Bab. 09. Wanita Konyol

"Lepaskan tanganku! Aku tidak sudi disentuh oleh wanita konyol seperti kau!" Bentak Yudanta tepat kaki mereka menapaki tangga. Yurie yang mendengar ocehan itu tak peduli, bahkan dia semakin terburu-buru. "Apa kau tidak mendengar?" suara lantang itu kembali bergema.

"Aku juga tidak sudi melakukan ini tetapi keadaan yang memaksakan!" Sahut Yurie tanpa melepaskan cengkraman tersebut. Untungnya waktu masa SMP dia rutin mengikuti kegiatan bela diri.

Mereka putar sana sini mencari ruang staf kampus tetapi tak kunjung ketemu oleh Yurie. Anehnya lagi satupun orang tak berada di kampus, bukankah jumlah mahasiswa-mahasiswi mencapai ribuan orang? tetapi kenapa seolah gedung ini tak berpenghuni, kecuali mereka berdua. Perlakuan Yurie seperti seorang Ibu yang sedang mencari sesuatu untuk putranya tetapi tak kunjung ketemu.

"Kau mencari apa?" tanya Yudanta karena tujuan itu tak kunjung usai.

"Ruang staf kampus," sahut Yurie dengan ekor mata lirik sana sini, dia lupa karena gedung kampus tersebut sangat luas.

"Sangat bodohh!" Umpat Yudanta.

Seketika Yurie menghentikan langkah mereka secara tiba-tiba, setelah mendengar umpatan tersebut. "Jika aku bodohh seperti yang senior layangan tidak mungkin aku bisa berada di kampus ternama ini!" Ucap tegas itu membuat Yudanta menatap tajam. Menghempaskan cengkraman tersebut hingga terlepas begitu saja.

Yudanta mendesis, menatap dengan pandangan merendahkan. Tetapi tidak membuat Yurie peduli.

"Kemana semua orang?" entah dia bertanya dengan Yudanta atau hanya sekedar bertanya kepada dirinya sendiri. Yurie mengedarkan pandangannya ke seluruh arah, bahkan pandangannya ke bawah tetapi satu orangpun tak terlihat di sana. Bahkan kendaraan roda empat dan roda dua diparkiran yang awalnya penuh kini satupun tak terlihat dari lantai gedung kampus.

"Pulang!" Dengan penuh kemenangan Yudanta menjawab pertanyaan itu.

Dahi Yurie mengerut, bagaimana bisa seperti itu. Ini bukanlah lelucon, hingga membuatnya mendekati Yudanta yang saat ini mengembangkan senyuman penuh kemenangan. "Apa begini kualitas kampus ternama ini?" sindir Yurie dengan bibir mengerucut, menandakan dia kecewa dengan pihak kampus.

"Kau benar sekali. Akulah yang mengatur segala yang terjadi, kau sangat cerdas! Hmm apa kau sudah paham sekarang?" Yudanta mencengkram erat rahang Yurie. Rasa marah karena dipermalukan di muka umum serta keberanian Yurie kepadanya melebihi batas kesabarannya. "Kau salah sedang berhadapan dengan siapa!" Usai mengatakan itu Yudanta pergi meninggalkan Yurie yang diam membeku.

Cengkraman tadi begitu sakit. Mata Yurie pun berkaca-kaca. Dia tidak paham dengan kondisi seperti ini. Dia sama sekali tak menduga.

"Peraturan macam apa ini?" gumamnya seraya berjalan, menuruni tangga. Tiba-tiba bulu kuduknya berdiri, seketika bayangan film horor terlintas di benaknya.

PRANG

Aaaaa......

Teriak Yurie seraya berlari menuruni tangga demi tangga ketika telinganya menangkap bunyi benda jatuh yang dapat dipastikan sebuah gelas atau apapun itu di sebelah sana. Dia berlari dan terus berlari hampir saja terpeleset.

DUG

Awww.....

Tepat di lobby kampus dia tak sengaja menabrak seseorang, siapa lagi jika bukan pria angkuh. "Tolong, tolong.....di-di sana ada setann!" Gumam Yurie dengan nafas terengah-engah seraya menunjuk ke arah atas gedung. Tanpa sadar dia menarik-narik dua sisi baju seragam yang dikenakan Yudanta.

Yudanta terbelalak kaget dengan apa yang dilakukan Yurie. Dia dapat merasakan jika keadaan tubuh Yurie gemetaran ketakutan. Seketika ide cemerlang untuk mengerjai membawa keberuntungan. "Hal itu sudah terbiasa terjadi, apa lagi kau adalah orang baru di sini. Mungkin mereka ingin berkenalan dengan wanita sembrono sepertimu!" Bisik Yudanta.

Tidak terima dikatai wanita sembrono membuat Yurie mendorong tubuh Yudanta hingga mundur beberapa langkah. "Mak-maksudmu mereka itu siapa?" tanya Yurie dengan raut wajah marah bercampur ketakutan.

"Penghuni gedung ini. Siapa lagi jika bukan makhluk kasat mata!" Yudanta melangkah begitu saja meninggalkan Yurie yang tercengang.

"Apa? makhluk kasat mata? oh tidak......! Teriak Yurie mengejar Yudanta dan kembali memeluknya dari belakang.

DEG

Langkah Yudanta terhenti dengan tubuh membeku mendapat pelukan itu. Yurie memeluk erat, dengan kedua tangan melingkari di perut. Wajah itu bersembunyi di bawah pundaknya. Jantungnya berdegup kencang.

Yurie benar-benar tidak sadar dengan apa yang dia lakukan. Bayangan film horor yang sering dia Tonton bersama sahabatnya di desa kini terbayang-bayang. Apa lagi sekarang keberadaanya di gedung kampus kosong, yang hanya mereka berdua saja.

"Apa yang dia lakukan? sangat berani menyentuh tubuhku!" Batin Yudanta. "Mendapat beasiswa tetapi bodohhnya percaya dengan hal semacam itu, sangat mudah ditipu," imbuhnya.

Entah sudah berapa lama mereka dengan kondisi seperti ini. Karena pikiran tak jernih lagi membuat Yudanta menyudahi dengan apa yang dilakukan Yurie. "Apa kau mencari kesempatan dalam kesempitan?" tuduhan halus itu membuat Yurie tersadar dengan apa yang telah dia lakukan. "Pundakku bukan untuk menampung wanita sembrono sepertimu!" Sekali lagi kalimat pedas itu lolos dari mulut Yudanta.

Hah.....

Yurie tak percaya dengan apa yang dia lakukan, hingga dengan spontan menjauh. Merutuki kebodohannya. "Ya Tuhan apa yang telah aku lakukan? Rie, Rie kau memang ceroboh. Bisa-bisanya bertindak diluar batas, pasti senior berpikir lebih negatif lagi." Yurie berperang dalam hati.

Tidak ingin tatapan mereka bertemu, ini kesempatan bagi Yurie melarikan diri. Secara Yudanta masih dengan posisinya yang membelakanginya.

Dengan sekuat tenaga Yurie berlari melewati tubuh Yudanta tanpa sedikit berniat berbalik ke belakang. Yudanta menggeleng pelan melihat apa yang dilakukan Yurie.

Dia memandang sampai tubuh kecil itu tak terlihat lagi. Keluar dari gerbang kampus dengan berjalan kaki.

+++

Yudanta berjalan menuju mobil mewah miliknya. Didalam mobil dia diam sejenak.

Sesuai perintah Yudanta, semua dosen, staf dan ribuan mahasiswa-mahasiswi di pulangkan awal. Diam-diam Yudanta mengirim pesan kepada staf untuk mengatur rencananya itu untuk memberi pelajaran kepada Yurie. Tetapi jangan salah mengartikan dulu. Hari ini adalah pertama masuk bagi mahasiswa-mahasiswi baru jadi acara ospek hanya dilakukan beberapa jam saja.

"Sangat mudah ditipu daya. Mana keberaniannya itu? kau sangat bodohh! Yang kau dengar itu adalah OB mungkin tak sengaja menjatuhkan benda," ucap Yudanta masih mengingat kepolosan Yurie.

Drtt drtt

Getaran ponsel didalam kantong celana membuyarkan lamunannya. Dirogohnya ponsel tersebut dan tertera nama Mommy dilayar.

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

auzi

auzi

up yg byk dong

2022-07-13

0

Zizie Malek

Zizie Malek

😂😂😂😂

2022-07-13

0

ummah ummar

ummah ummar

yeasss semoga dapat ceramah dari mommy'ya🤭🤭🤭
p lagi mommy Rebecca sama Kya mommy Isabel berhati lembut

2022-07-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!