Boy sakit

Pagi harinya, aku sedang membersihkan dapur setelah membuat sarapan untuk semua orang. Hari ini mereka akan kembali ke aktifitas masing-masing.

Nyonya Besar punya 3 putra, 3 putri, serta 6 cucu. Semua anaknya sudah menikah kecuali Boy yang masih single. Kebanyakan dari mereka sudah dibuatkan rumah oleh Nyonya Besar, tapi kekeluargaan di rumah itu sangat erat, sehingga anak-anak Nyonya Besar lebih sering tinggal di rumah besar itu  bersama menantu Nyonya Besar.

Nyonya Besar melambaikan tangan kepada anak dan cucunya. Satu persatu mobil-mobil yang berderet di garasi mulai berangkat, kecuali mobilnya Boy.

Ny. Besar : “Hmm, ini aneh. Biasanya dia yang paling pertama pergi ke kantor. Apa terjadi sesuatu? Joya, coba kau lihat Boy. Sudah bangun atau belum. Tumben sekali seperti ini.”

Joya : “Baik, Nyonya.”

Aku naik ke lantai 2 dan mengetuk kamarnya.

Joya : “Tuan Boy. Tuan...?”

Tidak ada jawaban dari dalam, perlahan aku membuka handle pintu, pintu kamarnya tidak dikunci.

Joya : “Permisi, Tuan. Saya masuk ya.”

Aku mendorong pintu lebih lebar dan melihat kamar dalam keadaan berantakan sekali. Ya ampun. Tampak Boy tergeletak di samping tempat tidurnya.

Joya : “Tuan Boy! Nyonya! Nyonya! Bibi! Bibi!.”

Aku berteriak memanggil semua orang, sebelum mendekati Boy. Aku membalik tubuh Boy, memegang dahinya dan merasakan tubuhnya panas sekali. Badannya sudah menggigil, dia tidak sadarkan diri.

Nyonya Besar, bibi pembantu dan sopir segera datang. Kami mengangkat Boy ke tempat tidurnya dan menyelimutinya.

Ny. Besar : “Joya, panggil dokter. Mbok, ambil kompres.”

Nyonya Besar memeriksa kondisi anaknya, sementara aku mengambil telpon dan menelpon dokter Risman, yang akan segera datang. Usai menelpon dokter Risman, aku segera menyiapkan baskom berisi air untuk mengompres kepala Boy.

20 menit kemudian, mobil dokter Risman memasuki halaman rumah Nyonya Besar. Ia segera masuk dan diantar ke kamar Boy. Dokter Risman segera melakukan pemeriksaan menyeluruh pada Boy.

Usai memeriksa Boy, dokter Risman mengatakan kalau Boy mungkin hanya kelelahan. Tapi untuk menjaga kemungkinan, Boy harus tes darah.

Ny. Besar : “Kalau memang diperlukan, lakukan saja dokter. Apa tidak sebaiknya kita bawa Boy ke rumah sakit?”

Nyonya Besar menatap Boy yang pucat,

dr. Risman : “Untuk saat ini saya akan menyuntik Boy dulu. Kalau panasnya sudah turun, beritahu saya, sambil kita tunggu hasil lab-nya. Secepatnya akan saya kabari. Kalau perlu ke rumah sakit, saya akan langsung kirim ambulance kesini.”

Boy : “Baik, dokter.”

Dokter Risman menelpon ke rumah sakit dan meminta petugas lab datang ke rumah Boy untuk mengambil sampel darah.

Petugas lab segera datang dan mengambil darah Boy. Suhu tubuhnya masi tinggi, belum juga turun meskipun dokter Risman sudah menyuntiknya tadi.

Setelah semua urusan dengan dokter selesai, aku mengantar dokter Risman ke mobilnya. Ketika akan kembali ke dapur untuk membantu memasak makan siang, Nyonya Besar memanggilku lagi.

Ny. Besar : “Joya, temani Boy sebentar ya dan tolong bersihkan kamarnya. Kenapa bisa berantakan begini.”

Aku hanya mengangguk. Segera aku membersihkan kamar Boy, mengaturnya seperti semula, sambil sesekali mengecek suhu tubuh Boy yang masi 40’C. Beberapa kali aku mengganti kompres di dahinya.

Setelah kamar Boy bersih kembali, aku melongok keluar kamar. Kok sepi sekali ya, celingak-celinguk sendiri. Tit, tit. Suara pesan singkat di HP-ku membuatku kaget. Ada pesan dari Nyonya Besar.

Ny. Besar : “Joya, ibu keluar sebentar sama mbok dan sopir. Tadi dokter Risman bilang kalau Boy cuma kelelahan saja. Tolong jaga Boy ya. Makan siangmu dan bubur untuk Boy sudah ada di meja makan.”

Aku membalas pesannya.

Joya : “Baik, Nyonya Besar. Untuk obatnya Tuan Boy bagaimana, Nyonya Besar?”

Ny. Besar : "Ibu sekalian nebus obat di apotek."

Joya : "Baik, Nyonya Besar."

Aku menatap Boy yang masih belum sadar.

Joya : “Kalau kutinggal ke dapur sebentar, sepertinya tidak apa-apa, kan.”

Sekali lagi aku memastikan suhu tubuh Boy sebelum pergi ke dapur. Aku berjalan dengan cepat menuruni tangga dan masuk ke dapur. Usai memanaskan bubur, aku kembali ke atas.

Boy sudah bangun, ia memegangi kepalanya, melepaskan kompres di dahinya.

Joya : “Tuan, bagaimana kondisinya? Ini saya bawakan bubur.”

Aku meletakkan nampan berisi bubur dan air putih di meja, mengambil kompres yang diletakkan Boy disamping bantalnya. Boy meminta air. Aku membantunya bangun dan minum.

Joya : “Tuan, makan bubur dulu ya.”

Boy diam saja ketika aku menyuapinya bubur. Ia terus saja memandangku. Membuat aku tersenyum dan menunduk beberapa kali. Baru setengah mangkok, Boy menolak makan lagi.

Boy : “Lidahku pahit. Mana ibu?”

Aku meletakkan mangkok dan mengambil air minum untuknya.

Joya : “Nyonya Besar keluar sebentar. Sepertinya mau ke apotek, Tuan. Tuan, sudah berkeringat. Boleh saya bantu lap?”

Aku melihat Boy mengangguk lemah. Segera kuambil handuk kecil, washlap dan baju ganti untuk Boy.

Sebenarnya aku agak canggung ketika mengatakan akan membantunya, tapi dipikiranku saat itu hanya ingin menjaga Boy seperti pesan dari Nyonya Besar. Aku membantunya membuka kaosnya, kemudian mengelap tubuhnya dengan washlap berisi air hangat.

Hatiku sedikit berdesir saat tanganku tanpa sengaja menyentuh langsung perutnya yang sixpack. Boy itu tampan, muda, dan hot banget. Kulitnya putih, tubuhnya tinggi tegap, dengan beberapa otot yang tampak menonjol di beberapa bagian tubuhnya.

Belum lagi kalau pakai kaos putih ketat, ugh tambah sexy. *****! Kenapa aku jadi mengkhayal yang tidak-tidak. Setelah mengeringkan tubuh Boy dengan handuk, aku membantunya lagi memakai kaos.

Joya : “Tuan, saya ukur suhunya dulu ya.”

Boy menurut saja ketika aku meletakkan termometer di ketiaknya.

Joya : “Masi 40’C. Kok belum turun juga ya. Sebentar ya, Tuan.”

Aku menelpon Nyonya Besar dan bilang kalau panasnya Boy belum turun juga. Nyonya Besar memberitahu kalau ada obat penurun panas di atas meja yang bisa diminum sementara.

Ny. Besar : “Berikan masing-masing satu dulu. Ibu sudah tanyakan ke dokter Risman tadi.”

Tanpa sadar aku mengangguk, padahal Nyonya Besar tidak bisa melihatku.

Joya : “Maaf, Nyonya. Tapi Nyonya masih lama keluarnya?”

Ny. Besar : “Sepertinya begitu. Kenapa Joya? Kamu ada kuliah?”

Joya : “Oh, tidak... saya cuma...”

Aku melirik Boy sebentar.

Ny. Besar : “Kalau gitu tolong jaga Boy sebentar ya. Ini penting sekali.”

Tut, tut, tut... Nyonya Besar sudah menutup telponnya. Aku mendekati meja dan mengambil obat Boy.

Joya : “Tuan, minum obat dulu ya. Nyonya Besar masi keluar agak lama.”

Setelah Boy minum obat, Boy mulai tertidur, aku bergegas mandi dan makan sedikit. Aku menghidupkan lampu di dalam dan luar rumah sambil melihat ke pos satpam. Tampak satpamnya sudah ganti ke shift malam. Aku mengantarkan kopi dan air panas.

Joya : “Pak, ini kopinya. Saya ke dalam dulu.”

Aku memasuki kamar Boy lagi. Tampak ia masih tidur. Akhirnya aku mengambil laptop dan mengerjakan tugasku di kamar Boy.

Seperti biasa, tugasku selesai jam 11 tepat. Aku menggeliat sebentar merenggangkan punggungku dan bangkit. Perlahan aku mendekati Boy dan menyelipkan termometer di ketiaknya. Suhu tubuhnya sudah

turun.

Aku mengambil handuk kecil dan mengelap dahinya yang berkeringat. Tiba-tiba tangan Boy mencengkeram lenganku. Belum sempat aku menahan, Boy menarikku dan langsung membalik tubuh kami. Kini aku ada dibawahnya, terjepit kaki dan tangannya.

Aku menatap matanya yang masih terpejam. Ketika Boy membuka mata, kami bertatapan.

Boy : “Ngapain kamu?!”

Joya : “Maaf, Tuan, Saya cuma mengelap keringat Tuan.”

Boy melihat handuk di tanganku. Brak! Pintu terbuka tiba-tiba..

Ny. Besar : “Boy?!”

Kami menatap Nyonya Besar yang berdiri di pintu bersama bibi pembantu. Boy segera melepas tanganku, dan aku cepat-cepat bangun, sambil menunduk.

Boy : “Ibu, Boy bisa jelaskan.”

Bibi pembantu masuk setelah melihat isyarat Nyonya Besar. Ia meletakkan mie goreng ayam di meja dan segera keluar kamar.

Joya : “Saya permisi, Nyonya.”

Aku yang ingin keluar, ditahan Nyonya.

Ny. Besar : “Joya, duduk dulu. Sudah makan?”

Joya : “Sudah, Nyonya Besar.”

Aku masih menunduk. Nyonya Besar mendorongku agar duduk di sofa kamar Boy sementara ia mendekati Boy.

Ny. Besar : “Sudah turun panasmu, Boy. Sudah makan? Mau makan mie itu?”

Boy : “Ibu, kejadiannya gak seperti yang ibu bayangkan. Tadi itu gak sengaja...”

Joya : “Iya, Nyonya. Gak sengaja.”

Aku keceplosan ngomong dan terdiam melihat mereka memandangku.

Ny. Besar : “Ibu gak masalah. Mau sengaja atau gak sengaja. Ibu cuma nanya, Boy mau makan?”

Boy menggeleng.

Ny. Besar : “Joya, tolong bawa ke dapur ya dan kamu bisa istirahat. Atau Boy mau ditemani Joya?”

Nyonya Besar melirik Boy yang malah menatapku. Aku terbelalak dan cepat-cepat berpamitan.

Joya : “Permisi, Nyonya. Tuan.”

Boy : “Tunggu!”

Boy menahan langkahku. Aku memandangnya dan Nyonya Besar.

Boy : “Laptopmu ketinggalan.”

Aku mengambilnya dan bergegas keluar kamar Boy.

 

..Boy pov..

Boy : “Ibu, aku benar-benar tidak sengaja tadi. Kenapa ibu lama sekali perginya?”

Nyonya Besar duduk di samping Boy,

Ny. Besar : “Memang kenapa? Kalau sengaja juga gak apa-apa. Apa Joya merawatmu dengan baik?”

Nyonya Besar menyentuh kaos Boy yang sudah bersih.

Boy : “Dia memang merawatku dengan baik. Tadi dia membantuku ganti baju.”

Ny. Besar : “Ibu harap kau bisa mempertimbangkan Joya untuk jadi pasanganmu. Jangan terburu-buru, kamu bisa mulai pelan-pelan untuk mengenalnya dulu. Sekarang istirahatlah dulu. Selamat malam, nak.”

Nyonya Besar keluar dari kamar, meninggalkan Boy yang mulai memikirkan Joya. Hatinya masih ragu karena status mereka, sekarang saja Joya tampak baik, tapi kalau berkaitan dengan status dan kedudukan, seseorang bisa berubah jadi tidak baik.

..Boy pov end..

-------

 

 

Terima kasih sudah membaca novel author dan dukungan untuk author.

 

 

Jangan lupa like, fav, komen, kritik dan saran para reader sangat ditunggu author.

 

 

Baca juga novel author yang lain dengan judul “Perempuan IDOL”, “Jebakan Cinta” dan “Duren Manis” dengan cerita yang gak kalah seru.

 

 

Please vote poin buat karya author ya...

 

 

Makasi banyak...

 

 

-------

Terpopuler

Comments

Yane Kemal

Yane Kemal

Galau ni ye

2022-12-10

0

Sept September

Sept September

semangat kakakkkk 🤗

2020-09-10

0

Ilham Rasya

Ilham Rasya

hadir 😅💪💪💪

feedback
- pernikahanku 🙏

2020-08-31

0

lihat semua
Episodes
1 Eps. 1 - Joya & Boy
2 Spageti
3 Boy sakit
4 Pertimbangan
5 Mulai dekat
6 Mulai dekat (2)
7 Berdua saja
8 Berdua saja (2)
9 Kepergok
10 Penolakan
11 Salah Paham
12 Calon istri Boy
13 Orang ketiga (berharap)
14 Sandiwara
15 Apartment Boy
16 Calon suami Joya
17 Pindah kamar
18 Pernikahan
19 Jadi istri dan menantu
20 Hidup baru
21 (Menikah) - Ngidam
22 (Menikah) - Kontraksi
23 (Menikah) - Kangen
24 Rio
25 (Menikah) - Adik untuk Alvin
26 (Kisah Anak) - Adik Alvin, Aliya
27 (Kisah Anak) - Alvin Prawira
28 (Kisah Anak) - Kekasih Alvin (calon)
29 (Kisah Anak) - Mulai berpaling
30 (Kisah Anak) - Libur semester
31 (Kisah Anak) - Tidak mau kehilangan
32 (Kisah Anak) - Memang serius
33 (Kisah Anak) - Godaan
34 (Kisah Anak) - Godaan (2)
35 (Kisah Anak) - Sekali untuk Selamanya
36 (Kisah Anak) - Perempuan lain
37 (Kisah Anak) - Mengenal adik ipar
38 (Kisah Anak) - Aliya Prawira
39 (Kisah Anak) - Penasaran Aliya
40 (Kisah Anak) - Pria untuk Aliya
41 (Kisah Anak) - Mencari cinta
42 (Kisah Anak) - Jadi apa nggak
43 (Kisah Anak) - Rara hamil??
44 (Kisah Anak) - Masa lalu Deril
45 (Kisah Anak) - Penebusan dan Pengampunan
46 (Kisah Anak) - Bermain api
47 (Kisah Anak) - Tanggung jawab
48 (Kisah Anak) - Kencan
49 (Kisah Anak) - Ingin lebih
50 (Kisah Anak) - Pilihan Aliya
51 (Kisah Anak) - Menghentikan Deril
52 (Kisah Anak) - Jadi partner
53 (Kisah Anak) - Pindah apartment
54 (Kisah Anak) - Pertunangan
55 (Kisah Anak) - Pertunangan (2)
56 (Kisah Anak) - Pernikahan Andra
57 (Kisah Anak) - Mencari perhatian
58 (Kisah Anak) - Bukan kencan
59 (Kisah Anak) - Cemburu?
60 (Kisah Anak) - Kembali ke LN
61 (Kisah Anak) - Menikahlah denganku
62 (Kisah Anak) - Kita kapan?
63 (Kisah Anak) - Pernikahan Mila
64 (Kisah Anak) - Alvin merajuk
65 (Kisah Anak) - Kehamilan Rara
66 (Kisah Anak) - Cucu Pertama Boy
67 (Kisah Anak) - Bertengkar
68 (Kisah Anak) - Persiapan pernikahan
69 (Kisah Anak) – Baby Arya
70 (Kisah Anak) – Pernikahan Aliya
71 (Kisah Anak) - Kena Iseng
72 (Kisah Anak) - Memilikimu
73 (Kisah Anak) - Siang pertama pernikahan
74 Author bingung nich, butuh masukan...
75 (Spesial Episode AC) - Jatuh cinta pada Cecil
76 (Episode Spesial AC) - Jadilah milikku
77 (Episode Spesial AC) - Aku terima
78 (Episode Spesial AC) – Calon istriku
79 (Episode Spesial DM) - Kelakuan Mila
80 (Spesial Episode DM) - Permintaan aneh
81 (Kisah Anak) - Ingin selalu dekat
82 (Kisah Anak-anak) - Nikmatnya
83 (Kisah Anak-anak) - Joint
84 (Kisah Anak-anak) - Terlalu sibuk
85 (Kisah Anak-anak) - Penantian
86 (Kisah Anak) - Lengkap sudah
87 Info Author
88 Eps.10 - Penolakan
89 Eps. 10 - Magang
90 Eps.10 - Boy kangen
91 Eps.10 - Gencar
92 Eps.10 - Terus terang
93 Eps. 10 - Misi rahasia
94 Eps. 10 - Lembur
95 Eps. 10 - Tugas luar kota
96 Eps. 10 - Hampir ketahuan
97 Eps. 10 - Malam rindu
98 Eps. 10 - Kurasa kau gila
99 Eps. 10 - Ke klub
100 Eps. 10 - Obat tidur
101 Eps. 10 - Malu
102 Eps. 10 - Saksi pernikahan
103 Eps. 10 - Selesai magang
104 Eps. 10 - Berduaan lagi
105 Eps. 10 - Ketiduran
106 Eps. 10 - Kembali
107 Eps. 10 - Wisuda
108 Eps. 10 - Merawat Joya
109 Eps. 10 - Pekerjaan untuk Joya
110 Eps. 10 - Panggilan kerja
111 Eps. 10 - Sampai kapan menunggu?
112 Eps. 10 - Terkilir
113 Eps. 10 - Liburan tahun pertama
114 Eps. 10 - Liburan Tahun Kedua
115 Eps. 11 - Liburan tahun ketiga
116 Eps. 11 - Taman Bermain
117 Eps. 11 - Pernikahan kita
118 Eps. 11 - Fitting baju
119 Eps. 11 - Foto pre wedding
120 Eps. 18 - Pernikahan
121 Eps. 18 - Resepsi
122 Eps. 20 – Apartment lagi
123 Eps. 20 – Piyama tidur
124 Eps. 20 - Nyonya Joya
125 Eps. 20 - Ketahuan
126 Eps. 20 - Kata manis
127 Eps. 20 – Dimabuk cinta
128 Eps. 20 – Dia istriku
129 Eps. 20 – Membahas hal penting
130 Eps. 20 – Menantu kesayangan ibu
131 Ep. 20 - Masih kerja
132 Ep. 20 – Anak kecil
133 Ep. 20 – Kado untuk Boy
134 Ep. 20 – Ulang tahun Boy
135 Ep. 20 – Aku suka kadomu
136 Ep. 20 – Status istri
137 Ep. 20 – Rencana Mbak Putri
138 Ep. 20 – Mengintai
139 Ep. 20 – Melayani suami
140 Ep. 20 – Menolong teman
141 Ep. 20 – Tidak seperti kelihatannya
142 Ep. 20 – Sakit hati
143 Ep. 20 – Rekaman CCTV
144 Eps. 20 – Memaafkan
145 Eps. 20 – Memperbaiki hubungan
146 Eps. 20 – Penjelasan Joya
147 Eps. 20 – Sangat mencintaimu
148 Eps. 20 – Bersabar terus
149 Eps. 20 – Dimaafkan
150 Eps. 20 – Sakit lagi
151 Eps. 20 – Kisah pernikahan Ny.Besar
152 Eps. 20 – Boy sembuh
153 Eps. 20 – Berani merayu
154 Eps. 20 – Dipecat
155 Eps. 20 – Serangan Boy
156 Eps. 20 – Takut dimarahi lagi
157 Eps. 20 – Sekretaris Carol
158 Eps. 20 – Masa lalu Boy
159 Eps. 20 – Yakin bukan mantan?
160 Eps. 20 - Jiwa kepo
161 Eps. 20 – Cinta romantis
162 Visual pemain
163 Eps. 20 – Honeymoon
164 Eps. 20 – Honeymoon (2)
165 Eps. 20 – Ngambeknya suami
166 Eps. 20 – Rahasia restauran
167 Eps. 20 – Situasi memalukan
168 Eps. 20 – Siasat Joya
169 Eps. 20 – Menghukum Joya
170 Eps. 20 – Joya ngambek
171 Eps. 20 – Hukuman Boy
172 Eps. 20 – Menangkap tikus
173 Eps. 20 – Calon adik ipar
174 Eps. 20 – Sandiwara Carol
175 Eps. 20 – Hari baik
176 Eps. 20 – Masa lalu Nando
177 Eps. 20 – Tingkat akut
178 Eps. 20 – Tawaran mengejutkan
179 Eps. 20 – Blacky yang pintar
180 Eps. 20 – Alasan sepele
181 Eps. 20 – Tante Ana
182 Eps. 20 – Kesayangan Nanda
183 Eps. 20 – Membujuk tante Ana
184 Eps. 20 – Penawaran Nanda
185 Eps. 20 – Janda memikat
186 Eps. 20 – Penakluk hati
187 Eps. 20 – Tunjukkan semuanya
188 Eps. 20 – Pertu vs Jamu
189 Eps. 20 – Tidak bisa ditahan
190 Eps. 20 – Pertu buka puasa
191 Eps. 20 – Bayi besar
192 Eps. 20 – Gak tau arah
193 Eps. 20 – Keinginan Nadia
194 Eps. 20 – Menggoda Nanda
195 Eps. 20 – Charlie yang misterius
196 Eps. 20 – Proposal atau...
197 Eps. 20 – Tuan muda kepo
198 Eps. 20 – Jauhi dia
199 Eps. 20 – Kebaya Pernikahan
200 Eps. 20 – Kita keluarga
201 Eps. 20 – Teman lama
202 Eps. 20 – Minta penjelasan
203 Eps. 20 – Nggak boleh cemburu
204 Eps. 20 – Pilihan
205 Eps. 20 – Wedding day
206 Eps. 21 – Joya sakit
207 Eps. 21 – Hamil?
208 Eps. 21 – Ngidam
209 Eps. 21 – Gini amat yak
210 Eps. 21 – Gak mau jauh
211 Eps. 21 – Prasangka
212 Eps. 21 – Sakit hati
213 Eps. 21 – Gak ada saksi
214 Eps. 21 – Mencarimu
215 Eps. 21 – Kembali
216 Eps. 21 – Menemani jalan
217 Eps. 21 – Menyamar
218 Eps. 21 – Boleh pulang
Episodes

Updated 218 Episodes

1
Eps. 1 - Joya & Boy
2
Spageti
3
Boy sakit
4
Pertimbangan
5
Mulai dekat
6
Mulai dekat (2)
7
Berdua saja
8
Berdua saja (2)
9
Kepergok
10
Penolakan
11
Salah Paham
12
Calon istri Boy
13
Orang ketiga (berharap)
14
Sandiwara
15
Apartment Boy
16
Calon suami Joya
17
Pindah kamar
18
Pernikahan
19
Jadi istri dan menantu
20
Hidup baru
21
(Menikah) - Ngidam
22
(Menikah) - Kontraksi
23
(Menikah) - Kangen
24
Rio
25
(Menikah) - Adik untuk Alvin
26
(Kisah Anak) - Adik Alvin, Aliya
27
(Kisah Anak) - Alvin Prawira
28
(Kisah Anak) - Kekasih Alvin (calon)
29
(Kisah Anak) - Mulai berpaling
30
(Kisah Anak) - Libur semester
31
(Kisah Anak) - Tidak mau kehilangan
32
(Kisah Anak) - Memang serius
33
(Kisah Anak) - Godaan
34
(Kisah Anak) - Godaan (2)
35
(Kisah Anak) - Sekali untuk Selamanya
36
(Kisah Anak) - Perempuan lain
37
(Kisah Anak) - Mengenal adik ipar
38
(Kisah Anak) - Aliya Prawira
39
(Kisah Anak) - Penasaran Aliya
40
(Kisah Anak) - Pria untuk Aliya
41
(Kisah Anak) - Mencari cinta
42
(Kisah Anak) - Jadi apa nggak
43
(Kisah Anak) - Rara hamil??
44
(Kisah Anak) - Masa lalu Deril
45
(Kisah Anak) - Penebusan dan Pengampunan
46
(Kisah Anak) - Bermain api
47
(Kisah Anak) - Tanggung jawab
48
(Kisah Anak) - Kencan
49
(Kisah Anak) - Ingin lebih
50
(Kisah Anak) - Pilihan Aliya
51
(Kisah Anak) - Menghentikan Deril
52
(Kisah Anak) - Jadi partner
53
(Kisah Anak) - Pindah apartment
54
(Kisah Anak) - Pertunangan
55
(Kisah Anak) - Pertunangan (2)
56
(Kisah Anak) - Pernikahan Andra
57
(Kisah Anak) - Mencari perhatian
58
(Kisah Anak) - Bukan kencan
59
(Kisah Anak) - Cemburu?
60
(Kisah Anak) - Kembali ke LN
61
(Kisah Anak) - Menikahlah denganku
62
(Kisah Anak) - Kita kapan?
63
(Kisah Anak) - Pernikahan Mila
64
(Kisah Anak) - Alvin merajuk
65
(Kisah Anak) - Kehamilan Rara
66
(Kisah Anak) - Cucu Pertama Boy
67
(Kisah Anak) - Bertengkar
68
(Kisah Anak) - Persiapan pernikahan
69
(Kisah Anak) – Baby Arya
70
(Kisah Anak) – Pernikahan Aliya
71
(Kisah Anak) - Kena Iseng
72
(Kisah Anak) - Memilikimu
73
(Kisah Anak) - Siang pertama pernikahan
74
Author bingung nich, butuh masukan...
75
(Spesial Episode AC) - Jatuh cinta pada Cecil
76
(Episode Spesial AC) - Jadilah milikku
77
(Episode Spesial AC) - Aku terima
78
(Episode Spesial AC) – Calon istriku
79
(Episode Spesial DM) - Kelakuan Mila
80
(Spesial Episode DM) - Permintaan aneh
81
(Kisah Anak) - Ingin selalu dekat
82
(Kisah Anak-anak) - Nikmatnya
83
(Kisah Anak-anak) - Joint
84
(Kisah Anak-anak) - Terlalu sibuk
85
(Kisah Anak-anak) - Penantian
86
(Kisah Anak) - Lengkap sudah
87
Info Author
88
Eps.10 - Penolakan
89
Eps. 10 - Magang
90
Eps.10 - Boy kangen
91
Eps.10 - Gencar
92
Eps.10 - Terus terang
93
Eps. 10 - Misi rahasia
94
Eps. 10 - Lembur
95
Eps. 10 - Tugas luar kota
96
Eps. 10 - Hampir ketahuan
97
Eps. 10 - Malam rindu
98
Eps. 10 - Kurasa kau gila
99
Eps. 10 - Ke klub
100
Eps. 10 - Obat tidur
101
Eps. 10 - Malu
102
Eps. 10 - Saksi pernikahan
103
Eps. 10 - Selesai magang
104
Eps. 10 - Berduaan lagi
105
Eps. 10 - Ketiduran
106
Eps. 10 - Kembali
107
Eps. 10 - Wisuda
108
Eps. 10 - Merawat Joya
109
Eps. 10 - Pekerjaan untuk Joya
110
Eps. 10 - Panggilan kerja
111
Eps. 10 - Sampai kapan menunggu?
112
Eps. 10 - Terkilir
113
Eps. 10 - Liburan tahun pertama
114
Eps. 10 - Liburan Tahun Kedua
115
Eps. 11 - Liburan tahun ketiga
116
Eps. 11 - Taman Bermain
117
Eps. 11 - Pernikahan kita
118
Eps. 11 - Fitting baju
119
Eps. 11 - Foto pre wedding
120
Eps. 18 - Pernikahan
121
Eps. 18 - Resepsi
122
Eps. 20 – Apartment lagi
123
Eps. 20 – Piyama tidur
124
Eps. 20 - Nyonya Joya
125
Eps. 20 - Ketahuan
126
Eps. 20 - Kata manis
127
Eps. 20 – Dimabuk cinta
128
Eps. 20 – Dia istriku
129
Eps. 20 – Membahas hal penting
130
Eps. 20 – Menantu kesayangan ibu
131
Ep. 20 - Masih kerja
132
Ep. 20 – Anak kecil
133
Ep. 20 – Kado untuk Boy
134
Ep. 20 – Ulang tahun Boy
135
Ep. 20 – Aku suka kadomu
136
Ep. 20 – Status istri
137
Ep. 20 – Rencana Mbak Putri
138
Ep. 20 – Mengintai
139
Ep. 20 – Melayani suami
140
Ep. 20 – Menolong teman
141
Ep. 20 – Tidak seperti kelihatannya
142
Ep. 20 – Sakit hati
143
Ep. 20 – Rekaman CCTV
144
Eps. 20 – Memaafkan
145
Eps. 20 – Memperbaiki hubungan
146
Eps. 20 – Penjelasan Joya
147
Eps. 20 – Sangat mencintaimu
148
Eps. 20 – Bersabar terus
149
Eps. 20 – Dimaafkan
150
Eps. 20 – Sakit lagi
151
Eps. 20 – Kisah pernikahan Ny.Besar
152
Eps. 20 – Boy sembuh
153
Eps. 20 – Berani merayu
154
Eps. 20 – Dipecat
155
Eps. 20 – Serangan Boy
156
Eps. 20 – Takut dimarahi lagi
157
Eps. 20 – Sekretaris Carol
158
Eps. 20 – Masa lalu Boy
159
Eps. 20 – Yakin bukan mantan?
160
Eps. 20 - Jiwa kepo
161
Eps. 20 – Cinta romantis
162
Visual pemain
163
Eps. 20 – Honeymoon
164
Eps. 20 – Honeymoon (2)
165
Eps. 20 – Ngambeknya suami
166
Eps. 20 – Rahasia restauran
167
Eps. 20 – Situasi memalukan
168
Eps. 20 – Siasat Joya
169
Eps. 20 – Menghukum Joya
170
Eps. 20 – Joya ngambek
171
Eps. 20 – Hukuman Boy
172
Eps. 20 – Menangkap tikus
173
Eps. 20 – Calon adik ipar
174
Eps. 20 – Sandiwara Carol
175
Eps. 20 – Hari baik
176
Eps. 20 – Masa lalu Nando
177
Eps. 20 – Tingkat akut
178
Eps. 20 – Tawaran mengejutkan
179
Eps. 20 – Blacky yang pintar
180
Eps. 20 – Alasan sepele
181
Eps. 20 – Tante Ana
182
Eps. 20 – Kesayangan Nanda
183
Eps. 20 – Membujuk tante Ana
184
Eps. 20 – Penawaran Nanda
185
Eps. 20 – Janda memikat
186
Eps. 20 – Penakluk hati
187
Eps. 20 – Tunjukkan semuanya
188
Eps. 20 – Pertu vs Jamu
189
Eps. 20 – Tidak bisa ditahan
190
Eps. 20 – Pertu buka puasa
191
Eps. 20 – Bayi besar
192
Eps. 20 – Gak tau arah
193
Eps. 20 – Keinginan Nadia
194
Eps. 20 – Menggoda Nanda
195
Eps. 20 – Charlie yang misterius
196
Eps. 20 – Proposal atau...
197
Eps. 20 – Tuan muda kepo
198
Eps. 20 – Jauhi dia
199
Eps. 20 – Kebaya Pernikahan
200
Eps. 20 – Kita keluarga
201
Eps. 20 – Teman lama
202
Eps. 20 – Minta penjelasan
203
Eps. 20 – Nggak boleh cemburu
204
Eps. 20 – Pilihan
205
Eps. 20 – Wedding day
206
Eps. 21 – Joya sakit
207
Eps. 21 – Hamil?
208
Eps. 21 – Ngidam
209
Eps. 21 – Gini amat yak
210
Eps. 21 – Gak mau jauh
211
Eps. 21 – Prasangka
212
Eps. 21 – Sakit hati
213
Eps. 21 – Gak ada saksi
214
Eps. 21 – Mencarimu
215
Eps. 21 – Kembali
216
Eps. 21 – Menemani jalan
217
Eps. 21 – Menyamar
218
Eps. 21 – Boleh pulang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!