Bab 6 - Menuntut

Beberapa menit lalu, gadis itu mengerjap berkali-kali menyesuaikan pandangan. Mencoba bangkit dari pembaringan yang terasa asing di netranya.

"Aya di mana ini?" gumamnya memandang sekeliling.

"Nona, syukurlah, Anda sudah sadar." Seorang wanita muda berprofesi sebagai pelayan pribadi menyapa santun. Aya menoleh.

'Ya, ampun! Masih ada pelayan peduli padaku selain Bi Manis dan Kak Tuti?' Begitu banyak pelayan tak berperasaan di rumahnya pergi tanpa pamit, sejak ibu tercinta Haura Mayanti Dikara meninggal dalam sebuah peristiwa.

Lalu ibu Amelia Chandra juga adik tiri Ayu Hagia diusir oleh Ayah Ibra dari rumah. 'Padahal mereka sangat baik.'

Sekonyong-konyong rumah besar mereka dihuni oleh Nyonya Edel dan putrinya, Ayra Kamila yang jahat dan pengutuk hingga mengubah suasana rumah menjadi neraka. "Anak pembawa sial! Kukutuk kau, biar menderita selamanya!" Begitulah setiap kali wanita itu meluapkan amarah dan menghukumnya.

Mengingat itu, hatinya mendadak suram. 'Bahkan kutukan Ibu Edel pun tega menyusulku kemari.'

"Anda harus makan sebelum minum obat ini, Nona." Pelayan membuyarkan lamuannya. Menyodorkan semangkuk bubur rempah untuk dicicip. Aya menyambut tanpa perlawanan.

"Terima kasih, Sus." Pelayan mengangguk. "Aya ingin pulang setelah ini, Apa boleh?" tuturnya pelan dan penuh harap, namun sang pelayan menggeleng keras.

"Hanya jika diperbolehkan oleh Tuan Muda, Nona," balasnya menyesal. Aya melengos tajam melawan rasa lemas yang tiba-tiba menjalar di tubuhnya.

"Hhh! Tuan Penjahat itu?" ucapnya bernada miring dan pelayan mengangguk yakin meski sebenarnya ia pun ragu dengan julukan baru si gadis kepada atasannya. Hingga suasana seketika berubah mencekam saat gelegar suara maskulin yang cukup dikenal menggaung seiisi ruangan. Udara pun tiba-tiba memanas.

"Hanya jika sudah mengganti rugi semua kerusakan yang sudah kau perbuat!" seru suara kaku yang sudah bisa ia pastikan berasal dari orang yang telah membuatnya terjebak dalam situasi begini, Januar Galaksi. Aya terkesiap. Begitu pula dengan si pelayan. Merasa pembicaraan mereka didengar langsung oleh tergosip, dia pun langsung membungkukkan badan pertanda meminta maaf sebelum akhirnya bergegas mengambil langkah seribu. Sementara Aya menoleh dengan pandangan memelas.

"Tapi Anda juga tahu kalau ini wajar kesalahpahaman, Tuan?" kelitnya membela diri, namun Januar yang berjalan mendekat lebih sigap menarik lengannya hingga tubuh ringkih itu berhasil diseret paksa dengan sebelah tangan kekar ke ujung jendela kamar.

"Lihat itu!" desisnya sambil menyibak tirai gorden dengan tangan yang lainnya. Januar memang berniat membuat Aya mengintip ke luar pelataran apartemen Galaksi miliknya. Ada sekumpulan wartawan pemburu berita mencoba memasuki area aman, namun dihalang oleh beberapa sekuriti yang bertugas di sana.

"Dengar, Nona! Situasi ini sudah terlanjur memburuk, dan kau penyebabnya. Jadi bertanggungjawablah." Januar menatapnya dengan tatapan membunuh, sementara Aya bergegas menarik diri kembali ke ujung ranjang demi memastikan pemuda itu tidak bisa berbuat macam-macam kepadanya.

"Itu bukan kesalahanku, Tuan. Anda sendiri yang telah memancing beragam opini publik dengan pernyataan sensasionalmu itu, dan kita semua terjebak di dalamnya," bela Aya tak mau kalah. Januar mendengus kasar. Ucapan menyudut dari si gadis berhasil membuatnya berang.

"Jangan membantah, atau kubuat kau menyesal!" ancamnya kali ini tidak main-main, sembari bergegas mendekatinya dan semakin dekat. Nyaris tak berjarak. Aya tak berkutik. Percuma saja melawan. Sekat dinding membuat ia terkungkung dalam tubuh kekar pemuda itu dan Aya merasa kian terancam.

"B-baiklah, katakan berapa nominal uang yang harus kutebus?" Aya mengangkat tangan berupaya mendorong dada bidang Januar namun satu kilatan menohok dari sorot mata pemuda itu justeru membuat Aya paham kalau dia melarang jemari mungil tadi menyentuh privasinya. Aya dengan sadar menghentikan semua pergerakan refleknya. "Sejuta, dua juta, ratusan juta, atau miliaran? Aya tidak punya uang sebanyak itu," pungkasnya datar dan Januar tampak menarik bibir sinis.

"Apa untungnya memeras uang kepada wanita payah sepertimu. Sudah dekil, miskin lagi." Pemuda kaku itu menarik diri dari mengungkung tubuh si gadis. "Lakukan sesuatu untukku," ucapnya kemudian menarik sebuah pena dari balik jas yang ia kenakan lalu melempar ke arahnya dan Aya terperangah menyambut dengan wajah lumayan masam. Januar menghujamnya dengan tatapan nyalang menggoda hingga Aya mengdengus sebal.

"Baiklah! Katakan, apa yang harus kulakukan biar secepatnya pergi dari sini, Tuan?" Gadis itu berupaya mengalihkan perhatian sedang otot dan rongga batinnya, sejak tadi sudah meronta tidak karuan akibat ulah si penjahat panggung.

"Temui kakekku dan katakan kalau kita berdua sudah lama menjalin hubungan asmara dan siap bertunangan."

"What? Ide gila!"

"Lebih gila lagi kalau kau menolaknya, lalu aku menjerat dengan menuduhmu menjebakku di panggung tadi," ancamnya datar. "Kemudian kita pun langsung dinikahkan oleh pria tua itu tanpa ampun. Mudah, bukan?" tambahnya semakin datar. Aura dingin ikut menyelimuti seisi ruangan. Aya bergidik ngilu. Menatapnya saja sudah tak sanggup, inikan pula menikah dengannya? Lalu hidup sebumbung dengannya? Oh, no!

"B-baiklah," jawab Aya loyo. Inilah pemerasan terburuk yang belum pernah terjadi sebelumnya.

*

Ruang kerja Januar Galaksi, akan digelar pertemuan dadakan. Di kiri kanan sofa sudah duduk sepasang anak muda pencipta kisah terunik di gedung Adiyasa Couple TV beberapa jam lalu. Tindakan dan ucapan yang memancing beragam opini publik, telah membuat nama baik Januar ramai diperbincangkan. Terlebih mengenai pasangan asingnya, Aya Sofia Amaira. Kini berita tersebut menjadi paling hangat sejagat raya.

Lalu Aya, kini dia diapiti dua pria beda fase yang memandang lurus wajahnya dengan suasana menegang. Baginya itu sebuah ancaman paling menakutkan yang pernah ada.

'Inikah rasanya jadi terdakwah di pengadilan?' pikirnya gusar manakala salah satu dari mereka menyeru dengan suara paling kaku yang pernah ia dengar.

"Aku melakukan apa yang menurutku baik," ucap pria tertua dalam keluarga Galaksi ini. "Bagaimana menurutmu, Gala?" tuturnya lagi pada sosok berkarisma tinggi yang tampak baru saja bergabung setelah semuanya hadir.

Tuan Permana, usianya cukup renta, namun masih terbaca aura super hero yang melekat pada gurat wajah maupun ucapan. Begitu pula dengan Tuan Gala Dirga, yang tampil tak jauh beda dari sang ayah. Keduanya terhitung satu paket dengan si 'penjahat panggung' yang kini tengah memandangnya datar. Aya juga tak mau kalah dan membalas dengan tatapan menyerang.

"Lakukan saja apa yang terbaik, Ayah." Begitu balasan si pria paruh baya terhadap si renta. Mereka tampak begitu serius berbincang hingga mengabaikan kedua orang yang saling menantang dalam diam.

Hingga beberapa menit kemudian,

"Januar! Jelaskan detilnya gadis ini!" seru pria renta itu tegas.

"Dia Aya Sofia, pengantar roti di Kantin Galaksi." Januar menjawab santai. Tuan Permana memindai wajah Aya meminta persetujuan dari sana dan gadis itu mengangguk pelan. Sementara Tuan Gala Dirga dalam mode menyimak dengan tatapan sulit dibaca.

"I-itu benar, T-tuan Kakek," ujar Aya gugup membuat pria renta itu seketika menarik bibir miring mengingat sapaan si gadis mirip dengan panggilan sayang cucu kedua, Danur kepadanya. Sementara Januar melototnya tajam, namun Aya tetap melanjutkan ucapan.

"A-aya memang punya hubungan spesial d-dengan Januar. Kami saling mencintai dan Aya benar-benar siap dilamar olehnya." Tuan Permana terbahak kencang sembari menggeleng kepala, pelan. Membuat nyalinya seketika menciut. Rasa malu menjalar di sekujur nadi lalu mengendap hingga ke rongga belulang. Sepertinya dia berhadapan dengan orang yang salah.

"Putuskan sekarang, Gala."

"Baik, Ayah. Demi menjaga martabat keluarga, kita ikuti alur yang ada. Besok, Januar dan Aya akan segera bertunangan," ungkap Gala Dirga dengan lantang dan membuat wajah gadis tersebut semakin memerah menahan tangis.

"Apa-apaan ini, Pa?" Suara melengking seorang wanita paruh baya yang baru saja menerobos masuk ruangan tanpa permisi. "Aku tidak setuju putraku disanding dengan gadis yang tidak jelas asal-usul!" tekannya lagi membuat pria bernama Gala terpaksa harus berdiri menggapai lengan si wanita demi meredam kemarahannya.

"Jaga ucapanmu, dia punya harga diri, martabat, juga punya keluarga yang pantas kita hargai."

"Aku tidak peduli, Pa! Gadis payah seperti dia tidak akan peduli dengan harga diri ataupun martabat keluarga. Dia hanya pandai menjebak putraku dengan cara yang kotor!"

"Menantu! Jaga bicaramu!" sergah Kakek meninggi memicu hening seketika.

"Ini pilihan Januar dan kita tidak berhak melarang," terangnya lagi membuat wanita yang tak lain adalah Nyonya Clara semakin berang namun tak kuasa melawan ucapan mertuanya sendiri, Tuan Permana.

"Itu benar, Ma! Ellen itu sahabatku sejak kecil. Statusnya ini tidak akan pernah kuganti dengan yang lain. Apalagi sebagai istri." Januar mempertahankan alibi sementara Aya sudah menahan napas yang nyaris tercekat di tenggorokan.

"Lalu kau memilih dia?" Clara mengangkat telunjuk mengarah kepada Aya yang menunduk dalam. Wanita ini tidak terima dengan tingkah Januar yang mulai melawan kehendaknya.

"Kalau dia wanita yang tepat, kenapa tidak?" balas Januar tanpa beban, namun justeru semakin membakar amarah wanita yang telah melahirkan dirinya itu. Hingga terjadilah perang mulut yang tidak terhindarkan. Lalu siapa yang bisa membela Aya dengan tulus di sini? Mendengar makian tanpa pembelaan membuat gadis itu mengepalkan tinju menahan dongkol dan semua itu tidak lepas dari pengamatan jenius Gala Dirga.

"Umumkan pertemuan dengan keluarga Louise, besok. Kita harus membahas masalah ini secepatnya, sebelum benar-benar melebar," tutup Tuan Permana dengan tegas lalu bergegas meninggalkan ruangan. Tongkat khas lansia dalam genggamannya diketuk lihai pada lantai hingga membentuk ritme indah saat ia berjalan.

Bersambung ....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!