Setelah selesai meletakan makanannya, Leta pun segera berdiri, wajahnya selalu di hiasi oleh senyuman manis di bibirnya membuat seseorang itu semakin betah untuk menatapnya.
Baru saja Leta akan membuka mulutnya, tiba-tiba saja tatapan matanya tidak sengaja melihat ke arah Ken yang sedari tadi terus memandangnya.
"Astaga itu kan cowo pemilik mobil yang aku tabrak waktu itu. Astaga,kenapa sangat kebetulan sekali." Batin Leta sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Kalau begitu saya permisi dulu tuan dan selamat menikmati." Ucap Leta ramah di iringi dengan senyuman manis di bibirnya membuat detak jantung Ken berdegup kencang.
"Astaga kenapa dia sangat cantik sekali? apalagi senyumannya itu... Ahh aku harus mendapatkannya, apapun caranya, dia harus menjadi milikku." Batin Ken tanpa melepaskan pandangannya dari wajah cantik Leta, perempuan yang sudah mencuri hatinya itu.
Leta segera melangkahkan kedua kakinya dengan cepat dengan perasaan sedikit tidak nyaman, karena pemilik mobil yang ia tabrak, sedang berada di dalam ruangan itu.
"Astaga bagaimana ini? Apakah dia akan mengenaliku? Ah bagaimana kalau dia nagih ganti ruginya sekarang?" Batin Leta sambil mempercepat langkah kakinya meninggalkan ruangan VIP itu.
Leta segera membuka pintu ruangan tersebut, kemudian ia keluar tak lupa ia juga menutup kembali pintu itu. "Ya Tuhan! apa yang harus aku lakukan sekarang? Bagaimana kalau laki-laki itu benar-benar mengenaliku? Bagaimana kalau dia meminta uang ganti ruginya sekarang? Sementara uangnya saja belum ada." Leta menarik nafasnya dalam, lalu membuangnya secara perlahan.
"Bagaimana ini? Apa aku bersembunyi saja?" Leta kembali bergumam, ia benar-benar merasa sangat pusing sekarang.
"Ahh sebaiknya aku coba negosiasi aja, siapa tau pemilik mobil itu baik hati dan mengerti keadaanku." Gumamnya kembali, berharap jika pemilik mobil yang ia tabrak itu, mau mengerti dengan keadaannya saat ini.
"Edrea Leteshia!!! kenapa lo malah bengong disini." Seru Arsha mengejutkan Leta.
Leta langsung menatap sahabatnya dengan kesal, rasanya ia ingin sekali menceburkan sahabatnya itu ke dalam rawa-rawa. "Astaga!!! Arshaaa! Lo itu bikin gue jantungan tau gak sih. Lo mau lihat sahabat lo yang cantik ini mati muda hah!" Ucap Leta yang mendapat gelak tawa dari sahabatnya.
"Gak sampai segitunya juga kali, Ta. Lagian lo ngapain sih bengong sendirian di sini?" Seru Arsha penasaran.
"Gue lagi nungguin pemilik mobil yang gue tabrak waktu itu. Kebetulan sekali mereka ada di dalam ruangan itu." Jawab Leta sembari menunjuk ruang VIP
"Oh jadi dari tadi lo berdiri disini nungguin pemilik mobil yang lo tabrak waktu itu?"
"Iya lah Sha. Memangnya nungguin siapa lagi." Jawab Leta sambil memperhatikan pintu ruang VIP tersebut.
"Emangnya lo udah ada duitnya, Ta?" Tanya Arsha yang mendapat cubitan gemas dari Leta. "Ish kok malah di cubit sih? Gue kan lagi nanya sama lo." Seru Arsha sembari menatap kesal sahabatnya itu.
"Pertanyaan lo itu bikin gue kesel, Arshavina! Kan gue udah bilang tadi, gue sama sekali gak ada duit buat bayar ganti rugi mobil itu. Gue mau negosiasi, makannya gue nungguin mereka di sini. Gue mau minta pengertian mereka." Jawab Leta sedikit kesal karena sahabatnya itu sudah lupa dengan pembicaraan mereka tadi siang.
"Oh iya gue lupa." Ucap Arsha sambil memperlihatkan deretan gigi putihnya itu.
"Yaudah kalau begitu gue balik kerja dulu, semoga negosiasi lo sukses ya. Bye,,bye.." Seru Arsha sembari melangkahkan kedua kakinya meninggalkan Leta sendirian.
Beberapa menit kemudian, pemilik mobil yang Leta tabrak pun keluar dari ruangan VIP itu. Leta segera melangkahkan kakinya menghampiri Ken, namun ketika matanya bertemu dengan netra jernih milik Ken, Leta pun mengurungkan niatnya. Leta merasa tidak nyaman mendapat tatapan Ken yang menurutnya sangat dalam dan juga seperti menyimpan sesuatu yang Leta sendiri tidak tahu. Akhirnya Leta pun memilih menghampiri Seth asisten Ken.
Expresi Ken langsung berubah menjadi dingin, ia melirik sekilas ke arah Seth memberikan tatapan matanya yang tajam membuat Seth merasa bingung dan tidak mengerti. Mengapa tiba-tiba saja bosnya itu memberikan tatapan mata yang mematikan kepada dirinya? Apakah dirinya sudah melakukan kesalahan?
"Ada apa dengan si bos? Apakah aku sudah melakukan kesalahan?" Batin Seth sembari melangkahkan kedua kakinya mengekori Ken dari belakang.
Langkah kaki Seth terhenti ketika Leta menghalangi jalannya. "Permisi, tuan! Apakah anda ada waktu sebentar?" Ucap Leta sambil memberikan senyuman manisnya.
Seth terdiam, ia sangat kenal betul dengan perempuan yang menghalangi jalannya itu.
"Anda perempuan yang menabrak mobil bos saya, bukan?" Seru Seth dengan tampangnya yang datar.
"Ah iya saya yang menabrak mobil bos anda waktu itu, tuan." Jawab Leta sedikit gugup.
"Ada perlu apa, nona? Apakah anda sudah memiliki uang untuk ganti rugi mobil bos saya?" Tanya Seth selalu dengan nada dan expresi datarnya.
"Belum, tuan. Tapi saya memang ingin membicarakan masalah ganti rugi itu. Bisakah anda memberi waktu anda sebentar?" Ucap Leta sedikit gugup.
"Baiklah, saya hanya memiliki waktu sebentar saja, karena bos saya sedang menunggu saya." Sahut Seth sambil melirik jam tangan mewah yang melingkar di tangan kirinya.
"Terima kasih, tuan. Mari kita duduk di sana." Ucap Leta sembari melangkahkan keuda kakinya menuju kursi yang berada di dekat jendela. Seth hanya mengangguk sambil mengikuti langkah perempuan yang sudah menabrak sekaligus mencuri hati bosnya itu.
Leta menarik kursi untuk dirinya duduk, begitu pun juga dengan Seth. Mereka duduk saling berhadapan satu sama lain.
"Jadi apa yang ingin anda bicarakan nona?" Tanya Seth kembali melirik jam tangan mewah yang melingkar di tangan kirinya itu.
"Begini, tuan...."
"Panggil saya Seth saja, nona." Sela Seth yang merasa tidak nyaman dengan sebutan yang di lontarkan oleh perempuan yang di sukai oleh bosnya itu.
"Emm baiklah. Bisakah anda memberikan saya waktu, untuk membayar ganti rugi mobil bos anda. Saya benar-benar belum bisa membayarnya sekarang, kalau tuan,,, em maksud saya kalau anda tidak keberatan, saya akan mencicilnya." Ucap Leta penuh harap.
"Nona sebaiknya anda berbicara dengan bos saya langsung, karena yang berhak menentukan adalah bos saya, jadi silahkan nona menghubunginya." Jawab Seth sambil memberikan kartu nama bosnya kepada Leta.
"Baiklah dan terima kasih atas waktunya." Ucap Leta tetap memperlihatkan senyumannya meskipun hatinya sedikit kecewa karena negosiasi dengan asisten pemilik mobil yang ia tabrak waktu itu sama sekali tidak berhasil.
"Sama-sama, nona. Kalau begitu saya permisi dulu." Pamit Seth sambil memperlihatkan senyuman untuk pertama kalinya. Leta hanya menganggukkan kepalanya pelan, sementara itu Seth langsung beranjak dari kursinya dan melangkahkan kedua kakinya meninggalkan Leta.
Tanpa Leta sadari, ada sepasang mata yang sedari tadi melihat interaksi dirinya dengan Seth dengan tatapan matanya yang begitu tajam.
Si calon bucin akut, nih.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Nur fadillah
Siganteng cmburuuuu...🤣🤣🤣
2023-04-28
1
BayiiVel🌟
cie Si Ken cemburu yahhh🤭
2022-11-24
0
BayiiVel🌟
🤭🤭🤭
2022-11-24
0