Setelah kepergian menegernya, Leta menghembuskan nafasnya kasar, wajahnya terlihat lesu, ia sudah pasrah jika sang meneger memecatnya, toh itu memang kesalahannya yang ceroboh, sehingga ia membuat pelanggan rstaurant itu marah dan pergi.
"Jika aku di pecat dari sini, aku harus cari pekerjaan kemana lagi? Ah padahal aku sudah merasa nyaman kerja di restaurant ini." Batin Leta di iringi dengan helaan nafas beratnya.
Anatari Arshavina atau lebih akrab di panggil Arsha segera datang menghampiri Leta.
"Ta kamu tidak apa-apa kan?" Tanya Arsha sahabat Leta satu-satunya itu.
Leta memperlihatkan senyumannya yang manis, ia menatap sahabatnya lalu berkata. "Aku tidak apa-apa, Sha. Hanya saja, tadi kakiku tersandung dan aku tidak sengaja menumpahkan makanan kepada seorang pelanggan restaurant ini."
"Kenapa kamu bisa ceroboh seperti ini sih, Ta? Apa kamu sedang ada masalah? Kalau ada masalah, cerita sama aku, siapa tahu aku bisa membantumu, Ta." Ucap Arsha sembari mengusap lembut pundak sahabatnya itu.
"Ya. Aku memang memiliki sedikit masalah, Sha." Leta menghela nafas beratnya, kemudian ia kembali berkata. "Nanti aku ceritain sama kamu, karena sekarang aku harus pergi ke ruangan pak Sam dulu."
"Hmmm baiklah kalau begitu." Arsha tersenyum lalu ia kembali mengusap lembut pundak sahabatnya.
"Yasudah, ini biar aku yang beresin, kamu mending pergi ke ruangan pak Sam dulu, mungkin ada yang mau di omongin sama pak Sam." Ucapnya membuat senyuman di wajah Leta seketika mengembang.
Leta benar-benar sangat bersyukur memiliki sahabat seperti Arsha.
"Terima kasih Arsha, kamu memang sahabat terbaikku." Leta menjawab dengan senyuman yang masih mengembang di wajah cantiknya.
Arsha tersenyum, ia kembali mengusap pundak Leta dengan lembut," Sebagai sahabat, sudah sewajarnya kita saling membantu. Yaudah sana pergi." Arsha sedikit mendorong tubuh sahabatnya, ia tersenyum ketika melihat sahabatnya mendengus kesal.
"Ish... tidak perlu di dorong juga kali," Seru Leta membuat Arsha terkekeh pelan. Lalu setelah itu Leta pun langsung bergegas melangkahkan kakinya menuju ruangan manegernya.
***
Langkah kaki Leta terhenti ketika ia sudah tiba di depan pintu ruangan sang maneger, ia merasa ragu dan sedikit gugup untuk mengetuk pintu ruangan itu.
"Astaga bagaimana ini? Kenapa hatiku tidak tenang? Apa jangan-jangan pak Sam beneran ingin memecat aku?" Batin Leta sambil menghentikan tangannya yanh sudah siap untuk mengetuk pintu ruangan menegernya itu.
"Ok tenang Leta tarik nafas dulu, lalu buang ." Ucapnya berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri.
Dengan ragu Leta pun mulai mengetuk pintu ruangan menegernya tersebut.
"Masuk." Perintah sang meneger dari dalam.
Setelah mendapat perintah dari sang maneger, perlahan Leta mulai membuka pintu ruangan itu, kemudian ia melangkahkan kedua kakinya masuk, tak lupa ia juga menutup kembali pintu itu dengan pelan.
Leta berjalan menghampiri sang meneger yang terlihat masih sibuk dengan layar ponselnya. Setelah tiba di hadapan sang maneger, Leta langsung membuka mulutnya.
"Iya pak Sam, ada apa ya bapak memanggil saya? Apa bapak mau memecat saya? Tolong jangan pecat saya pak, saya tadi tidak sengaja karena sudah membuat pelanggan itu marah dan pergi. Saya juga minta maaf atas kecerobohan saya pak, lain kali saya akan lebih berhati-hati lagi. Tolong beri saya kesempatan sekali lagi, pak." Cerocos Leta sembari menatap menegernya yang nampak terdiam mendengarkan ocehannya barusan.
Sam menyunggingkan senyumannya, ia merasa gemas ketika melihat raut wajah pelayannya tersebut yang terlihat sangat khawatir sekaligus takut.
"Aku tidak akan memecatmu, Leteshia. Jadi, kamu tidak perlu khawatir seperti itu." Ucap Sam membuat hati Leta sedikit lega.
"Benarkah? Pak Sam tidak akan memecat saya?" Tanya Leta memastikan bahwa yang ia dengar adalah kenyataan.
"Iya, Leteshia. Aku tidak akan memecatmu, dan sudah berapa kali aku bilang, jika hanya ada aku sama kamu, kamu panggil aku Sam, jangan panggil bapak-bapak. Aku ini masih muda, Leteshia. Belum bapak-bapak." Seru Sam sedikit kesal karena Leta selalu saja memanggilnya dengan sebutan pak, seolah-olah ia sudah tua.
"Tapi anda bos saya pak. Jadi sepertinya tidak pantas jika saya memanggil anda dengan sebutan nama saja." Jawab Leta membuat Sam mendengus kesal.
"Ingin di pecat atau panggil aku Sam?" Tanya Sam terlihat serius.
"Jika aku di pecat, maka akan susah bagiku untuk mencari pekerjaan lagi. Ah sebaiknya aku menuruti ucapannya saja." Batin Leta.
"Baiklah, saya akan panggil anda, Sam. Asal anda jangan pecat saya." Jawab Leta membuat Sam seketika menyunggingkan senyumannya.
"Good girls. Satu lagi, jangan pakai bahasa saya, anda, itu sangat tidak nyaman untukku." Ucap Sam dengan tegas. Leta hanya dapat mengikuti kemauan sang meneger sekaligus anak pemilik restaurant itu. Daripada ia harus di pecat, itu akan sangat merugikan dirinya.
"Emm baiklah." Jawab Leta seadanya.
"Leta apa kamu sedang ada masalah?" Tanya Sam sambil menatap Leta lekat.
"Aku perhatiin dari kemarin kamu terlihat murung sekali? Kalau kamu ada masalah, kamu bisa cerita sama aku." Sambungnya masih menatap Leta lekat.
"Aku tidak apa-apa, kok. "Jawab Leta di iringi dengan helaan nafas beratnya.
"Terima kasih atas perhatianmu Sam." Sambungnya sembari memperlihatkan senyuman manisnya.
"Kamu tidak pandai berbohong Leta, aku tahu kamu pasti sedang mendapatkan masalah. Tidak apa-apa jika kamu tidak ingin menceritakan masalahmu kepadaku. Tapi, jika kamu butuh bantuanku, aku siap membantumu kapanpun itu. Jadi, jangan segan untuk meminta bantuanku." Ucap Sam terlihat begitu serius.
"Kamu boleh keluar sekarang, ingat ucapanku tadi, jika kamu membutuhkan bantuanku, aku akan selalu siap untukmu." Sambungnya tanpa melepaskan tatapannya dari wajah cantik Leta.
"Terima kasih Sam, tapi aku sungguh baik-baik saja." Leta kembali tersenyum sambil menatap menegernya itu.
"Kalau begitu aku permisi dulu." Pamit Leta yang hanya mendapat anggukkan kepala dari Sam. Setelah itu, Leta pun pergi melangkahkan kedua kakinya meninggalkan Sam yang tengah menatapnya dengan sendu.
"Kenapa kamu selalu membatasiku Leta? kenapa kamu tidak bisa memberiku kesempatan untuk mendekatimu?" Ucap Sam di iringi dengan helaan nafas beratnya.
***
Perusahaan Kendrick Group.
Ken nampak terganggu oleh suara yang berasal dari ponsel miliknya. Ia menghela nafas panjang, lalu mengalihkan pandangannya kepada benda pipih itu.
"Hmm... Tumben sekali mama menelponku di jam segini? Biasanya mama tidak pernah menghubungiku di jam kerja. Apakah ada sesuatu yang terjadi?" Ken bertanya-tanya sendirian.
Ken segera menggeser tombol berwarna hijau, lalu menempelkan benda pipih itu di Telinga kanannya.
"Ada apa, mah? Tumben sekali mama menelponku di jam segini?" Tanya Ken dengan nada suaranya yang lembut.
Walaupun Ken terkenal dengan sifat dingin dan angkuhnya, namun jika ia sedang berbicara dengan sang mama, sifat angkuh dan dinginnya itu seketika menghilang bagai di telan bumi.
"Ken sayang kamu malam ini pulang ya, udah lama kamu tidak pulang kerumah, mama kangen sekali denganmu nak." Ucap sang mama yang bernama Viola itu.
"Iya mah nanti aku akan pulang, sekarang aku sedang sibuk, aku tutup dulu ya mah." Jawab Ken masih dengan nada suaranya yang lembut.
"Ok sayang, jangan lupa nanti malam kamu pulang ya, mama tunggu kamu, loh." Suara sang mama terdengar begitu bahagia ketika putranya itu langsung menyetujui permintaannya.
"Iya mah. Mama tenang saja, aku gak bakalan lupa, kok. Yasudah sekarang aku tutup dulu telponnya, ya. Sampai jumpa nanti malam mah."Ucap Ken tanpa mengubah nada suaranya yang begitu lembut.
"Iya, sayang. Semangat kerjanya, ya."
"Iya, mah."
Setelah mengucapkan hal itu, Ken pun langsung memutuskan sambungannya. Kemudian ia menaruh kembali ponsel itu di atas meja kerjanya. Setelah itu, Ken kembali memfokuskan dirinya dengan pekerjaan yang ada di hadapannya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
BayiiVel🌟
jgn jgn Sam suka Leta? 😕
2022-11-24
1
Noer Anisa Noerma
kayanya kereeeeen nih
2022-07-28
1
A'is Royhan Rasyid
pertama baca kok keliatanya bagus ya, semoga bisa kawal sampk end
2022-07-28
2