Bab 20 - Jejak

Pagi itu juga, Januar memutuskan untuk kembali ke Kota Galaksi. Dia perlu menyelesaikan masalah ini dan sangat yakin kalau Ratu Ellen juga pasti sudah kembali ke sana.

"Katakan, untuk apa menjebakku?" Januar mencekal lengan Ratu Ellen saat Sekretaris Gamma berhasil memaksanya menghadap.

"Jebakan yang mana? Bukannya kita sama-sama inginkan dan menikmatinya? Itu malam pertama kita dan terlalu indah, Januar."

"Kau bohong!" Januar berang. "Bercak merah gadis itu lebih berharga di mataku karena dia menangis memberontak saat obat perangsang sialan itu memaksaku menyentuhnya. Daripada milikmu yang kau persembahkan secara cuma-cuma kepada kakak angkat kesayanganmu itu."

"K-kau bilang apa Januar?" Ratu Ellen gelagapan.

"Cepat jelaskan yang sebenarnya atau aku akan melukaimu!" Tangannya sudah berpindah ke rahang si gadis.

"B-baik lah, i-itu karena kau tidak peduli padaku. Kau membiarkanku sendirian, Januar."

"Dengar Ellen, mau aku peduli atau tidak, bukan urusanmu! Jadi jangan pernah mencampuri urusanku lagi." Januar mengeratkan cekalannya. "Perlu kau ketahui, cara kotormu itu tidak akan pernah berhasil menjebakku. Karena aku tidak akan pernah membiarkanmu berhasil," tambahnya datar dan menekan. Lalu mendorong kasar tubuh gadis itu hingga bersandar di dinding.

"Januar! Sejak kapan kau kasar padaku, haa?" Ratu Ellen tidak terima. "Sejak ada tunangan palsumu itu, hmm? Buka lebar matamu! Ke mana si pecundang itu saat kau terpuruk selama enam bulan ini? Bahkan dia lah satu-satunya penyebab pamormu menurun," geramnya.

"Diam kau! Jangan pernah meremehkan siapa pun dalam permasalahan kita. Dia bahkan seribu kali lebih baik darimu."

"Tapi aku mencintaimu, Januar!" pekik Ratu Ellen dengan tatapan berkaca-kaca.

"Simpan cintamu untuk Dodi! Aku tidak butuh wanita murahan yang suka bermain di belakangku," tegas Januar membuat wanita itu sukses ternganga. Dengan tubuh yang bergetar ia berupaya menyembunyikan rasa terkejutnya. Bagaimana mungkin Januar bisa mengetahui semua perbuatannya di luar sana, sedang hubungannya dengan Dodi tidak pernah diekspos ke publik.

"Apa maksudmu, Januar? Aku tidak mengerti. Bukankah dulu kau pernah mencintaiku?"

"Jangan pura-pura bodoh, Ellen. Dulu iya, tapi tidak setelah kau merusak kepercayaanku. Jangan lupa bahwa kau pernah melukai perasaanku lewat Dodi."

"T-tapi, Januar--"

"Dengar baik-baik. Sekali lagi kau melakukannya, maka aku tidak segan-segan menyakitimu! Satu lagi, awas saja kalau sampai aku berhasil membuktikan keterlibataanmu atas menghilangnya Aya, maka kau akan tahu sendiri akibatnya," tegasnya lagi. "Gamma, usir dia!"

Sekertaris Gamma membungkuk hormat. "Baik, Tuan." Dengan sangat terpaksa Ratu Ellen meninggalkan ruangan Januar. Hatinya benar-benar terluka. Ada dendam membuncah di hati.

Belakangan setelah perginya Dodi, dia baru mendapat informasi dari Ayra kalau kakak angkatnya itu telah membawa pergi Aya ke luar negeri untuk dinikahi. Ayra pun sempat terpuruk. Lalu apa kabar dirinya sendiri? Sesungguhnya rasa sakit yang tak terungkapkan itu malah lebih menyakitkan bukan?

"Hei, Januar! Kau akan menyesal karena telah menolak ku!"

Kini, giliran Januar yang meninggalkan dirinya. Semakin sakit lah rasa hati. Jika diizinkan, dia akan segera mencari Aya dan mengadilinya. Entahlah, sejak kehadiran gadis kampung itu hidupnya semakin berubah kacau.

"Oh, ****!" Januar menarik kasar rambut rapi yang belakangan ini mulai gondrong dan penampilan urakan. Bulu-bulu halus pun bertumbuh di wajahnya yang selalu bersih. Tidak jauh beda dengan Danur, sang adik yang malah sekarang sudah menunjukkan perubahan lebih baik.

"Sekarang juga cari keberadaan Aya," tegasnya saat Sekretaris Gamma kembali memasuki ruangan usai menyeret paksa Ratu Ellen keluar dari sana.

"Baik, Tuan."

"Menurut bukti yang ada, Nona Aya sudah dalam pengawasan Adiyasa Group sejak enam bulan lalu."

"Appaa?!" Januar terkesiap. "Itu berarti sejak penculikan itu?" Sekertaris Gamma mengangguk yakin.

"Benar, Tuan."

Sepertinya Januar harus menahan diri untuk tidak cepat-cepat mencurigai bahwa Danur dan Oma Miranda memiliki keterlibatan dalam peristiwa menghilangnya Aya dari Kota Galaksi. Namun semua bukti memberatkan pihak Adiyasa Group membuat pemuda itu seketika mengepal keras tinjunya.

"Kau salah telah mempermainkanku, Danur!"

Bersambung ....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!