Suasana rumah saat subuh masih sepi, aku sudah selesai memasak sarapan.
Ny. Besar : “Joya, pagi sekali sudah masak.”
Nyonya Besar masuk ke dapur.
Joya : “Nyonya Besar, mohon maaf kemarin saya pergi tanpa meminta ijin.”
Nyonya Besar mengajakku duduk di meja makan.
Ny. Besar : “Joya, Ibu sangat bangga sama kamu, melihatmu lulus, kemudian bekerja. Sudah bisa mandiri, tapi tanggung jawab ini belum selesai kalau kamu belum menikah, nak. Ibu tahu kamu mencintai Boy dan sebaliknya.”
Aku menunduk.
Joya : “Nyonya Besar, saya hanya ingin Nyonya selalu bahagia, seperti yang selalu Nyonya berikan kepada saya.”
Ny. Besar : “Menikahlah dengan Boy, itu akan membuat ibu sangat bahagia, nak.”
Aku masih merasakan keraguan dihatiku, meskipun kejadian malam tadi cukup membuatku tahu perasaan
Boy padaku. Tapi bagaimana mungkin aku pantas untuk Boy, aku hanya anak seorang pembantu.
Ny. Besar : “Apa lagi yang kamu pikirkan? Mengenai statusmu?”
Nyonya Besar mengelus rambutku lagi.
Ny. Besar : “Kalau kau memang ingin ibu bahagia, dengarkan saja ibu, ok?”
Aku mengangguk dan tersenyum.
Ny. Besar : “Sekarang bangunkan Boy sana, dia bilang ada meeting penting pagi ini dan minta dibangunkan.”
Joya : “Saya ganti baju sebentar ya, Nyonya Besar.”
Nyonya Besar memperhatikan aku yang masih memakai baju tidur ketat tapi kututupi dengan jubah tidur.
Ny. Besar : “Begitu saja, kan cuma membangunkan Boy sebentar.”
Aku berjalan ke lantai 2 menuju kamar Boy. Tok, tok, tok...
Joya : “Permisi, Tuan.”
Aku membuka pintu kamar Boy yang tidak terkunci dan masuk. Kulihat Boy masih tidur di bawah selimutnya. Aku berjalan mendekat, mulai membangunkan Boy.
Joya : “Tuan, ayo bangun. Pagi ini ada meeting kan. Tuan...”
Aku mengguncang lengan Boy, ia membuka matanya dan langsung menarikku hingga jatuh ke atas tempat tidur. Aku berusaha untuk bangun, tapi Boy memelukku erat.
Boy : “Joya, biarkan 5 menit lagi.”
Joya : “Tuan, kata Nyonya Besar, Tuan ada meeting penting hari ini, nanti terlambat.”
Boy membuka matanya teringat sesuatu.
Boy : “Jam berapa sekarang?”
Ia menoleh jam, melepas pelukannya dan masuk ke kamar mandi. Aku menepuk jidatku, segera membereskan tempat tidurnya. Baru aja mau keluar kamar Boy, ia memanggilku,
Boy : “Joya! Kamu masih disitu? Siapkan baju kerjaku, HP juga masukkan ke tas.”
Aku membuka lemari dan mengambil kemeja putih, rompi dan dasi. Tak lupa celana panjang dan daleman Boy, sepatunya juga kuambilkan serta kaos kakinya.
Aku membuka tas kerjanya, memasukkan HP, power bank, dan kacamatanya. Boy keluar berbalut handuk,
Joya : “Saya permisi, Tuan.”
Boy : “Eits, tunggu. Bantu aku berpakaian, sebentar, aku pakai celana dulu, mau lihat?”
Aku membelakanginya dan menutup mataku dengan tangan.
Boy : “Sudah, tolong pasangkan dasiku, rompi juga.”
Boy sibuk mengeringkan rambut dan menyisirnya, memakai parfum. Sementara aku dengan cepat memasang dasi, membantunya memakai rompi. Boy duduk memakai kaos kakinya. Aku membantu memakaikan kaos di kaki satunya, memakaikan sepatunya. Gerakan Boy terhenti, ia menatapku yang mengangkat kakinya dan memakaikan sepatunya, tapi aku tidak terlalu memperhatikannya. Padahal Boy bisa melihat dengan jelas pahaku saat aku
duduk di depannya. Setelah selesai, aku mengambilkan tasnya.
Joya : “Ini saja, Tuan? Berkasnya juga?”
Boy memintaku membawa semuanya.
Kami menuruni tangga, menuju ke depan, mobil dan sopir Boy sudah siap. Nyonya Besar memberikan sarapan Boy, aku menaruh tas dan berkas kerja di jok belakang. Boy sudah akan masuk ke mobilnya ketika ia kembali lagi. Ia mencium tangan Nyonya Besar, juga memanggilku,
Joya : “Ya, Tuan ada yang ketinggalan?”
Cup. Boy mencium pipiku.
Boy : “Makasih.”
Aku tak bisa menyembunyikan keterkejutanku, Boy mengerdipkan matanya dan masuk ke mobil. Nyonya Besar tersenyum, masuk ke dalam rumah, meninggalkan aku yang masih terpana. Ketika berbalik, aku melihat penghuni rumah lain sedang menatapku,
Ny. Lastri : “Mesranya...”
Aku kabur dari sana sebelum digoda lagi.
Pagi itu, aku sudah tiba di tempat kerjaku, ketika notif pesan singkat terdengar dari tasku, pesan dari Boy.
Boy : “Makasih sudah membantuku pagi ini. Kamu pulang jam berapa?”
Aku mengetik jawaban,
Joya : “Sama-sama Tuan, saya pulang jam 5 sore.”
Aku menunggu balasan chat-nya.
Boy : “Sampai jumpa nanti.”
Joya : “Baik, Tuan.”
Hari itu aku agak sibuk karena akan ada meeting dengan perusahaan client. Aku tidak menyadari kalau perusahaan Boy yang jadi client di perusahaan tempat kerjaku. Ia berjalan melewati mejaku saat aku sedang diskusi laporan akhir bulan dengan Rio, padahal aku sempat mencium wangi parfumnya saat lewat, tapi Boy cepat sekali masuk ke ruang meeting. Bahkan saat aku mengantarkan laporan ke ruang meeting, aku tetap tidak melihat Boy.
Sekembalinya dari ruang meeting, Rio masih ada di mejaku. Sebenarnya kami beda department, aku sekretaris manager operasional, sedangkan Rio staff keuangan. Semua karyawan di perusahaan sudah tahu kalau Rio sudah mendekatiku sejak lama.
Joya : “Ya ampun Rio, balik ke ruanganmu sana, aku masih banyak pekerjaan.”
Rio : “Nanti pulang sama aku ya, Joya, ayolah, sekali saja.”
Aku menggeleng dan tetap mengusirnya. Rio tak mau pergi, sampai manager keuangan keluar dari ruang meeting dan menegur Rio.
Manager keuangan : “Ngapain kamu disini, Rio? Sudah selesai laporan yang saya minta? Jangan ganggu Joya terus, balik sana.”
Manager keuangan memandang Rio yang berjalan cepat kembali ke ruangannya.
Manager keuangan : “Joya, ini hasil meeting tadi, tolong berikan ke manager operasional ya. Tadi kan dia tidak ikut meeting, tapi fotocopy dulu, nanti serahkan ke sekretaris saya.”
Aku mengangguk dan menerima laporan dari manager keuangan dan membacanya. Saat itu Boy lewat di depanku.
HP-ku berbunyi, ada notif pesan masuk dari Boy, aku membukanya dan tersenyum,
Boy : “Joya, sudah makan?”
Aku membalasnya,
Joya : “Belum Tuan, kan belum waktunya.”
Aku melihat HP, menunggu jawabannya.
Boy : “Kebetulan aku ada di dekat kantormu, mau makan siang bareng?”
Aku melirik jam dinding hampir jam 12 siang.
Joya : “Boleh, Tuan, kita ketemu dimana?”
Boy sudah menunggu di rumah makan di samping kantorku.
Aku mengambil tas, berjalan keluar kantor, telat dikit aja, Rio akan mengajakku makan siang, memaksa lebih tepatnya. Aku masuk ke rumah makan yang di maksud Boy, melihatnya duduk di pojok,
Boy : “Hai, mau pesan apa?”
Aku memesan nasi campur dan es jeruk. Penampilan Boy agak lain karena ia sudah melepas rompi dan dasinya, sekilas ia terlihat lebih mirip sales daripada bos.
Joya : “Tuan darimana? Kok tumben lewat sini.”
Boy : “Ya kebetulan aku ada meeting di dekat sini dan ingat kalau kantormu juga dekat sini. Sibuk? Banyak kerjaan?”
Baru aku mau menjawab, beberapa karyawan di kantorku masuk ke rumah makan itu.
Rekan kerja Joya : “Hai, Joya.”
Aku menyapa mereka yang langsung memandang Boy.
Boy : “Teman-temanmu? Kenalkan Boy, saya calon suami Joya. Ayo silakan, mau bergabung?”
Aku tersenyum sedikit malu. Teman-temanku agak terpana mendengar kata-kata Boy. Selama ini mereka tidak pernah mendengar aku dekat dengan siapa pun. Tahu-tahu aku sudah punya calon suami yang ganteng banget.
Mereka tak mau bergabung karena tidak enak, jadi aku makan berdua dengan Boy.
Boy : “Memangnya kamu gak pernah cerita tentang aku?”
Boy menyentuh ujung jariku,
Joya : “Tuan, saya kan baru tahu tadi malam kalau kita akan menikah. Lagian mereka tahunya saya memang single dan gak mau dekat dengan laki-laki.”
Aku tersenyum ketika Boy menggenggam tanganku.
Boy : “Kamu nunggu aku ya.”
Aku hampir tertawa mendengarnya, Boy akhirnya ikutan tertawa. Kami selesai makan siang dan keluar dari rumah makan. Boy masuk ke mobilnya setelah mencium keningku dan aku melambaikan tangan. Teman-temanku yang sudah selesai makan siang langsung merubungiku, mencari gosip terbaru.
-------
Terima kasih sudah membaca novel author dan dukungan untuk author.
Jangan lupa like, fav, komen, kritik dan saran para reader sangat ditunggu author.
Baca juga novel author yang lain dengan judul “Perempuan IDOL”, “Jebakan Cinta” dan “Duren Manis” dengan cerita yang gak kalah seru.
Please vote poin buat karya author ya...
Makasi banyak...
-------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
Rasni 01
aku ketagihan dg semua ceritamu Thor 👍🏻👍🏼👍🏻👍🏻
2020-12-30
0
Radin Zakiyah Musbich
awesome ❤️❤️❤️
ijin promo thor 🙏
jgn lupa baca novelku dg judul "AMBIVALENSI LOVE" 🍭🍭🍭
kisah cinta beda agama,
jgn lupa tinggalkan jejak dg like and comment ya 🙏😁
2020-10-30
0
Leza Suhariany
jadi g pingin ngapa2in pinginya maratonin joya sama boy
2020-07-26
2