Perusahaan Kendrick Group
Suara ketukkan pintu mulai terdengar di telinga Ken, dengan nada suaranya yang datar, Ken pun menyuruh orang yang mengetuk pintu ruangannya untuk masuk.
"Masuk." Perintah Ken tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas yang sedang ia periksa saat ini.
Seorang perempuan cantik dan sexy mulai membuka pintu ruangan Ken, ia berjalan masuk, tak lupa ia juga menutup kembali pintu ruangan itu.
Perempuan itu berjalan dengan ciri khasnya yang menggoda, senyumannya langsung terbit ketika ia melihat wajah serius Ken, bos tampannya itu."Dia sangat tampan jika sedang serius seperti itu" Batin perempuan seksi itu.
Perempuan itu seolah-olah terpesona oleh ketampanan seorang Jarvis Kendrick Kyler, ia hanya berdiri di hadapan Ken, tanpa mengeluarkan suaranya sedikit pun.
"Apa kau hanya akan berdiri di situ?" Tanya Ken sangat dingin membuat perempuan itu langsung kembali ke alam sadarnya.
"Ah maafkan saya, pak Ken..."
"Katakkan ada apa kau datang ke ruanganku?" Tanya Ken menyela ucapan si perempuan sexy itu.
"Sa,,, saya hanya ingin mengingatkan anda, siang ini akan ada pertemuan penting dengan klien anda di restaurant Samudera." Ucap perempuan itu sedikit gugup.
"Hmm, baiklah. Kau siapkan semua berkas yang akan kita bawa nanti." Perintah Ken masih dengan nada suaranya yang dingin.
"Baik, pak Ken."Jawab perempuan itu yang tak lain adalah Ana, sekertaris Ken yang memiliki tubuh sexy dan menggoda.
Ana masih tetap berdiri di tempatnya, ia sangat enggan meninggalkan ruangan bos tampannya itu. Ana terus menatap Ken dengan tatapan yang memuja, sungguh ia ingin sekali duduk di pangkuan Ken, menciumnya dan memeluknya, ah sungguh laki-laki itu benar-benar membuat Ana menggila.
Ken yang menyadari bahwa sekertarisnya itu masih berada di dalam ruangannya pun kembali bersuara dengan nada dinginnya.
"Ada lagi? Kalau tidak ada kamu keluarlah."
Ana langsung kembali ke alam sadarnya, ia nampak gugup sekaligus malu karena sudah berkhayal hal yang tidak-tidak di hadapan bos tampannya itu.
"Ahh tidak ada pak, kalau begitu saya permisi dulu." Jawab Ana kecewa. Ken sama sekali tidak meliriknya bahkan Ken sepertinya sangat muak dengan kehadiran sekertarisnya itu, jika bukan pekerjaannya sangat bagus, mungkin Ken sudah menendangnya keluar.
Ana kemudian melangkahkan kedua kakinya, wajahnya nampak sangat kesal karena lagi-lagi, ia tidak berhasil membuat Ken melirik ke arahnya.
"Ahh sialan. Kenapa ada laki-laki seperti dia di dunia ini? Bukan hanya dingin, tapi sangat susah untuk di goda. Percuma aku pake baju seksi begini, dia sama sekali tidak melihatku sama. "Ucap Ana dalam hati.
"Ah tapi lihat saja cepat atau lambat, aku pasti bisa menaklukan pria berhati dingin itu." Batin Ana sembari membuka pintu ruangan bosnya, kemudian ia keluar dan berjalan menuju ruangannya.
***
Restaurant Samudera.
Waktu menunjukan pukul dua belas siang, waktunya untuk istirahat, namun saat ini Leta masih di sibukkan dengan pekerjaannya.
Arsha segera datang menghampirinya kemudian ia berkata.
"Leta waktunya istirahat kita makan dulu yuk, aku udah laper nih." Arsha memegangi perutnya yang meminta segera di isi.
"Iya Sha tunggu sebentar ya, aku anterin pesanan ini dulu." Jawab Leta seraya membawa pesanan pelanggannya.
"Oh ,ok. Cepetan Ta, nanti aku keburu pingsan nih karena kelaparan." Ucap Arsha sedikit berteriak sambil mendudukkan bokongnya di kursi dekat kasir.
Leta hanya terkekeh dengan pelan, sahabatnya itu memang selalu berlebihan jika menyangkut isi perutnya. "Dasar berlebihan." Gumam Leta sambil mempercepat langkah kakinya menuju kursi yang berada di di ujung.
Setelah selesai mengantar pesanan pelanggannya, Leta pun segera menghampiri Arsha yang tengah sibuk dengan ponsel miliknya.
"Ayo Sha kita makan, nanti kamu keburu pingsan lagi. Aku gak mau ya gendong kamu. Berat." Ejek Leta di iringi dengan gelak tawanya, sungguh ia paling seneng melihat sahabatnya itu kesal.
"Leteshiaaaaaaaaaa.. Gw gak berat tau." Teriak Arsha kesal dan mengundang beberapa pasang mata untuk melirik ke arahnya. Leta hanya menanggapinya dengan senyuman, lalu setelah itu, keduanya pun pergi ke tempat makan yang biasa mereka datangi.
***
Sampai di tempat tujuan, mereka langsung memesan makanannya masing-masing. Setelah beberapa menit kemudian, akhirnya pesanan mereka pun datang, mereka langsung menyantapnya dengan semangat, tanpa mengucapkan sepatah katapun, bagi mereka saat ini perut lebih penting dari segalanya.
Disaat Leta sedang asyik menyantap makanannya, tiba-tiba saja ponselnya bergetar menandakan adanya panggilan masuk dari seseorang.
Leta mulai mengalihkan pandangannya ke arah ponsel itu, ia tersenyum ketika melihat siapa yang sedang menghubunginya saat ini, membuat Arsha mengernyit penasaran.
"Siapa Ta yang menelpon lo? Kok kelihatannya seneng banget." Tanya Arsha penasaran.
"Si Ray, Sha." Jawab Leta sembari menggeser tombol yang berwarna hijau lalu menempelkan ponselnya di telinga kanannya.
"Oh." Arsha hanya ber oh ira, ia kembali menyantap makanannya dengan lahap.
"Hallo Ray, aku lagi makan siang nih bersama sahabatku." Ucap Leta tanpa menunggu Ray bertanya. Leta sudah tau jika Raymond menelponnya di jam makan siang, pasti Ray akan bertanya! udah makan belum? Begitulah kebiasaan Raymond kekasih Leta yang saat ini sedang berada di luar negeri.
Dari seberang telpon, Raymond terkekeh dengan pelan, memang calon istrinya itu selalu tau apa yang ingin dia tanyakan.
"Hmm baguslah kalau begitu. Ingat! jaga kesehatan kamu, sayang. Pokoknya jangan telat makan, mengerti." Ucap Ray dengan tegas namun bernada sangat lembut seperti biasanya.
"Ingat, sayang. Tunggu aku pulang, ya. Karena sebentar lagi aku akan pulang dan memberimu sebuah kejutan." Sambung Raymond masih dengan nada suaranya yang sama, begitu lembut dan halus.
"Iya bawel aku pasti akan jaga kesehatanku, kamu juga ya, dan aku pasti akan menunggumu pulang. Menantikan kejutan apa yang akan kamu berikan kepadaku." Leta menjawab sambil mengembangkan senyuman di wajah cantiknya.
"Yaudah aku tutup dulu ya, aku mau lanjutin makan siangku, nanti keburu habis jam istirahatku." Leta kembali berucap dengan nada lembutnya.
"Yasudah see you baby. I love you. Mmuach." Ucap Raymon membuat rona merah di wajah Leta tergambar dengan jelas. Tidak biasanya Ray memberikan ciuman jarak jauh kepada dirinya, apakah Raymon sedang kerasukan setan bucin? Pikir Leta.
"Sayang, kok kamu malah diam? Kenapa tidak membalas ciumanku hmm." Tanya Ray membuat wajah Leta semakin merona.
"Ish apaan sih kamu. Sudah ah aku tutup dulu telponnya, bye, bye."
Setelah mengatakan hal itu, Leta pun memutuskan panggilannya. Leta kembali menaruh ponselnya di atas meja, lalu ia kembali menyantap makanannya.
"Dasar Raymond ngeselin, kenapa coba dia minta aku balas kissnya? Ish memalukan." Batin Leta sembari menyantap makanannya dengan cepat membuat Arsha mengernyitkan keningnya bingung sekaligus penasaran.
"Lo kenapa, Ta? Wajah lo memerah gitu?" Tanya Arsha penasaran.
"Ah aku tidak apa-apa, kok. Lo salah lihat kali." Jawab Leta sambil meraih minumannya, kemudian ia meneguknya secara perlahan.
"Lo kira mata gue sudah rabun apa." Dengus Arsha sedikit kesal. Leta hanya terkekeh pelan, ia tidak mengindahkan ucapan sahabatnya itu, ia lebih memilih fokus dengan makanannya.
"Ta Raymond udah nembak lo?" Tanya Arsha penasaran.
"Hmmm..."
"Hmmm apa Ta? gw nanya serius nih." Seru Arsha sedikit kesal
"Udah ba...."
"Kapan kalian jadian? Kok lo gak kasih tau sih kalau lo udah jadian sama si Raymond?" Sela Arsha sambil menatap Leta kesal karena dirinya baru tahu jika sahabatnya itu sudah jadian dengan Raymond.
"Ish makannya dengerin dulu gue sampai seleaai ngomong."Leta mencubit gemas pipi Arsha yang mendapat dengusan dari Arsha.
"Gue udah satu bulan jadian sama Raymond."Ucapnya membuat Arsha kembali mendengus kesal.
"What... jadi kalian udah satu bulan jadian, dan lo tidak ngasih tahu gue?" Arsha kembali menatap kesal sahabatnya. "Lo gak nganggap gue sahabat ya. Masa lo udah jadian sama si Raymond gak bilang-bilang sama gue sih. Ngeselin banget." Ucapnya kembali sambil mengerucutkan bibirnya kesal.
Leta terkekeh pelan, ia meneguk minumannya kemudian ia berkata dengan nada sedikit bersalah. "sory Sha, gue lupa ngasih tau lo."
"Ck,,, tau ah."
"Jangan marah dong, kan sekarang Lo udah tahu kalau gue udah jadian sama Raymond."
"Hmm kalau gue gak nanya, lo juga gak bakal ngasih tau gue kan."
"Gue gak sejahat itu Sha, gue pasti ngasih tau lo kok." Ucap Leta sambil memperlihatkan senyuman di wajah cantiknya.
Arsha menghela nafasnya kasar, ia menatap sahabatnya lalu berkata. "Hmm iya lo gak jahat tapi lo itu ngeselin."
Leta kembali terkekeh melihat wajah cemberut sahabatnya itu."Walau pun ngeselin tapi gue baik Sha."
Arsha memutar kedua bola matanya malas. "Lo gak takut kalau Raymond khianatin lo, secara kan sekarang dia sedang berada di luar negeri, jauh sama lo."
"Gue percaya sama dia." Jawab Leta tenang.
"Jangan terlalu percaya sama laki-laki Ta, kebanyakan laki-laki jaman sekarang tuh cuma manis di mulut doang, lagian lo gak tahu kan keseharian si Raymond seperti apa, dia punya temen cewek atau tidak, dia ...."
"Aduh Arsha udah deh mikirnya jangan kemana-mana gitu, gue percaya ko sama Raymond, daripada kita ngomongin Raymond, lebih baik selesaikan dulu makanan kita ok." Sela Leta sembari menatap sahabatnya kesal.
"Ya kan siapa tahu..." Sebelum Arsha menyelesaikan ucapannya, Leta sudah memasukkan makanannya ke dalam mulut sahabatnya itu.
"Abisin dulu makanannya, nanti jam istirahat kita keburu habis." Ucap Leta tanpa rasa bersalahnya karena sudah membuat mulut Arsha penuh dengan makanan yang ia masukkan tadi.
Arsha hanya memelototkan kedua bola matanya, ia tidak bisa mengeluarkan suaranya karena mulutnya sudah penuh dengan makanan. Dengan kesal Arsha pun langsung mengunyah makanan yang sudah terlanjur berada di dalam mulutnya akibat ulah sahabatnya tadi.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Neneng cinta
cwo mata keeanjang pasti terpesona sm kamu An....😂
2023-05-24
2
BayiiVel🌟
wkkwkk😂
2022-11-24
0
BayiiVel🌟
Gresia 😕?
2022-11-24
0