Di toilet wanita Yurie mengunci dirinya. Untuk saat ini hanya tempat berukuran kecil dengan aroma tak biasa tapi hanya tempat tersebut untuk dia menenangkan diri sejenak.
Wajah memerah itu dibasuh dengan air dingin berkali-kali.Sejenak dia tatap wajahnya di cermin, mengusap bibir merah alami tersebut. Sekilas ingatan pada kecupan pertama itu. "Kamu mengambil ciuman pertamaku," batin Yurie dengan dada bergemuruh.
Yurie frustasi dengan kejadian tadi, dia tak menyangka kejadiannya seperti ini. Masih terngiang-ngiang kalimat kasar serta merendahkan dari para mahasiswi kepada dirinya. "Apa yang harus aku lakukan? aku dicap wanita mur------" Yurie tak dapat melanjutkan kalimatnya itu karena dadanya sesak.
Rasa marah, kesal kepada Yudanta semakin bertambah. Kenapa hidupnya menjadi siall begini setelah bertemu dengan sosok Yudanta. Ingin sekali dia berteriak sekuat mungkin untuk mengeluarkan sesak serta amarah yang kini merajalela tapi keadaan tak mendukung.
Huh....
Yurie menghela nafas kasar, rasa marah belum juga kunjung hilang. Dia tidak tahu harus bagaimana bertemu dengan semua orang termasuk para dosen.
Tok tok
Tiba-tiba pintu diketuk. Yurie mendesis karena dia belum siap untuk bertemu siapapun saat ini, bahkan dia hendak menghilang. Ketukan itu kembali terdengar.
"Rie ini aku Alin," terdengar suara itu.
"Alin," gumam Yurie dengan perasaaan lega karena sahabatnya yang berada di luar. Tidak ingin berpikir berlama-lama lagi, dia langsung membukakan pintu.
KLEK
Pandangan Yurie langsung kepada dua sosok tersebut yang tengah berdiri di depan pintu, menatap Yurie dengan tatapan penuh tanya. Yurie salah mengira karena ternyata Shailene bersama dengan sahabatnya mungkin.
"Rie kenalkan ini Meymey," ucap Shailene memperkenalkan sahabatnya itu.
"Aku Meymey," gadis cantik tersebut mengulurkan tangan.
"Yurie." Yurie membalas uluran tangan itu.
Shailene membawa dua sahabatnya itu. Masuk kedalam kelas. Sepanjang jalan menuju kelas Yurie hanya menunduk, tidak berani mendongak. Semua mata memperhatikannya, tidak sedikit dari kaum hawa mengumpat dirinya karena mereka tidak seberuntung dirinya.
"Apa lihat-lihat?" seru Shailene berani karena mereka terus saja menatap Yurie dengan sinis dan merendahkan. "Apa perlu aku colok satu persatu biji mata kalian?" imbuh ya kembali hingga mereka membuang muka. Shailene termasuk gadis pemberani dan tak mudah ditindas hingga Yurie beruntung menjadi sahabat dekatnya.
Semua yang bersungut-sungut seketika bungkam, bagaimana mungkin mereka Bernai melawan Shailene. Di kampus ternama itu Shailene adalah putri dari salah satu pejabat yang tidak asing lagi.
"Alin tidak perlu melakukan itu, aku tidak apa-apa kok," lirih Yurie dengan wajah menunduk. Biasanya dia tak selemah ini sewaktu masih sekolah tetapi kali ini dia runtuh karena kejadian memalukan tersebut.
"Mereka tidak tahu apa-apa yang terjadi sebenarnya, aku yakin kamu tak-------"
Yurie menggeleng pelan agar Yurie tak membahas masalah itu dulu saat ini karena sampai sekarang dia sedikit shock.
"Oke, oke....! Usai pulang kampus kita mampir dulu di cafe yang tak jauh dari kampus. Aku ingin lebih mengenal kalian. Hmm Rie, Meymey juga mahasiswi dari kota kecil, dia juga mendapat beasiswa," terang Shailene. Yurie mendongak kaget karena ada juga yang sama seperti dirinya.
"Benarkah? aku kira hanya aku yang berasal dari desa," ucap Yurie dengan mata berbinar-binar senang.
"Iya aku juga mendapat beasiswa," ucap Meymey dengan senyuman.
"Hmm ada saingan nih," gurau Yurie.
"Aku dibawah kamu," ucap Meymey menebak.
"Aku beruntung punya dua sahabat sekaligus. Paket lengkap keduanya, bisa dong nyontek?" gurau Shailene.
Huh.....
Yurie maupun Meymey mencubit wajah tembem itu hingga membuat Shailene heboh.
"Alin, kamu tidak malu miliki sahabat anak desa? secara perbedaan kita sangat jauh berbeda," ucap Yurie dengan tatapan serius.
Shailene mendekat, merangkul dua tubuh itu. Menatap silih berganti. "Kenapa harus malu? tentu saja berbeda. Wajah, postur tubuh, berat badan, warna rambut dan lain sebagainya. Jika sama berarti kita triple dong haha....." Tawa Shailene melenggar hingga menjadi sorotan teman-teman sekelasnya, dan tatapan mereka sinis tapi secara diam-diam.
+
+
Di kelas Y7
Sejak kembali dari kerumunan tadi Yudanta mengurungkan diri dikelas. Bukan karena merasa malu atau apapun itu tetapi dia ingin merendam senam jantung yang tak kunjung normal.
Mengingat wajah serta ciuman tadi membuat jantungnya berdegup tak karuan, walaupun itu ciuman kecelakaan. Tidak disengaja tetapi berhasil membuatnya menjadi bodohh.
"Dia merebut ciuman pertamaku," desis Yudanta antara senang ataupun marah. Dia mengusap bibirnya, mengingat bagaiman bibirr itu bersentuhan dengan bibirr gadis yang berani bertindak diluar dugaan. "Kau sangat beruntung gadis bodohh!" Umpatnya dengan bibir mengerucut. "Pergi dari pandanganku!" umpatnya kembali karena wajah itu semakin menari-nari. Semakin dia melupakan maka semakin wajah itu menganggu konsentrasinya.
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Jeklin Makaminang Kinzhe
lanjutttt
2022-07-15
0
☣️erfitria👒
ciee ada yg terbayang bayang wajah cantik yurie😂
2022-07-15
0
auzi
up yg byk dong
2022-07-15
0