Setelah beberapa menit terdiam, akhirnya Leta pun mulai membuka mulutnya. "Ke,, kenapa harus aku, paman? Bukankah putri paman Emily?" Seru Leta sedikit bergetar menapata sang paman penuh tanda tanya.
"Karena pemilik perusahaan Kendrick sendiri yang meminta paman untuk menikahkan dia denganmu, Leta." Jawab sang paman terdengar lemah.
"Tapi, paman. Aku sudah memiliki seorang kekasih, bagaimana mungkin aku menikah dengan orang lain." Ucap Leta berharap sang paman mau mengerti dan membatalkan niatnya itu.
"Leta, paman mohon sama kamu, nak. Hanya ini jalan satu-satunya agar perusahaan paman dapat kembali seperti semula. Paman mohon Leta." Ucap sang paman memohon, agar keponakkan satu-satunya mau mengabulkan permintaannya.
"Tapi, paman...." Ucapan Leta tercekat ketika Natalia mulai bersuara dengan tegas dan dingin sambil menatap Leta sinis.
"Tidak ada tapi-tapian! Kamu harus menikah dengan pemilik perusahaan Kendrick, mengerti."
Leta langsung menatap bibinya, kemudian ia berkata. "Bi, aku sudah memiliki kekasih, dia akan kembali sebentar lagi. Dan aku sangat mencintainya, bi." Leta menghela nafasnya kasar, tatapan matanya beralih pada pak Antonius.
"Paman! Apakah tidak ada cara lain selain aku menikah dengan pemilik perusahaan itu?" Tanya Leta yang mendapat gelengan kepala dari pamannya.
"Leta! Kami sudah membesarkanmu dan memberimu tempat tinggal gratis. Sudah saatnya kamu membalas kebaikan kami yang sudah membesarkanmu hingga saat ini." Seru Natalia dengan tatapan mata yang tidak berubah, sinis.
Leta kembali terdiam, hatinya sedikit nyeri ketika mendengar ucapan yang di lontarkan oleh bibinya tersebut. Yang di ucapkan oleh Natalia memang benar adanya, namun apakah harus ia membalas budi dengan mengorbankan perasaannya sendiri dan juga perasaan kekasihnya?
"Mau tidak mau kamu harus menikah dengannya, Leta. Tidak ada penolakan." Natalia kembali berkata saat ia melihat keterdiaman keponakan suaminya itu, ia tidak habis pikir mengapa Leta menolak untuk menikah dengan Ken? Padahal, jelas-jelas Ken adalah laki-laki incaran setiap wanita termasuk putrinya sendiri.
"Leta, paman mohon, sekali ini saja kamu bantu paman, nak. Jika ada cara lain, paman tidak akan memaksamu untuk menikah dengan pemilik perusahaan itu. Dan paman sangat yakin, Ken adalah laki-laki yang baik, hidupmu akan bahagia jika menikah dengannya." Ucap pak Antonius sambil menggenggam tangan Leta. Tatapan matanya begitu sendu, membuat hati Leta merasa sedih, karena ini adalah kali pertamanya ia melihat sang paman seperti itu.
"Paman! Jangan memohon seperti ini kepadaku, beri aku waktu untuk berpikir, paman." Lirih Leta sambil menatap sang paman sendu.
"Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang? Apakah aku harus menyetujui permintaan pamanku? Tapi, bagaimana dengan Ray?" Batin Leta sambil berusaha untuk tetap tenang di hadapan paman dan juga bibinya itu.
"Kamu tidak perlu membuang waktumu untuk berpikir, Leta. Karena hasilnya akan tetap sama. Kamu akan tetap menikah dengan pemilik perusahaan Kendrick. Harusnya kamu bersyukur karena kamu bisa menikah dengan pengusaha muda yang terkenal dan memiliki harta berlimpah itu. Dan ingat! Utang budimu terhadap keluarga kami yang sudah membesarkanmu hingga saat ini." Seru Natalia dengan intonasi yang tinggi.
"Mah! Mama jangan keterlaluan. Ucapan mama itu sangat tidak pantas." Ucap pak Antonius sambil menatap istrinya kesal.
"Memang begitukan kenyataannya, pah. Kita sudah merawat dan membesarkan dia selama ini, sudah seharusnya dia membalas budi kepada kita." Sahut Natalia sambil menatap suaminya kesal.
"Tapi tidak perlu sampai berbicara seperti itu, mah. Bagaimana pun juga, Leta keponakan kita, itu artinya dia juga keluarga kita, mah." Ucap pak Antonius sedikit merendahkan nada suaranya.
"Terserah papa, saja. Intinya sekarang dia harus menikah dengan Ken. Mau tidak mau dia harus mau."
Setelah mengatakan hal itu, Natalia pun langsung beranjak dari tempat duduknya, ia berjalan menuju kamarnya meninggalkan pak Antonius dan juga Leta.
"Leta, maafkan atas semua ucapan bibimu, barusan." Ucap pak Antonius pelan.
"Tidak apa-apa, paman. Ucapan bibi memang benar, mungkin ini saatnya aku harus membalas utang budiku kepada paman dan juga bibi yang selama ini sudah merawatku dengan baik." Jawab Leta sambil memperlihatkan senyuman manisnya, guna menutupi kesedihan dalam hatinya.
"Maafkan paman, Leta. Paman tidak ada piluhan lain lagi. Hanya ini cara satu-satunya agar perusahaan Kendrick mau bekerja sama dengan perusahaan paman. Maafkan paman, karena sudah melibatkanmu, nak." Ucap sang paman terlihat sangat merasa bersalah karena dirinya sudah meminta Leta untuk menikah dengan Ken. Padahal Leta sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah perusahaan miliknya, namun, Leta justru harus terlibat di dalamnya.
Leta kembali tersenyum, ia menatap sang paman yang selama ini sudah memberikan tempat tinggal juga merawatnya selama ini.
"Tidak apa-apa, paman. Mungkin ini memang sudah takdir yang harus aku jalani. Selama perusahaan paman bisa kembali seperti semula, aku siap membantu paman, meskipun aku harus mengorbankan perasaanku sendiri." Ujar Leta terdengar sendu di telinga sang paman.
"Kalau begitu, aku ke kamar dulu, paman." Pamit Leta yang mendapat anggukkan kepala dari pamannya.
Leta langsung beranjak dari tempat duduknya kemudian ia pergi membawa kedua kakinya menaiki anak tangga menuju kamarnya.
"Maafkan paman, Leta. Tapi, hanya ini jalan satu-satunya agar perusahaan paman kembali seperti semula. Maaf sudah membuatmu terlibat dalam masalah paman, Leta." Lirih pak Antonius sambil menatap keponakannya dengan sendu.
***
Dalam kamar.
Leta terduduk di atas lantai dengan tubuh menyender di balik pintu kamarnya. Air matanya mulai terjatuh membasahi wajah cantiknya, harapan untuk hidup bersama kekasih hatinya, kini sudah musnah.
"Ya, Tuhan. Kenapa semuanya menjadi seperti ini? Kenapa Engkau tidak membiarkanku bersama laki-laki yang aku cintai? Apa salahku, Tuhan?" Ucap Leta begitu sendu.
Leta semakin terisak, hatinya benar-benar sangat sakit, ia harus menerima takdir yang memisahkan dirinya dengan sang kekasih tercintanya.
"Apa yang harus aku katakan kepada, Ray nanti? Apakah Ray akan menerima jika aku menikah dengan laki-laki lain? Ya Tuhan, kenapa kisah cintaku harus seperti ini?" Leta kembali berucap sendu, air matanya jatuh semakin deras membasahi wajah cantiknya itu.
"Ray, maafkan aku. Aku terpaksa melakukan ini, karena utang budiku terhadap paman. Mereka sudah membesarkan aku, mereka sudah merawatku dari kecil, meskipun bibi dan Emily tidak menyukai kehadiranku, tetapi paman begitu baik terhadapku. Aku tidak mungkin membiarkan perusahaan paman hancur karena keegoisanku."
"Ya! Sudah saatnya aku membalas budiku, bukan? Asalkan perusahaan paman dapat kembali seperti semula, aku akan menerima pernikahan ini." Ucap Leta sambil menghapus air matanya yang terus saja terjatuh membasahi wajah cantiknya.
"Tapi,,,, apa aku sanggup hidup dengan laki-laki yang aku tidak cintai, dan apa aku sanggup mengorbankan perasaan laki-laki yang selama ini aku cintai? Ya, Tuhan, ternyata hatiku begitu sakit seperti ini. Apakah ini adalah awal penderitaanku?" Leta kembali berucap sendu. Hatinya memang sakit, namun, ini adalah takdir yang harus ia jalani.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Mardziah Abdulmalek
lanjutkan lagi .....,
2022-08-09
1
Noer Anisa Noerma
jangan ber sedih leta
2022-07-28
1
Vita Zhao
dasar natalia mak Lampir pedes banget mulutnya
2022-07-23
1