Firdaus
waw 3 thn bwa beban 80 kg🤔
2021-12-17
0