Bab. 04. Kampus

Universitas Hugo

Jarak apartemen dengan kampus hanya memakan waktu 10 menit untuk berjalan kaki. Bahkan menggunakan jasa jalan kaki bebas kemacetan, untuk itu Yurie memilih jalan kaki saja. Belum lagi untuk menghemat, ini adalah kesempatannya untuk berhemat dengan jatah bulanannya.

Anggap saja dia sedang berolah raga pagi, bukankah ini bentuk kesehatan tubuh? jalan pagi selama 10 menit.

"Huh.....ya ampun kampus ini begitu besar. Benar saja yang tertera pada brosur waktu itu," gumam Yurie seraya menegakkan kepalanya ke atas, memperhatikan bangunan tinggi menjulang tersebut dari kejauhan.

Di sana sudah dipadati oleh senior dan junior seperti dirinya. Rata-rata diantara mereka menggenakan transportasi pribadi dan tidak kalanya diantar oleh supir masing-masing. Mungkin sekilas hanya dirinya sendiri yang berjalan kaki.

Tidak ingin terlambat Yurie segera melanjutkan jalannya. Dia akan terlebih dahulu menemui staf pihak pemberian beasiswa untuk menyerahkan beberapa data yang menjadi syarat.

Di pertengahan jalan tepat menapaki lobby kampus langkah Yurie terhenti karena serangan tiba-tiba dari seluruh mahasiswa-mahasiswi dari dalam keluar dengan teriakan histeris. Bukan histeris tetapi seperti pemujaan atau kekaguman kepada seseorang.

"Ada apa ini?" gumam Yurie dengan jantung berdebar, dia kira ada sesuatu yang terjadi didalam kampus. Seperti bom dan lain sebagainya hingga membuat dirinya kembali ke halaman kampus, bergabung dengan ribuan mahasiswa-mahasiswi lainnya.

Dari gerbang kampus muncul beberapa mobil mewah bahkan itu mobil keluaran terbaru. Teriakan histeris semakin menjadi hingga telinga Yurie kesakitan. "Sebenarnya apa yang terjadi? apakah orang-orang dalam mobil mewah tersebut adalah *******?" gumam Yurie begitu polosnya. Bahkan saking polosnya pikiran negatif pun meliputi kepanikannya saat ini. Dia berusaha mencari celah, ingin melihat dengan jelas apa yang sesungguhnya terjadi.

7 mobil mewah dengan berbagai macam warna terparkir di tempat khusus. Dalam sekejap pengemudi mobil mewah tersebut turun dari dalam mobil.

"Aduh keran sekali."

"Tampannya."

"Cool banget."

Pujian itulah yang dapat ditangkap oleh telinga Yurie.

Kini 7 pria keran, cool, tampan tersebut berdiri di lobby. Sedangkan ribuan mahasiswa-mahasiswi berdiri di halaman kampus. Seakan para wanita terhipnotis, bahkan diantara mereka tak berkedip dengan mulut menganga. Untung saja tidak ada lalat di sana hingga aman-aman saja.

"Wah aslinya sangat tampan. Itu tu yang paling keren dan paling tampan," bisik-bisik beberapa wanita disekitar Yurie.

Seketika Yurie sadar dengan apa yang terjadi hingga membuatnya mencari celah untuk keluar dari kerumunan. Dia tidak ingin terlambat hanya karena hal yang tak penting itu. "Apakah begini kebiasaan orang kota? sungguh miris hanya memuja sesuatu yang bukan maha pencipta!" Batin Yurie tidak mengerti. "Permisi beri aku jalan," ucap Yurie ditengah-tengah kerumunan.

"Sepertinya kau junior di sini? mau kemana? jangan berani melewati Y7 jika ingin aman," ucap salah satu wanita di depan Yurie, memperingati. Tetapi peringatan itu tak digubris olehnya. Dengan santainya Yurie berjalan, agak menepi agar tidak menganggu.

Spontan tubuhnya ditarik oleh seseorang. Seorang gadis usianya. "Kamu mau kemana?" tanyanya dengan bisikan halus.

"Aku? aku ingin masuk, ingin menyerahkan data," sahut Yurie seraya menunjuk dirinya sendiri.

"Jangan sekarang. Apa kamu tidak lihat yang berdiri di sana?" larangan gadis sedikit gemuk tersebut membuat dahi Yurie mengerut, tidak paham.

Yurie menoleh ke arah depan. Benar saja 7 pria yang dipuja-puja itu memang tampan dan juga keran. Tatapannya bertemu dengan salah satu dari ketujuh pria itu.

DEG

Tiba-tiba jantungnya seperti dilempar batu. Berdegup tak karuan. Bagaimana tidak pria itu melemparkan senyuman, senyuman yang mampu menggetarkan hati.

Tidak ingin pikirannya lebih dalam membuat Yurie kembali melanjutkan keinginannya. Dia akan segera masuk untuk menyerahkan data tersebut sebelum jam masuk.

"Berhenti!" Teriakan cukup memekakkan telinga itu membuat langkah Yurie tertahan dengan perasaan tak menentu. Siapa yang berteriak? menghentikan langkahnya.

Dengan perasaan tak aman Yurie membalikan badan. Tepat dihadapannya seorang pria yang tak lain dari ketujuh pria tadi menatapnya dengan tajam.

"Apa kau tahu sedang berhadapan dengan siapa!" Pria itu semakin memancarkan aura wajah murka, bahkan sangat terlihat jelas dari guratan telapak tangannya.

Yurie terdiam, bahkan lidahnya keluh untuk mengatakan apapun. Dia tidak tau siapa mereka itu, dan sebetulnya dia juga tidak ingin tahu siapa merek karena itu bukanlah urusannya.

"Kau tahu sedang berhadapan dengan siapa? aku adalah------"

"Maaf itu tidak penting. Awas aku sudah terlambat!"

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

Linda Susker

Linda Susker

penasaran aman yg senyum ama yurie tp yg bntak apa yundan ??

2022-07-28

0

Shanty Alviani

Shanty Alviani

yudan kah.... haha nebak2 aja

2022-07-11

0

Zizie Malek

Zizie Malek

lanjut Thor 😊

2022-07-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!