Bab. 10. Apes

Dalam perjalanan pulang Yurie masih bergidik. Ucapan Yudanta masih terngiang-ngiang, hingga membuatnya tidak sadar jika sudah berada di depan apartemen. Dia menghela nafas kasar, lelah bercampur menjadi satu.

Sejenak dia berpikir. "Apa yang senior katakan itu hanya sebuah kebohongan? ini bukan dunia perfilman tapi nyata. Ah aku rasa senior membohongiku, mungkin saja bunyi benda itu jatuh akibat kucing." Yurie berpikir sejenak, dia baru sadar bahwa ini adalah sebuah kebohongan.

Dengan langkah gontai Yurie berjalan menuju kamar apartemen. Masuk dengan perasaan apes. Hari pertama masuk kuliah tak sesuai dengan apa yang sudah dia prediksikan. Pandangannya tertuju pada jam dinding, ini baru pukul 2 siang.

Drrt drrt

Ponsel dalam tas yang diletakan di atas sofa mengurungkan niatnya ingin ke dapur. Pikirannya jatuh kepada kedua orang tuanya, siapa lagi yang menghubunginya jika bukan mereka. Dirogohnya tas tersebut, meraih ponsel dan benar saja tebakannya.

"Halo Ma," sapanya.

"Sayang apa Mama sedang menganggu? atau kamu masih di kampus?" tanya sang Mama diseberang sana, menunggu jawaban dari Yurie.

"Rie sudah di apartemen Ma, dan Mama sama sekali tidak menganggu," jawab Yurie seraya berjalan kearah dapur. Membuka lemari es, mengambil jus kemasan, menuangkan kedalam gelas.

"Bagaimana kegiatan pertamamu sayang? hmm pasti banyak cowok cakep-cakep yah?" goda Mama kepo.

Huk....huk....

Pertanyaan sang Mama membuat Yurie tersedak, hingga membuatnya batuk. Seketika ingatannya kepada Y7 terutama Yudanta. Senior yang membuatnya apes.

"Sayang......apa kamu batuk?" Suara dari seberang sana membuyarkan lamunannya.

"Tidak Ma, tadi hanya tersedak pas Rie minum jus," sahut Yurie.

"Sayang jaga kesehatanmu. Jangan telat makan," pesan sang Mama.

"Oke Ma. Hmm Papa mana?"

"Papa belum pulang sayang," jawab Mama.

Yurie tertekun karena dia tahu kedua orang tuanya bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan terutama kebutuhan pribadinya. Yurie menghela nafas berat.

"Mama, Rie minta maaf belum bisa membahagiakan Mama maupun Papa," lirihnya dengan mata berkaca-kaca.

"Sayang jangan pernah katakan itu. Mama maupun Papa sangat bahagia memiliki putri cantik, pintar dan baik hati sepertimu sayang. Mama sangat bahagia," ungkap sang Mama dengan nada terisak. "Mama yakin suatu saat nanti kamu akan mencapai kesuksesan," imbuhnya.

"Amin Ma."

"Baiklah sayang, jaga dirimu baik-baik," ucap sang Mama.

"Oke Ma. Rie menyayangi Mama sama Papa."

Sambungan via telepon pun berakhir. Yurie bergegas memasak makanan kesukaannya. Kebetulan dia melewati makan siang karena kejadian di kampus.

+

+

Yudanta menerima sambungan telepon.

"Sayang kenapa sangat lama?" protes dari seberang sana.

"Yudan tadi lagi melakukan kegiatan Mom," bohong Yudanta, padahal dia merenung melihat layar ponsel itu untuk beberapa saat.

"Begitu kah? apa kamu sudah makan sayang?" pertanyaan yang tak pernah absen setiap harinya.

"Sudah Mom," jawab Yudanta kembali berbohong. Sejak kapan dia mengisi perutnya, malah yang ada makan hati oleh juniornya.

"Anak yang nurut," puji sang Mommy.

"Yudan bukan anak-anak lagi Mom, jadi berhenti mengatakan lelucon itu!" Yudanta tak terima dikatai anak.

"Hmm putra Mommy rupanya sudah dewasa? tidak lama lagi mendapat menantu," goda sang Mommy diseberang sana seraya terkekeh.

Yudanta menghela nafas panjang mendengar omong kosong tersebut. Jika sudah berbicara dengan wanita yang sangat disayanginya, beginilah ceritanya.

"Baiklah Mom, Yudan ingin-----"

"Tunggu sayang. Mommy ingin memberitahu jika Ayra besok akan terbang ke sana. Dia memutuskan akan kuliah di sana."

"Bukankah?----"

"Iya sayang, katanya ini kesempatan untuk satu kampus denganmu. Bukankah ini jalan yang terbaik? kalian memang butuh waktu saling mengenal," ucap sang Mommy dengan nada bahagia.

"Terserah!" Ujar Yudanta dengan nada keberatan.

"Sayang ingat!" Peringatan itu tentu saja dapat dimengerti oleh Yudanta.

"Hmm.....oke lah Mom."

"Bay....anak tampan Mom....." Goda sang Mommy sebelum sambungan itu terputus.

BRAK

Bunyi ponsel itu tergeletak cukup kasar di atas dasboard mobil. Yudanta memijit ujung dahinya, dia keberatan satu kampus dengan Ayra. Seketika bayangan wajah Yurie terbayang-bayang dalam benaknya, dimana gadis tersebut berani melakukan sesuatu yang tak pernah dilakukan orang lain kepadanya. Tidak ingin membayangkan hal itu, hingga mobil mewah tersebut meluncur, membelah kepadatan kota, menuju Mansion.

...Bersambung ...

Terpopuler

Comments

auzi

auzi

up lgi dong

2022-07-13

1

💥πℹ💱🅰🔥

💥πℹ💱🅰🔥

Semangat thor,,

2022-07-13

0

Zizie Malek

Zizie Malek

lanjut thor

2022-07-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!