Setelah melihat kepergian Ayahnya Li Wei dan Li Mei pun senang. Akhirnya mereka punya waktu berdua saja sehingga mereka bisa lebih leluasa memilih buku yang diperlukan. Saat ada Ayahnya mereka harus hati-hati takut mengejutkan Ayahnya bahwa mereka bisa membaca buku. Li Wei dan Li Mei pun pergi mencari buku-buku yang berisi informasi didunia ini lebih banyak.
Setelah banyak membaca buku tiba-tiba Li Mei pun berkata kepada Kakaknya, “Hahh... Kak, aku sangat ingin belajar kultivasi agar aku menjadi kuat tetapi aku masih belum mengerti bagaimana caranya menyerap kekuatan qi langit dan bumi didunia ini.” Ucapnya sambil menghela nafas kecewa.
“Aku juga Adik. Informasi yang kita dapatkan dari ruang kerja Ayah ini sangat sedikit sepertinya kita harus meminta Ayah dan Ibu untuk mengajarkam kita caranya berkultivasi.” Ucap Li Wei dengan wajah tenang Dia sedang berpikir sambil menyentuh dagunya dengan tangan kirinya dan tangan kanan menopang tangan kirinya. Hal ini sudah menjadi kebiasaannya di kehidupan sebelumnya tiap Dia berpikir pasti dengan gaya itu. Tetapi Li Wei tidak sadar tatapan dan gayanya itu seperti orang dewasa saja. Bayangkan jika ada orang yang melihatnya seperti itu pasti akan menganggapnya sangat lucu karena tubuh Li Wei yang sekarang kan sangat mungil sehingga jika Dia seperti itu hanya akan semakin terlihat menggemaskan bukan.
“Kau benar Kakak. Kita hanya bisa seperti itu.” Jawab Li Mei
Li Wei pun menjawab singkat, “Ehmm.”
Tak lama setelah itu Li Wei mendengar dari kejauhan ada langkah kaki yang sepertinya terburu-buru. Li Wei menoleh melihat ke arah pintu ruang kerja Ayahnya yang terbuka dilihatnya ada Ayah dan Ibunya yang sedang menuju ke arah mereka.
“Oh lihatlah putri-putri Ibu yang imut dan cantik ini! Ibu sangat merindukan kalian sayang...cup cup” ucap Mayleen sambil mencium kening putri-putrinya
Li Mei merasa Ibunya lucu lalu menjawab, “Ayolah Ibu. Ibu baru saja meninggalkan kami sebentar sekitar 1 jam yang lalu bu.” Ucapnya
“Adik benar bu.” Ucap Li Wei menimpali
Mayleen yang mendengarnya pun terkejut lalu Dia pura-pura sedih sambil berkata, “Oh astagaa.. seprtinya hanya aku yang rindu disini. Putriku tidak merindukanku.” Ucapnya dengan raut wajah sedih yang dibuat-buat
Li Wei dan Li Mei pun saling melirik satu sama lain lalu paham apa maksudnya. Sepertinya Ibu mereka berakting lagi mereka merasa Ibunya sangat lucu. Untuk membuat senang Ibunya mereka pun segera memeluk Ibunya, “Kami rindu Ibu! Kami juga sayang ibu!” Ucap mereka kompak
Mayleen pun bahagia dipeluk oleh putri-putrinya. Ia pun memeluk kembali puntrinya dan berkata “Oh kalian putri Ibu yang terbaik! Ibu juga sayang kalian.”
Sang jendral yang melihat dari samping interaksi antara Istri dan anaknya pun iri Ia juga ingin dipeluk, “Hei Ayah masih disini.. Ayah juga ingin dipeluk.. Apakah kalian tidak melihat Ayah? Ayah bukan patung oke?” ucapnya dengan cemberut seperti anak kecil .
Mayleen yang melihat tingkah Suaminya itu pun tertawa. Sedangkan Li Wei dan Li Mei pun pergi memeluk Ayahnya yang cemberut itu karena tidak dipeluk, “Kami juga sayang Ayah!” ucap mereka kompak sambil memeluk Ayah mereka.
Setelah beberapa saat Mayleen ingat apa tujuannya datang kesini dan bertanya “Oh iyaa Ibu ingat. Ayahmu bilang kalau kalian sudah bisa menulis. Benarkah itu?” tanyanya
Li Mei pun menjawab Ibunya dengan bangga, “Tentu saja Ibu aku sangat pintar!”
“Itu benar Ibu.” Ucap Li Wei singkat. Mayleen sudah terbiasa dengan sikap putrinya itu. Mayleen tetap menyayangi putrinya itu Dia paham mungkin putrinya memang tidak suka banyak bicara saja.
Mayleen pun senang ternyata benar putri bisa menulis, “Putri Ibu memang pintar! Rasanya baru kemarin melihat kalian masih menjadi bayi-bayi lucu tak terasa sekarang kalian sudah berusia 3 tahun. Sebaiknya Ibu dan Ayah segera mencarikan kalian guru untuk belajar sastra agar kalian bisa belajar lebih banyak.” Ucapnya antusias
“Ibu.” Panggil Li Mei
Mayleen pun menanggapi, “Ada apa sayang? Apakah ada yang kau butuhkan?” tanyanya
Li Mei yang mendengarnya pun berkata, “Ibu.. Tidak bisakah Ibu memanggilkan guru beladiri saaja bu? Kami sangat ingin belajar beladiri. Kami ingin menjadi kuat dan bisa melindungi Ayah dan Ibu nanti.”
Sang Jendral dan Istrinya pun sontak kaget dengan permintaan putri-putrinya itu. Mayleen yang mendengarnya mengerti niat putrinya baik tetap saja Ia terlihat sangat khawatir, bagaimana tidak putrinya baru berusia 3 tahun sudah ingin belajar beladiri. Lihatlah tangan dan jari-jari mereka yang mungil itu sangat rapuh menurutnya. Berbeda dengan sang Jendral yang senang, Jiao Hongli pun tertawa “Hahahaa Kalian memang putri sang Jendral ini! Kalian persis seperti Ayah! Ayah akan memanggilkan guru beladiri untuk kalian tetapi syaratnya kalian juga harus belajar sastra dan Ayah yang akan memilihlan guru untuk kalian nanti.” ucapnya
Mayleen yang mendengar syarat Suaminya pun langsung paham maksud darinya, “Ayah kalian benar sayang.. Kalian boleh saja ingin menjadi yang terkuat tetapi kalian juga harus berpengetahuan agar kalian tidak mudah ditipu oleh orang-orang yang berniat jahat pada kalian nanti.” Ucapnya menasehati kedua putrinya.
Li Wei pun setuju lagian mereka juga butuh lebih banyak informasi tentang dunia ini sehingga Ia pun menjawab “Baiklah Ibu.”
Li Mei juga menjawab, “Aku akan melakukannya juga!”
"Baik..baik.. Sekarang ayo kita pergi untuk makan siang. Kalian pasti sudah lapar kan." ucap Mayleen yang teringat bahwa mereka belum makan dan hari sudah siang
Sang Jendral, Li Wei dan Li Mei menjawab kompak "Baik!"
--------------
Keesokan harinya
Pagi hari saat Li Wei dan Li Mei masih tertidur tiba-tiba pintu kamarnya itu diketuk oleh pelayan suruhan Ayahnya, "tok..tokk.. Nona, bangunlah Nona.. Ayah Nona memanggil Nona untuk pergi keruang kerja Tuan segera." ucap pelayan itu
Li Wei yang mendengarnya pun terbangun duluan Ia pun duduk dari tidurnya sambil mengucek matanya yang silau terkena sinar matahari dari luar. Ia lalu berdiri dan pergi membuka pintu dilihatnya ada pelayan suruhan Ayahnya itu. Ia pun menjawab singkat "Siapkan air hangat." ucapnya
Pelayan pun menjawab, "Baik nona." lalu pergi untuk menyiapkan keperluan mandi untuk kedua Nona nya itu.
Setelah melihat pelayan itu telah pergi Li Wei kembali masuk ke kamar lalu membangunkan Adiknya yang masih pulas tertidur itu. "Adik bangun. Ayo bersiap." ucapnya sambil menggerakkan tubuh Adiknya agar bangun
Li Mei yang mendengar panggilan Kakaknya pun membuka matanya yang masih mengantuk dan bertanya "Ada apa Kakak? Aku masih ngantuk." ucapnya yang masih berbaring di kasur
"Bangunlah. Ayah mencari kita." ucap Li Wei
Mendengarnya Li Mei pun tau pasti ini tentang mendapatkan guru baru mereka berdua "Baiklah Kakak. Ayo mandi dan sarapan."
---------------
Jangan Lupa Vote author yaa... biar author semangat updatenya😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments
Bibirnya Kyung-soo🐧🍉
saatnya berguru😁😁
2024-03-23
0
Mami El
oooh ada guru pasti tambah hebat si kembar
2023-10-13
0
Teguh Santoso
lanjutin thor
2022-03-24
0