Bab. 19. Cuek

Di kelas

Usai dari taman Yudanta masuk kedalam kelas tanpa ekspresi hingga menjadi tanda tanya Y7. Tapi mereka hanya berani berbisik-bisik, tidak ingin menjadi amukan.

"Yudan...." Panggilan manja itu membuat Y7 saling memandang, mengedikkan bahu.

Itu adalah Ayra. Berjalan mendekati Yudanta.

"Yudan!" Pekiknya sekali lagi hingga berhasil membuat Yudanta mendongak.

"Ada apa?" tanya Yudanta dengan raut wajah datar, sangat terdengar jelas dia malas bicara.

"Antar aku ke butik. Aku tidak bawa mobil," tutur Ayra.

"Aku masih ada jam masuk!"

"Pulang dari kampus," ucap Ayra.,

"Kau punya supir bukan? kenapa harus aku? aku bukan supir!" Ujar Yudanta seraya beranjak bangkit, menuangkan air minum kedalam gelas.

"Ayolah....atau aku laporkan kepada Mommy?" ancam Ayra yang spontan buat Yudanta bungkam.

"Hanya bisanya mengancam!" Desis Yudanta dengan geram, ingin sekali menggumpal mulut gadis manja itu.

"Hanya itu untuk meluluhkan mu. Baiklah aku pergi dulu dan tunggu aku nanti." Usai mengatakan itu Ayra bergegas berlalu meninggalkan kelas khusus tersebut.

"Wanita hanya bikin masalah!" Gumam Yahya.

"Selalu merepotkan!" Timpal Yoga karena hal itu juga dialami oleh mereka.

+++

Jam pulang telah tiba

Dengan langkah malas Yudanta keluar dari kelas, sedangkan Y7 lainnya sudah duluan bubar. Karena harus mengantar Ayra membuatnya menjadi malas.

Di lobby kampus dia berhenti sejenak karena ponselnya bergetar dibalik kantong celana. Tiba-tiba pandangannya beradu dengan Yurie yang kebetulan berada di lobby itu juga.

Cukup lama tatapan keduanya beradu hingga diputuskan oleh kedatangan Ayra yang menghampiri Yudanta.

"Apakah lama menunggu?" ucap Ayra dengan tubuh menempel di lengan Yudanta. Yudanta tak menjawab tapi sibuk dengan panggilan di ponselnya.

Tanpa mengatakan apapun Yudanta berjalan menuju mobil mewah miliknya, seraya berbicara di sambungkan telepon.

Ayra dengan raut wajah kesal mengikutinya karena di acuhkan.

Yurie membeku memandangi dua sosok tersebut hingga sampai parkir. Pandangannya tak lepas dari sosok itu, dimana Ayra masuk kedalam mobil milik Yudanta.

Tiba-tiba mata itu memanas, dadanya sesak entah kenapa. Tidak ingin berpikir konyol Yurie melanjutkan langkahnya dengan wajah menunduk.

Tepat di gerbang kampus dia kembali tertekun dimana pada saat itu mobil yang dikendarai Yudanta melewatinya

"Apa yang kau pikirkan Rie? jangan bodohh!" Batin Yurie merutuki kebodohannya sendiri.

Tanpa disangka Yudanta memandangi Yurie dari kaca spion mobil tanpa ekspresi.

+

+

Hari-hari dilalui dengan kegiatan yang padat. Itulah yang dialami Yurie dan juga sahabatnya Meymey. Pagi hari hingga Sinaga mereka sibuk dengan mata kuliah. Dan sore hingga malam sibuk dengan pekerjaan di cafe.

Di cafe

Meymey kaget setengah mati melihat Y7 masuk kedalam cafe dengan gaya keren mereka. Dia membeku tak percaya bahwa cafe ini tempat langganan para seniornya.

Di balik meja kasir Meymey pura-pura sibuk mengerjakan sesuatu, dan pura-pura tak melihat rombongan pria tampan tersebut.

"Hai bro....." Sapa Delon mendatangi Y7 seakan mereka akrab.

"Hai bro....." Balas mereka kecuali Yudanta.

"Ingin pesan apa?" tanya Delon meski sangat hafal dengan pesanan masing-masing dari Y7 tersebut.

"Hampir satu bulan kita tak mengunjungi cafe kau lupa dengan pesanan dari kita-kita?" ujar Yoga.

"Tentu saja tidak bro. Kalian akan semakin ketagihan," ujar Delon seperti memberi teka teki hingga membuat Y7 saling memandang dan Yudanta juga menyimak dengan yang dikatakan Delon.

"Maksudnya?" tanya Yupiter dengan mata menyipit.

"Kali ini aku punya koki luar biasa, pokoknya sempurna. Bukan hanya sekedar paras cantik tapi dia memiliki segalanya," ungkap Delon seperti memuji dan mengagumi sosok koki di cafe miliknya tersebut.

Mereka semua dibuat kaget karena sosok Delon tidak mudah mengagumi seseorang. Pria dewasa ini bukanlah tipikal pria neko-neko.

"Jadi buat penasaran," ujar Yukio.

"Nanti akan aku kenalkan setelah dia tidak sibuk. Baiklah aku tinggal dulu karena ada kepentingan diluar, hanya sebentar. Pesan saja apa yang ingin kalian pesan, aku memberi gratis buat kalian karena cafe ini mendapat keuntungan dua kali lipat selama koki diganti yang baru," papar Delon dengan raut wajah berseri-seri.

"Sepertinya dia tertarik dengan sang koki," ujar Yadevandra telah kepergian Delon.

Yudanta sama sekali tak menangkap obrolan mereka, sejak tadi sibuk dengan ponselnya.

Mereka pun memesan makanan masing-masing.

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

Shanty Alviani

Shanty Alviani

yurie... knapa kmu harus panas hati liat yudan ma ayra ...abaikan lah. toh kmu gk ada hati ma yudan. jngan sampe antara ucapan n hati berbeda atuh yurie. ada yunis yg menghargaimu n kyanya juga suka ama kmu deh

2022-07-17

0

auzi

auzi

up lgi dong

2022-07-17

0

shanti rahayu

shanti rahayu

kasi racun cinta dimakanan Y7 yurie biar racunnya mematikan benci dan cinta buat klepek2 tuh mreka ama kamu

2022-07-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!