Aku memasuki apartment Boy setelah ia membuka pintu. Apartment itu tidak terlalu besar, tapi cukup mewah interiornya. Boy menarik tanganku menuju sebuah kamar,
Boy : “Mandilah dulu, ada handuk di dalam, aku siapkan pakaian untukmu.”
Aku segera masuk ke kamar mandi dan mandi air hangat.
Tok, tok, tok...
Boy : “Joya, buka pintunya.”
Aku membuka pintu kamar mandi sedikit dan mengulurkan tangan. Boy sengaja memegang tanganku, membuatku mengintip ke balik pintu.
Joya : “Tuan...”
Boy bisa melihat sebagian pundak dan rambutku yang masih basah.
Joya : “Tuan, tolong lepas...”
Aku mencoba menarik tanganku dan Boy memberikan pakaian yang bisa kupakai. Usai memakai pakaian, aku keluar sambil mengeringkan rambutku dengan handuk. Ceklek! Mendengar suara pintu kamar mandi ditutup, Boy menoleh kearahku,
Boy : “Cuma ada baju itu disini, aku belum mengisi lemariku...”
Boy menghentikan kalimatnya, ia terpana melihatku yang hanya memakai kemejanya saja. Aku jadi malu ditatap seperti itu,
Joya : “Tuan, baju saya bisa dicuci dimana ya?”
Aku melihat Boy mendekatiku dan mengambil pakaianku.
Boy : “Ada laundry dibawah, besok pagi juga sudah siap. Apa kau lapar?”
Aku hanya mengangguk sambil tersenyum.
Boy menelpon seseorang, tak lama bel pintu apartment berbunyi.
Penjaga apartment : “Selamat malam, Tuan. Ini pesanan makan malamnya.”
Boy meminta agar makanan diletakkan di meja makan.
Boy : “Ok, ini baju untuk laundry express, jam 5 besok pagi harus sudah selesai. Terima kasih.”
Boy menutup pintu apartment. Aku keluar dari kamar Boy, sambil berbicara di telpon.
Joya : “Nyonya Besar, ini Tuan Boy.”
Boy menerima telponku,
Boy : “Halo, Ibu... Ya... Tadi kami kehujanan... Aku harus mengecek bahan meeting besok pagi... Iya, menginap... Apa ibu tidak percaya padaku?”
Aku menatap Boy ketika mendengar kalimat terakhirnya.
Boy menatapku naik turun, menjelajahi tubuhku yang terbungkus kemeja putihnya.
Boy : “Ibu... Jangan kuatir, ok... Joya akan baik-baik saja disini... Selamat malam, bu.”
Aku menerima telponku lagi, dan berbicara dengan Nyonya Besar.
Joya : “Iya, Nyonya Besar... Joya paham... Maksud Nyonya Besar...? Tapi... Selamat malam, Nyonya Besar.”
Aku menutup telpon dan memandang Boy.
Boy : “Kenapa? Ibu bilang apa?”
Boy jadi kepo melihat reaksiku setelah menutup telpon. Aku menggeleng, masa iya aku ceritakan pembicaraanku dengan Nyonya Besar yang memintaku tidur bersama Boy.
Boy tersenyum melihat reaksi Joya yang malu, dari pembicaraan dengan ibunya, Boy diminta menjaga Joya dengan baik dan juga menjaga dirinya agar tidak bertindak jauh dulu. Padahal Boy sangat ingin mencium Joya saat itu yang terlihat manis sekali. Akhirnya Boy hanya meminta Joya segera makan agar dia bisa cepat istirahat. Usai makan, Boy mulai membuka e-mail di laptopnya.
Joya : “Tuan, apa ada yang bisa saya bantu?”
Boy meminta Joya istirahat di kamar saja,
Boy : “Aku harus mengecek ini sebentar. Nanti aku menyusul. Tidurlah duluan.”
Boy sengaja meminta Joya tidur duluan agar konsentrasinya tidak terganggu.
Joya : “Saya belum mengantuk, Tuan.”
Akhirnya Boy menyerahkan beberapa berkas yang harus di cek keakuratannya menggunakan laptop Boy. Sementara Boy membaca berkas lainnya.
Joya : “Tuan, ini masih ada yang salah. Seharusnya angkanya segini, jadi hasil analisanya merah.”
Boy mendekat pada Joya, membuat jarak mereka sangat dekat.
Boy : “Bisa kau perbaiki? Save as dulu di tempat lain. Aku harus lihat hasilnya sekarang juga.”
Joya bekerja dengan cepat, tak sampai 10 menit, hasil yang diminta Boy sudah terlihat.
Boy : “Wah, luar biasa. Hanya kesalahan kecil hampir membuatku mengambil keputusan yang salah. Aku harus menghukum bagian accounting besok. Bagaimana mereka bekerja dengan ceroboh seperti ini?”
Boy menelpon asistennya, memberi beberapa petunjuk untuk meeting besok dan perubahan yang sudah dikerjakan Joya. Joya hanya memperhatikan Boy yang mulai tampak lelah.
Boy : “Huh, selesai juga. Apa kau lelah? Terima kasih atas bantuanmu hari ini.”
Boy melihat Joya hanya tersenyum dan mulai menguap.
Joya : “Tuan, sebaiknya Tuan istirahat. Ini sudah hampir jam 11 malam. Saya akan tidur di sofa saja.”
Joya membereskan berkas diatas meja dan mematikan laptop, sampai ia sadar kalau Boy memandangnya. Tiba-tiba Boy mengangkat tubuh Joya dan membawanya masuk ke dalam kamar apartment.
Joya : “Tuan...! Turunkan saya... Ach...”
Boy mencengkeram paha Joya, membuatnya merasakan sensasi yang aneh.
Boy : “Apa disitu?”
Joya memandang Boy tidak mengerti dengan ucapan pria tampan yang sudah meletakkannya di tempat tidur.
Boy : “Joya...”
Boy mencium lembut bibirku yang mulai merasa takut,
Joya : “Mmm...”
Aku mencoba menghindar dengan memalingkan wajah, tapi Boy tetap mencari bibirku. Boy menciumku sampai aku hampir kehabisan nafas dan bibirku bengkak. Tangannya nakal, akan membuka kancing kemeja yang kupakai, untung saja masih bisa kutahan.
Joya : “Hah... hah... Tuan... hah...”
Boy memandangku yang ngos-ngosan seperti habis berlari. Ia seperti teringat sesuatu dan perlahan mulai berbaring di sampingku.
Boy : “Maafkan aku, Joya. Aku benar-benar sayang padamu. Ayo kita tidur saja. Aku janji tidak akan menyentuhmu malam ini.”
Aku merasakan sentuhan Boy lagi, membuat tubuhku gemetar. Kami harus menjaga jarak, atau sesuatu yang nakal bisa saja terjadi. Boy mengerti kondisiku, ia menarik selimut menutupi tubuhku dan berbaring di bagian lain tempat tidur. Mendengar dengkuran halus Boy, membuatku lebih tenang dan perlahan mulai tertidur.
Jam 5 pagi, seseorang mengetuk pintu kamar, aku terbangun segera membuka pintu,
Petugas laundry: “Selamat pagi, Nyonya. Pakaian anda sudah selesai, dan ada paket untuk anda.”
Petugas laundry membungkuk sebentar, dan pergi. Aku meletakkan pakaian kami yang sudah di laundry, diatas sofa, kemudian membuka paket itu. Isinya 2 stel pakaian kerja dan pakaian dalam.
Boy : “Kau suka hadiahku?”
Boy sudah bangun, telanjang dada ia memelukku dari belakang. Matanya terpejam, sepertinya masih ngantuk.
Joya : “Ini untuk saya?”
Boy : “Iya, masa kau mau pakai baju yang kemarin? Aku tidak keberatan muncul gosip di kantormu kalau kamu tidak pulang semalam.”
Joya : “Terima kasih, Tuan.”
Boy : “Hanya itu? Ciumnya mana?”
Aku menghindar dengan masuk ke kamar mandi.
Kami bergantian mandi dan berpakaian, aku ingin membuat sarapan, tapi Boy melarangku.
Boy : “Pesan saja, disini tidak ada bahan makanan, sebelumnya aku tinggal disini sendiri.”
Boy menelpon ke restaurant di bawah, pesanan kami segera datang.
Boy : “Bawa pakaian kerjamu yang tadi, aku akan membeli beberapa pakaian tidur untukmu disini.”
Boy tersenyum mesum, menatapku yang tersedak mendengarnya.
Boy mengantarku ke kantor, padahal aku bilang akan naik kendaraan umum karena lumayan jauh. Aku takut dia akan terlambat ke kantor,
Boy : “Hei, aku ini direkturnya.”
Joya : “Trus, kalau ada yang menanyakan kenapa direkturnya datang terlambat, apa yang Tuan jawab?”
Boy menghentikan mobilnya karena lampu merah,
Boy : “Aku akan bilang kalau aku terlambat karena bercinta dengan calon istriku. Dia tidak mengijinkanku ke kantor.”
Boy tertawa melihat wajahku memerah, aku kesal dan mencubit pinggangnya.
Boy menjalankan lagi mobilnya, kantorku sudah dekat, parkiran karyawan baru terisi sebagian.
Joya : “Terima kasih, Tuan. Saya masuk kerja dulu. Sampai jumpa nanti.”
Boy menahan tanganku yang ingin keluar mobil, sebuah ciuman, ach bukan… Boy melumat bibirku, lidahnya menerobos masuk ke mulut, membelit lidahku.
Boy : “Selamat bekerja, sayang...”
Boy melepaskan ciumannya, tampak puas membuat lipstikku memudar. Aku segera keluar dari mobil Boy dan setengah berlari masuk ke loby kantor.
-------
Terima kasih sudah membaca novel author dan dukungan untuk author.
Jangan lupa like, fav, komen, kritik dan saran para reader sangat ditunggu author.
Baca juga novel author yang lain dengan judul “Perempuan IDOL”, “Jebakan Cinta” dan “Duren Manis” dengan cerita yang gak kalah seru.
Please vote poin buat karya author ya...
Makasi banyak...
-------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments
Wisu Mmhwilman Ilham
kok msih panggil tuan sih
2021-03-04
0
Rasni 01
author aku padamu😘😘😘😘😘
2020-12-30
0
chandra opick
duh. mau deh jadi joya. ama bos besar 😎
2020-08-24
0