BRAK
Sebuah bola dunia yang terbuat dari cristal yang tergeletak di atas meja dosen hancur seketika. Berserakan di lantai tepat di kedua kaki pria itu. Entah kenapa pagi ini emosinya tak terkendalikan.
Segerombolan Y7 masuk kedalam ruang kelas. Ruangan khusus hanya untuk Y7. Pandangan mereka tertuju ke bawah, tepat di lantai dimana bola dunia Cristal berserakan pecah. Pandangan mereka silih berganti, pandangan penuh tanya tapi sayangnya harus bertanya dengan siapa kecuali orang yang bersangkutan.
"Yudan apa yang terjadi?" tanya Yahya karena tidak tahan lagi dengan perasaan ingin tahu. Yudanta terdiam, tidak menjawab bahkan sekedar menatap para sahabatnya pun dia engan.
Beberapa diantara merek menggeleng pelan agar Yahya tidak melanjutkan pertanyaan lagi. Dari hawa aura yang didapatkan, mereka sudah paham. Pasti ada masalah yang membuat pria angkuh tersebut murka.
"Selamat pagi," sapa dosen hingga membuat Y7 mendongak, kecuali Yudanta. Merek duduk di kursi masing-masing.
Tiba-tiba pandangan sang dosen pada pecahan bola dunia. Pria paruh baya tersebut sudah tahu siapa yang melakukan ini, makanya tidak ingin bertanya terlalu dalam lagi.
"Segera keruangan," ucapnya pada sambungan telepon seraya menghela nafas panjang. Tidak berapa lama OB masuk, langsung membersihkan pecahan tersebut.
Tidak berselang lama Y7 fokus dengan materi yang disampaikan oleh sang dosen. Kecuali Yudanta, sejak tadi pria itu terdiam masih dengan raut wajah dingin.
"Yudan sepertinya kau tak berkonsentrasi?" bisik Yunis yang kebetulan berada di samping Yudanta.
Yudanta mendongak, menoleh kearah Yunis dengan tatapan tak biasa. Rahang itu tiba-tiba kembali mengeras. Bayangan panas itu kembali terlintas, dimana Yunis sedang menyelipkan setangkai bunga, bahkan Yurie bersedia untuk dilukiskan.
"Bukan urusanmu!" Usai mengatakan itu Yudanta beranjak bangkit, keluar dari kelas begitu saja, padahal sang Osen masih menjelaskan materi di depan sana.
Semua menatap heran karena tak biasanya sahabat mereka itu bersikap seperti itu, apa lagi kalimat yang dilontarkan atas pertanyaan Yunis.
"Ada apa dengannya?" ucap mereka.
"Ataukah ada kaitannya dengan Ayra? seperti yang aku tahu bahwa hari ini Ayra akan tiba," tebak Yukio.
"Dia memang sulit untuk ditebak!" Yoga menimpali dan kembali fokus kepada materi pembahasan.
+++
Yudanta kini berada di taman. Tempat yang tak pernah kakinya berpijak, tetapi entah apa yang merasuki dirinya hingga kaki itu berjalan kearah sana, ya sebuah taman kampus yang berada di belakang.
Dari tadi pandangan ia edarkan ke seluruh arah, mencari-cari sosok yang berhasil membuatnya marah. Sebuah keberuntungan karena sosok itu duduk manis, fokus dengan buku yang ada di tangannya.
Dengan buru-buru Yudanta berjalan menuju dimana Yurie sedang duduk seraya membaca buku tebal.
"Ikut aku!" Suara bariton seperti perintah itu membuat kefokusan Yurie terganggu. Diapun mendongak. Kaget tentu saja karena sosok itu pria yang tidak ingin dia temui tetapi apa ini? pria itu malah berada di sampingnya.
Yudanta merampas buku yang tengah dibaca, hal itu membuat Yurie spontan bangkit berdiri, merampas kembali buku yang masih dipegang oleh Yudanta. "Apa yang kamu lakukan pada bukuku? kembalikan?" sentak Yurie menekankan.
"Tidak mau!" Jawaban singkat itu berhasil memancing emosi Yurie hingga membuatnya merampas kembali buku tebal itu.
"Kembalikan.....kembalikan....." Cicit Yurie berusaha merebut buku tersebut, bahkan keduanya tak sadar jika saling bersentuhan.
Yudanta semakin menaikan tangannya ke atas, itu membuat Yurie kesulitan untuk meraihnya. Sampai-sampai dia berjinjit, melompat seraya menarik baju seragam yang dikenakan Yudanta.
BUG
Cup
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
❤ Nadia Sari ❤
Kayak sapa ya maen cup...😁
2022-07-14
0
Shanty Alviani
ah yudanta nackal... main kecup aja
2022-07-14
0
auzi
lnjt dong.
kok gntg seprti jmrn.
up yg byk lh thor
2022-07-14
1