Bab. 20. 3 Mak Lampir

"Rie ini ada pesanan 7 porsi. Kamu hati-hati konsentrasi karena pesanan ini bukan orang sembarangan," ucap rekan kerja Yurie yang bertugas menjadi waiters.

Yurie mengambil catatan pesanan tersebut, pesanan yang begitu asing. Tapi dengan yakin ia dapat menyelesaikannya sendiri dengan sempurna.

"Hmm Hyung Delon dimana ya?" tanya Yurie karena sejak tadi tak melihat pemilik cafe tersebut.

"Keluar, sepertinya ada urusan," sahut Sasa.

Yurie mengangguk dan melanjutkan pekerjaannya. Dia terlebih dahulu menyelesaikan pesan untuk 2 porsi. Yurie tidak sendiri, ia dibantu dua orang tapi dia sang koki yang lainnya hanya membantu memotong atau menyiapkan apa yang dibutuhkan.

Hanya butuh waktu beberapa menit dia berhasil menyelesaikan 7 porsi pesanan yang tentunya berbeda.

"Rie ini ada pesanan lagi untuk 3 orang. Harus cepat ya karena rada-rada jutek orangnya," ucap Sasa seraya memberikan catatan pesanan tersebut.

"Beres," sahut Yurie dengan semangat 45.

+++

Y7 mulai menikmati pesanan mereka seperti biasanya. Tapi cita rasa kali ini sedikit berbeda dari biasanya. Bukan tidak enak tapi sangat enak sekali, dan bahkan cocok di lidah mereka.

"Ini sangat enak," ucap Yukio.

"Jadi penasaran siapa koki yang disebutkan Delon," Yoga menimpali.

"Paling Mbak-mbak gendut," tebak Yadevandra karena biasanya kebanyakan begitu.

"Koki luar biasa," sambung Yupiter.

"Aku ingin menemuinya," timpal Yahya.

Sedangkan Yudanta maupun Yunis tanpa berkomentar, dua orang itu menikmati dalam diam. Karena berisik hingga membuat Yudanta buka suara dengan lantang. "Kalian mementingkan kokinya atau makanannya? sangat berisik sekali!" Ujar Yudanta dengan tatapan tajam.

"Oke bos!" Seru mereka serempak.

Suasana pun kembali hening.

Samar-samar terdengar di ujung sana ada sedikit kegaduhan. Dimana ketiga wanita protes dengan pesanan mereka.

"Kami tidak ada pesan makanan seperti ini," celetuk wanita berambut pirang seraya menghempaskan piring berisi makanan tersebut di atas meja.

"Tapi Nona, ini semua atas pesanan Nona bertiga," ucap Sasa masih dalam batas sabar.

"Kau masih mengelak? asal kau tahu aku alergi dengan udang," sentak wanita berambut cepak.

Huh....

"Jika tak percaya biar saya perlihatkan catatan pesanan Nona-nona," ucap Sasa tidak ingin disalahkan.

"Panggil manajer!" Teriak wanita satunya lagi dengan tatapan sinis.

"Manajer lagi keluar," sahut Sasa tanpa takut karena dia lebih tua dari ketiga wanita tersebut.

"Koki, aku ingin tahu koki karena ini kesalahan dia!" Imbuhnya dengan suara meninggi hingga mereka menjadi pusat perhatian pengunjung lainnya, termasuk Y7.

"Ini bukan kesalahan koki, tapi anda-anda sendiri," ujar Sasa dengan ketus.

"Panggil koki atau kami uang akan mengobrak-abrik dapur?" ancam mereka.

"Oke, oke!" Dengan penuh kesabaran Sasa mengalah hingga membuatnya ke dapur untuk memanggil Yurie.

Tiba di dapur, kebetulan Yurie lagi duduk karena belum mendapat pesanan. "Ada apa?" tanya Yurie ketika melihat wajah masam Sasa.

"Kamu dipanggil. Tiga Mak lampir itu protes, bahwa mereka tidak pesan makanan yang kamu hidangkan, tapi aku tidak salah karena itu memang pesanan mereka," pungkas Sasa.

Yurie terdiam, kenapa kejadian bisa jadi begini. "Coba dicek kembali," ucap Yurie seraya beranjak bangkit dari duduknya.

"Hah kan aku tidak salah. Ini nomor meja tiga Mak lampir itu! Ini sebagai bukti," cicit Sasa.

"Baiklah aku akan menemui mereka," ucap Yurie tanpa merasa takut karena ingin bermaksud bicara baik-baik.

Mereka saking beriringan keluar, menuju meja nomor 20.

"Ada yang bisa dibantu Nona," basa basi Yurie kepada tiga wanita tersebut, yang sudah dapat diyakini orang-orang kalangan atas.

"Apa kau kokinya?" sinis salah satu mereka langsung menunjuk Yurie. Memperhatikan dari atas sampai bawah dengan tatapan merendah.

"Iya anda benar Nona," jawab Yurie dengan tenang.

"Kau ingin meracuniku!" Sentak wanita yang alergi dengan udang.

"Maksud Nona? saya masak sesuai catatan dari pelanggan," pungkas Yurie.

"Ambil ini dan segera ganti kembali!" Pintanya seperti memerintah babunya.

Yurie menerima piring yang disodorkan. "Baiklah, harap menunggu," ucap Yurie dengan sabar. Dia menghela nafas dalam-dalam, lalu berbalik arah.

BRAK

Awww......

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

auzi

auzi

lnjt lgi dong up ya

2022-07-17

0

Shanty Alviani

Shanty Alviani

yurie nabrak yudan....siap2 triplets maklampir....yudan bakal bikin perhitungan kyanya deh

2022-07-17

0

Zie Mien Ho

Zie Mien Ho

pasti oppa Yud nih yg suka nabrak2 😂

2022-07-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!