Bab 2 - TOP Couple

Keduanya terkesiap dengan pandangan tidak percaya.

"Ada apa ini?" Januar mendesis dengan rahang mengeras. Sesuatu paling ingin ia hindari kini terjadi dengan cara yang tidak pernah disangka. Kilatan tajam di matanya seakan ingin mengatakan, "Ini semua gara-gara kau!"

Di setengah kesadaran memulih dan jemari dingin gemetar, Aya tertunduk malu. Wajahnya memerah bak tomat segar siap disantap. Memohon agar si pemuda segera melepasnya.

"M-maaf, ini ...." Lebih tepatnya ia tercekat dalam ketakutan.

"Hhhh! Ada yang perlu kuberesi di sini." Sentakan pelan namun menegang, Aya memandangnya takut.

"Siapa kau, beraninya menjebakku di depan publik? Lalu seenaknya meminta dilepas." Januar mengeratkan cekalan hingga si gadis mengadu sakit.

"A-aya, t-tidak menjebak."

"Beraninya berbohong!" bentaknya sangar. 

"Siapa yang berbohong?" Aya mulai risih. "Harusnya Anda tidak perlu datang dan menolongku, Tuan!" Dia merasa perlu melayangkan pembelaan. Sejenak mencoba meneliti wajahnya dengan sisa keberanian yang dimiliki. Antara yakin dan tidak, ia menebak bayangan seseorang yang tiba-tiba melintas di kepalanya. 'Mungkinkah?'

Sementara itu, nada gencar MC menggema seantero ballroom membawa netra coklat maskulinnya menajam seakan ingin menguliti mangsa hidup-hidup.

"Oh! Apa yang terjadi? Sepertinya sang juara bertahan kita mengganti teman wanitanya!" 

"Kita lihat! Siapa gerangan wanita paling beruntung yang berhasil mencuri hati Tuan Galaksi saat ini?"

"Dia seorang gadis berwajah sendu yang sangat cantik!" Salah satu MC menyeru saat kamera menyorot wajah Aya. Tidak hanya mereka, seluruh tamu ikut terkejut dengan penampakan yang ada. Januar menarik bibir samar.

"Ingat! Urusan kita belum selesai. Jangan coba-coba kabur dariku." Januar menyeringai sinis. "Awas kalau sampai berulah!" tegasnya lagi dengan membisik ke telinga. Diikuti pergerakan melepas tubuh. Sayangnya manik liontin milik gadis itu masih bertaut di salah satu kancing jasnya. Januar tertegun meneliti barang langka tersebut lalu dengan terpaksa kembali memeluk erat daksa si pemilik wajah sendu demi bisa melepas tautan. Membuat suasana erotis semakin menguar nyata dan membakar seisi ruangan.

Lucky wheel! 

Pekikan membahana dari beberapa tamu.

Januar pun berhasil melepas tubuh Aya bersamaan dengan langkah kaki sepasang MC berjalan mendekat.

"Mari cek kebenarannya! Tuan Galaksi yang terhormat, berikan sedikit  penjelasan mengenai kejanggalan yang ada! Apa kabar calon istri Anda? Siapa gadis belia ini? Kapan kalian jadian dan bagaimana Anda berdua bisa terlindung dari gosip terpanas sepanjang tahun ini?"

"Tidak ada yang perlu dijelaskan! Saat mata sudah melihat dan pikiran mencerna, apa yang Anda lihat berbeda dari yang Anda baca. Tapi kenyataan tetaplah kenyataan." 

Pemuda berkarakter dingin, tak ingin diatur ini tidak berniat membela diri dengan cara meredam atau pun memperkeruh keadaan. Dia hanya perlu satu pembuktian bahwa ada hal yang memang sengaja ditutup oleh gadis berwajah sendu itu. Kilatan amarah jelas terpampang di wajah kaku miliknya. 

Aya menunduk pasrah. Sementara Januar sudah siap memasang wajah datarnya seolah tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya. 

"Tapi ini sangat berbeda, Tuan Galaksi. Apakah Anda benar-benar memiliki cerminan lain di luar sana, dan hari ini publik melihatnya?! Lalu bagaimana dengan rencana penikahan yang tinggal menghitung hari?"

"Aku tidak pernah menipu siapapun dalam bentuk apa pun. Semua orang harus bisa mencerna baik-baik setiap detail persoalan yang tampil di publik," tegasnya lagi. Satu lirikan tajam dengan rahang mengeras berhasil membungkam keingintahuan MC yang membawa nama publik.

“Mari sambut the next Top Couple di tahun ter-hoki ini! 'Galaksi Junior Couple'! Cantik-tampan bagai pinang dibelah dua!” 

Gelegar riuh suara Master of Ceremony menarik perhatian seisi ballroom. Seringai bangga dari berbagai pihak pun menggaung.

Bahkan ada yang mengira bahwa Januar dan Aya ini pasangan nyata yang sedang mengisi acara pemilihan Top Couple di chanel Adiyasa malam itu.

“Aktingnya Bagus! Prianya sangat cocok jadi hero.”

"Kesan erotisnya dapat!" 

"Pantas jadi Top Couple!" 

Demikian komentar bermunculan.

Saat semua mata memandang takjub, Aya melirik singkat ke salah satu sudut ruangan dan mendapati sang ayah, Tuan Ibrahim Dikara memandangnya tidak percaya. 

'Papa pasti terluka.'

Batinnya sedih membaur malu. Ingin segera menenggelamkan diri ke dasar bumi, namun tak tahu bagaimana caranya. 

Di sudut lain, Tuan Beryl dan Nyonya Lusia memandang berang ke arah panggung. Tidak terima karena baginya Januar telah meremehkan putri semata wayang mereka, Ratu Ellen. 

“Pemuda macam apa dia?” Tuan Beryl berkomentar pedas. “Punya kekasih, tapi menggandeng gadis lain?” Lalu angguki oleh Nyonya Lusia. 

“Anak tak tahu diuntung,” geram Nyonya Clara.

“Hei! Apa yang dia lakukan? Ini perhelatan akbar! Seluruh dunia melihat hal yang memalukan!” gerutu Nyonya Clara pada suami dan mertuanya, Tuan Permana. 

“Sudah kubilang, Menantu!” ujar Tuan Permana menengahi. “Nuar bukan lagi anak kecil yang mau diatur seenaknya.” Memori di kepalanya berputar ke saat mana ia melayangkan peringatan tegas kepada sang cucu, 'Tentukan dua hari lagi, bawa gadis pilihanmu kepadaku atau terima perjodohan!' Pria renta itu tersenyum samar.

'Jadi ini jawaban setelah kuberi dia waktu berpikir!' Matanya melirik singkat ke arah putranya, Gala Dirga yang tengah menanggapi kemarahan sang istri.

“Maka biarkan dia bertanggung jawab sendiri atas tindakan yang sudah ia perbuat.” Begitu Gala menimpal bijak. Masih terdengar jelas hiruk pikuk suara meriah membahas pasangan terbaik tahun terhoki itu. 

“Aku tidak setuju, Pa.” Clara mendesis kasar, merasa suaminya memihak kepada sang ayah yang membela putra sulungnya. “Pokoknya perempuan asing itu tidak boleh masuk di kehidupan anak kita, apapun dalilnya,” cetusnya lagi. 

Gala Dirga tertunduk dan Tuan Permana hanya menarik bibir samar. Sementara itu, di sudut kamera yang lain, seseorang bermata kucing memandang puas ke arah panggung di mana tampak Januar dan Aya sama-sama tertawa sungkan akibat perasaannya diobok-obok oleh MC. Senyum samar melengkung di bibir yang tampak seksi dan menantang.

"Bahkan dunia berasa begitu sempit," ujarnya dingin sembari mengerling singkat pada seorang pria berkacamata, berkumis tebal yang berdiri menyamping.

Dari arah jajaran tamu, Tuan Ibra memindai keberadaan keluarga Galaksi secara bergantian dengan pandangan sulit dibaca. Merasa terancam dengan respon dan sikap mereka terhadap putri tercintanya, Aya Sofia Amaira.

"Ohh! Apa yang terjadi padanya?" Terdengar nada protes Nyonya Clara yang fokus ke panggung, namun tidak mampu mengalihkan perhatian ketiga pria hebat tersebut.

Baik Ibrahim sendiri, maupun Permana atau Gala Dirga, sama-sama bungkam dan saling melempar pandangan menegang. Tak ada yang mau mengalah hingga mencipta suasana kian mencekam.

Pun Nyonya Clara tidak peduli, malah dengan gencar merutuki nasib malang yang menimpa keluarganya. Terutama merasa sangat malu akibat tingkah laku Januar yang menurutnya berlebihan dengan menjadi pahlawan kesiangan pada seorang gadis asing di depan seribu tamu kebesaran. Main peluk-pelukan, lagi.

“Siapa gadis jago akting itu?” celetuknya geram. "Bahkan tidak ada yang tahu dia berasal dari keluarga mana!" Ucapannya kali ini berhasil mengacaukan konsentrasi sesama yang sempat mencekam. 

"Sepertinya dia bukan orang sini!" Gala Dirga tiba-tiba ikut menimpali.

"Bagaimana ada orangtua yang tidak tahu mendidik putrinya hingga membuat malu ke semua orang?" Clara masih mengumpat tidak percaya. 

Mendengarnya, Tuan Ibra di meja sebelah mulai tersulut emosi dan bangkit dari duduknya.

"Jaga ucapan anda, Nyonya Galaksi yang baik! Gadis itu mengalami kendala psikis dan putramu muncul lalu menolongnya. Maka tidak perlu mencurigai apa pun."

Dengan suara berat menyerang wanita yang sedang menghina keluarga kecilnya. Entahlah! Kini putri sulungnya terjebak dalam pemilihan Top Couple bersama putra keluarga yang entah memiliki hubungan apa dengannya di masa lalu. Ia bahkan sama sekali tidak ingin mengenangnya lagi. 

"Hooo! Jadi anda membela gadis yang sudah mencoreng nama baik dan kehormatan keluarga kami? Anda ingin menjadi pahlawan seperti putra kami? Memangnya dia siapamu, Tuan Dikara yang baik?" cetusnya tidak terima.

"Sesungguhnya menghina anak orang itu tidak baik! Andai ini persekongkolan, maka tidak hanya gadis itu, tapi putramu pun pantas dicurigai di sini!"

"Hei! Dia berbicara seakan gadis itu putrinya!" cecar Nyonya Clara tak mau kalah.

Nyonya Edel yang menyadari itu, serta merta menarik lengan Ibra hingga keduanya mundur beberapa langkah dari tempat semula. Ia mencoba menahan amarah suaminya. "Sabar, Pa! Jika kalian beradu urat di sini, apa kabar dunia? Lihat sana! Ada wartawan, ada kamera. Apa Papa tidak khawatir menjadi sorotan umum?"

"Tidak akan kubiarkan mereka menghina putriku!" tukas Ibra tidak terima. Tubuhnya siap merespon ucapannya. Tapi Edel lebih sigap.

"Tahan, Pa!" Wanita ini menahan pergerakan suaminya dan mengingatkan bahwa Aya tidak datang bersama mereka ke acara tersebut. "Besar kemungkinan keluarga Galaksi benar-benar tidak tahu kalau Aya itu putrimu," bisiknya pelan, namun menekan. "Bayangkan saja, bagaimana respons mereka jika tiba-tiba mengetahui ini? Bisa saja wanita itu lepas kendali lalu menyerang Aya di depan semua orang."

"Itu tidak bisa dibiarkan!" Tekadnya bulat ingin memisahkan sang anak dari Januar Galaksi. Apalagi Clara begitu berapi-api ingin mengadili putri tercintanya itu.

Memasuki sesi penutupan acara, Aya bergegas keluar dari area panggung melewati akses lain demi menemui sang ayah. Akan tetapi, seorang wanita mencegat lalu mendaratkan sebuah tamparan keras ke pipi mulusnya.

Plakk!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!