Kediaman Georgy.
Emily berjalan menghampiri mamanya, kemudian ia duduk di atas sofa samping sang mama."Mah, aku laper." Ucapnya manja.
Natalia mengelus lembht pucuk kepala putri semata wayangnya itu, kemudian ia berkata dengan nadanya yang sangat lembut."Iya sayang, nanti mama bilang sama si bibi untuk nyiapin makan malam kita ya."
Emily tersenyum sambil mengangguk pelan. "Iya mah." Jawabnya pelan.
Natalia pun langsung memanggil si bibi dan meminta si bibi untuk menyiapkan makan malam. "Bibi tolong siapkan makan malam buat kita." Perintahnya selalu terkesan datar.
Si bibi tersenyum sambil mengangguk pelan. "Baik, bu." Jawabnya ramah. Lalu si bibi pun segera bergegas menuju dapur untuk menyiapkan makan malam majikannya.
Setelah kepergian si bibi, Emily menelisik seluruh ruangan rumahnya, ia mengernyitkan keningnya ketika ia tidak mendapati sang papa di kediamannya itu. "Mah, apa papa belum pulang?" Tanyanya sambil menatap sang mama.
Natalia menghela nafasnya kasar, lalu ia meraih secangkir teh hangat, dan meneguknya secara perlahan. "Papamu sibuk, sayang. Jadi dia belum pulang." Jawab Natalia sembari menaruh kembo secangkir teh itu di atas meja.
"Tumben sekali, biasanya kan papa selalu membawa pekerjaannya ke rumah." Seru Emily sambil memainkan jari-jarinya yang lentik.
"Kamu kan tahu, sekarang perusahaan papa sedang dalam masalah, ya kemungkinan saat ini papamu sedang mengadakan pertemuan dengan kliennya, atau mungkin papamu sedang mencari bantuan sama orang yang bisa membantu perusahaan papamu itu." Jelas Natalia membuat Emily harus menghela nafasnya dengan kasar.
"Hmm, kalau misalkan papa tidak dapat menemukan seseorang yang dapat membantu masalah perusahaan, bagaimana, mah? Apakah perusahaan papa akan bangkrut?" Tanya Emily sambil menatap mamanya.
"Ntahlah, mungkin saja." Jawab Natalia pelan.
Leta yang baru saja masuk pun mendengar semua pembicaraan bibi dan juga kakak sepupunya itu. Leta menghela nafasnya panjang, rasanya ia ingin sekali membantu keuangan paman dan bibinya itu, namun apalah daya, jangankan untuk membantu perusahaan sang paman, buat ganti rugi mobil yang ia tabrak saja, ia masih belum mampu.
Perlahan Leta kembali berjalan melangkahkan kedua kakinya menuju kamar. Namun belum sempat kakinya menaiki anak tangga, suara Natalie pun masuk ke gendang telinganya dan seketika membuat Leta langsung menghentikan langkah kakinya.
"Kamu baru pulang?" Tanya Natalie selalu saja dingin.
"Iya, bi." Jawab Leta selalu tetap ramah dan selalu memperlihatkan senyuman manisnya.
"Kalau begitu kamu pergi ke dapur, bantuin si bibi untuk menyiapkan makan malam, Emily sudah kelaparan!" Perintah Natalia, seolah-olah Leta bukanlah keponakannya.
Leta mengangguk sambil memperlihatkan senyumannya. "Iya, bi." Jawabnuya lembut.
"Cepetan sana." Perintah Natalia sambil menatap sinis keponakan dari suaminya itu. Leta hanya tersenyum, sambil mengangguk, lalu setelah itu, Leta pun langsung melangkahkan kedua kakinya menuju dapur. Sudah hal biasa bagi Leta mendapat perlakuan seperti itu dari bibinya, selama bibinya tidak main kekerasan dan tidak menyinggung tentang kematian orangtuanya, Leta akan selalu menghormati istri pamannya itu.
Emily tersenyum puas, sambil menatap Leta sinis, ia memang tidak menyukai Leta, adik sepupunya itu, ntahlah, mungkin karena kecantikan Leta yang membuatnya merasa iri sekaligus tersaingi.
Kediaman Kyler.
Seorang pelayan menghampiri Natasha yang tengah asyik menikmati secangkir teh melati hangat kesukaannya.
"Permisi, bu. Di depan ada tamu perempuan muda dan cantik." Seru si pelayan itu ramah.
Natasha seketika mendongah menatap pelayan itu."Kenapa tidak di suruh masuk saja, bi. Itu pasti Stela. Suruh dia masuk, bi. Bilang saja saya sudah menunggunya di ruang tamu." Perintah Natasha terlihat senang.
Pelayan itu mengangguk pelan. "Baik, bu." Jawabnya sopan. Lalu setelah itu pelayan itu pun berjalan menuju pintu depan.
Pelayan itu segera membuka pintu itu, dan mempersilahkan gadis cantik bernama Stela itu. "Silahkan masuk, nona. Bu Natasha sudah menunggu anda di ruang tamu." Ucap si pelayan itu dengan ramah.
Stela hanya mengangguk, rasanya ia ingin mencaci maki si pelayan itu karena sudah membiarkan dirinya berdiri di depan pintu, namun Stela harus menahan emosinya, karena saat ini ia harus memperlihatkan sifat ramahnya dan memberikan kesan terbaik untuk semua yang ada di dalam rumah berukuran besar itu.
Stela berjalan melangkahkan kedua kakinya melewati si pelayan tersebut dan berjalan menuju ruangan di mana Natasha berada saat ini.
Natasha yang melihat kedatangan Stela pun tersenyum ssnang sambil bergegas menghampiri Stela.
"Sayang kamu sudah sampai nak." Ucapnya sambil memeluk Stela hangat.
Stela tersenyum sambil membalas pelukan hangat sahabat mamanya itu. "Sudah tante, Aku baru saja tiba dan langsung kemari untuk bertemu dengan tante. Aku kangen sekali dengan tante." Sahut Stela lembut.
Natasha melepaskan pelukannya, ia menatap Stela lekat. "Tante juga sangat kangen sama kamu, ayo duduk dulu sayang." Ajaknya sambil menggandeng lengan Stela dan berjalan menuju sofa.
Natasha dan juga Stela pun duduk di atas sofa. "Bagaimana kabarmu dan mamamu di luar negeri sayang?" Tanya Natasha sambil mengelus lembut tangan putri sahabatnya itu.
"Baik, tante. Dan tante dapat salam dari mama." Jawab Stela tanpa mengubah nada suaranya yang lembut dan halus.
"Ah syukurlah, salam kembali untuk mamamu, ya. Oh iya sebentar tante minta si bibi dulu untuk buatkan kamu minum. Kamu ingin minum apa, Stel?"
"Apa aja, tante. Gak perlu repot-repot." Jawab Stela sambil memperlihatkan senyumannya yang manis.
"Tidak, kok. Kamu tunggu disini dulu, ya. Tante tinggal sebentar." Ucap Natasha yang mendapat anggukan kepala dari Stela. Setelah itu Natasha pun langsung beranjak dari tempat duduknya kemudian ia berjalan menuju dapur dan meminta si bibi untuk membuatkan Stela minuman sekaligus menyiapkan cemilannya.
Setelah beberapa menit, Natasha pun kembali bersama si bibi yang membawa nampan berisikan minuman dan juga cemilan. Si bibi langsung meletakan minuman dan juga cemilan itu di atas meja, lalu ia pun berpamitan pergi ke dapur, sementara Natalie duduk kembali di atas sofa samping Stela.
"Minum dulu sayang." Ucap Natasha yang mendapat anggukkan kepala dari Stela.
Stela mulai meraih minumannya, kemudian ia meneguk dengan pelan, layaknya seorang wanita elegan.
"Oh iya, berapa lama kamu akan tinggal di Indonesia, Stel?" Tanya Natasha setelah Stela menaruh kembali minumannya di atas meja.
"Emm mungkin selamanya tante." Jawab Stela lembut.
"Loh, bukannya kamu dan mamamu sudah memutuskan untuk menetap di luar negeri, ya?"
"Ah, sepertinya mama ingin kembali tinggal di sini, tante. Mungkin saja bulan depan mama sudah pulang kesini." Jawab Stela di iringi dengan senyuman manisnya.
"Oh begitu, lalu perusahaan papamu disana bagaimana?"
"Emm aku tidak tau tante. Mungkin papa yang akan tetap tinggal di sana dan mengurus perusahaannya. Sementara aku sama mama, akan tinggal di sini." Jawab Stela masih dengan nada suaranya yang lembut.
"Oh begitu." Seru Natasha sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
Setelah percakapan itu, mereka pun mulai mengobrol hal lainnya sambil menikmati cemilan dan juga minumannya masing-masing.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
A'is Royhan Rasyid
semangat kuatkan leta sampk waktunya datang pasti kebebasan menanti mu n semoga selalu d limpakan kebahagiaan juga dpt mertua baik seperti ibu kandung kasih sayangnya Amiin
2022-07-28
3
Noer Anisa Noerma
semangat
2022-07-28
1
Wirda Lubis
perjodohan di mulai
2022-07-26
0