Hari pernikahan tiba juga, Boy menatapku yang sedang berjalan ke arahnya. Aku tersenyum dengan wajah sedikit merona, Boy baru saja menyelesaikan ijab kabul dengan baik dan sekarang aku sah sebagai istrinya. Kami duduk bersama di pelaminan, mulai menyalami para tamu undangan yang datang. Giliran bos dan rekan kerjaku, Rio terlihat murung, tapi ia tetap menyalami kami. Meta yang berjalan di belakang Rio, membisikkan sesuatu di telingaku,
Meta : “Kami sudah jadian. Makasih ya Joya.”
Meta memelukku ia terlihat bahagia. Joya : “Syukurlah kalau begitu. Selamat ya, Meta. Semoga segera menyusul kami.”
Malam setelah resepsi, Nyonya Besar mengalami pusing karena kelelahan. Aku membantunya ke kamar bersama saudara perempuan Boy. Dokter Risman segera datang dan memeriksa Nyonya Besar,
dr. Risman : “Ibu terlalu capek, biarkan ibu istirahat ya. Nanti kalau badannya masih panas, berikan obat ini dan harus banyak minum air putih ya.”
Aku mengangguk. Kakak perempuan Boy menyuruhku mandi duluan, setelah selesai mandi, Boy ikut masuk ke kamar Nyonya Besar.
Ny. Besar : “Seharusnya ini malam pertama kalian, tapi...”
Aku bersikeras menjaga Nyonya Besar, Boy menatapku lama dan kembali ke kamar pengantin kami. Aku menatap punggung Boy yang menghilang dibalik pintu, kemudian menatap Nyonya Besar yang sudah tertidur.
Jam 5 pagi, aku merasakan seseorang mengelus kepalaku. Aku terbangun dan melihat Nyonya Besar sudah bangun, ia tersenyum.
Joya : “Nyonya Besar, sebentar saya ambilkan air.”
Aku mengambil segelas air di meja.
Joya : “Maaf, Nyonya saya ukur panasnya dulu ya.”
Aku memasang termometer di ketiak Nyonya Besar.
Ny. Besar : “Joya, ibu mau ke kamar mandi.”
Aku membantu Nyonya Besar masuk ke kamar mandi, membantunya ketika buang air kecil dan mencuci wajahnya. Suhu tubuh Nyonya Besar sudah normal kembali, ia kembali berbaring di tempat tidur.
Ny. Besar : “Joya, kenapa kamu tidur disini? Boy mana?”
Aku mengatakan kalau Boy tidur sendiri dan aku ingin menjaga Nyonya Besar. Nyonya Besar tersenyum.
Ny. Besar : “Sekarang ibu sudah baikan, makasih ya. Kembali saja ke kamar sana, istirahat. Tuch, mb Lastri dan mb Putri sudah tidur.”
Aku tersenyum,
Joya : “Saya buatkan teh dan sarapan untuk Nyonya Besar dulu ya. Setelah itu baru saya kembali ke kamar.”
Ny. Besari : “Joya, berhenti manggil Nyonya Besar, ibu, ayo bilang.”
Joya : “Ibu...”
Aku memeluk Nyonya Besar yang sangat kusayangi dan kini jadi ibu mertuaku.
Mb Putri terbangun,
Ny. Putri : “Ya ampun aku ketiduran. Ibu? Ibu sudah sehat?”
Aku meninggalkan ibu dan anak itu menuju dapur. Bibi pembantu terkejut melihatku dan membungkuk.
Bibi pembantu : “Nyonya Muda...”
Aku mencubit lengan bibi pembantu dan memintanya jangan memanggilku begitu.
Bibi pembantu : “Tapi kan Nyonya sudah menikah dengan Tuan Boy.”
Akhirnya aku bilang kalau ada orang lain selain keluarga ini, dia boleh memanggil aku Nyonya. Aku membantu menyiapkan bahan sarapan sambil membuat teh untuk Nyonya Besar, eh ibu mertuaku. Setelah itu aku membawa 3 cangkir teh hangat dan kue kecil ke kamar ibu.
Ny. Besar : “Joya, kenapa kamu belum kembali juga ke kamar, ayo sana nanti Boy bisa kesiangan loh.”
Aku menurut menuju kamar kami, kamar itu dihias begitu indah dengan warna dominan merah dan lilin yang sudah padam. Tampak Boy tertidur di tempat tidurnya, aku duduk disampingnya, menatap wajahnya. Kulihat jam menunjukkan pukul 6 kurang. Aku beranjak mandi dan ganti baju, kemudian duduk di depan meja rias. Aku mulai
merias wajahku dengan riasan natural yang cantik, memakai anting-anting, kalung dan gelang, serta memakai cincin pernikahan. Saat aku mulai menyisir rambutku, Boy sudah bangun. Ia asyik memandangiku yang sudah selesai dandan.
Joya : “Pagi, Tuan. Ayo mandi dulu, nanti terlambat ke kantor.”
Boy hanya senyum-senyum menatapku, aku bangkit dari depan meja rias dan tersenyum padanya.
Boy : “Cantik sekali, sini.”
Boy menarik tanganku mendekat,
Boy : “Bagaimana keadaan ibu? Kamu menjaga ibu sendirian?”
Aku menggeleng,
Joya : “Ibu sudah sehat, mb Lastri dan mb Putri juga ikut menjaga kok.”
Boy tertawa,
Boy : “Syukurlah, aku mau dengar sesuatu lagi.”
Boy memintaku memanggilnya sayang, aku tersenyum.
Joya : “Kalau saya gak mau, Tuan mau apa?”
Boy mulai cemberut.
Boy : “Beneran gak mau?” Aku menggeleng.
Boy mulai berjalan mendekatiku yang terus berjalan mundur, kami berkejar-kejaran di dalam kamar. Saling melempar bantal dan bunga mawar yang bertaburan, sampai Boy menarikku masuk ke kamar mandi.
Ia memegang lenganku, membuatku melangkah mundur. Tiba-tiba shower sudah mengeluarkan air yang langsung menyiram kepalaku.
Joya : “Ach!” Aku mencoba menghindar, tapi Boy menahanku.
Joya : "Tuan, basah...” Boy memelukku erat, kurasakan tangannya membuka retsleting bajuku.
Boy mulai menciumi leherku. Tiba-tiba,
Ny. Lastri : “Joya! Joya!” Itu suara Nyonya Lastri. Kami terkejut dan saling melepaskan diri,
Joya : “Ya, Nyonya, saya dikamar mandi.”
Ny. Lastri : “Joya, mb mau ambil kain yang kemarin mb titip. Dimana ya?” Aku ingat kain itu aku taruh di atas meja rias.
Joya : “Saya taruh di meja rias, Nyonya.”
Ny. Lastri: “Oh, ok makasih.”
Kami berpandangan sejenak, tertawa menyadari kalau kami sudah suami istri, jadi sah saja. Baru mau mendekat lagi, “Boy? Boy? Dimana anak itu?” Kali ini Nyonya Besar yang masuk, “Ya Bu? Boy di kamar mandi.” “Cepat mandi, ini sudah jam berapa? Nanti kamu telat ke kantor.” Baru saja Nyonya Besar mau keluar, Nyonya Lastri masuk lagi ke kamar. “Lastri?” “Ibu? Sedang apa disini?” “Ibu nyari Boy, sudah siang dia masih di kamar mandi.”
“Boy? Barusan Joya yang ada disana.” “Boy kok, ibu denger sendiri.” “Joya, bu.” Mereka saling pandang dan tersenyum seolah menyadari sesuatu, “Jadi mereka berdua di kamar mandi. Coba kita panggil ya.“ Nyonya Lastri memanggilku, “Joya!” “Ya, Nyonya!” Aku kaget sendiri. “Boy!” “Ya bu!” Boy menepuk dahinya sendiri, terdengar suara tawa dari luar. “Kalian berdua di kamar mandi ya! Ya sudah kita keluar saja, bu. Rupanya kita mengganggu.”
Kami saling pandang dan tertawa geli, aku keluar dari box shower dan mengambil handuk. Perlahan aku mulai menurunkan bajuku yang basah dan melilitkan handuk ke tubuhku. Boy melihat semuanya dari dalam box shower, ia mulai mandi. Aku mengeringkan rambutku dengan hair dryer di dekat wastafel, kemudian melangkah keluar kamar mandi. Mengganti pakaian dalam dan memakai baju, aku berdiri di depan meja rias menyisir rambut dan berdandan sedikit. Boy datang, langsung memelukku. Ia terlihat tampan dengan pakaian kerjanya, tangannya meraba punggungku dan menarik retsleting dressku agar menutup. “Sayang...” Aku membisikkan kata itu, membuat Boy mencium pipiku.
Kami berjalan menuruni tangga menuju ruang makan, aku meletakkan tas kerja Boy di dekat sofa. Anggota keluarga lain sudah mulai sarapan sambil senyum-senyum melihat kami, “Nah, akhirnya mereka turun juga, bu. Aku kira mereka tak akan keluar kamar bahkan untuk makan.” Kami saling pandang dan tersenyum malu. “Duduklah, nak.” Boy menggandeng tanganku dan duduk di meja makan, aku mengambilkan sarapan untuk Boy. “Joya, hari ini kamu masih cuti kan?” Aku mengangguk. “Kalau gitu temani ibu ke dokter ya.” “Baik, Nyonya.” “Hadeh, sampai kapan kamu akan terus memanggil seperti itu. Dengar, biasakan mulai sekarang panggil ibu.” Mb Lastri mulai mengomel, “Baik Nyonya.” Mereka tertawa mendengar jawabanku, aku memang sudah jadi menantu di rumah itu, tapi aku tidak bisa melupakan asal usulku begitu saja. Aku akan tetap menghormati mereka dengan caraku. Setelah selesai sarapan, aku mengantar Boy ke depan. Ia mencium tangan Nyonya Besar, mencium
keningku. ”Nanti malam, pakai hadiahku ya, aku taruh di lemari.” Aku mengangguk dan tersenyum.
-------
Terima kasih sudah membaca novel author dan dukungan untuk author
Jangan lupa like, fav, komen, kritik dan saran para reader sangat ditunggu author.
Baca juga novel author yang lain dengan judul “Perempuan IDOL”, “Jebakan Cinta” dan “Duren Manis” dengan cerita yang gak kalah seru.
Please vote poin buat karya author ya...
Makasi banyak...
-------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
Wisu Mmhwilman Ilham
kok baru nikh sehari dah kerja lgi boy ktanya boss hrusnya bsa lbur
2021-03-04
0
De'ty
kakak ipar sama mertua ngeganggu aja lagi enak
semangat thor 😉
2020-04-03
2
Yuli Yati
hadiahnya lingeri😁😁😁😁
2020-03-17
3