Setelah beberapa menit terdiam, akhirnya Natalia pun kembali bersuara dengan intonasi yang sedikit tinggi.
"Ini semua gara-gara papa yang membiarkan Leta tinggal di sini. Kalau saja papa tidak membiarkan gadis itu tinggal di sini, mungkin saja yang ingin di nikahi oleh Ken itu putri kita, Emily."
"Mah, Leta itu keponakan papa satu-satunya. Dia sudah tidak memiliki orangtua lagi, saudara dia hanya kita, mah. Kenapa mama tega berbicara seperti itu?" Seru pak Antonius sambil menatap istrinya kesal.
"Tapi, pah... "
"Sudahlah, mah. Tidak perlu di bahas lagi, papa cape mau istirahat." Sela pak Antonius sambil beranjak dari tempat duduknya, kemudian ia pergi meninggalkan istrinya yang terlihat semakin kesal.
***
Keesokan harinya...
Waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi. Leta sudah terbangun dari tidurnya, ia langsung berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah lima belas menit, Leta pun akhirnya keluar dari kamar mandi yang berada di dalam kamarnya. Ia berjalan menuju lemari pakaiannya, dan membuka lemari tersebut untuk mengambil pakaian yang biasa ia pakai untuk bekerja.
Setelah ia mengambil pakaian tersebut, ia pun langsung memakainya di tempat, setelah selesai berpakaian, Leta kembali melangkahkan kedua kakinya menuju meja rias yang berukuran sedang, lalu ia duduk di atas kursi yang biasa ia gunakan untuk menata wajahnya.
Leta mulai memoleskan sedikit bedak di wajahnya, tak lupa ia juga mewarnai bibirnya dengan lipstick berwarna natural agar bibirnya tidak terlihat pucat. Kemudian Leta menyisir rambutnya lalu menguncirnya.
Setelah semuanya selesai, Leta pun langsung berdiri dari kursinya, ia berjalan menuju nakas untuk mengambil benda pipih miliknya lalu menyimpannya di dala tas kecil yang biasa ia pakai saat pergi bekerja.
"Sudah waktunya berangkat." Ucap Leta ketika ia melihat waktu sudah menunjukkan pukul 07.15 pagi.
Leta pun segera melangkahkan kedua kakinya keluar dari dalam kamar miliknya. Leta mulai menuruni anak tangga satu persatu, di bawah sana, paman dan juga bibinya sudah duduk manis di atas kursi meja makan.
Pak Antonius yang melihat keponakannya pun langsung tersenyum, lalu berkata. "Leta, sarapan dulu."
Leta tersenyum sambil berjalan menghampiri pamannya. "Tidak perlu, paman. Aku harus berangkat sekarang." Jawabnya lembut sambil mengulurkan tangan kanannya untuk berpamitan.
"Loh kamu tidak sarapan dulu?" Tanya sang paman yang mendapat gelengan kepala dari Leta.
"Tidak, paman. Aku sarapan di tempat kerja saja." Jawab Leta selalu memperlihatkan senyumannya yang manis membuat siapapun pasti akan menyukainya.
"Oh yasudah kalau begitu. Tapi ingat! Nanti kamu sarapan, ya. Jaga kesehatan kamu, mengerti." Ucap pak Antonius penuh perhatian.
"Iya, paman. Aku mengerti. Yasudah kalau begitu aku berangkat dulu." Pamit Leta sambil mencium punggung tangan pamannya, kemudian ia mengulurkan tangannya pada sang bibi.
"Bi, aku berangkat dulu, ya." Pamitnya yang hanya mendapat deheman malas dari Natalia. Leta tersenyum, sudah biasa ia di perlakukan seperti itu oleh bibinya, sempat juga ia berpikir untuk ngontrak, namun sang paman melarangnya.
"Oh, iya. Nanti setelah kamu pulang kerja, ada yang mau paman bicarakan sama kamu." Ucap pak Antonius membuat Leta mengernyitkan kening penasaran.
"Baik paman, yasudah aku berangkat dulu, ya." Seru Leta yang mendapat anggukkan kepala dari pamannya.
Setelah itu Leta pun berjalan melangkahkan kedua kakinya menuju pintu depan dengan hati bertanya-tanya.
"Paman ingin membicarakan apa, ya? Kenapa terlihat sangat serius sekali? Ah sudahlah, nanti juga aku bakalan tahu sendiri." Batin Leta sambil menyalakan mesin motornya.
Leta mulai melajukan kendaraan roda dua itu dengan sangat hati-hati, ia tidak ingin kejadian beberapa hari yang lalu kembali menimpanya karena kecerobohannya sendiri.
***
Restaurant Samudera.
Leta sudah tiba di tempat kerjanya, ia pun segera memarkirkan motornya, lalu turun dan berjalan masuk ke dalam restauramt tersebut.
"Hmm tumben Sam pagi-pagi sudah ada disini, biasanya kan dia datang jam sepuluhan." Gumam Leta saat ia melihat Sam sang meneger sudah berada di dalam restauran itu.
"Ah sebaiknya aku menyapanya dulu." Batinnya sambil melangkahkan kedua kakinya menghampiri Sam.
"Selamat pagi, pak Sam." Sapa Leta sambil memperlihatkan senyuman manisnya.
"Pagi Leteshia. Sepertinya kamu melupakan panggilanmu hmm." Ucap Sam sedikit tidak suka saat mendengar Leta memanggil dirinya dengan sebutan, pak. Padahal ia sudah memperingati Leta untuk tidak memanggil dirinya dengan sebutan pak, namun sepertinya gadis itu masih belum terbiasa memanggil dirinya tanpa sebutan pak di depannya.
"Maaf, aku...."
"Tidak apa-apa, Leta. Tapi ingat! Lain kali jangan panggil aku dengan sebutan pak lagi, mengerti." Sela Sam dengan tegas.
"Mengerti." Jawab Leta cepat.
"Kamu sudah sarapan belum?" Tanya Sam lembut.
"Belum." Jawab Leta singkat.
"Kebetulan sekali aku juga belum sarapan, bagaimana kalau kita sarapan bareng?" Ucap Sam sambil menatap Leta lekat.
"Boleh, tapi tunggu Arsha dulu ya. Sepertinya dia sebentar lagi sampai." Sahut Leta yang mendapat anggukkan kepala dari Sam.
Beberapa menit kemudian Arsha pun tiba di Restaurant itu.
"Selamat pagi Leteshia yang cantik kaya bidadari, sahabatmu yang tak kalah cantik dan juga baik hati ini telah sampai." Cerocos Arsha tanpa melihat sang meneger yang sedang duduk di belakang sahabatnya itu.
"Astaga Arsha, pagi-pagi sudah lebay begitu, kamu tidak menyapa pak Sam?" Ucap Leta sambil menggelengkan kepalanya saat mendengar ocehan sahabatnya itu.
"Pak Sam?" Arsha mengernyitkan keningnya sambil menatap Leta, Leta mengangguk lalu ia pun menyingkir agar sahabatnya itu dapat melihat jelas kehadiran sang meneger.
"Astaga, maafkan saya karena tidak melihat kehadiran anda, barusan. Oh iya selamat pagi pak Samuel yang ganteng, baik hati dan tidak sombong, tumben sekali anda pagi-pagi sudah ada disini, mau ngajak saya sarapan bareng ya, uhh sosweet banget sih pak Sam. " Cerocos Arsha sambil memperlihatkan senyuman manisnya.
"Terima kasih atas pujiannya Arshavina yang tak kalah cantiknya dari Leteshia. Mari kita pergi sarapan bersama, kita sudah nungguin kamu dari tadi." Seru Sam sambil berdiri dari tempat duduknya.
"Ah yasudah kalau begitu, mari kita pergi. Nanti keburu siang, terus kita gak bisa sarapan lagi." Ucap Arsha antusias.
Mereka pun mulai melangkahkan kakinya menuju tempat yang biasa Leta dan Arsha datangi untuk sarapan.
"Ta, kenapa pak Sam pagi-pagi sudah ada di restauran? Biasanya kan dia datangnya jam sembilan." Bisik Arsha yang masih saja penasaran dengan kedatangan sang manager yang beda dari biasanya.
"Mana gue tahu, Arsha. Coba lo tanya sama pak Sam nya langsung." Jawab Leta pelan agar sang meneger tidak mendengar pembicaraannya dengan Arsha.
"Ishh, masa iya gue nanya langsung sama orangnya, nanti yang ada gue di bilang kepoh lagi." Bisik Arsha sambil menatap sang meneger dari belakang.
"Kan, emang lo kepo Arsha. Sudahlah sebaiknya kita cepat jalan, jangan sampai waktu sarapan kita habis di jalan saja." Bisik Leta sambil mempercepat langkah kakinya menyusul Sam yang sudah jauh.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Mutayam Setiyanto
ceritanya hampir mirip ky novel sebelah yg kubaca Thor . tp gpp...tetep gaskeun baca 👍👍
2022-09-08
1
Noer Anisa Noerma
lanjuut
2022-07-28
1
Wirda Lubis
lanjut
2022-07-26
0