Sandiwara

Pulang kantor, teman-teman kerjaku mengajakku pulang, kami berjalan beriringan sampai ke tempat parkir. Mereka yang membawa kendaraan, langsung menuju kendaraan masing-masing, sampai tersisa aku dan Rio. Kami memang biasa naik kendaraan umum untuk pergi dan pulang kantor, terkadang ia membawa mobilnya, tapi aku tak

pernah mau diantarkan olehnya. Aku gak mau Nyonya Besar melihat kami dan jadi salah paham.

Seperti biasa, sore itu kami duduk di halte menunggu bus, sebenarnya Rio yang menunggu bus, sedang aku menunggu angkot langgananku.

Rio : “Sore ini cerah ya, seperti kamu.”

Aku sudah terbiasa mendengar gombalan Rio. Sudah 1 tahun belakangan ini dia terus saja mendekatiku, mengajakku pacaran.

Joya : “Rio, kamu gak bosen nggombal terus?”

Rio mengatakan dia akan terus melakukannya sampai aku mau menerimanya.

Joya : “Aku akan menikah, Rio.”

Rio : “Masa? Jangan bohong, aku gak percaya.”

Joya : “Memangnya aku pernah bohong sama kamu? Buat apa coba aku bohong untuk urusan sepenting ini.”

Rio : “Tapi, kamu gak pernah cerita kalau punya pacar, lagian aku sudah nunggu kami 1 tahun, masa kamu tega sama aku.”

Aku tersenyum.

Joya : “Aku kan sudah bilang sama kamu, aku gak mau kamu naruh harapan sama aku. Kita cuma teman dan selamanya cuma teman.”

Rio tertawa.

 

Boy : “Joya...”

Aku menoleh ketika namaku dipanggil, tampak Boy berdiri di depanku membawa helm.

Joya : “Tu... Boy?”

Boy tersenyum.

Boy : “Aku telat jemput ya?”

Aku tersenyum, menerima helm dari Boy.

Joya : “Kenalin ini Rio, teman kantor. Rio ini Boy, dia calon suamiku.”

Boy mengulurkan tangannya, tapi Rio tetap diam.

Boy : “Halo, kenalkan Boy. Aku calon suami Joya.”

Melihat Rio yang ngambek, Joya merangkul lengan Boy.

Joya : “Rio, aku pulang duluan ya. Ayo, Boy.”

 

Aku melihat motor matic di depan kami, Boy memakai helm dan mengulurkan tangannya. Aku memakai helm, naik ke boncengan motor sambil berpegangan padanya. Rio tetap memandang kami dengan tatapan gak suka. Boy

menarik tanganku memeluk pinggangnya. Kami mengendarai motor sampai ke belokan di depan yang tidak bisa dilihat Rio, disana sudah menunggumobil Boy dan sopir. Aku sama sekali gak habis pikir dengan apa yang terjadi. Boy menyerahkan helm dan kunci motor ke sopirnya. Ia membuka helm-ku, menyuruhku masuk ke mobil. Kami pulang naik mobil, sepanjang jalan aku terus memandang Boy, ia tahu itu dan hanya tersenyum.

Kami tiba di rumah Nyonya Besar, Boy menghentikan mobilnya di garasi dan memandangku.

Boy : “Kenapa? Heran? Bingung? Gak usah bingung-bingung, pokoknya jalankan saja sandiwara ini dan kau akan terbebas dari si Rio itu.”

Joya : “Bagaimana Tuan tahu tentang Rio?”

Boy memutar beberapa rekaman pembicaraanku dengan Rio.

Joya : “Loh kok bisa? Tuan menguntit saya ya.”

Boy belum mau cerita,

Boy : “Pokoknya kau jalankan saja sandiwara ini, ya. Ikuti saja alurnya.”

Joya : "Tapi Tuan harus cerita dulu, bagaimana Tuan tahu tentang Rio?”

Boy : “Cium dulu...”

Boy menatapku yang masih penasaran, ia mendekatiku yang masih duduk di sampingnya. Boy menunduk mencoba menciumku.

Tiinn!! Suara klakson mengagetkan kami, kakak laki-laki Boy melongok dari mobilnya.

Kakak laki-laki Boy : “Hei, kalian sedang apa? Minggirkan mobilnya.”

Boy menurunkan kaca mobilnya,

Boy : “Kak, aku sudah parkir mentok, parkir di seberang kan bisa. Mengganggu saja.”

Kakak Boy kembali mengebel sambil memundurkan mobilnya masuk ke garasi. Aku tersenyum dan tertawa bersama Boy.

Boy : “Kita lanjutkan nanti malam ya.”

Kami turun dari mobil, masuk ke dalam rumah.

 

Saat makan malam, Nyonya Besar memanggilku,

Ny. Besar : “Joya, ayo makan bersama kami, duduk di sebelah Boy.”

Aku membungkuk dan duduk di sebelah Boy yang langsung memandangku.

Boy : “Joya, ambilkan nasi, aku mau tempe sedikit, ayam juga, sayurnya bolehlah.”

Aku sibuk melayani Boy di bawah tatapan semua orang. Boy memang makan sendiri, tapi beberapa kali dia minta disuapi potongan ayam dari piringku. Sampai aku melihat di sudut bibirnya ada sambal.

Joya : “Maaf, Tuan, itu ada...”

Aku mengambil tissue makan, mengusap bibirnya, Boy memegang tanganku dan kami saling pandang.

Ny. Putri : “Ehheemm...”

Kami melanjutkan makan sambil senyum-senyum,

Ny. Putri : “Sejak ada Joya, Boy banyak berubah ya. Jadi pangling, hilang sudah Boy yang jutek, galak, egois... Bla, bla, bla...”

Aku menahan tawa mendengar Nyonya Putri terus mengoceh. Sementara semua orang mulai tertawa, Boy terus menatap Nyonya Putri dengan kesal. Terakhir ia melirikku dan tersenyum melihatku menahan tawa.

 

Setelah membantu bibi membereskan meja makan, aku membawakan air minum ke kamar Nyonya Besar.

Joya : “Permisi, Nyonya Besar, ini air minumnya.”

Nyonya Besar mengucapkan terima kasih dan menyuruhku istirahat. Setelah menutup pintu kamar Nyonya Besar, aku berjalan menuju tangga, tapi seseorang menarik tanganku masuk ke ruang karaoke, menutup pintu kembali.

Joya : “Tuan Boy? Ada yang bisa saya bantu?”

Boy berjalan cepat mendekatiku, ia menangkap tanganku dan memeluk pinggangku.

Boy : “Kenapa tadi kamu tertawa? Senang dengar mb Putri meledekku ya. Hmm...”

Aku hampir kehilangan kata-kata ketika menyadari wajah kami sangat dekat.

Joya : “Saya kan gak ikut ketawa, Tuan. Dikit sich, tapi kan memang Tuan banyak berubah.”

Boy mempererat pelukannya,

Joya : “Apa salah kalau Tuan berubah jadi lebih baik? Maaf kalau saya tertawa sedikit, tapi cara bicara Nyonya Putri membuat saya tidak bisa manahannya.”

Boy : “Benar karena mb Putri?”

Aku mengangguk dan tersenyum.

Joya : “Tuan belum selesai cerita yang tadi di mobil kan. Ayo ceritakan Tuan.”

Boy : “Aku akan cerita kalau kau menciumku.”

Boy sudah duduk di salah satu kursi, ia memberi kode agar aku duduk dipangkuannya.

Joya : “Tapi janji ya cerita yang jujur.”

Melihat Boy mengangguk, aku duduk di pangkuannya, merangkul lehernya. Perlahan aku mencium Boy, ia merespon ciumanku dengan aktif, lidahnya menyapu seluruh bibirku. Saat aku ingin melepaskan ciumanku, Boy memegang tengkukku melanjutkan ciuman kami.

Akhirnya Boy melepaskan aku, wajahku memerah ketika sesuatu yang keras di bawahku, menekan pantatku. Boy mulai menceritakan kalau selama ini ia menyewa detektif swasta untuk mengawasi kegiatanku di luar rumah.

Boy : “Aku hanya memastikan calon istriku baik-baik saja di luar sana. Ternyata aku menemukan sesuatu, calon istriku ini sangat populer di kantornya sampai ada laki-laki lain yang mulai mengejarnya.”

Boy menyentuh daguku gemas.

Joya : “Tapi saya tidak pernah menanggapi dia, karena saya tidak bisa melupakan Tuan.”

Boy : “Ya, aku tahu semuanya Joya. Kau tidak perlu menjelaskan apa-apa.”

Joya berdiri dari pangkuan Boy,

Joya : “Sekarang saya harus kembali ke kamar. Permisi, Tuan.”

Boy masih memegang tanganku, ia menarikku ke dalam pelukannya lagi. Boy semakin menunduk ingin menciumku lagi, aku tersenyum dan menutup bibirnya dengan tanganku. Boy menyingkirkan tanganku, tapi aku kembali menutup bibirnya,

Joya : “Tuan, mau ngapain lagi?”

Boy mengingkirkan tanganku lagi.

Boy : “Aku mau ciuman lagi, ayo cium.”

Aku menyentuh pinggangnya, Boy kegelian dan langsung melepaskan aku yang segera berlari ke luar ruangan.

 

Keesokan harinya, Rio membawa mobilnya ke kantor dan ia mencegatku yang akan masuk ke kantor.

Rio : “Joya, nanti pulang kantor aku antar pulang ya, aku bawa mobil kok.”

Aku memandangnya,

Joya : “Kan aku sudah bilang aku gak mau, jangan maksa deh Rio.”

Aku berjalan memasuki lobby dan naik ke ruanganku. Rio yang sudah memarkir mobilnya, kembali mengejarku,

Rio : “Tapi kan lebih enak naik mobil, daripada motor. Panas, debu, kena angin lagi.”

Aku menghentikan langkahku dan menggeleng,

Rio: “Pokoknya aku ngambek nich kalau kamu gak mau kuantar pulang.”

Aku ngloyor pergi dari hadapannya.

 

Seharian itu Rio terus saja menggangguku,

Joya : “Ya ampun Rio, berhentilah menggangguku, aku sudah bilang nggak. Carilah perempuan lain yang bisa sayang sama kamu, aku akan menikah dan kau sudah lihat calon suamiku.”

Rio mengambil pulpen dari tanganku,

Rio : “Kamu lebih milih dia dari aku, dia cuma punya motor, aku punya mobil, kenapa kamu begitu sich? Kurang apa aku?”

Joya : “Jangan kayak anak kecil dech, ini di kantor.”

Aku heran sendiri kenapa dia gak bisa mengendalikan dirinya.

 

Pulang kantor, aku berjalan ke halte seperti biasa. Rio mengejarku dengan mobilnya,

Rio : “Joya ayolah naik.”

Joya : “Sudahlah Rio, semua ini sia-sia, aku akan menikah. Okey.”

Aku duduk di halte, Rio memarkir mobilnya dan duduk di sampingku.

Joya : “Mau apa lagi? Kamu kan bisa pulang duluan.”

Rio : “Ayolah, Joya beri aku kesempatan, lihat mobilku daripada motor pacarmu itu.”

Rio memegang tanganku,

Joya : “Rio, aku gak suka kamu pegang-pegang, lepas atau kita gak temenan lagi.”

Aku menarik tanganku dari Rio.

Boy : “Joya...”

Boy datang lagi dengan motornya. Glaarr!! Tiba-tiba hujan turun deras,

Rio : “Tuch kan hujan, Joya ayo aku antar pulang, daripada kamu basah-basahan naik motor sama dia.”

Aku memandang Boy,

Boy : “Tak apa kalau kamu mau ikut dia.”

Aku jelas gak mau, Boy menghidupkan motornya, bajunya sudah basah sebagian. Aku mengambil helm dari Boy,  memakainya, dan naik ke boncengan motor. Rio menendang bangku halte, dan kesakitan sendiri.

Kami bertukar kendaraan di tempat biasanya,

Boy : “Maaf ya, kamu jadi basah gini.”

Aku tersenyum.

Joya : “Tuan juga basah, mobilnya juga.”

Boy memandangku,

Boy : “Kalau aku cuma punya motor itu, apa kamu tetap mau menikah denganku?”

Joya : “Kalau Nyonya Besar meminta saya menikah dengan orang lain yang bahkan tak punya apa-apa, akan saya lakukan Tuan. Meskipun saya mencintai Tuan...”

Aku terkejut sendiri dengan kata-kataku, langsung memandang keluar jendela. Boy menarik daguku hingga menghadap padanya,

Boy : “Jadi kesayangan ibu sekarang sudah jatuh cinta. Hmm...”

Boy mendekat, aku memejamkan mata dengan ekspresi wajah takut, ia hanya mencium keningku dan menjalankan mobil menuju ke arah yang berbeda dari biasanya.

Joya: “Kita mau kemana, Tuan?”

Boy : “Apartmentku. Aku masi punya pekerjaan penting untuk besok. Kau temani aku ya.”

Aku hanya mengangguk.

-------

 

 

Terima kasih sudah membaca novel author dan dukungan untuk author.

 

 

Jangan lupa like, fav, komen, kritik dan saran para reader sangat ditunggu author.

 

 

Baca juga novel author yang lain dengan judul “Perempuan IDOL”, “Jebakan Cinta” dan “Duren Manis” dengan cerita yang gak kalah seru.

 

 

Please vote poin buat karya author ya...

 

 

Makasi banyak...

 

 

-------

Terpopuler

Comments

Rasni 01

Rasni 01

ceritamuantap KK......love you😘

2020-12-30

0

Alex Seubelan

Alex Seubelan

saya senang membaca novel ini ceriteranya bagus, mantap👍👍

2020-11-15

0

chandra opick

chandra opick

xo xuittt dechh

2020-08-24

0

lihat semua
Episodes
1 Eps. 1 - Joya & Boy
2 Spageti
3 Boy sakit
4 Pertimbangan
5 Mulai dekat
6 Mulai dekat (2)
7 Berdua saja
8 Berdua saja (2)
9 Kepergok
10 Penolakan
11 Salah Paham
12 Calon istri Boy
13 Orang ketiga (berharap)
14 Sandiwara
15 Apartment Boy
16 Calon suami Joya
17 Pindah kamar
18 Pernikahan
19 Jadi istri dan menantu
20 Hidup baru
21 (Menikah) - Ngidam
22 (Menikah) - Kontraksi
23 (Menikah) - Kangen
24 Rio
25 (Menikah) - Adik untuk Alvin
26 (Kisah Anak) - Adik Alvin, Aliya
27 (Kisah Anak) - Alvin Prawira
28 (Kisah Anak) - Kekasih Alvin (calon)
29 (Kisah Anak) - Mulai berpaling
30 (Kisah Anak) - Libur semester
31 (Kisah Anak) - Tidak mau kehilangan
32 (Kisah Anak) - Memang serius
33 (Kisah Anak) - Godaan
34 (Kisah Anak) - Godaan (2)
35 (Kisah Anak) - Sekali untuk Selamanya
36 (Kisah Anak) - Perempuan lain
37 (Kisah Anak) - Mengenal adik ipar
38 (Kisah Anak) - Aliya Prawira
39 (Kisah Anak) - Penasaran Aliya
40 (Kisah Anak) - Pria untuk Aliya
41 (Kisah Anak) - Mencari cinta
42 (Kisah Anak) - Jadi apa nggak
43 (Kisah Anak) - Rara hamil??
44 (Kisah Anak) - Masa lalu Deril
45 (Kisah Anak) - Penebusan dan Pengampunan
46 (Kisah Anak) - Bermain api
47 (Kisah Anak) - Tanggung jawab
48 (Kisah Anak) - Kencan
49 (Kisah Anak) - Ingin lebih
50 (Kisah Anak) - Pilihan Aliya
51 (Kisah Anak) - Menghentikan Deril
52 (Kisah Anak) - Jadi partner
53 (Kisah Anak) - Pindah apartment
54 (Kisah Anak) - Pertunangan
55 (Kisah Anak) - Pertunangan (2)
56 (Kisah Anak) - Pernikahan Andra
57 (Kisah Anak) - Mencari perhatian
58 (Kisah Anak) - Bukan kencan
59 (Kisah Anak) - Cemburu?
60 (Kisah Anak) - Kembali ke LN
61 (Kisah Anak) - Menikahlah denganku
62 (Kisah Anak) - Kita kapan?
63 (Kisah Anak) - Pernikahan Mila
64 (Kisah Anak) - Alvin merajuk
65 (Kisah Anak) - Kehamilan Rara
66 (Kisah Anak) - Cucu Pertama Boy
67 (Kisah Anak) - Bertengkar
68 (Kisah Anak) - Persiapan pernikahan
69 (Kisah Anak) – Baby Arya
70 (Kisah Anak) – Pernikahan Aliya
71 (Kisah Anak) - Kena Iseng
72 (Kisah Anak) - Memilikimu
73 (Kisah Anak) - Siang pertama pernikahan
74 Author bingung nich, butuh masukan...
75 (Spesial Episode AC) - Jatuh cinta pada Cecil
76 (Episode Spesial AC) - Jadilah milikku
77 (Episode Spesial AC) - Aku terima
78 (Episode Spesial AC) – Calon istriku
79 (Episode Spesial DM) - Kelakuan Mila
80 (Spesial Episode DM) - Permintaan aneh
81 (Kisah Anak) - Ingin selalu dekat
82 (Kisah Anak-anak) - Nikmatnya
83 (Kisah Anak-anak) - Joint
84 (Kisah Anak-anak) - Terlalu sibuk
85 (Kisah Anak-anak) - Penantian
86 (Kisah Anak) - Lengkap sudah
87 Info Author
88 Eps.10 - Penolakan
89 Eps. 10 - Magang
90 Eps.10 - Boy kangen
91 Eps.10 - Gencar
92 Eps.10 - Terus terang
93 Eps. 10 - Misi rahasia
94 Eps. 10 - Lembur
95 Eps. 10 - Tugas luar kota
96 Eps. 10 - Hampir ketahuan
97 Eps. 10 - Malam rindu
98 Eps. 10 - Kurasa kau gila
99 Eps. 10 - Ke klub
100 Eps. 10 - Obat tidur
101 Eps. 10 - Malu
102 Eps. 10 - Saksi pernikahan
103 Eps. 10 - Selesai magang
104 Eps. 10 - Berduaan lagi
105 Eps. 10 - Ketiduran
106 Eps. 10 - Kembali
107 Eps. 10 - Wisuda
108 Eps. 10 - Merawat Joya
109 Eps. 10 - Pekerjaan untuk Joya
110 Eps. 10 - Panggilan kerja
111 Eps. 10 - Sampai kapan menunggu?
112 Eps. 10 - Terkilir
113 Eps. 10 - Liburan tahun pertama
114 Eps. 10 - Liburan Tahun Kedua
115 Eps. 11 - Liburan tahun ketiga
116 Eps. 11 - Taman Bermain
117 Eps. 11 - Pernikahan kita
118 Eps. 11 - Fitting baju
119 Eps. 11 - Foto pre wedding
120 Eps. 18 - Pernikahan
121 Eps. 18 - Resepsi
122 Eps. 20 – Apartment lagi
123 Eps. 20 – Piyama tidur
124 Eps. 20 - Nyonya Joya
125 Eps. 20 - Ketahuan
126 Eps. 20 - Kata manis
127 Eps. 20 – Dimabuk cinta
128 Eps. 20 – Dia istriku
129 Eps. 20 – Membahas hal penting
130 Eps. 20 – Menantu kesayangan ibu
131 Ep. 20 - Masih kerja
132 Ep. 20 – Anak kecil
133 Ep. 20 – Kado untuk Boy
134 Ep. 20 – Ulang tahun Boy
135 Ep. 20 – Aku suka kadomu
136 Ep. 20 – Status istri
137 Ep. 20 – Rencana Mbak Putri
138 Ep. 20 – Mengintai
139 Ep. 20 – Melayani suami
140 Ep. 20 – Menolong teman
141 Ep. 20 – Tidak seperti kelihatannya
142 Ep. 20 – Sakit hati
143 Ep. 20 – Rekaman CCTV
144 Eps. 20 – Memaafkan
145 Eps. 20 – Memperbaiki hubungan
146 Eps. 20 – Penjelasan Joya
147 Eps. 20 – Sangat mencintaimu
148 Eps. 20 – Bersabar terus
149 Eps. 20 – Dimaafkan
150 Eps. 20 – Sakit lagi
151 Eps. 20 – Kisah pernikahan Ny.Besar
152 Eps. 20 – Boy sembuh
153 Eps. 20 – Berani merayu
154 Eps. 20 – Dipecat
155 Eps. 20 – Serangan Boy
156 Eps. 20 – Takut dimarahi lagi
157 Eps. 20 – Sekretaris Carol
158 Eps. 20 – Masa lalu Boy
159 Eps. 20 – Yakin bukan mantan?
160 Eps. 20 - Jiwa kepo
161 Eps. 20 – Cinta romantis
162 Visual pemain
163 Eps. 20 – Honeymoon
164 Eps. 20 – Honeymoon (2)
165 Eps. 20 – Ngambeknya suami
166 Eps. 20 – Rahasia restauran
167 Eps. 20 – Situasi memalukan
168 Eps. 20 – Siasat Joya
169 Eps. 20 – Menghukum Joya
170 Eps. 20 – Joya ngambek
171 Eps. 20 – Hukuman Boy
172 Eps. 20 – Menangkap tikus
173 Eps. 20 – Calon adik ipar
174 Eps. 20 – Sandiwara Carol
175 Eps. 20 – Hari baik
176 Eps. 20 – Masa lalu Nando
177 Eps. 20 – Tingkat akut
178 Eps. 20 – Tawaran mengejutkan
179 Eps. 20 – Blacky yang pintar
180 Eps. 20 – Alasan sepele
181 Eps. 20 – Tante Ana
182 Eps. 20 – Kesayangan Nanda
183 Eps. 20 – Membujuk tante Ana
184 Eps. 20 – Penawaran Nanda
185 Eps. 20 – Janda memikat
186 Eps. 20 – Penakluk hati
187 Eps. 20 – Tunjukkan semuanya
188 Eps. 20 – Pertu vs Jamu
189 Eps. 20 – Tidak bisa ditahan
190 Eps. 20 – Pertu buka puasa
191 Eps. 20 – Bayi besar
192 Eps. 20 – Gak tau arah
193 Eps. 20 – Keinginan Nadia
194 Eps. 20 – Menggoda Nanda
195 Eps. 20 – Charlie yang misterius
196 Eps. 20 – Proposal atau...
197 Eps. 20 – Tuan muda kepo
198 Eps. 20 – Jauhi dia
199 Eps. 20 – Kebaya Pernikahan
200 Eps. 20 – Kita keluarga
201 Eps. 20 – Teman lama
202 Eps. 20 – Minta penjelasan
203 Eps. 20 – Nggak boleh cemburu
204 Eps. 20 – Pilihan
205 Eps. 20 – Wedding day
206 Eps. 21 – Joya sakit
207 Eps. 21 – Hamil?
208 Eps. 21 – Ngidam
209 Eps. 21 – Gini amat yak
210 Eps. 21 – Gak mau jauh
211 Eps. 21 – Prasangka
212 Eps. 21 – Sakit hati
213 Eps. 21 – Gak ada saksi
214 Eps. 21 – Mencarimu
215 Eps. 21 – Kembali
216 Eps. 21 – Menemani jalan
217 Eps. 21 – Menyamar
218 Eps. 21 – Boleh pulang
Episodes

Updated 218 Episodes

1
Eps. 1 - Joya & Boy
2
Spageti
3
Boy sakit
4
Pertimbangan
5
Mulai dekat
6
Mulai dekat (2)
7
Berdua saja
8
Berdua saja (2)
9
Kepergok
10
Penolakan
11
Salah Paham
12
Calon istri Boy
13
Orang ketiga (berharap)
14
Sandiwara
15
Apartment Boy
16
Calon suami Joya
17
Pindah kamar
18
Pernikahan
19
Jadi istri dan menantu
20
Hidup baru
21
(Menikah) - Ngidam
22
(Menikah) - Kontraksi
23
(Menikah) - Kangen
24
Rio
25
(Menikah) - Adik untuk Alvin
26
(Kisah Anak) - Adik Alvin, Aliya
27
(Kisah Anak) - Alvin Prawira
28
(Kisah Anak) - Kekasih Alvin (calon)
29
(Kisah Anak) - Mulai berpaling
30
(Kisah Anak) - Libur semester
31
(Kisah Anak) - Tidak mau kehilangan
32
(Kisah Anak) - Memang serius
33
(Kisah Anak) - Godaan
34
(Kisah Anak) - Godaan (2)
35
(Kisah Anak) - Sekali untuk Selamanya
36
(Kisah Anak) - Perempuan lain
37
(Kisah Anak) - Mengenal adik ipar
38
(Kisah Anak) - Aliya Prawira
39
(Kisah Anak) - Penasaran Aliya
40
(Kisah Anak) - Pria untuk Aliya
41
(Kisah Anak) - Mencari cinta
42
(Kisah Anak) - Jadi apa nggak
43
(Kisah Anak) - Rara hamil??
44
(Kisah Anak) - Masa lalu Deril
45
(Kisah Anak) - Penebusan dan Pengampunan
46
(Kisah Anak) - Bermain api
47
(Kisah Anak) - Tanggung jawab
48
(Kisah Anak) - Kencan
49
(Kisah Anak) - Ingin lebih
50
(Kisah Anak) - Pilihan Aliya
51
(Kisah Anak) - Menghentikan Deril
52
(Kisah Anak) - Jadi partner
53
(Kisah Anak) - Pindah apartment
54
(Kisah Anak) - Pertunangan
55
(Kisah Anak) - Pertunangan (2)
56
(Kisah Anak) - Pernikahan Andra
57
(Kisah Anak) - Mencari perhatian
58
(Kisah Anak) - Bukan kencan
59
(Kisah Anak) - Cemburu?
60
(Kisah Anak) - Kembali ke LN
61
(Kisah Anak) - Menikahlah denganku
62
(Kisah Anak) - Kita kapan?
63
(Kisah Anak) - Pernikahan Mila
64
(Kisah Anak) - Alvin merajuk
65
(Kisah Anak) - Kehamilan Rara
66
(Kisah Anak) - Cucu Pertama Boy
67
(Kisah Anak) - Bertengkar
68
(Kisah Anak) - Persiapan pernikahan
69
(Kisah Anak) – Baby Arya
70
(Kisah Anak) – Pernikahan Aliya
71
(Kisah Anak) - Kena Iseng
72
(Kisah Anak) - Memilikimu
73
(Kisah Anak) - Siang pertama pernikahan
74
Author bingung nich, butuh masukan...
75
(Spesial Episode AC) - Jatuh cinta pada Cecil
76
(Episode Spesial AC) - Jadilah milikku
77
(Episode Spesial AC) - Aku terima
78
(Episode Spesial AC) – Calon istriku
79
(Episode Spesial DM) - Kelakuan Mila
80
(Spesial Episode DM) - Permintaan aneh
81
(Kisah Anak) - Ingin selalu dekat
82
(Kisah Anak-anak) - Nikmatnya
83
(Kisah Anak-anak) - Joint
84
(Kisah Anak-anak) - Terlalu sibuk
85
(Kisah Anak-anak) - Penantian
86
(Kisah Anak) - Lengkap sudah
87
Info Author
88
Eps.10 - Penolakan
89
Eps. 10 - Magang
90
Eps.10 - Boy kangen
91
Eps.10 - Gencar
92
Eps.10 - Terus terang
93
Eps. 10 - Misi rahasia
94
Eps. 10 - Lembur
95
Eps. 10 - Tugas luar kota
96
Eps. 10 - Hampir ketahuan
97
Eps. 10 - Malam rindu
98
Eps. 10 - Kurasa kau gila
99
Eps. 10 - Ke klub
100
Eps. 10 - Obat tidur
101
Eps. 10 - Malu
102
Eps. 10 - Saksi pernikahan
103
Eps. 10 - Selesai magang
104
Eps. 10 - Berduaan lagi
105
Eps. 10 - Ketiduran
106
Eps. 10 - Kembali
107
Eps. 10 - Wisuda
108
Eps. 10 - Merawat Joya
109
Eps. 10 - Pekerjaan untuk Joya
110
Eps. 10 - Panggilan kerja
111
Eps. 10 - Sampai kapan menunggu?
112
Eps. 10 - Terkilir
113
Eps. 10 - Liburan tahun pertama
114
Eps. 10 - Liburan Tahun Kedua
115
Eps. 11 - Liburan tahun ketiga
116
Eps. 11 - Taman Bermain
117
Eps. 11 - Pernikahan kita
118
Eps. 11 - Fitting baju
119
Eps. 11 - Foto pre wedding
120
Eps. 18 - Pernikahan
121
Eps. 18 - Resepsi
122
Eps. 20 – Apartment lagi
123
Eps. 20 – Piyama tidur
124
Eps. 20 - Nyonya Joya
125
Eps. 20 - Ketahuan
126
Eps. 20 - Kata manis
127
Eps. 20 – Dimabuk cinta
128
Eps. 20 – Dia istriku
129
Eps. 20 – Membahas hal penting
130
Eps. 20 – Menantu kesayangan ibu
131
Ep. 20 - Masih kerja
132
Ep. 20 – Anak kecil
133
Ep. 20 – Kado untuk Boy
134
Ep. 20 – Ulang tahun Boy
135
Ep. 20 – Aku suka kadomu
136
Ep. 20 – Status istri
137
Ep. 20 – Rencana Mbak Putri
138
Ep. 20 – Mengintai
139
Ep. 20 – Melayani suami
140
Ep. 20 – Menolong teman
141
Ep. 20 – Tidak seperti kelihatannya
142
Ep. 20 – Sakit hati
143
Ep. 20 – Rekaman CCTV
144
Eps. 20 – Memaafkan
145
Eps. 20 – Memperbaiki hubungan
146
Eps. 20 – Penjelasan Joya
147
Eps. 20 – Sangat mencintaimu
148
Eps. 20 – Bersabar terus
149
Eps. 20 – Dimaafkan
150
Eps. 20 – Sakit lagi
151
Eps. 20 – Kisah pernikahan Ny.Besar
152
Eps. 20 – Boy sembuh
153
Eps. 20 – Berani merayu
154
Eps. 20 – Dipecat
155
Eps. 20 – Serangan Boy
156
Eps. 20 – Takut dimarahi lagi
157
Eps. 20 – Sekretaris Carol
158
Eps. 20 – Masa lalu Boy
159
Eps. 20 – Yakin bukan mantan?
160
Eps. 20 - Jiwa kepo
161
Eps. 20 – Cinta romantis
162
Visual pemain
163
Eps. 20 – Honeymoon
164
Eps. 20 – Honeymoon (2)
165
Eps. 20 – Ngambeknya suami
166
Eps. 20 – Rahasia restauran
167
Eps. 20 – Situasi memalukan
168
Eps. 20 – Siasat Joya
169
Eps. 20 – Menghukum Joya
170
Eps. 20 – Joya ngambek
171
Eps. 20 – Hukuman Boy
172
Eps. 20 – Menangkap tikus
173
Eps. 20 – Calon adik ipar
174
Eps. 20 – Sandiwara Carol
175
Eps. 20 – Hari baik
176
Eps. 20 – Masa lalu Nando
177
Eps. 20 – Tingkat akut
178
Eps. 20 – Tawaran mengejutkan
179
Eps. 20 – Blacky yang pintar
180
Eps. 20 – Alasan sepele
181
Eps. 20 – Tante Ana
182
Eps. 20 – Kesayangan Nanda
183
Eps. 20 – Membujuk tante Ana
184
Eps. 20 – Penawaran Nanda
185
Eps. 20 – Janda memikat
186
Eps. 20 – Penakluk hati
187
Eps. 20 – Tunjukkan semuanya
188
Eps. 20 – Pertu vs Jamu
189
Eps. 20 – Tidak bisa ditahan
190
Eps. 20 – Pertu buka puasa
191
Eps. 20 – Bayi besar
192
Eps. 20 – Gak tau arah
193
Eps. 20 – Keinginan Nadia
194
Eps. 20 – Menggoda Nanda
195
Eps. 20 – Charlie yang misterius
196
Eps. 20 – Proposal atau...
197
Eps. 20 – Tuan muda kepo
198
Eps. 20 – Jauhi dia
199
Eps. 20 – Kebaya Pernikahan
200
Eps. 20 – Kita keluarga
201
Eps. 20 – Teman lama
202
Eps. 20 – Minta penjelasan
203
Eps. 20 – Nggak boleh cemburu
204
Eps. 20 – Pilihan
205
Eps. 20 – Wedding day
206
Eps. 21 – Joya sakit
207
Eps. 21 – Hamil?
208
Eps. 21 – Ngidam
209
Eps. 21 – Gini amat yak
210
Eps. 21 – Gak mau jauh
211
Eps. 21 – Prasangka
212
Eps. 21 – Sakit hati
213
Eps. 21 – Gak ada saksi
214
Eps. 21 – Mencarimu
215
Eps. 21 – Kembali
216
Eps. 21 – Menemani jalan
217
Eps. 21 – Menyamar
218
Eps. 21 – Boleh pulang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!